Anda di halaman 1dari 51

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KASUS

OPERASI KATARAK PADA LANSIA


DISUSUN OLEH :
1.AFIFATU ROHMAH
2.ALIF ACHMAD F
3.ANGELICA INTAN P
4.ANGGIT MIYURA N
5.ANITA SETYOWATI
6.ANUGRAH BACHRODIN A
7.ARMILA DEWI
8.AYUNINGTYAS DIAN U
9.AZIZAH ZULFATHI
10.CITRA DEWI S
11.DITA OCTAVIANI
12.ELIZA MUTARA P
13.ELTIYA RAHMAWATI
TUJUAN
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari penyakit katarak
2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab katarak
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi katarak
4. Mahasiswa mampu mengetahui tanda dan gejala penyakit katarak
5. Mahasiswa mampu mengetahui klasifikasi katarak dan stadiumnya
6. Mahasiswa mampu mengetahui resiko yang dapat menyebabkan
penyakit katarak
7. Mahasiswa mampu memahami penatalaksanaan penyakit katarak
8. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada pasien
katarak
PENGERTIAN KATARAK
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa
yang dapat terjadi akibat hidrasi(penambahan cairan) lensa,
denaturasi protein lensa atau terjadi akibat kedua-duanya
(Ilyas, 2010).
ETIOLOGI KATARAK
1. Trauma
2. Terpapar substansi toksik
3. Penyakit predisposisi
4. Genetik dan gangguan perkembangan
5. Iinfeksi virus di masa pertumbuhan janin
6. Usia
TANDA DAN GEJALA KATARAK

1. Silau Pasien katarak sering mengeluh silau, yang bisa


bervariasi keparahannya mulai dari penurunan sensitivitas
kontras dalam lingkungan yang terang hingga silau pada saat
siang hari atau sewaktu melihat lampu mobil atau kondisi
serupa di malam hari.
2. Distorsi Katarak dapat menyebabkan garis lurus kelihatan
bergelombang,24 sering dijumpai pada stadium awal
katarak.
3. Penurunan tajam penglihatan Katarak menyebabkan
penurunan penglihatan progresif tanpa rasa nyeri.
STADIUM KATARAK

1. Katarak Insipien
 Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruji menuju
korteks anterior dan posterior (katarak kortikal) katarak
subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan
korteks berisi jaringan degenerative (beda morgagni) pada
katarak insipient katarak intumesen.
2. Katarak Imatur
Sebagian lensa keruh atau katarak. Merupakan katarak
yang belum mengenai seluruh lapis lensa.
3. Katarak Matur
Kekeruhan telah mengenai seluruh lensa. Kekeruhan ini bisa
terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh
4. Katarak Hipermatur
Merupakan katarak yang telah mengalami proses degenarasi
lanjut, dapat menjadi keras, lembek, dan mencair
ASUHAN KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
 Identitas Pasien
Nama : Tn. S
Umur : 75 tahun
Diagnosa Medis : Katarak matur sinistra
Tindakan Operasi :Small Insicion Katarak
Kamar operasi/tanggal : Selasa, 26 Desember
2011 kamar 1
 Keluhan Utama
Pasien mengatakan penglihatan mata kiri buram tidak jelas.

 Riwayat Kesehatan
 Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien Tn. S usia 75 tahun pada hari selasa, 6 Desember
2011 pukul 17.00 WIB datang ke IGD PKU Muhammdiyah
Gombong dengan keluhan mata kiri tidak jelas untuk melihat
sejak 6 bulan yang lalu. Saat di kaji hasil pemeriksaan fisik
VUD 73/60, VUS 1/60. Tanda-tanda vital TD: 170/90
mmHg, Nadi 78 x/menit, RR 18 x/menit, suhu 360C. Oleh
dokter pasien disarankan untuk operasi EKEK pada hari
Selasa, 6 Desember 2011 pukul 19.30 WIB.
 Riwayat Kesehatan Terdahulu
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami katarak dan
belum pernah dioperasi.

 Riwayat Kesehatan Keluarga


Keluarga pasien saat ini tidak ada yang mengalami penyakit
seperti pasien, dan pasien tidak mempunyai penyakit
keturunan seperti DM, Hipertensi, dll.
 Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : Composmentis
- Tanda-tanda vital
TD :170/90 mmHg
Nadi :18 x/menit
RR :78 x/menit
Suhu : 36 0C
 Head to toe
 Kepala:mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan
 Mata:pengelihatan buram pada mata kiri sejak 6 bulan yang lalu, diameter pupil
3, sclera an ikterik, konjungtiva anemis, pupil isokor, tampak putih pada lensa
mata kiri
 Mulut dan gigi: mukosa kering, mulut dan gigi bersih
 Leher :tidak ada pembesaran tyroid, nadi karotis teraba, tidak ada pembesaran
limfoid
 Pencukuran daerah operasi : Dilakukan pencukuran pada bulu mata sebelah
kiri
 Pengosongan lambung : tidak
 Kompres daerah operasi dengan kassa alkohol : tidak
 Pengosongan kandung kemih : tidak
 Baju operasi : sudah
 Pola fungsional (Virginia Handerson)
 Pola oksigenasi
 Sebelum sakit : pasien bernafas secara normal, tidak pernah sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 18x/menit
 Pola nutrisi
 Sebelum sakit : pasien makan 3x sehari (nasi, sayur, dan lauk) minum 6-8
gelas/hari,
Saat dikaji: pasien sudah makan dirumah 3x sehari
 Pola eliminasi
 Sebelum sakit:pasien BAK 4-6x/hari dan BAB 1x/hari
Saat dikaji : pasien BAK belum, BAB belum
 Pola aktivitas/bekerja
 Sebelum sakit: pasien melakukan aktivitas secara mandiri, pasien pensiunan
PNS saat ini menganggur di rumah
Saat dikaji: aktivitas pasien dibantu oleh keluarga karena pengelihatanna buram
 Pola istirahat
 Sebelum sakit: pasien istirahat/tidur 8-10 jam/hari, pasien tidak
mengalami gangguan tidur
Saat dikaji: pasien istirahat/tidur 7-8 jam/hari, pasien tidak
mengalami gangguan tidur
 Pola suhu
 Sebelum sakit : pasien tidak pernah demam (suhu normal)
Saat dikaji : suhu pasien 360C
 Pola gerak dan keseimbangan
 Sebelum sakit : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
Saat dikaji : pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
 Pola berpakaian
 Sebelum sakit : pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri dan
memakai pakaian kesayangannya
Saat dikaji : pasien menggunakan baju operasi tanpa bantuan
 Pola personalhygine
 Sebelum sakit : pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih dan sabun, mandi
tanpa bantuan keluarganya
Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
 Pola komunikasi
 Sebelum sakit : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa
daerah
 Pola aman dan nyaman
 Sebelum sakit : pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga
Saat dikaji : pasien merasa gelisah karena akan dilakukan operasi
 Pola belajar
 Sebelum sakit : pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya
Saat dikaji : pasien tidak mengetahui penyakit yang dideritanya

 Pemeriksaan Penunjang
 VUD : 73/60
 VUS : 1/60
 Inform Concent : Sudah
 Terapi : Tidak ada
ASUHAN KEPERAWATAN PRE ANESTESI
 Data Fokus
 Pasien mengatakan pengelihatannya tidak jelas pada mata kiri
 VUD : 73/60, VUS : 1/60
 Pasien tampak gelisah
 Td : 170/90 mmHg, N : 78x/menit
 Pasien mengatakan takut karena belum pernah dilakukan operasi
sebelumnya
Analisa Data Pre Operasi :
N Data Etiologi Problem
o.
1. DS : pasien mengatakan Katarak Gangguan
pengelihatannya tidak jelas pada mata Persepsi
kiri Sensori :
pengelihatan
DO : VUD : 73/60, VUS : 1/60
2. DS : Pasien mengatakan takut karena Kurang Ansietas
belum pernah dilakukan operasi informasi
sebelumnya

DO :
• Pasien tampak gelisah
• TD : 170/90 mmHg
• N : 78x/menit
Rumusan Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan persepsi sensori : pengelihatan b.d katarak ditandai


dengan
DS : pasien mengatakan pengelihatannya tidak jelas pada mata kiri
DO : VUD : 73/60, VUS : 1/60

2. Ansietas b.d Kurang informasi ditandai dengan


DS : Pasien mengatakan takut karena belum pernah dilakukan
operasi sebelumnya
DO :
• Pasien tampak gelisah
• TD : 170/90 mmHg
• N : 78x/menit
Intervensi pre operasi
No Diagnosa NOC NIC
.
1. Gangguan persepsi sensori : Setelah dilakukan a. Beri penjelasan
pengelihatan b.d katarak tindakan 1x 2jam tentang penyakit
diharapkan masalah katarak
gangguan persepsi b. Anjurkan pasien
sensori : untuk melakukan
pengelihatan dapat aktivitas sesuai
teratasi dengan kemampuan
kriteria : pengelihatan
• Pasien dapat c. Bantu ambulasi
dipindah ke meja pasien dari ruang
operasi persiapan ke meja
• Pasien dapat operasi
melihat secara
normal
• Visus normal
No. Diagnosa NOC NIC
2. Ansietas b.d Kurang informasi Setelah dilakukan a. Gali penyebab
tindakan kecemasan
keperawatan selama b. Berikan kesempatan
1x30 menit, masalah pasien untuk
keperawatan diharap mengungkapkan
kan teratasi perasaannya
Ansietasindicator : c. Berikan informasi
• Pasien tampak tentang penyakit yang
tenang diderita klien
• Pasien siap d. Berikan prosedur
menghadapi operasi tindakan yang akan
• Pasien dilakukan
mengetahui tindakan e. Ijinkan keluarga klien
yang akan untuk mendampingi
dilakukan pasien selama fase pre
op
f. Motivasi klien
Implementasi dan evaluasi pre operasi
No. Hari/tangga Implementasi Evaluasi
Dx l
1 Selasa, 6 a. Beri penjelasan tentang S:-
Des 2011 penyakit katarak O : Pasien
b. Anjurkan pasien untuk dipindah ke
melakukan aktivitas sesuai meja operasi
kemampuan pengelihatan dengan aman
c. Bantu ambulasi pasien dari A : masalah
ruang persiapan ke meja teratasi
operasi P : lanjutkan
intervensi
No. Hari/tanggal Implementasi Evaluasi
Dx

2 Selasa, 6 Des 2011 a. Menggali penyebab kecemasan S:


b. Memberikan kesempatan  pasien mengatakan
pasien untuk mengungkapkan mengerti tentang
perasaannya penyakitnya setelah
c. Memberikan informasi tentang dijelaskan oleh
penyakit yang diderita klien perawat
d. Memberikan prosedur tindakan  Pasien mengatakan
yang akan dilakukan siap menghadapi
e. Mengijinkan keluarga klien operasi
untuk mendampingi pasien O : Pasien tampak
selama fase pre op tenang
f. Memotivasi klien A : masalah
teratasi
P : lanjutkan
intervensi
ASUHAN KEPERAWATAN INTRA OPERASI
 Data Fokus
Terdapat luka insisi di area operasi
Analisa Data Intra Operasi

Masalah
Hari/ Tanggal Data Fokus Etiologi
Keperawatan

Selasa, 6 Des DS : - Luka insisi Resiko


2011 DO infeksi
:Terdapat
luka insisi di
area operasi
Perencanaan Intra Operasi
Diagnosa
NOC NIC
Keperawatan
Resiko infeksi Setelah dilakukan a. Seterilkan kamar
berhubungan dengan perawatan operasi operasi
luka insisi diruang Operasi masalah b. Seterilkan instrument
Resiko Infeksi dapat operasi
teratasi. Dengan kriteria: c. Cuci tangan steril
Tidak terdapat tanda- d. Disinfeksi area operasi
tanda infeksi sebelum dan sesudah
operasi dengan betadin
dan alkohol
e. Tutup luka dengan
kasa dan plester
Pelaksanaan dan Evaluasi Operasi
Diagnosa Hari/ tanggal Implementasi Evaluasi (
SOAP )

Resiko infeksi Selasa, 6 Des a. Mensterilkan Subjektif : -


berhubungan 2011 kamar operasi Objektif :
dengan luka b. Mensterilkan • luka insisi post
insisi instrument operasi operasi tertutup kasa
c. Mencuci tangan dan plester
steril • tidak terdapat
d. Mendesinfeksi tanda-tanda infeksi
area operasi Assessment :
sebelum dan masalah teratasi
sesudah operasi Planning : lanjutkan
dengan betadin dan intervensi
alkohol
e. Menutup luka
dengan kasa dan
plester
LAPORAN INTRA OPERASI

1. Persiapan Pasien :
 Posisi pasien : Supinasi
 TD : 170/90 mmHg
 Nadi : 78X/menit
 RR :18x/menit
 Suhu : 36 0 C
 Anestesi : Local Anestesi
Menyiapkan bahan medis habis pakai yang terdiri
dari :
Instrumen Jumlah

Sarung tangan 4 pasang


Infus set 1 buah
Spuit 1; 2,5;5;10 cc @ 1 buah
Lidocain 2% 1 ampul
Marcain 0,5% 1 ampul
Silet steril 1 buah
Trepan blue 1 buah
Cotton buds 1 pack ( secukupnya )
Benang Ethilon No. 10-O 1 buah
Benang silk 4/0 cutting 1 buah
Kemicitine Zalf mata 1 buah
Spons dep 1 buah
Kasa lipat (steril) 2 buah
Dop mata 1 buah
Dexametasone 2 ampul
Gentamycin 2 ampul/1 flacon
Optemp 1 buah
Visco elastis (vitrasen) 1 buah
Miostat 1 buah
Jarum udara 4 buah
Simcoe (I/A) 1 buah
Cairan RL 1 flabot
Alkohol 70% 1 botol/ secukupnya
Betadine 45% 1 botol/ secukupnya
3. Menyiapkan meja steril untuk linen

a) Menata linen di atas meja yang terdiri dari :


• Jas operasi = 4 buah
• Doek tutup = 6 buah
• Wash lap = 4 buah
• Doek lubang mata = 2 buah
• Doek lubang besar = 1 buah
• Slop + karet = 1 buah
b) Menata bengkok + kom di atas meja di sebelah linen, salah satu kom
diisi dengan betadine solution ± 1/3 bagian.
Menata bahan medis habis pakai di atas meja steril, kecuali cairan RL.
Tutup meja dengan doek steril.
c) Menyiapkan meja instrumen (mayo) dengan terlebih dahulu menutup
meja dengan slope, kemudian dilapisi perlak dan di atasnya dilapisi
lagi dengan doek steril.
d) Menyiapkan sterilisator (sterimat) Untuk menyeterilkan simcoe dengan cara rebus
sampai mendidih, dan dibiarkan selama 10 menit baru dapat diangkat. Dapat juga dipakai
untuk menyeterilkan bahan-bahan dari karet, mika dan dari plastik. Cairan yang dipakai
aquades.
e) Menyiapkan mikroskop operasi Lakukan ceking pada lensa objektif maupun okulernya
optiknya, jika ada sedikit kekeruhan pada lensa okuler/objektifnya segera dibersihkan dengan
tissue lensa + cairan campuran alkohol : eter dengan perbandingan 5 : 2.
f) Menyiapkan canule oksigen (Canule Binasal) Oksigen dipasang selama pasien dilakukan
operasi dengan besar tekanan 2 - 3 mmHg. Terutama bagi pasien yang punya riwayat astma,
pasien tua ataupun pasien yang tidak tahan / gelisah jika mukanya ditutup.
g) Cuci tangan steril (Sterille Handwashing) Mencuci tangan dengan cairan hibiscrub
dengan membersihkan kotoran-kotoran pada telapak tangan dan kuku memakai sikat khusus
selama ± 5 menit diatas air yang mengalir. Bilas tangan dengan alcohol 70 %.
h) Memakai jas operasi steril ( Gawning )
i) Memakai sarung tangan steril ( Gloving )
j) Menata instrumen katarak di atas meja mayo
k) Prinsip dalam menata instrumen katarak adalah sebagai
berikut:
a. Instrumen katarak sebaiknya ditata di atas wadah tertentu (stainles)
yang steril sehingga tidak ada kontak langsung dengan linen
pengalas/penutup meja mayo.
b. Posisi instrumen memudahkan perawat instrumen dalam bekerja
serta tidak menyulitkan operator ketika akan mengambil
sendiri.
c. Urutkan instrumen sesuai dengan prioritas dan fungsinya.
instrumen yang pertama digunakan diletakkan paling dekat ke
operator.
d. Pisahkan instrumen yang tidak digunakan lagi dengan
instrumen yang masih di pakai.
l) Jenis Instrumen katarak yang disiapkan untuk ekstraksi katarak ekstra
kapsuler adalah :
a. Menata bahan medis habis pakai yang telah disiapkan pada meja
instrument, didekatkan dan prioritaskan bahan medis yang pertama akan
digunakan untuk disipkan lebih dahulu.
b. Bahan medis yang perlu disiapkan lebih awal sebelum operasi dimulai
antara lain:
 Memotong silet dengan blade breaker
 Menyiapkan trepan blue ± 0,3 cc dalam spuit 1 cc
 Menyiapkan spuit 1 cc yang telah diisi dengan cairan RL untuk CCC.
 Menyiapkan spuit 2,5 cc yang telah diisi dengan cairan RL untuk
hidrodeseksi.
 Menyiapkan lidocain dalam spuit 1cc untuk anestesi sub konjungtiva
seandainya anestesi retrobulber kurang berhasil.
 Menyiapkan vitrasen
 Menyiapkan spuit 1 atau 2,5 cc untuk I/A Sebelum dipakai untuk
irigasi/aspirasi, cairan RL dioplos dulu dengan gentamycin dengan
perbandingan 1 : 1.000.
4. Kronologi/Urutan Operasi

a) Desinfektasi dan irigasi mata dengan larutan betadine + RL


dengan perbandingan 7 : 3 memakai spuit 10 cc.
b) Pasang duk tutup pada bagian bawah (mulut ke bawah) dan
bagian atas (menutupi kepala, kecuali mata) serta pasang doek
lubang pada mata yang akan dioperasi.
c) Pasang wire specullum pada mata yang akan dioperasi.
d) Kendali palpebra superior dengan menggunakan benang
atraumatic silk no. 4-0 cutting.
e) Lakukan irisan/buat takik corneal dengan blade breaker
sepanjang kurang lebih 140o.
f) Infiltrasi trepan blue ke dalam COA dan ditunggu selama 2 menit
agar trepan blue dapat mengisi seluruh ruang dibawah capsul anterior
lensa.
g) Lakukan perobekan kapsul anterior lensa dengan ultrata
dilanjutkan dengan CCC (Continous Circulair Capsuloreksis)
dengan spuit 1 cc isi RL yang ujung jarumnya telah
dibengkokkan terlebih dahulu.
h) Lakukan hidrodeseksi dengan spuit 2,5 cc yang telah diisi
dengan RL untuk memisahkan kapsul lensa dengan nucleus lensa.
i) Lakukan irigasi aspirasi (I/A). Tembus irisan/takik corneal yang telah
dibuat dengan blade breaker dan gunting kornea sepanjang takik (dg
gunting kornea)
j) Pasang preplace kendor dengan needle holder mikro + benang
Ethilon 10-0 pada tangan kanan dan pinset kornea pada tangan
kiri.
k) Keluarkan nukleus lensa dengan simcoe dibantu dengan pemutar
lensa sebagai second instrument, selanjutnya simcoe diganti dengan saat
mengeluarkan/evakuasi lensa.
l) Jahit kornea pada jam 11,12,1, dengan benang Ethilon 10-0. tangan kanan
memegang needle holder mikro sementara tangan kiri memegang pinset
kornea. Untuk membuat simpul jahitan pinset kornea diganti dengan
pinset Keelman Mac. Pharson. Benang dipotong dengan gunting
vanas, simpul ditanam dengan pinset Keelman.
m) Lakukan irigasi aspirasi (I/A)dengan simcoe sampai bersih. Masukkan
vitrasen secukupnya pada COA untuk melindungi endotel kornea dan
membentuk COA space sebelum insersi IOL.
n) Masukkan Intra Oculer Lens (IOL) dengan menggunakan pinset Keelman
Mac. Pharson.
o) Posisikan IOL dengan memutarnya menggunakan pemutar lensa (Lens
rotator). 18. Jahit kornea sampai rapat dengan benang Ethilon 10-0.
p) Injeksi / masukkan miostat ke dalam COA dengan spuit 1 cc dan jarumnya
telah diganti dengan jarum udara.
q) Lakukan irigasi aspirasi ulang sampai bersih dari vitrasen,
miostat, maupun sisa masa lensa, capsul anterior, dan korteks.
r) Injeksi gentamycin + dexametason dengan perbandingan 1:1
dalam spuit 1 cc secara subconjunctiva.
s) Berikan salep mata Kemicitine / Chloramfenicol secukupnya.
t) Pasang kassa steril dan di plester.
5. Menyelesaikan operasi
a) Cuci instrumen operasi dengan larutan desinfektan tanpa direndam terlebih
dahulu (menggunakan sikat gigi yang lembut)
b) Bilas instrumen dengan air mengalir.
c) Keringkan instrumen dengan lap yang kering dan bersih.
d) Atur dan tata instrumen pada tempatnya (bak instrumen).
e) Bungkus (packing) bak instrumen dan berikan label.
f) Bersihkan mikroskop, terutama pada bagian optik (lensanya) yang terkena cipratan
air dan posisikan pada tempat semula.
g) Pastikan ruangan, meja operasi dan peralatan yang dipakai tertata rapi kembali
h) Kembalikan bahan medis habis pakai yang sudah dipakai dan masih bisa digunakan
kembali ke dalam bak plastic steril.
i) Pastikan tidak ada peralatan yang rusak, hilang atau tertinggal.
j) Kirim set instrument ke CSSD lewat lift pengiriman barang.
k) Kembalikan sisa bahan medis habis pakai yang tidak digunakan ke satelit farmasi
beserta bukti/lembar pemakaian BMHP/AMHP.
l) Perawat cuci tangan.
ASUHAN KEPERAWATAN POST OPERASI
 Jenis Anestesi : Anestesi lokal
 Data Fokus
 Pasien mengatakan khawatir jatuh dari brankar jika ditinggal
pergi
 Tangan nampak memegangi pinggiran brankar
 Mata kiri tertutup kasa steril post operasi
 Pasien menanyakan bagaimana perawatan setelah operasi nanti
 Pasien meraba kasa pada mata yang tertutup
Analisa Data
Hari, tanggal : Selasa, 6 Desember 2011

No. Data Etiologi Problem

1. DS : Pasien mengatakan khawatir jatuh dari Efek pasca operasi Resiko cedera (jatuh)
brankar jika ditinggal pergi
DO :
- Tangan nampak memegangi pinggiran
brankar
- Mata kiri tertutup kasa steril post operasi

2. DS: Pasien menanyakan bagaimana perawatan Kurang terpaparnya Kurang pengetahuan


setelah operasi nanti informasi tentang perawatan post
DO : Pasien meraba kasa pada mata yang tertutup operasi
Diagnosa Keperawatan

 Resiko cedera (jatuh) berhubungan dengan efek pasca operasi


ditandai dengan pasien mengatakan khawatir jatuh dari
brankar jika ditinggal pergi, tangan nampak memegangi
pinggiran brankar, dan mata kiri tertutup kasa steril post
operasi
 Kurang pengetahuan tentang perawatan post operasi
berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi ditandai
dengan pasien menanyakan bagaimana perawatan setelah
operasi nanti, dan pasien meraba kasa pada mata yang
tertutup
Intervensi
No. Diagnosa NOC NIC

1. Resiko cedera (jatuh) Setelah dilakukan perawatan post a. Tempatkan pasien pada
berhubungan dengan efek operasi di ruang RR diharapkan posisi yang nyaman
pasca operasi masalah resiko cedera (jatuh) dapat b. Ciptakan lingkungan
teratasi dengan kriteria hasil : yang aman
a. Pasien tidak jatuh c. Pasang side rail
b. Side rail terpasang d. Observasi keadaan
pasien
e. Tempatkan brankar pada
area yang aman
No. Diagnosa NOC NIC

2. Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan perawatan post operasi di a. Berikan pendidikan
perawatan post operasi ruang RR diharapkan masalah kurang kesehatan post operasi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dapat teratasi dengan kriteria katarak
terpaparnya informasi hasil : b. Jelaskan pada pasien
a. Pasien dan keluarga dapat aktivitas yang diijinkan
menyebutkan 4 dari 8 perawatan post pada post operasi
operasi katarak c. Jelaskan tentang
b. Pasien dapat menyebutkan 3 dari 5 perawatan mata
aktivitas yang yang diijinkan pada post
operasi
Implementasi dan Evaluasi
No.
Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1 Selasa, 6 Des 2011 a. Menempatkan pasien pada posisi yang S:-
nyaman O:
b. Menciptakan lingkungan yang aman - Pasien sadar penuh
c. Memasang side rail - Gerakan terkontrol
d. Mengobservasi keadaan pasien - Side rail sudah terpasang
e. Menempatkan brankar pada area yang A : Masalah resiko
aman cedera (jatuh) teratasi
P : Pertahankan kondisi
yang aman sampai ada
serah terima dengan
perawat ruangan
No. Dx Waktu Implementasi Evaluasi

2 Selasa, 6 Des 2011 a. Memberikan pendidikan S:


kesehatan post operasi - Pasien dan keluarga dapat
b. Menjelaskan pasien menyebutkan 4 dari 8
mengenai aktivitas yang perawatan post operasi
diperbilehkan katarak
c. Menjelaskan perawatan - Pasien dapat menyebutkan
mata 3 dari 5 aktivitas yang
yang diijinkan pada post
operasi
O : Pasien tampak
paham setelah diberikan
penjelasan
A : Masalah kurang
pengetahuan tentang
perawatan post operasi
teratasi
P : Pasien diserahkan ke
perawat ruangan
TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN TEMAN-TEMAN :D

Anda mungkin juga menyukai