Anda di halaman 1dari 47

BAGAIMANA CARA

MERANCANG PADUAN
PENGOBATAN TB-RO

PRIYANTI Z SOEPANDI
DEPARTEMEN PULMONOLOGI DAN
KEDOKTERAN RESPIRASI FKUI-
PUSAT RESPIRASI NASIONAL
RSUP PERSAHABATAN
Pendahuluan
 Pengobatan pasien TB Resistan Obat (TB RO)
dapat dilaksanakan di semua fasyankes terlatih
sesuai tingkat kemampuan dan sumber daya
yang dimiliki
 Penetapan diagnosis TB RO dilakukan oleh
dokter terlatih di fasyankes
 Pengobatan pasien TB RO terdiri atas 2 tahap :
tahap awal dan tahap lanjutan.
 Penatalaksanaan Pasien TB RO mencakup :
prinsip pengobatan, pemantauan kemajuan
pengobatan, deteksi efek samping, menetapkan
tahapan pengobatan, menentukan hasil akhir
pengobatan, serta pesan komunikasi motivasi
The Top Ten High TB Burden
Countries

Number Country Population Incidence Total TB

1. India 1,295,292 167 2,163.137


2. Indonesia 254,455 399 1,015,270
3. China 1,369,436 68 931,243
4. Nigeria 177,476 322 571,472
5. South Africa 53,969 834 450,101
6. Pakistan 185,044 270 499,635
7. Bangladesh 159,078 227 361,107
8. Philippines 99,139 288 285,520
9. DR Congo 74,877 325 243,350
10 Ethiopia 96,959 207 200,705
200
400
600
800
1000
1200

0
1990
1991
Kasus

1992
1993
1994
TB

1995
1996
1997
yang

1998
1999
2000
2001
2002
hilang

2003
2004
2005
2006
2007
2008
(missed

2009
1.000.000

2010
2011
2012
68%

324.000
680.000

2013
cased)

2014
Serological Test for TB Diagnostic
Pemeriksaan Genexpert sudah
dijadikan pemeriksaan rutin untuk
dx TB MDR sehingga semua kriteria
suspek TB resisten obat dengan hasil
pemeriksaan resisten Rifampisin
dapat di obati dengan pengobatan
TB MDR tanpa harus menunggu
biakan dan DST
Surat Edaran Algoritma Penemuan
Kasus Terduga TB RO
PENGGUNAAN ALAT TCM TB :
1. TERDUGA TB RO
2. TERDUGA TB PADA ODHA
3. TERDUGA TB ANAK
4. TERDUGA TB BTA NEG
5. TERDUGA TB EKSTRA
PARU
6. TERDUGA TB DENGAN KO-
MORBID
7. TERDUGA TB DI
LAPAS/RUTAN
8. TERDUGA TB KASUS BARU
Kategori Resistansi terhadap Obat Anti TB
(OAT)

Definisi : TB RO adalah tuberkulosis (TB) yang


disebabkan oleh M.tuberculosis yang telah resistan
terhadap Obat Anti TB (OAT).

Terdapat kategori resistansi terhadap obat anti TB, yaitu


- Monoresistan (Monoresistance): Resistan terhadap
salah satu OAT, misalnya resistan isoniazid (H)
- Poliresistan (Polyresistance): Resistan terhadap
lebih dari satu OAT, selain kombinasi isoniazid (H) dan
rifampisin (R),
- Multi Drug Resistance (MDR): Resistan terhadap
isoniazid dan rifampisin, dengan atau tanpa OAT lini
pertama yang lain, misalnya resistan HR, HRE, HRES
Extensively Drug Resistance (XDR) :
TB MDR disertai resistensi terhadap salah salah satu obat
golongan fluorokuinolon dan salah satu dari OAT injeksi
lini kedua (capreomisin, kanamisin dan amikasin).
PRE XDR :
TB MDR disertai resstensi terhadap salah satu obat
golongan fluorokuinolon atau salah satu dari OAT injeksi
lini kedua (capreomisin, kanamisin dan amikasin).
Resistan Rifampisin (TB RR)
Resistan terhadap rifampisin (monoresistan, poliresistan,TB
MDR, TB XDR) yang terdeteksi menggunakan metode fenotip
atau genotip dengan atau tanpa resistan OAT lainnya.
Totally drug-resistant (TDR) :
resistens dengan semua obat lini pertama dan lini kedua.
Kriteria Terduga TB RO

1. Pasien TB gagal pengobatan Kategori 2


2. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 2
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB
yang tidak standar
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB yang tidak konversi pengobatan kategori 1
6. Pasien TB kambuh pengobatan kategori 1 atau kategori
2
7. Pasien TB yang kembali setelah putus berobat (loss to
follow-up)
8. Terduga TB yang mempunyai riwayat kontak erat
dengan pasien TB RO
9. Pasien ko-infeksi TB-HIV yang tidak respons secara
klinis maupun bakteriologis terhadap pemberian OAT
PENGELOMPOKAN OAT

Golongan Jenis Obat

1 OAT lini 1 R, H , Z E, S

2 Obat suntik lini2 Km, Am, cm

3 Flurokuinolon Lfx, Mfx, Ofx

4 Bakteriostatik lini 2 Eto, Pto, Cs, Trd, Pas

5 Obat yang belum terbukti  Cfz, Lzd, Amx/clv, Clr,


belum direkomendasikan Ipm, Asam
WHO untuk standard
pengobtan TB MDR/ TB RR
PADUAN OAT SAAT INI
OAT STANDAR
8-12 Km - Lfx- Eto - Cs - Z- (E) - / 12-14 Lfx - Eto - Cs -Z-(E)

Sejak awal terbukti resisten kanamisin ( pre XDR )


8-12 Cm – Lfx- Eto - Cs - Z- (E) / 12-14 Lfx- Eto - Cs - Z - (E)

Sejak awal terbukti resiten fluroquinolon ( pre XDR )


8-12 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) / 12-14 Mfx - Eto – Cs -
PAS - Z (E)

TB XDR
8-12 Cm – Mfx- Eto - Cs – PAS- Z- (E) / 12- 14 Mfx- Eto - Cs
– PAS- Z - (E)
PEDOMAN TB-RO
WHO 2016
Ruang lingkup pembaruan
pedoman WHO 2016
1. Kombinasi optimal dari obat dan pendekatan
terhadap desain rejimen untuk pasien TB (dewasa
dan anak-anak); Resisten INH , TB-RR, TB-MDR,
TB-XDR, M. Bovis.
2. Efektivitas dan keamanan standar rejimen jangka
pendek (12 bulan ) dibandingkan dengan lama
pengobatan konvensional pada pasien TB-MDR
3. Pengaruh waktu untuk memulai pengobatan 
hasil akhir pada pasien RO
4. Pengaruh intervensi bedah  hasil akhir pada pasien
RO
Jenis OAT TB RO
Grup Golongan Jenis Obat

A Florokuinolon Lfx, Mfx, Gfx

B OAT Suntik Lini 2 Km, Am, Cm, S

C OAT oral Lini 2 Eto, Pto, Cs Trd, Cfz, Lzd

Tambah D1 OAT Lini 1 Z, E, H(dosis


OAT tinggi)

D2 OAT Baru Bdq, Dlm

D3 OAT Tambahan PAS, lpm, Mpm Amx-Clv, T


Paduan Pengobatan
Yang mendapat pengobatan adalah semua pasien yang
terbukti TB RO

Paduan OAT terdiri dari :


a. Paduan OAT Standar
- Konvensional (20-26 bulan)
- Jangka Pendek (9-11 bulan)  Dalam tahap
persiapan
b. Paduan OAT Individual
Diperuntukkan bagi pasien TB pre XDR dan TB
XDR, serta untuk pasien yang memerlukan OAT
jenis baru karena efek samping berat.
STRATEGI PENGOBATAN TB RO

 Pengobatan paduan standar : pengobatan


berdasarkan data survei resistensi obat pada
populasi yang representatif sebelum tersedia uji
kepekaan.
 Pengobatan paduan empiris : paduan obat
berdasarkan riwayat pengobatan TB sebelumnya dan
hasil uji kepekaan pada populasi representatif.
 Pengobatan paduan individual : pemberian
paduan OAT berdasarkan riwayat pengobatan TB
pasien dan hasil uji kepekaan obat pasien.
PRINSIP PADUAN PENGOBATAN

 4 OAT lini kedua yang efektif /belum pernah digunakan,


yaitu:
 salah satu OAT dari grup A (golongan flurokuinolon)
 salah satu OAT dari grup B ( golongan OAT suntik lini
kedua)
 2 OAT dari grup C (golongan OAT oral lini kedua)

 1 (satu) OAT lini pertama yaitu Pirazinamid (grup D1),


masuk sebagai bagian dari 5 obat yang harus diberikan
tetapi tidak dihitung sebagai obat inti.
PENGOBATAN TB RO

Setelah hasil TCM keluar :

Persiapan KIE & Menetapkan


Diagnosis Awal Informed Paduan
Tegak Pengobatan Pengobatan
Consent
Penetapan Paduan dan Dosis OAT TB RO
di Indonesia

1. Paduan OAT Standar (RR/MDR) :


• Pengobatan OAT standar konvensional (20-26 bln)
• Pengobatan OAT standar jangka pendek (9-11 bln)

2. Paduan OAT Individual


Diberikan kepada pasien yang memerlukan perubahan
paduan pengobatan yang fundamental dari pengobatan
OAT standar yang sudah digunakan sebelumnya

Catatan :
Untuk Pengobatan OAT jangka pendek masih dalam tahap persiapan di tingkat pusat
PADUAN OAT STANDAR

Kriteria Ekslusi Paduan OAT Standar Jangka Pendek :


1. Terbukti resistan atau diduga terjadi ketidakefektifan salah satu
obat yang digunakan dalam paduan OAT standar jangka pendek
(kecuali INH).
2. Pernah menggunakan satu /lebih OAT lini kedua yang
digunakan dalam paduan OAT standar jangka pendek
3. Intoleransi terhadap lebih dari 1 OAT yang dipakai dalam
paduan OAT standar jangka pendek/resiko toksisitas karena
interaksi obat yang digunakan pasien.
4. Kehamilan
5. Kasus TB Ekstra Paru
6. Bila ada satu OAT dari paduan OAT standar jangka pendek tidak
tersedia.
 KEMENKES RI sedang melakukan peralihan
penggunaan paduan jangka pendek.
 Tahun 2018 akan tersedia merata di seluruh
Indonesia.
 Juli 2017 OAT jangka pendek akan digunakan di
beberapa Fasyankes Rujukan TB RO yang
ditunjuk.
 Fasyankes yang belum memiliki akses masih
akan menggunakan paduan OAT standar
konvensional.
Persiapan Awal Sebelum Pengobatan

•Anamnesis ulang
•Pemeriksaan fisik, laboratorium
•Fungsi penglihatan & pendengaran (jika
fasilitas memungkinkan)
•Pemeriksaan kondisi kejiwaan
•Mengisi data dasar pasien
•Melakukan kunjungan rumah pasien
•Pemeriksaan baseline
Pemeriksaan yang harus dilakukan sebelum pengobatan :

1. Faal ginjal: ureum, kreatinin


2. Faal Hati : SGOT, SGPT
3. Tes kehamilan untuk perempuan usia subur
4. Pemeriksaan darah lengkap
5. Pemeriksaan kimia darah ( Serum elektrolit, asam urat & gula darah)
6. Foto thorax
7. Pemeriksaan EKG
8. Tes HIV
9. Pemeriksaan Penglihatan
10. Pemeriksaan Kejiwaan*
11. Thyroid stimulating hormon (TSH)*
12. Tes pendengaran*

• Jika fasilitas tidak tersedia, maka pengobatan dapat dilakukan sambil


memonitor efek samping

CATATAN :
DALAM WAKTU TUJUH HARI PASIEN SUDAH HARUS MEMULAI
PENGOBATAN
Persiapan Awal Sebelum Pengobatan

INISIASI PENGOBATAN TB RO
Pengobatan untuk pasien TB RO diupayakan diberikan
dengan cara rawat jalan (ambulatoir)
1. Fasyankes Rujukan TB RO  Tim Ahli Klinis
(TAK) memutuskan memulai pengobatan
2. Fasyankes TB RO  Dokter terlatih TB RO
memutuskan memulai pengobatan
PADUAN OAT STANDAR

Paduan OAT Standar Konvensional


8-12 Km - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto -
Cs - Z - (E) - H

Paduan OAT Standar Jangka Pendek

4 -6 Km - Mfx - Eto - Cfz – Z - H / 5 Mfx - Eto - Cfz -


Z-H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (1)
Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap FQ tetapi
sensitif terhadap OAT suntik lini kedua (Pre-XDR):

 Untuk pasien Baru

8-12 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Mfx - Eto -


Cs – PAS-Z-(E)-H
 Alternatif dengan Bedaquiline

8-12 Km - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Eto - Cs - Z -


(E) - H
 Untuk pasien pengobatan ulang

12-18 Km - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto – Cs


- PAS - Z - (E) - H
 Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline

12-18 Km - Eto - Cs - Z- (E) – H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Z - (E) - H


PADUAN OAT INDIVIDUAL (2)
Untuk pasien TB MDR yang resistan atau alergi terhadap OAT
suntik lini kedua tetapi sensitif terhadap FQ (Pre-XDR) :
• Untuk pasien Baru
8-12 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - Cs - Z
- (E) - H

• Alternatif dengan Bedaquiline


8-12 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx - Eto - Cs
- Z - (E) - H

• Untuk pasien pengobatan ulang


12-18 Cm - Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H / 12 Lfx - Eto - Cs - Z -
(E) - H

• Untuk pasien pengobatan ulang alternatif dengan Bedaquiline

12-18 Lfx - Eto - Cs - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Lfx - Eto - Cs -


Z - (E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (3)

Untuk pasien TB XDR :


• Untuk pasien Baru
12-18 Cm - Mfx - Eto - Cs - PAS - Z- (E) - H / 12 Mfx - Eto - Cs -
PAS - Z - (E) - H

• Alternatif dengan Bedaquiline

12-18 Eto - Cs - Lnz - Cfz - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12 Eto - Cs - Lnz -


Cfz - Z - (E) - H

Catatan :
Alternatif dengan Bedaquiline saat ini masih terbatas di beberapa RS TB
RO.
PADUAN OAT INDIVIDUAL (4)
Untuk pasien dengan alergi atau efek samping berat terhadap OAT
oral lini kedua (Grup C) sedangkan OAT suntik lini kedua dan
golongan FQ masih bisa dipakai.

 Untuk pasien yang alergi/ mengalami efek samping berat terhadap


salah satu dari OAT Grup C yang dipakai (Eto atau Cs) maka OAT
penggantinya diambilkan salah satu OAT Grup C (Cfz atau Lnz) atau
D2 (Bdq) atau D3 (PAS) yang tersedia supaya tetap memenuhi
standar minimal 4 macam OAT inti lini kedua.

8-12 Km - Lfx - Eto - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Eto - PAS - Z -


(E) - H
PADUAN OAT INDIVIDUAL (5)

Pasien Mengalami Alergi/ ESO berat terhadap dua OAT Grup C (Eto dan Cs)

 Alternatif paduan individual dengan Bedaquilin

8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - Z- (E) - H + 6 Bdq / 12-14 Lfx -


(Lnz/Cfz) - PAS - Z - (E) - H

• Alternatif paduan tanpa Bedaquilin

8-12 Km - Lfx - Lnz - Cfz - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - Lnz - Cfz - Z -


(E) - H
• Alternatif lain paduan tanpa Bedaquilin:

8-12 Km - Lfx - (Lnz/Cfz) - PAS - Z- (E) - H / 12-14 Lfx - (Lnz/


Cfz) - PAS - Z - (E) - H
Perhitungan dosis OAT RO untuk dewasa
Jenis OAT Dosis Harian Berat Badan (BB) > 30 kg
30-35 kg 36-45 kg 46-55 kg 56-70 kg >70 kg
Levofloksasin 750-1000 mg/ hr 750 mg 750 mg 1000 mg 1000 mg 1000 mg
Moksifloksasin 400 mg/ hr 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
Kanamisin 15-20 mg/kg/hr 500 mg 625-750 mg 875-1000 mg
1000 mg 1000 mg
Kapreomisin 15-20 mg/kg/hr 500 mg 600-750 mg 750-800 mg
1000 mg 1000 mg
Streptomisin 12-18 mg/kg/hr 500 mg 600-700 mg 800 mg 1000 mg
1000 mg
Sikloserin 500-750 mg/ hr 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg
Etionamid 500-750 mg/ hr. 500 mg 500 mg 750 mg 750 mg 1000 mg
Linezolid 600 mg/ hr 600 mg 600 mg 600 mg 600 mg 600 mg
Klofazimin 200–300 mg/ hr 200 mg 200 mg 200 mg 300 mg 300mg
Pirazinamid 20-30 mg/kg/hr 800 mg 1000 mg 1200 mg 1600 mg 2000 mg
Etambutol 15-25 mg/kg/hr 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg 1200 mg
Isoniasid 4-6 mg/kg/hr 150 mg 200 mg 300 mg 300 mg 300 mg
Bedaquilin 400 mg/ hari 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
Asam PAS 8 g/ hari. 8 g 8g 8g 8g 8g
Sodium PAS 8 g/ hari. 8 g 8g 8g 8g 8g
Tahapan Pengobatan TB RO (1)

Lama Pengobatan TB RO :
• Pasien baru/ belum pernah diobati dengan
pengobatan TB RR/ TB MDR diobati
menggunakan paduan OAT standar
konvensional :
1. Lama pengobatan adalah 18 bulan setelah
konversi biakan
2. Lama pengobatan minimal 20 bulan.
Tahapan Pengobatan TB RO (2)

Lama Pengobatan TB RO:

 Pasien baru/ belum pernah diobati dengan pengobatan TB RR/


TB MDR, diobati menggunakan paduan OAT standar jangka
pendek :
1. Lama pengobatan dihitung berdasarkan hasil pemeriksaan dahak
bulan ke empat dan atau pemeriksaan dahak bulan ke enam.
2. Lama pengobatan minimal 9 bulan dan maksimal 11 bulan.

 Pasien sudah pernah diobati TB RR/ MDR atau pasien TB XDR,


diobati dengan paduan OAT individual :
1. Lama pengobatan adalah 22 bulan setelah konversi biakan.
2. Lama pengobatan minimal 24 bulan.
Tahapan Pengobatan TB RO (3)

Tahap Pengobatan
1. Tahap Awal :
 Terdiri dari OAT oral dan OAT suntik lini kedua
(Km/Cm) diberikan sekurang-kurangnya selama 8
bulan.
 Lama pemberian ditentukan riwayat pengobatan TB
RO, jenis pengobatan yang diberikan dan bulan
konversi pemeriksaan bakteriologis bisa tercapai.
2. Tahap Lanjutan
Pengobatan setelah selesai tahap awal sampai
dinyatakan pengobatan telah selesai secara lengkap.
Tahapan Pengobatan TB RO (4)

CARA PEMBERIAN OBAT


TAHAP AWAL :
• Suntikan diberikan 5 kali seminggu (Senin-Jumat),
• Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu).
• OAT standar konvensional, total obat oral yang diberikan dan
ditelan minimal 224 dosis dan suntikan minimal 160 dosis.
• OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang diberikan dan
ditelan minimal 112 dosis dan suntikan minimal 80 dosis.
Tahapan Pengobatan TB RO (5)

CARA PEMBERIAN OBAT

TAHAP LANJUTAN :
• Suntikan sudah tidak diberikan
• Obat per-oral diberikan 7 kali seminggu (Senin-Minggu).
• Untuk paduan OAT standar konvensional, jumlah obat oral yang
diberikan dan ditelan minimal 336 dosis
• Untuk paduan OAT standar jangka pendek, jumlah obat oral yang
diberikan dan ditelan minimal 140 dosis
DURASI PENGOBATAN
Tipe pasien Bulan Lama tahap Lama Lama tahap
konversi awal (a) pengobatan lanjutan
(b) (b-a)
Baru 1 Bulan 0-2 8 bulan 20 bulan 12 bulan

Bulan 3-4 8 bulan 21 – 22 13 – 14


bulan bulan
Bulan 5-8 9 – 12 bulan 23 – 26 14 bulan
bulan
Baru Bulan 4 4 bulan 9 bulan 5 bulan
diobati OAT
standar Bulan 6 6 bulan 11 bulan 5 bulan
jangka
pendek
Pernah Bulan 0-2 12 bulan 24 bulan 12 bulan
diobati atau
Bulan 3-4 13 – 14 bulan 25 – 26 12 bulan
TB XDR
bulan
Bulan 5-8 15 – 18 bulan 27 – 30 12 bulan
bulan
CATATAN :

Pengobatan tahap awal dapat dimulai dengan dosis kecil yang


naik secara bertahap (ramping dose/incremental dose) minimal
satu minggu untuk meminimalisasi kejadian efek samping obat.
Tanggal pertama pengobatan adalah hari pertama pasien bisa
mendapatkan obat dengan dosis penuh. Lama pemberian
ramping dose tidak lebih dari 1 minggu.
PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN
TB RO (1)
EVALUASI UTAMA
Dengan pemeriksaan dahak mikroskopis dan biakan
- Pengobatan OAT standar konvensional dan individual :
Setiap bulan pada tahap awal dan setiap 2 bulan pada tahap lanjutan.
- Pengobatan OAT standar jangka pendek :
Setiap bulan pada tahap awal dan tahap lanjutan.
- Uji kepekaan obat lini kedua dapat diulang jika pasien diduga

- akan mengalami kegagalan pengobatan dengan pertimbangan


sbb :
 Pengobatan OAT standar konvensional dan individual apabila tidak
terjadi konversi biakan sampai bulan ke-4 pengobatan.
 Pengobatan OAT standar jangka pendek apabila tidak terjadi
konversi pada pemeriksaan mikroskopis sampai akhir bulan ke-
enam.
PEMANTAUAN PENGOBATAN PASIEN
TB RO (2)

EVALUASI PENDUKUNG

• Penilaian klinis termasuk berat badan.


• Pemeriksaan bersifat ad-hoc sesuai indikasi atau
penilaian segera bila ada efek samping.
• Pemeriksaan laboratorium penunjang sesuai
jadwal yang ditentukan.
Monitoring Pengobatan
Bulan pengobatan
Pemantauan
0 1 2 3 4 5 6 8 10 12 14 16 18 20 22
Evaluasi Utama
Pemeriksaan dahak dan biakan dahak
√ Setiap bulan pada tahap awal, setiap 2 bulan pada fase lanjutan
Evaluasi Penunjang
Evaluasi klinis (termasuk BB) Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
Uji kepekaan obat √ Berdasarkan indikasi
Foto toraks √ √ √ √
Ureum, Kreatinin √ 1-3 minggu sekali pada tahap awal
Elekrolit: K, Ca, Mg √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Elektrokardiografi (EKG) dilakukan rutin
√ √ √ √ √ √
atau berdasarkan Indikasi

Enzim hepar (SGOT, SGPT) √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

Thyroid stimulating hormon √ √ √ √


Elekrolit: Na, K, Cl √ Mengikuti jadwal EKG
Tes kehamilan √ Berdasarkan indikasi
Darah Lengkap √ Berdasarkan indikasi
Audiometri √ Berdasarkan indikasi
Kadar gula darah √ Berdasarkan indikasi
Asam urat √ Berdasarkan indikasi
Test HIV √ Bila ada faktor risiko
Pemeriksaan Bilirubin √ Berdasarkan indikasi
Pemeriksaan Hb sAg, anti HCV √ Berdasarkan indikasi
Kondisi Yang Membutuhkan
Rawat Inap
• Tanda ada gangguan kejiwaan
• Pneumonia berat
• Pneumotoraks
• Abses paru
• Efusi pleura
• Kelainan hati berat
• Gangguan hormon tiroid
• Insufisiensi ginjal berat
• Gangguan elektrolit berat
• Malnutrisi berat
• Diabetes melitus yang tidak terkontrol
• Gangguan gastrointestinal berat yang mempengaruhi
absorbsi obat
• Penyakit dasar lain yang memerlukan rawat inap.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai