Peraturan Berbasis Kinerja
Peraturan Berbasis Kinerja
RISK
Proyek pembangunan rusun Pasar Rumput, Jakarta
SISTEM PROTEKSI
KEBAKARAN YANG TEPAT
SAAT INI ADALAH SISTEM
PROTEKSI KEBAKARAN
BASIS POTENSI BAHAYA
Sarana jalan
Fire zoning ke luar
Lingkungan bangunan
harus diatur sedemikian
agar operasi pemadaman
dari luar bangunan bisa
berjalan efektif
Akses petugas pemadam
dari luar bangunan agar
tidak terhambat, melalui
lapis perkerasan, hidran
halaman, saf untuk
petugas pemadam dan
kelengkapan siamesse
connection
3. Sarana Jalan Ke luar / penyelamatan
Sarana jalan ke luar dirancang
dengan memperhitungkan jarak
tempuh, jumlah dan mobilitas
penghuni bangunan, tinggi
bangunan dan arah sarana ke luar.
Sarana ke luar harus ditempatkan
terpisah dengan memperhitungkan
jumlah lantai bangunan, sistem
proteksi terpasang, dan respon
pemadam
Sarana jalan ke luar harus memiliki
dimensi yang didasarkan pada :
jumlah,mobilitas dan karakter
penghuni bangunan.
4. Sistem proteksi pasif
Komponen atau elemen
bangunan harus memiliki
ketahanan api menyang-
kut stabilitas, integritas
dan penetrasi utk satuan
waktu tertentu.
Bangunan gedung harus
memiliki elemen bangunan
yg dapat mencegah penja-
laran asap.
Struktur bangunan harus
mampu menahan inten-
sitas kebakaran yg terjadi
5. Sistem proteksi aktif
Tergantung pada risiko
kebakaran, maka bangunan
harus menyediakan sistem
deteksi / alarm, hidran,
pemadam ringan, sprinkler
otomatis dan sarana
pendukungnya agar
kebakaran dapat dicegah /
ditanggulangi.
Agar sistem beroperasi aktif
setiap saat maka perlu
disusun program pemeriksaan
dan pemeliharaan berkala
6. Utilitas bangunan gedung
Utilitas bangunan harus
dipasang dan dioperasikan
sedemikian agar tidak
memicu terjadinya kebakaran
Sarana pendukung
beroperasinya utilitas seperti
sumber daya yang cukup dan
aman serta back-up nya perlu
dipersyaratkan
Program pemeriksaan dan
pemeliharaan utilitas perlu
dilaksanakan
7. Manajemen keselamatan kebakaran
Manajemen keselamatan
kebakaran harus dilaksa-
nakan semenjak tahap
pelaksanaan pekerjaan
konstruksi hingga
pemanfaatan bangunan
Hal-hal yag menyangkut
persyaratan teknis
administratif harus di-
dokumentasikan.
REFERENSI
Australia Building Code, 1996
G. Foliente (2016),” Developments in performance-based
building codes & regulations”
Prof. The Kem Jin (2017),” Performance based Code, how
and why,”.
Pekka Houvilla, the Pebbu Network (2005), Performance-
based Building”.
Permen PU no 26/PRT/M/2008 tentang Persyaratan Teknis
Sistem Proteksi Kebakaran pada Bangunan Gedung dan
Lingkungan
Kepmen PU no 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis
Pengamanan Bahaya Kebakaran pada Bangunan Gedung
& Lingkungan
SARAN-SARAN