Anda di halaman 1dari 21

MENSKOR DAN MENILAI, DAN

MENGOLAH DATA
OLEH:
Apri Situmorang 4162131001
Lili Nur Indah Sari Tarigan 4162131003
Leni Vitria Ningsih Sirait 4173331029

PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
Teknik Pemberian Skor Hasil Tes
Hasil Belajar

Pemberian skor merupakan langkah pertama


dalam proses pengolahan hasil tes, yaitu proses
pengubahan jawaban-jawaban soal tes menjadi
angka-angka. Dengan kata lain, pemberian skor
merupakan tindakan kuantitatif terhadap
jawaban-jawaban yang diberikan oles test
dalam suatu tes hasil belajar.
1. Pemberian Skor Pada Tes Uraian

Pada tes uraian, pemberian skor pada umunya


mendasarkan diri kepada bobot yang diberikan
untuk setiap butir soal, atas dasar tingkat
kesukarannya, atau atas dasar banyak
sedikitnya unsur yang harus terdapat dlam
jawaban yang dianggap paling baik (paling
betul).
2. Pemberian Skor Pada Tes Objektif

Dalam test objektif, untuk memberikan skor umumnya


mengguakan rumus correction forguessing atau sering
dikenal dnegan istilah denda. Adapun cara menghitung
skor terakhir seluruh item bentuk true-false, dapat
digunakan dua macam rumus, yaitu:
1. Rumus yang menghitungkan denda;
2. Rumus yang mengabaikan atau meniadakan denda
Rumus skor akhir dengan menghitung denda adalah :
𝑅−𝑊
𝑆=
𝑂−1
Dimana:
S= Skor Yang Sedang Dicari
R= Jumlah Jawabn Betul, Yaitu Jawaban Yang Betul Sesuai
Kunci Jawaban.
W= Jumlah Jawaban Salah, Yaitu Jawaban Yang Tidak Sesuai
Dengan Kunci Jawaban
O= Option Atau Alternative (Kemungkinan Jawaban), Dimana
Pada Test Objektif Bentuk True
And False Ini Kemungkinan Jawabannya Hanya Dua, Yaitu
B (Betul) Atau S (Salah).
1= Bilangan Konstan
3. Kunci Jawaban Dan Kunci Pemberian
Skor Untuk Tes Bentuk Betul- Salah

Untuk tes betul-salah yang dimaksud dengan kunci


jawaban adalah deretan jawaban yang kita persiapkan
untuk pertanyaan atau soal-soal yang kita susun,
sedangkan kunci skoring adalah alat yang kita gunakan
untuk mempercepat pekerjaan skoring.
Dalam menentukan skor untuk tes bentuk Benar-
salah ini kita dapat menggunakan 2 cara yaitu:
1. Tanpa hukuman atau tanpa denda
2. Dengan hukuman atau denda
Tanpa hukuman adalah apabila banyaknya angka
yang diperoleh siswa sebanyak jawaban yang
cocok dengan kunci. Sedangkan dengan hukuman
(karena diragukan adanya dengan unsur tebakan),
digunakan 2 macam rumus tetapi hasilnya sama:
S = R-W
Keterangan: S = Score
R = Right
W = Wrong
Skor yang diperoleh siswa sebanyak jumlah soal yang
benar dikurangi dengan jumlah soal yang salah.
S = T-2W
T, singkatan dari total, artinya jumlah soal dalam tes
4. Kunci Jawaban Dengan Kunci Pemberian
Skor Untuk Tes Bentuk Jawaban Singkat

Tes bentuk jawaban singkat adalah bentuk tes yang


menghendaki jawaban berbentuk kata atau kalimat
pendek. Melihat namanya, maka jawaban untuk tes
tersebut tidak boleh berbentuk kalimat-kalimat
panjang, tetapi harus sesingkat mungkin dan
mengandung satu pengertian.
Untuk pemberian skornya, dengan mengingat jawaban
yang hanya satu pengertian saja, maka angka bagi tiap
nomor soal mudah ditebak.
5. Kunci Jawaban Dan Kunci Pemberian Skor
Untuk Tes Bentuk Menjodohkan

Pada dasarnya menjodohkan adalah tes bentuk


pilihan ganda, dimana jawaban-jawaban
dijadikan satu, demikian pula pertanyaan-
pertanyaan nya. Kunci jawaban tes bentuk
menjodohkan dapat berbentuk deretan
jawaban yang di kehendaki atau deretan nomor
yang di ikuti oleh huruf-huruf yang terdapat
didepan alternatif jawaban.
6.Kunci Jawaban Dan Kunci
Pemberian Skor Untuk Tugas

Kunci jawaban untuk memeriksa tugas merupakan


pokok-pokok yang harus termuat didalam
pekerjaan siswa. Namun sebagai kelengkapan
dalam pemberian sor digunakan suatu tolak ukur
tertentu.
Dalam mempertingkan nilai akhir perlu dipikirkan
peranan masing-masing aspek kriteria tersebut,
misalnya:
A1 – ketetapan waktu diberi bobot 2
A2 – bentuk fisik diberi bobot 1
A3 – sistematika diberi bobot 3
A4 – kelengkapan isi diberi bobot 3
A5 – mutu hasil diberi bobot 3

Maka nilai akhir untuk tugas tersebut diberi dengan rumus:


𝟐 𝒙 𝑨𝟏+𝟏 𝒙 𝑨𝟐+𝟑 𝒙 𝑨𝟑+𝟑 𝒙 𝑨𝟒+𝟑 𝒙 𝑨𝟓
Nilai Akhir Tugas =
𝟏𝟐
Mengelola Dan Pengubahan (Konversi)
Skor Nilai Tes Hasil Belajar Menjadii Nilai

1. Perbedaan Antara Skor Dan Nilai


Skor adalah hasil pekerjaan menyekor atau memberikan
angka yang diperoleh dnegan jalan menjumlahkan
angka-angka bagi setiap butir item yang telah dijawab
dengan betul oleh testee, dengan menghitungkan
jawaban betulnya. Sedangkan yang dimaksud dengan
Nilai adalah angka atau huruf yang melambangkan
seberapa besar kemampuan yang ditunjukkan oleh
testee terhadap materi atau bahan yang diteskan,
sesuai dengan tujuan instruksional khusus yang telah
ditentukan.
Maka skor-skor hasil tes yang pada hakikatnya
masih merupakan skor-skor mentah itu perlu
diolah lebih dahulu sehingga dapat dikonversi
menjadi skor yang sifatnya baku atau standart.
Skor yang diperoleh = skor sebenarnya + skor
keslahan.
2. Skala Penilaian

1. Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes Menjadi Nilai


Standar Berskala Lima
Langkah-langkah yang ditempuh dalam rangka mengubah skor-skor
mentah prestasi belajar di atas menjadi nilai standar berskala lima
adalah sebagai berikut:
1) Menentukan banyaknya kelas interval. Adapun caranya adalah
sebagai berikut:
a. Mencari Range dengan rumus skor tertinggi (Highest score:H)
dikurangi skor terendah (Lowest score:L). Dari daftar skor
mentah di atas tampak bahwa H: 64,
b. Membagi range ke dalam interval-interval dengan rumus ci = R
+ 1\
2. Menghitung frekuensi (f) yang mentabulasikan tiap-tiap
skor ke dalam kelasnya
3. Menentukan deviasi yang disingkat dengan tanda d.
Caranya adalah meletakkan mean duga (Md) dengan
angka 0 (nol) pada kelas interval yang memiliki frekuensi
tertinggi. Selanjutnya meletakkan angka-angka secara
berurutan di atas angka 0 dan diberi tanda + (positif
4. Mengalikan angka-angka frekuensi (f) dengan angka-
angka deviasi (d) : fd
5. Menghitung fd2 dengan mengalikan angka-angka deviasi
(d) dengan angka-angka pada fd
2. Pengubahan Skor Mentah Hasil Tes
Menjadi Nilai Standar Berskala Sembilan (
Stannine)

Jika skor-skor mentah hasil tes itu akan diubah menjadi nilai
standar berskala sembilan , maka patokan yang digunakan
adalah sebagai berikut :
M+ 1,75 SD = 8-9 M - 0,75 SD = 3-4
M – 1,25 SD =2- 3 M – 1,75 SD = 1-2
M + 1,25 SD =7-8
M + 0,75 SD = 6-7
M + 0,25 SD =5- 6
M – 0,25 SD =4- 5
3. Pengubahan Nilai Mentah Menjadi Nilai
Standard Berskala Sebelas ( Standard

Nilai standard berskala sebelas adalah rentang nilai


standard mulai 0 sampai dengan 10. Langkah-langkah
yang dapat dilakukan yaitu :
(1) menghitung nilai rata-rata hitung yang
mencerminkan presentasi kelompok dan
menghitung deviasi standard yang mencerminkan
dari skor mentah ;
(2) mengkonversi skor mentah menjadi nilai standard
berskala sebelas dengan patokan ;
(3) membuat tabel konversi ;
(4) melakukan konversi skor mentah yang dimiliki oleh
masing-masing siswa.
4. Pengubahan Nilai Mentah Menjadi
Nilai Standard Z (Z Score)

Nilai standard Z umumnya digunakan untuk mengubah


skor-skor mentah yang diperoleh dari berbagai jenis
pengukuran yang berbeda-beda. Z score dapat
diperoleh dari rumus
𝑥
𝑍=
𝑆𝐷𝑥
Dimana: z = Z score ; x= deviasi score ( selisih antara
skor x dengan Mx) ; 𝑆𝐷𝑥 = deviasi standard dari skor-
skor X.
5. Pengubahan Nilai Mentah Menjadi
Nilai Standard T (T Score)

T score adalah angka skala yang menggunakan


mean sebesar 50 dan deviasi standard sebesar 10. T
score dapat diperoleh dnegan cara mengkalikan z score
dengan angka 10, kemudian ditambah 50. T hitung dicari
untuk menghilangkan tanda minus yang terdapat di
depan standard z, sehingga lebih mudah dipahami oleh
mereka yang masih asing dengan statistik.

Anda mungkin juga menyukai