Anda di halaman 1dari 21

HITUNG LEKOSIT

TITIK S.
AAK YPM
2. HITUNG LEKOSIT

 Metode manual :
1. Memakai pipet lekosit, kamar hitung dan
mikroskop kesalahan ± 10 %
2. Cara Semi automatik dengan memakai alat
elektronik.
teknik lebih mudah, lebih unggul, lebih
cepat, kesalahan ± 2 %.
2. HITUNG LEKOSIT

 Dipengaruhi oleh umur, penyimpangan dari


keadaan basal dll.
Bayi baru lahir : 10.00 – 30.000/µl.
Tetinggi 12 jam set lahir :
13.000 – 38.000 /µl.
kemudian turun bertahap, umur 21 th :
4.500 – 11.000 /µl.
Dewasa normal ( basal) : 5.000 – 10.000 /µl.
Meningkat pada aktifitas fisik , tapi jarang >
11.000 /µl.
2. HITUNG LEKOSIT

 Leukositosis karena fisiologik dijumpai :


Kerja fisik yang berat, gangguan emosional,
kejang, takhikardi paroksismal,partus dan haids

 Leukostosis pada peningkatan jenis sel yang


seimbang jarang terjadi ( balanced leucocytosis
) dijumpai pada hemokonsentrasi
2. HITUNG LEKOSIT

 Sering dijumpai peningkatan salah satu jenis


lekosit :
Neutrophilic leukocytosis / netrofilia.
Lymfocytic leukocytosis / lifositosis,
Eosinofilia atau basofilia.
 Leukositosis, patologik selalu diikuti peningkatan
absolut salah satu/lebih jenis lekosit
 Leukopenia : < 5.000 /µl, karena netrofil paling
tinggi, hampir selalu lekopenia disebabkan
netropenia.
3. HITUNG JENIS LEKOSIT

 Hanya menunjukkan jumlah relatif dari masing-masing


sel.
 Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-2
jenis sel nilai relatif (%) x jumlah lekosit total (sel/ /µl)
 Hitung jenis lekosit berbeda, tergantung dari umur
 Pada anak-2 limfosit > netrofil segmen.
 Sedang pada orang dewasa kebalikannya.
 Bervariasi dari satu sediaan kesediaan lain, dari satu
lapangan kelapangan lain. Kesalahan distribusi ini
dapat mencapai 15 %.
3. HITUNG JENIS LEKOSIT

 Bila didapatkan eritrosit berinti lebih dari 10


per 100 lekosit ( 10 % ), jumlah lekosit perlu
dikoreksi.
a. NETROFILIA

 Netrofil > 7000 sel /µl dalam darah tepi.


 Dapat disebabkan :
Infeksi bakteri
Keracunan bahan kimia dan logam berat.
Gangguan metabolit ( uremia ).
Nekrose jaringan.
Kehilangan darah dan
Kelainan mioeloproliferatif.
a. NETROFILIA

INFEKSI BAKTERI :
 Streptococcus hemolyticus dan Diplococcus
pnemonia menyebabkan netrofil berat.
 Pada penderita yang lemah, respon terhadap
bakteri kurang sehingga tidak disertai netrofilia,
 Derajad netrolfilia sebanding dengan luasnya
jaringan yang meradang karena jaringan nekrotik
akan melepaskan leucocyte promoting substance
sehingga abses yang kuat menimbulkan netrofilia
lebih berat dari pada bakteriemia yang ringan.
a. NETROFILIA

INFEKSI BAKTERI :
 Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat
mengakibatkan dilepasnya granulosit muda pada
peredaran darah dan keadaan ini disebut
pergeseran kekiri atau shift to the left.
 Infeksi ringan atau respon penderita yang baik
hanya dijumpai netroflia ringan dengan sedikit
sekali pergeseran kekiri.
 Pada infeksi berat dijumpai netrofilia berat dan
banyak dijumpai sel muda.
a. NETROFILIA

 Infeksi tanpa netrofilia /netrofilia ringan dan


banyak dijumpai sel muda menunjukkan infeksi
yang tidak teratasi atau respon penderita yang
kurang.
 Pada infeksi berat dan keadaan toksik dapat
dijumpai tanda degenerasi, dengan tanda -2
netrofil granula lebih kasar dan lebih gelap
disebut dengan toksik granulasi, dapat dijumpa
inti piknotik dan vakuolosasi baik pada inti
maupun sitoplasma
b. EOSINOFILIA

 Eosinofil > 300 sel /µl.


 Dijumpai pada keadaan alergi.
 Histamin yang dilepas pada reksi antigen-antibodi
merupakan substansi khemotaksis yang menarik
eosinofil.
 Penyebab lain adalah penyakit kulit yang kronik,
infeksi dan infeksi parasit.
 Kelainan hemopoesis polisitemia vera dan
granulatoksik kronik.
c. BASOFILIA

 Basofil > 100 sel /µl.


 Sering pada polisitemia vera, leukemia
granulositik kronik.
 Penyakit alergi seperti eritroderma, urticaria
pigmentosa dan kolitis ulserativa.
 Reaksi antigen-antibodi basofil akan
melepaskan histamin dari granulanya.
d. LIMFOSITOSIS

 Limfosit > 8000 sel /µl pada bayi dan anak-2.


pada orang dewasa > 4000 sel /µl.
 Limfositosis pada infeksi virus seperti morbili,
mononucleosis infeksiosa, infeksi kronik seperti
tuberkulosis, sifilis dan oleh kelainan
limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik
dan makroglobulinemia primer.
e. MONOSITOSIS

 Monositosit > 750 sel /µl pada anak > 800 sel /µl
pada orang dewasa.
 Pada leukemia monositik akut dan leukemia
mielomonositik akut.
 Penyakit kolagen seperti LE sistemik dan
reumatoid artritis.
 Nfeksi bakteri, virus, protozoa maupun jamur.
 Perbandingan antara monosit : leimfosit
mempunyai arti prognostik pada tuberkulosis
e. MONOSITOSIS

 Pada keadaanormal dan tuberkulosis inaktif,


perbandingan limfosit dan monosit lebih kecil
atau 1/3, tetapi pada tuberkulosis aktif dan
menyebar perbandingan tersebut > 1/3.
f. NETROPENIA

 Netrofil < 2500 sel /µl.


 Ada 3 kelompok:
1. Meningkatnya pemindahan netrofil dari
peredaran darah :
@ Umur netrofil yang memendek karena
drug indused
@ Obat aminopirin bekerja segbagai
hapten dan merangsang pembentukan
antoibody terhadap lekosit.
f. NETROPENIA

2. Gangguan pembentukan netrofil :


akibat radiasi dan obat-2 an seperti khloramfenicol
, obat anti tyroid, fenotiasin dan desakan dalam
sum-sum tulang oleh tumor
3. Tidak diketahui penyebabnya.
Misalnya : infeksi tyfoid, virus, protozoa dan
ricketsia Cyclinic neutropenia dan chronic
idiophathic neutropenia.
g. LIMFOPENIA

 Orang dewasa < 1000 sel /µl.


 Anak-2 < 3000 sel /µl.
 Penyebab : penyakit Hodgkin, penghancuran yang
meningkat disebabkan radiasi, kortikosteroid dan
obat-2 sitotoksis
h. EOSINOPENIA DLL

 Eosinofil < 50 sel /µl.


 Pada orang normal sering tidak dijumpai
basofil dan eosinofil.
 Stres, syok, luka bakar, perdarahan dan
infeksi berat.
 Hiperfungsi kortek adrenaldan pengobatan
kortikosteroid

Anda mungkin juga menyukai