Diagnosis
• Pada pemeriksaan pervaginam
• Teraba pangkal hidung,tepi atas orbita,sutura
• Frontalis,UUB, tetapi tidak didapatkan dagu
• dan mulut janin.
• Apabila mulut dan dagu janin dapat teraba
• --> presentasi muka
• 24% tidak dapat diraba sebelum kala II
Presentasi dahi (lanjutan)
• Mekanisme persalinan:
• Biasanya bersifat sementara
• Bisa berubah jadi pres bel kep, presentasi
muka atau tetap presentasi dahi
• Perubahan presentasi terjadi jika janin kecil
mati dan sudah maserasi
• Pada janin normal apalagi sudah terjadi KPD
biasanya tidak terjadi perubahan presentasi
Presentasi dahi(lanjutan)
• Mekanisme persalinan seperti pres. Muka
• Bila janin kecil dapat lahir pervaginam bila
• punggungnya di posterior
• Bila posisi menetap dan berlanjut terjadilah
molase yang hebat di daerah dahi, sehingga
• Diameter mento oksipitalis berkurang dan
• Terjadi kaput suksedanium di daerah dahi
Presentasi dahi (lanjutan)
• Persalinan dapat berlangsung jika molase dpt
menyebabkan kepala bisa masuk PAP
• Setelah masuk PBP, dengan fosa canina sebagai
hipomohlion kepala fleksi dan lahirlah dahi,
sinsiput dan oksiput.
• Selanjutnya terjadi ekstensi sehingga lahirlah
hidung, mulut dan dagu sehingga lahirlah se-
luruh wajah.
Presentasi dahi (lanjutan)
• Penanganan presentasi dahi:
Penanganan presentasi dahi meningkatkan:
prolaps talipusat ( 5 x)
ruptura uteri ( 17x)
transfusi darah ( 3x )
infeksi postpartum ( 5x )
kematian perinatal ( 2x )
Presentasi dahi (lanjutan)
Penanganan (lanjutan)
Jika ketuban masih utuh: lakukan observasi ketat
Observasi ketat menunggu perubahan presentasi
secara spontan
Stimulasi oksitosin harus sangat hati hati, dan tidak
dilakukan jika tidak terjadi penurunan kepala atau
dicurigai CPD
Jika presentasi dahi menetap/selaput ketuban
pecah, dilakukan bedah sesar. VAKUM, FORSEPS
maupun SIMFISOTOMI hanya akan meningkatkan
morbiditas maupun mortalitas.
PRESENTASI MUKA
• Sikap janin ekstensi maksimal sehingga oksiput mendekat
ke arah punggung janin
• Dagu menjadi bagian dari presentasinya.
• Masih dapat lahir pervaginam jika posisi dagunya anterior
• Prognosis:
• POPP sulit diramalkan,kemungkinan kesulitan
• Selalu ada.
• Persalinan berlangsunng lama.
• Kerusakan jalan lahir lebih besar
• Kematian perinatal lebih tinggi dibandingkan
kalau UUK ada didepan.
POPP (lanjutan )
• Penanganan:
• Persalinan dengan UUK dibelakang sebaiknya
• Diharapkan spontan. Kala 2 terlalu lama,atau
tanda bahaya janin: tindakan untuk percepat
persalinan.
• Ekstraksi cunam sebaiknya UUK diputar
kedepan.
• Apabila putaran mudah, lanin lahirkan dengan
• UUK didepan.
POPP (lanjutan )
» (pto)
• Bila sulit dilakukan, putaran tidak dipaksakan.
• Tetap lakukan ekstraksi cunam dengan UUK te-
• tap dibelakang.
• Lakukan dulu episiotomi mediolateral luas.
• Kadang kadang terjadi putaran spontan sehing
• ga UUK berada di depan.
• Kadang kepala di dasar panggul,UUK melintang,
• (Deep transverse arrest):lakukan ektraksi vakum
• atau forseps.
PRES.PUNCAK KEPALA
• Kepala dengan defleksi ringan.(presentasi
sinciput.)
• Disebut defleksi ringan presentasi dengan
UUB terendah.
• Pada umumnya bersifat sementara, keduduk-
an berubah menjadi pres. Belakang kepala.
Mekanisme hampir sama oksipito posterior
persistens.
Pres puncak kepala(lanjutan)
• Lingkaran kepala yang melalui jalan lahir ada-
• lah sirkumferensia fronto oksipitalis, dengan
penunjuk yang berada dibawah simfisis adalah
glabella. Mekanisme persalinan sebagai berikut:
Dengan frotooksipitalis melintng atau miring,
kepala masuk PAP, sampai PTP fleksi masuk sampai
PBP, melakukan PPD sehingga kedudukan nya
anteroposterior.Dengan glabella fleksi lahirlah
UUB,UUK sampai suboksiput, kmd ekstensi ;lahir
hidung mata mulut dagu sehingga lahirlah kepala
SELESAI
Kelainan Bentuk Janin
dan besar janin
Dr.fitriani r iskandar
2013
KELAINAN BENTUK JANIN
• PERTUMBUHAN YANG BERLEBIHAN:
• Bayi besar bila ukuran janin > 4000 gram .
• Lebih dari 4000g 5,3%, lebih dari4500g 0,4%
• Panggul normal 4000-5000g dapat lahir spontan
• Dijumpai juga bayi besar pada: diabetes mellitus
,postmaturitas, grande multipara.
• Hubungan antara ibu hamil dengan banyak
makan dengan besarnya janin masih diragukan
KELAINAN BENTUK JANIN(lanjutan)
• DIAGNOSIS:
• Besarnya janin secara klinis: sulit
• Kadang janin besar setelah partus tak maju,
• padahal panggul normal dan his kuat.
• Sefalopelfik disproporsi dalam hal ini perlu
dilakukan.
• Besarnya kepala dan tubuh janin di ukur teliti
dengan menggunakan alat ultrasonik.
KELAINAN BENTUK JANIN(lanjutan)
Periksa dalam:
Sutura sutura dan tulang ubun ubun melebar
dan tegang, tulang kepala tipis dan mudah ditekan.
Pemeriksaan ro”ntgenologi: tulang kepala sa-
ngat besar dengan tulang tulang sangat tipis.
Pada letak bokong diagnosis lebih sulit, baru dibuat
setelah kesulitan dalam melahirkan kepala, kepala
besar menonjol diatas simfisis
HIDROSEFALUS(lanjutan)
• Pemeriksaan rontgenologi tidak pasti, karena
kepala normalpun seolah olah sangat besar.
• Harus diperhatikan beberapa hal:
• 1).muka janin sangat kecil dibandingkan
tengkorak
• 2).Kepala berbentuk bulat.
• 3). Bayangan tulang kepala sangat tipis.
HIDROSEFALUS(LANJUTAN)
• Ultrasonik atau MRI:
• Untuk menghilangkan keragu raguan .
• Hidrosefalus diperkirakan apabila:
• 1). Kepala tidak masuk panggul pada his kuat
dan persalinan dengan panggul normal.
• 2). Kepala sebagai benda besar di atas simfisis
HIDROSEFALUS(lanjutan)
• PROGNOSIS:
• Bila tidak segera ditolong: bahaya ruptura
uteri
• Ruptura uteri dan hidrosefalus dapat terjadi
pada pembukaan belum lengkap
• Tengkorak yang besar ikut meregangkan SBR
HIDROSEFALUS(lanjutan)
• Penanganan:
• Janin hidrosefalus:pengawasan ketat bahaya
ruptura uteri mengancam.
• Pada hidrosefalus yang nyata,kecilkan dulu pa-
da permulaan persalinan.
• Pembukaan 3 cm cairan cerebrospinal
dikeluarkan dengan jarum spinal,setelah kepala
mengecil,regangan SBR hilang partus spontan
HIDROSEFALUS(lanjutan)
• Bayi letak sungsang:
• Pungsi cairan cerebrospinalis melalui perforasi
foramen oksipitalis magnum atau sutura
temporalis.
• Dianjurkan melakukan ventrikulosentesis trans
abdominal dengan jarum spinal.
• Dalam hal ini kandung kencing harus dikosong
kan terlebih dahulu.
DOUBLE MONSTER
JANIN KEMBAR MELEKAT
• Terdapat perlekatan 2 janin pada hamil ganda.
• Dapat sama besar atau satu jauh lebih kecil.
• Jenis 1 sangat kecil dan tidaklengkap,sehingga
bentuk tidak simetris.mis:kepala dengan dada
• Jenis 2 penyatuan longitudinal atau lateral.
• Penyatuan longitudinal misal kepala kepala (
kraniopagus)atau panggul panggul(pigopagus)
DOUBLE MONSTER(lanjutan)
• Penyatuan lateral:
• Dada dengan dada : torakopagus
• Daerah perut : omfalopagus
• Penyatuan bagian tubuh seluruhnya, dengan
• Dua kepala : disefalus
• Satu kepala : sinsefalus
DOUBLE MONSTER(lanjutan)
• Diagnosis kembar melekat antepartum sukar
• Rontgenologik mungkin nampak penyatuan ke
dua janin.
• Diagnosis pada persalinan macet kebetulan
ketemu.
• Longitudinal satu sangat kecil lebih sering
ketemu.
• Lebih sering terjadi bila penyatuan secara lateral
DOUBLE MONSTER(lanjutan)
• Biasanya persalinan prematur, hubungan
kedua janin tidak erat hingga persalinan satu
mendahului yang lain.
• Torakopagus yang paling sering menimbulkan
kesukaran persalinan.
• Bila macet, bisa pervaginam dengan merusak
janin atau SC.
DOUBLE MONSTER(lanjutan)
• Pada sungsang kaki janin dipakai pegangan.
• Seksio sesaria lebih aman daripada bedah va
ginal yang sukar.
• Pada USG hamil 16-18 minggu atau MRI
dapat ditentukan lebih dini monster
tersebut, mengingat prognosis persalinan
monster tidak selalu baik.
JANIN DENGAN PERUT BESAR
• Pembesaran perut yang menyebabkan distosia
• Misalnya: asites, tumor hati, limpa, ginjal,
ovarium jarang dijumpai.
• Kandung kencing yang sangat penuh gejalanya
sama.
• Diagnosis dibuat dengan memasukkan tangan
ke dalam uterus meraba perut janin.
• Jika kesukaran persalinan,isi cairan: pungsi .
• Bila tumor padat: SC atau pengecilan tumor per
vaginam.
TUMOR LAIN PADA JANIN
• Tumor pada glandula tireoidea bisa distosia
• Terapi terbaik SC.
• Tumor lain:teratoma, tumor janin kembar
melekat:pigomelus parasitikus
• Tumor jenis tumor pelvis tidak menimbulkan
kesukaran persalinan .
• Pada letak sungsang sebaiknya pengecilan
tumor per vaginam
PROLAPSUS FUNIKULI
• Prolapsus funikuli: keadaan di mana talipusat
berada disamping atau melewati bagian
terendah janin didalam jalan lahir setelah
ketuban pecah
• Bila ketuban belum pecah :talipusat
terkemuka
• Sangat bahaya gangguan oksigenasi janin.,
kematian janin sangat besar..
PROLAPSUS FUNIKULI(lanjutan)
Etiologi:
Presentasi abnormal: Sungsang terutama
presentasi kaki. tumor panggul mengganggu
masuknya bag. Terendah janin
.
Prematuritas Talipusat abnormal > 75 cm
Kehamilan ganda Plasenta letak rendah
Polihidramnion Solusio plasenta
Multiparitas Ketuban pecah dini
Disproporsiseflopelvik Amniotomi
PROLAPSUS FUNIKULI(LANJUTAN)
Patofisiologi:
Tekanan talipusat pada jalan lahir mengurangi/
menghilangkan sirkulasi plasenta.
Tanpa koreksi mengakibatkan kematian bayi
Obstruksi lengkap talipusat mengakibatkan
berkurangya deyut jantung janin(deselerasi
varibel).
Obstruksi hilang cepat:denyut jantung janin
normal lagi.
PROLAPSUS TALI PUSAT(lanjutan)
• Bila obstruksi menetap,deselerasi,hipoksia
miokard ,deselerasi lama,kematian janin.
• Obstruksi sebagian,akselerasi denyut jantung.
• Penutupan vena umbilikalis mendahului
penutupan arterihipovolemiakselerasi
jantung janin.
• Gangguan aliran darah lama, asidosis
respiratorik dan metabolik berat, oksigenasi
kurang ,bradikardi menetap kematian janin
Prolapsus tali pusat(lanjutan)
• Diagnosis:
• 1. melihat talipusat keluar dari introitus vagina.
• 2. teraba talipusat secara kebetulan dari PD.
• 3. Jantung janin iregular,dengan bradikardi jelas
berhubungan dgn kontraksi uterus.
• 4. monitor djj berkesinambungan memperli –
• hatkan deselerasi variabel.
• 5. tekanan terendah janin oleh manipulasi
eksterna thd PAP menurunkan denyut jantung
tiba tiba,menandakan kompresi tali pusat.
PROLAPSUS TALIPUSAT(lanjutan)
• Prognosis:
• Kematian ibu:laserasi jalan lahir,ruptura
uteri,atonia uteri, anemia ,infeksi.
• Kematian perinatal 20-30%
• Prognosis janin membaik dengan SC secara
liberal.
PROLAPSUS TALIPUSAT(lanjutan)
• Prognosis janin tergantung beberapa faktor:
• 1. kematian bayi prematur 4x bayi aterm.
• 2. gawat janin dibuktikan denyut jantung
abnormal, air ketuban berwarna mekonium,
pulsasi talipusat lemah, prognosis janin
buruk.
• 3. Jarak antara terjadinya prolapsus talipusat
dan persalinan merupakan faktor yang kritis.
PROLAPSUS TALI PUSAT(lanjutan)