Anda di halaman 1dari 42

Laporan Kasus

Perforasi Gaster

Oleh :
dr. Diah Permatasari
RSUD Sumbawa Besar, 2018
Identitas Pasien
• Nama : Tn S
• Umur : 48 tahun
• Jenis kelamin : Laki-laki
• Alamat : Selante
• Status : Menikah
• Pekerjaan : Petani
• Pendidikan : SD
• No. RM : 10 89 93
• Tanggal masuk : 12 April 2018
Anamnesis
• Keluhan utama : Nyeri perut

• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan


keluhan nyeri perut sejak tadi pagi. Nyeri perut
dirasakan secara tiba-tiba, menetap dan semakin
memberat, sehingga pasien tidak bisa beraktifitas.
Nyeri tidak berkurang dengan perubahan posisi.
Gejala nyeri perut disertai dengan rasa mual dan
muntah sebanyak 1 kali. Pasien merasa perutnya
semakin kembung dan kaku. Pasien mengaku tidak
bisa kentut dan BAB sejak 1 hari yang lalu.
Con’t…

Riwayat penyakit dahulu:


• Tidak ada riwayat hipertensi
• Tidak ada riwayat diabetes mellitus
• Tidak ada riwayat jantung
• Tidak ada riwayat asma
• Tidak ada riwayat operasi sebelumnya
• Tidak ada riwayat alergi
• Pasien mengaku perutnya sering terasa kembung
dan nyeri, dan pasien sering mengkonsumsi obat
untuk mengatasi nyeri perut yang dibeli sendiri di
apotek.
Con’t…

Riwayat penyakit keluarga:


• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai kelainan
jantung
• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai asma
• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai diabetes
• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
hipertensi
• Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai keluhan
yang sama
Con’t…

Riwayat Pribadi dan Sosial


• Pasien bekerja sebagai petani. Pasien tinggal
bersama seorang istri, sedangkan anak-anaknya
sudah menikah dan tinggal dirumah masing-
masing.
• Pasien makan 2-3 kali sehari, dengan lauk
seadanya. Pasien sering makan sambel. Dalam
sehari pasien minum 1 liter air, jarang dimasak.
• Pasien bukan merupakan perokok aktif.
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan Fisik
• Keadaan umum : lemah
• Kesadaran : compos mentis GCS 15
(E4M6V5)
• Tanda vital
– TD : 120/80 mmHg
– Nadi : 88 x/menit
– RR : 20 x/menit
– Suhu : 36,5O C
Pemeriksaan fisik

• Kepala : Normocephal, rambut beruban,


distribusi merata,
• Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera
tidak ikterik, pupil isokor +/+
• Mulut : Bentuk normal, sianosis (-),
mukosa basah
• Leher : Massa (-/-), KGB tidak teraba,
deviasi trakea (-)
Pemeriksaan fisik

Thorax
• Pulmo
• Inspeksi : Gerak dada simetris, retraksi tidak ada
• Palpasi : Taktil fremitus kanan dan kiri
simetris
• Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
• Auskultasi : Vesikuler di seluruh lapang paru,
rhonki -/-, wheezing-/-
Pemeriksaan fisik

Cor
• Inspeksi : Ictus cordis tidak Nampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba
• Perkusi :
• Batas kiri atas ICS II MCL sinistra
• Batas kanan atas ICS II PSL dextra
• Batas kiri bawah ICS V MCL sinistra
• Batas kanan bawah ICS IV PSL dextra
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular gallop (-),
murmur (-)
Pemeriksaan fisik
Abdomen
• Inspeksi : Distensi, simetris, tidak tampak hematoma,
warna kulit sama dengan sekitar, darm contour dan darm
steifung tidak tampak
• Auskultasi : Bising usus (-), metallic sound (-)
• Palpasi : Tidak teraba massa, didapatkan defans
muskuler, nyeri tekan (+) seluruh lapang perut, hepar dan
lien tidak teraba
• Perkusi : Hipertimpani seluruh lapang abdomen
• Ekstremitas
• Akral hangat, tak ada sianosis maupun edema, CRT <2 detik
Resume
• Keluhan utama nyri perut medadak yang
dirasakan semakin memberat, disertai perut
kembung, mual dan muntah. Kentut (-) BAB (-),
nafsu makan berkurang.
• Riwayat penyakit dahulu : riwayat maag, pasien
sering membeli obat di apotek
• Pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak
kesakitan, pemeriksaan abdomen tampak
distensi, bising usus (-), defans muskuler (+), nyeri
seluruh lapang perut dan perkusi hipertimpani.
Pemeriksaan Penunjang :

• Hemoglobin : 15,4 gr/dL - PT : 10,8 detik

• Hematokrit : 44.7% - APIT : 27,5 detik


• Trombosit : 190.000/μ l - INR : 0,82
• Leukosit : 14.400/ μ l
• GDP : 102
• SGOT : 23 U/L
• SGPT : 16 U/L
• Ureum : 43 mg/dL
• Kreatinin : 1,0 mg/dL
• HbsAg : Non-reaktif

Rontgen Thorax
Posisi LLD
Posisi AP
Posisi Setengah Duduk
Hasil BOF 3 posisi :

• Distribusi udara dalam usus normal


• Tidak tampak gambaran air fluid level
• Tampak gambaran free air massif
• Kesan : gambaran
pneumoperitoneum/perforasi
Diagnosis
• Peritonitis generalisata akut e.c rupture holo
organ dd/ suspek perforasi gaster
Tatalaksana
– IVFD RL 20 tpm
– Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr IV
– Injeksi Ranitidin 2 x 50 mg IV
– Inf Sanmol 3 x 1 gr IV
– Pasang DC
– Pro laparatomi eksplorasi dan repair gaster
Tinjauan Pustaka
Perforasi Gaster
Pendahuluan
Perforasi gastrointestinal merupakan penyebab
umum dari akut abdomen

Udara bebas atau pneumoperitoneum terbentuk


ketika udara meninggalkan sistem gastrointestinal,
biasanya 20 menit setelah perforasi

Penyebabnya: ulkus peptikum, inflamasi divertikul colon


sigmoid, kerusakan akibat trauma, Crohn disease, kolitis
ulserus dan tumor maligna pada GIT
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

• ANATOMI LAMBUNG
Setiap tahun penyakit ulkus peptikum menyerang
4 juta orang di seluruh dunia.

Kejadian perforasi ulkus peptikum relatif jarang,


tetapi mengancam kehidupan dengan mortalitas
bervariasi dari 10% hingga 40%.

Faktor etiologi : obat antiinflamasi nonsteroid


(NSAID), steroid, merokok, Helicobacter pylori dan
diet tinggi garam.
Etiologi Perforasi Gaster

Perforasi non-trauma: Perforasi trauma (tajam atau


• Akibat volvulus gaster tumpul) :
• Spontan pasa bayi baru lahir • Trauma iatrogenik setelah
yang terimplikasi syok dan stress pemasangan pipa nasogastrik
ulcer. saat endoskopi.
• NSAID, terutama pada pasien • Trauma tumpul pada gaster :
usia lanjut. trauma yang berhubungan
dengan pemasangan alat, cedera
gagang kemudi sepeda, dan
sindrom sabuk pengaman.
Normalnya lambung relatif bersih dari bakteri
dan mikroorganisme lain karena kadar asam
intraluminalnya yang tinggi.

Adanya bakteri di rongga peritoneal


merangsang influks sel-sel inflamasi akut >>
pertumbuhan bakteri anaerob

peritonitis kimia awal >> peritonitis bakterial

Jika tidak diterapi>>bakteremia>> sepsis


general>> kegagalan multi organ>>syok
Manifestasi Klinis

• Perforasi gaster akan• Defanse muskuler (+)


menyebabkan peritonitis• Peristaltis usus menurun
akut. sampai menghilang akibat
• Nyari hebat (+) kelumpuhan sementara usus.
• Timbul mendadak (+) • Bila telah terjadi peritonitis
• Nyeri perut kanan bawah, bakteria, suhu badan naik
kemudian menyebar ke dan terjadi takikardia,
seluruh perut (+) hipotensi, dan penderita
• Nyeri bahu (+) tampak letargik karena syok
toksik.
• Nyeri tekan abdomen (+)
Pemeriksaan Penunjang

• Laboratorium
• Foto polos abdomen 3 posisi
• USG
• CT-scan tanpa kontras dan CT-scan dengan
kontras
Tatalaksana
• Perbaiki keadaan umum
• Pemberian cairan dan koreksi elektrolit, pemasangan pipa
nasogastrik, dan pemberian antibiotik mutlak diberikan
• Laparotomi dilakukan segera setelah upaya suportif
dikerjakan
Tujuan dari terapi bedah adalah :
• Koreksi masalah anatomi yang mendasari
• Koreksi penyebab peritonitis
• Membuang setiap material asing di rongga peritoneum
yang dapat menghambat fungsi leukosit dan mendorong
pertumbuhan bakteri (seperti darah, makanan, sekresi
lambung)
Komplikasi
• Infeksi Luka •Malnutrisi
• Kegagalan luka operasi •Sepsis
(kerusakan parsial atau •Diabetes mellitus
total pada setiap •Batuk yang berat
lapisan luka operasi)
dapat terjadi segera •Hematoma (dengan
atau lambat atau tanpa infeksi)
• Kegagalan multiorgan
Faktor-faktor berikut ini dan syok septik
dihubungkan dengan
kegagalan luka operasi :
Prognosis

• Diagnosis yang tepat dan tindakan cepat dapat maka


prognosisnya dubia ad bonam. Sedangkan bila
diagnosis, tindakan, dan pemberian antibiotik
terlambat dilakukan maka prognosisnya menjadi
dubia ad malam.
• Faktor-faktor berikut akan meningkatkan resiko
kematian : Usia lanjut, malnutrisi, timbulnya
komplikasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai