OLEH
I N D R A N I B R ATA M I J AYA W U
17014101346
S U P E RV I S O R P E M B I M B I N G
D R . V I V E K E N A N D A PAT E D A , S P. A ( K )
BAB I.
PENDAHULUAN
• Hormon tiroid sangat penting untuk pertumbuhan normal dan
perkembangan neurologis, terutama pada beberapa tahun pertama
kehidupan, dan hipotiroidisme selama periode ini merupakan
penyebab utama kecacatan intelektual yang dapat dicegah di
seluruh dunia. Implementasi skrining bayi baru lahir yang dimulai pada
tahun 1970an telah menjadi keberhasilan kesehatan masyarakat yang
sangat besar, hampir memberantas kecacatan intelektual yang signifikan
karena hipotiroidisme kongenital yang parah di negara maju. Menyusul
keberhasilan awal ini, program skrining yang baru lahir telah
menerapkan strategi penyaringan yang semakin ketat selama beberapa
dekade terakhir.
• Disfungsi tiroid pada masa bayi dan anak dapat berakibat kelainan
metabolik yang ditemukan pada usia dewasa, berpengaruh pada
pertumbuhan dan perkembangan, karena maturasi jaringan dan organ
atau jaringan spesifik yang merupakan pengatur perkembangan
bergantung pada efek hormon tiroid, sehingga konsekuensi klinik
disfungsi tiroid bergantung pada usia mulai timbulnya pada masa bayi
dan anak.
• Apabila hipotiroidisme pada janin atau bayi baru lahir tidak diobati,
menyebabkan kelainan intelektual dan atau fungsi neurologik yang
menetap. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran hormon tiroid
dalam perkembangan otak pada masa tersebut. Setelah usia 3 tahun,
sebagian besar perkembangan otak yang tergantung hormon tiroid
sudah lengkap.
• Hipotiroidisme pada saat ini mengakibatkan pertumbuhan lambat dan
keterlambatan maturasi tulang, biasanya tidak menetap dan tidak
berpengaruh pada perkembangan kognitif dan neurologik, sehingga
perlu dilakukan skrining untuk deteksi dan terapi dini.
DEFINISI HIPOTIROID
Dishormogenesis
Tidak responsif terhadapa TSH Defisiensi Yodium
Defek trapping iodium
Defek pada tiroglobulin Maternal-antibody induced
Neonatus Tidak ada struma Disgenesis kelenjar tiroid atau tiroid ektopik
Jalur 4B
Semua kelainan hipotalamus yang mengakibatkan yang menyebabkan sekresi
TSH ynag menurun akan menyebabkan hipotiroid dengan kadar TSH rendah dan
tanpa struma.
Jalur 1, 2, dan 3 adalah patogenesis hipotiroid primer dengan kadar TSH yang
tinggi. Jalur 1 tanpa desertai struma, jalur 2 disertai struma, dan jalur 3 dapat dengan
atau tanpa struma. Jalur 4A dan 4B adalah patogenesis hipotiroid sekunder dengan
kadar TSH yang tidak terukur atau rendah dan tidak ditemukan struma.
GEJALA KLINIS
Sistem organ Manifestasi Klinis
Kulit dan jaringan ikat Kulit dingin, kering dan pucat, rambut kasar, kering dan
rapuh, kuku tebal, lambat tumbuh.
elektrolit hipokalsemia
Pemeriksaan Darah
1. T4 bebas (free T4)
2. TSH
3. T4 total
4. T3RU (T3 uptake)
5. TBG (bila dicurigai defisiensi TBG)
6. Antibodi antitiroid (bila ada riwayat tiroiditis pada ibu)
7. Tiroglobulin
8. Alfa-fetoprotein
Pemeriksaan Urin
1.Yodium urina (bila dicurigai defisiensi atau kelebihan yodium)
Pemeriksaan Radiologis:
1. Scan Tiroid: Tc99m atau I123
2. Bone age untuk menilai umur tulang
PENATALAKSANAAN
• Tujuan pengobatan adalah:
– Mengembalikan fungsi metabolisme yang esensial agar menjadi normal
dalam waktu yang singkat. Fungsi tersebut termasuk termoregulasi,
respirasi, metabolisme otot dan otot jantung yang sangat diperlukan pada
masa awal kehidupan.
– Mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak/
– Mengembalikan tingkat maturitas biologi yang normal, khususya
menyangkut otak seperti proses enzimatik di otak, perkembangan akson,
dendrit, sel glia dan proses mielinisasi neuron.
• Sodium-l-tiroksin yang diberikan secara oral adalah pengobatan pilihan.
Pada umumnya dosis bervariasi tergantung dari berat badan dan
disesuaikan dengan respons masing-masing anak dalam menormalkan
kadar T4 :
• Dosis Na-l-tiroksin: