Kelompok : 1. Sri Waryanti (201505044) 2. Wardatul Maksufah (201505045) 3. Winda Wahyuningsih (201505046) HATI ( LIVER)
Liver adalah istilah kedokteran untuk hati.
Penyebab sakit liver itu bermacam-macam, bisa dikarenakan virus, bisa dikarenakan keracunan dan hal ini akan mengakibatkan peradangan. Peradangan yang terjadi pada hati disebut dengan Hepatitis. Apapun jenis peradangannya istilahnya tetap sama yaitu Hepatitis. FUNGSI UTAMA HATI Fungsi utama hati pada orang dewasa : • Menyimpan berbagai bentuk glukosa, vit B12, dan zat besi • Penyediaan tenaga (zat gula) dan protein • Pengeluaran hormon-hormon dan insulin. • Pembentukan dan pengeluaran Lemak dan Kolesterol • Penyaring dan pembuang bahan bahan beracun di dalam darah mealalui proses pembongkaran hemoglobin. • Merubah amonia menjadi urea. PENYAKIT HATI / LIVER • Penyakit hati adalah suatu istilah untuk sekumpulan kondisi-kondisi, penyakit-penyakit dan infeksi-infeksi yang mempengaruhi sel-sel, jaringan-jaringan, struktur dan fungsi dari hati. • Jika hati menjadi radang atau terinfeksi, maka kemampuan hati untuk melaksanakan fungsi-fungsi ini jadi melemah. Penyakit hati dan infeksi-infeksi disebabkan oleh suatu kondisi yang bervariasi termasuk infeksi virus, serangan bakteri, dan perubahan kimia atau fisik di dalam tubuh. Penyebab yang paling umum dari kerusakan hati adalah kurang gizi (malnutrition), terutama yang terjadi dengan kecanduan alkohol. Tanda-tanda dan gejala-gejala • Nyeri abdomen (perut) pada bagian yang umum pada tipe-tipe kanan atas perut berbeda dari penyakit hati • Tidak enak badan (malaise) atau termasuk : perasaan sakit yang kabur • Jaundice atau kekuningan kulit • Gatal-gatal • Urin yang coklat seperti teh • Varises (pembesaran pembuluh vena) • Mual • Kelelahan • Hilang selera makan • Hipoglikemia (kadar gula darah • Kehilangan atau kenaikan berat rendah) tubuh yang abnormal • Demam ringan • Muntah • Sakit otot-otot • Diare • Libido berkurang (gairah sex • Warna tinja (feces)yang pucat berkurang) • Depresi Penyakit parah yang jarang dari infeksi hati disebut acute fulminant hepatitis, menyebabkan gagal hati. Gejala-gejala dari gagal hati : Aplastic anemia, suatu keadaan dimana sumsum tulang (bone marrow) tidak dapat membuat sel-sel darah Ascites, terkumpulnya cairan di dalam abdomen Edema atau bengkak di bawah kulit Encephalopathy, kelainan yang mempengaruhi fungsi-fungsi otak Hati yang membesar dan perih (sakit) Limpa membesar Perubahan dalam status mental atau tingkat kesadaran PEMERIKSAAN FUNGSI HATI Tes fungsi hati adalah tes yang menggambarkan kemampuan hati untuk mensintesa protein (albumin, globulin, faktor koagulasi) dan memetabolisme zat yang terdapat di dalam darah. Bila dokter mencurigai kita mempunyai masalah atau penyakit hati, dia akan meminta kita melakukan tes fungsi hati untuk membantu diagnosis. Kemudian, tes fungsi hati dapat dilakukan untuk memantau hati kita, untuk melihat apakah kerusakan dapat menjadi lebih berat atau pun pulih. Tes ini biasanya berisi beberapa tes yang dilakukan bersamaan pada contoh darah yang diambil, meliputi:
a) Alanin Aminotransferase (ALT) dahulu SGPT
Nilai normal : 5-35 U/L Deskripsi: • Alanine Aminotransferase (ALT) — suatu enzim yang utamanya ditemukan di hati, paling baik untuk memeriksa hepatitis. Dulu disebut sebagai SGPT (Serum Glutamic Pyruvate Transaminase). Enzim ini berada di dalam sel hati/hepatosit. Jika sel rusak, maka enzim ini akan dilepaskan ke dalam aliran darah. • ALT lebih banyak terdapat dalam hati dibandingkan jaringan otot jantung dan lebih spesifik menunjukkan fungsi hati daripada AST. • ALT berguna untuk diagnosa penyakit hati dan memantau lamanya pengobatan penyakit hepatik, sirosis postneurotik dan efek hepatotoksik obat. Implikasi klinik: Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada penyakit hepatoseluler, sirosis aktif, obstruksi bilier dan hepatitis. Banyak obat dapat meningkatkan kadar ALT. Nilai peningkatan yang signifikan adalah dua kali lipat dari nilai normal. Nilai juga meningkat pada keadaan: obesitas, preeklamsi berat, acute lymphoblastic leukemia (ALL) b) Alkalin Fosfatase (ALP) Alkalin Fosfatase (ALP) Nilai normal : 30 - 130 U/L Deskripsi: • Alkaline Phosphatase (ALP) – suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu, seringkali meningkat jika terjadi sumbatan. • Enzim ini berasal terutama dari tulang, hati dan plasenta. Konsentrasi tinggi dapat ditemukan dalam kanakuli bilier, ginjal dan usus halus. Pelepasan enzim ini seperti juga indeks penyakit tulang, terkait dengan produksi sel tulang dan deposisi kalsium pada tulang. Pada penyakit hati kadar alkalin fosfatase darah akan meningkat karena ekskresinya terganggu akibat obstruksi saluran bilier. Implikasi Klinik: Peningkatan ALP terjadi karena faktor hati atau non-hati. Peningkatan ALP karena faktor hati terjadi pada kondisi : obstruksi saluran empedu, kolangitis, sirosis, hepatitis metastase, hepatitis, kolestasis, infiltrating hati disease. Peningkatan ALP karena faktor non-hati terjadi pada kondisi : penyakit tulang, kehamilan, penyakit ginjal kronik, limfoma, beberapa malignancy, penyakit inflamasi/infeksi, pertumbuhan tulang, penyakit jantung kongestif Peningkatan kadar ALT dapat terjadi pada obstruksi jaundice, lesi hati, sirosis hepatik, penyakit paget, penyakit metastase tulang, osteomalasis, hiperparatiroidisme, infus nutrisi parenteral dan hiperfosfatemia. Penurunan kadar ALT dapat terjadi pada hipofosfatemia, malnutrisi dan hipotiroidisme. Setelah pemberian albumin IV, seringkali terjadi peningkatan dalam jumlah sedang alkalin fosfatase yang dapat berlangsung selama beberapa hari. c) Aspartat Aminotransferase (AST)
Aspartat Aminotransferase (AST) dahulu SGOT
Nilai normal : 5 – 35 U/L Deskripsi: Aspartate Aminotransferase (AST) – enzim ditemukan di hati dan di beberapa tempat lain di tubuh seperti jantung dan otot. Dulu disebut sebagai SGOT (Serum Glutamic Oxoloacetic Tran- saminase), dilepaskan pada kerusakan sel-sel parenkim hati, umumnya meningkat pada infeksi akut. AST adalah enzim yang memiliki aktivitas metabolisme yang tinggi, ditemukan di jantung, hati, otot rangka, ginjal, otak, limfa, pankreas dan paru-paru. Penyakit yang menyebabkan perubahan, kerusakan atau kematian sel pada jaringan tersebut akan mengakibatkan terlepasnya enzim ini ke sirkulasi. Implikasi klinik: Peningkatan kadar AST dapat terjadi pada MI, penyakit hati, pancreatitis akut, trauma, anemia hemolitik akut, penyakit ginjal akut, luka bakar parah dan penggunaan berbagai obat, misalnya: isoniazid, eritromisin, kontrasepsi oral Penurunan kadar AST dapat terjadi pada pasien asidosis dengan diabetes mellitus. Obat-obat yang meningkatkan serum transaminase : - Asetominofen - Co-amoksiklav - HMGCoA reductase inhibitors - INH - Antiinflamasi nonsteroid - Fenitoin - Valproat d) Bilirubin Bilirubin Nilai normal : Total ≤ 1,4 mg/Dl SI = <24 μmmol/L Langsung ≤ 0,40 mg/dL SI = <7 μmmol/L Deskripsi: • Bilirubin – biasanya dua tes bilirubin digunakan bersamaan (apalagi pada jaundice): Bilirubin total mengukur semua kadar bilirubin dalam darah; Bilirubin direk untuk mengukur bentuk yang terkonjugasi. • Bilirubin terjadi dari hasil peruraian hemoglobin dan merupakan produk antara dalam proses hemolisis. Bilirubin dimetabolisme oleh hati dan diekskresi ke dalam empedu sedangkan sejumlah kecil ditemukan dalam serum. Peningkatan bilirubin terjadi jika terdapat pemecahan sel darah merah berlebihan atau jika hati tidak dapat mensekresikan bilirubin yang dihasilkan. • Terdapat dua bentuk bilirubin: a) tidak langsung atau tidak terkonjugasi (terikat dengan protein). b) langsung atau terkonjugasi yang terdapat dalam serum. Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi lebih sering terjadi akibat peningkatan pemecahan eritrosit, sedangkan peningkatan bilirubin tidak terkonjugasi lebih cenderung akibat disfungsi atau gangguan fungsi hati. Implikasi klinik: • Peningkatan bilirubin yang disertai penyakit hati dapat terjadi pada gangguan hepatoseluler, penyakit sel parenkim, obstruksi saluran empedu atau hemolisis sel darah merah. • Peningkatan kadar bilirubin tidak terkonjugasi dapat terjadi pada anemia hemolitik, trauma disertai dengan pembesaran hematoma dan infark pulmonal. • Bilirubin terkonjugasi tidak akan meningkat sampai dengan penurunan fungsi hati hingga 50%. • Peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat terjadi pada kanker pankreas dan kolelitiasis • Peningkatan kadar keduanya dapat terjadi pada metastase hepatik, hepatitis, sirosis dan kolestasis akibat obat – obatan. • Pemecahan bilirubin dapat menyamarkan peningkatan bilirubin. • Obat-obat yang dapat meningkatkan bilirubin: obat yang bersifat hepatotoksik dan efek kolestatik, antimalaria (primakuin, sulfa, streptomisin, rifampisin, teofilin, asam askorbat, epinefrin, dekstran, metildopa) • Obat-obat yang meningkatkan serum bilirubin dan ALP : Allopurinol, karbamazepin, kaptopril, klorpropamid, siproheptadin, diltiazem, eritromisin, co-amoxiclav, estrogen, nevirapin, quinidin, TMPSMZ e) Albumin Albumin Nilai Normal : 3,5 – 5,0 g% SI: 35-50g/L Deskripsi: • Albumin – mengukur protein yang dibuat oleh hati dan memberitahukan apakah hati membuat protein ini dalam jumlah cukup atau tidak. • Albumin di sintesa oleh hati dan mempertahankan keseimbangan distribusi air dalam tubuh (tekanan onkotik koloid). Albumin membantu transport beberapa komponen darah, seperti: ion, bilirubin, hormon, enzim, obat. Implikasi Klinis: • Nilai meningkat pada keadaan dehidrasi • Nilai menurun pada keadaan: malnutrisi, sindroma absorpsi, hipertiroid, kehamilan, gangguan fungsi hati, infeksi kronik, luka bakar, edema, asites, sirosis, nefrotik sindrom, SIADH, dan perdarahan. f) Prothrombin Time → Waktu protrombin
Prothrombin Time → Waktu protrombin
Deskripsi : untuk mengetahui kemampuan hati dalam mensintesa faktor-faktor koagulasi (faktor I, II, V, VII, IX, X) kecuali faktor VIII. g) Gamma Glutamil transferase (GGT) Gamma Glutamil transferase (GGT) Nilai normal : Laki-laki ≤94 U/L SI : ≤1,5 μkat/L Perempuan ≤70 U/L SI: <1,12 μkat/L Deskripsi: • GGT terutama terdapat pada hati, ginjal; terdapat dalam jumlah yang lebih rendah pada prostat, limfa, dan jantung. Hati dianggap sebagai sumber enzim GGT meskipun kenyataannya kadar enzim tertinggi terdapat di ginjal. Enzim ini merupakan marker (penanda) spesifik untuk fungsi hati dan kerusakan kolestatis dibandingkan ALP. GGT adalah enzim yang diproduksi di saluran empedu sehingga meningkat nilainya pada gangguan empedu. Enzim ini berfungsi dalam transfer asam amino dan peptida. Laki-laki memiliki kadar yang lebih tinggi daripada perempuan karena juga ditemukan pada prostat. Monitoring GGT berguna untuk mendeteksi pecandu alkohol akut atau kronik, obstruksi jaundice, kolangitis dan kolesistitis. Implikasi klinik: Peningkatan kadar GGT dapat terjadi pada kolesistitis, koletiasis, sirosis, pankreatitis, atresia billier, obstruksi bilier, penyakit ginjal kronis, diabetes mellitus, pengggunaan barbiturat, obat obat hepatotoksik (khususnya yang menginduksi sistem P450). GGT sangat sensitif tetapi tidak spesifik. Jika terjadi peningkatan hanya kadar GGT (bukan AST, ALT) bukan menjadi indikasi kerusakan hati. Obat-obat yang menyebabkan peningkatan GGT antara lain karbamazepin, barbiturat, fenitoin, serta obat yang menginduksi sistem sitokrom P450