Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MINYAK ATSIRI
A. CARA EKSTRAKSI
Cara ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu:
●ekstraksi dingin
● ekstaksi panas / maserasi.
B. CARA PENYULINGAN (DESTILASI)
● Destilasi Dengan Uap air
● Destilasi Kering Dengan Peruraian/Perusakan
/Destruktif
● Penyulingan yang didahului dengan
hidrolisa oleh enzim tertentu.
C. CARA MEKANIS
● Cara Pemerasan / Kempaan
● Cara Ecuelle (menusuk kelenjar minyak)
A. CARA EKSTRAKSI
Ekstraksi Dingin
A. Ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang mudah menguap
Contoh pelarut yang digunakan adalah petroleum eter. Dengan cara ini, lilin dan
lemak ikut terlarut. Cara ini menghasilkan minyak yang mempunyai aroma lebih
natural karena selama proses, suhu dijaga maksimal 50°C. Cara ini lebih mahal dari
destilasi.
b. Cara enfleurage
Cara ini digunakan untuk simplisia yang mengandung kadar minyak atsiri yang
rendah. Misalnya pada bunga mawar, melati.
Prinsip kerja ekstraksi bunga dengan teknik olesan (enfleurge) adalah sebagai
berikut:
a) Oleskan lemak murni pada permukaan kaca tipis.
b) Letakan mahkota bunga yang masih segar (baru petik) diatas permukaan kaca .
c) Simpan kaca tipis bersama bunga dalam rak-rak penyimpanan yang terbuat dari
plastik,kayu/logam tahan karat.
d) Biarkan bunga selama 3-4 hari sampai bunga tersebut layu.
e) Bunga yang telah layu segera dibuang untuk diganti dengan
bunga-bunga baru/masih segar.
f) Lakukan cara tadi secara berulang-ulang selama 2-3 bulan
hingga lemak dipenuhi minyak wangi bunga.
g) Setelah lemak jenuh, minyak atsiri diekstraksi dengan alkohol
kemudian disuling.
Ekstraksi Panas/ Maserasi
Prinsipnya adalah simplisia dicampur dengan lemak dan
dipanaskan pada suhu 50-80°C selama 15 menit sambil diaduk.
Lemak dipisahkan dari simplisia dengan sentrifuge atau tekanan
hidrolik. Terakhir diekstraksi dengan alkohol dan alkohol
dipisahkan kembali. Cara ini sudah jarang digunakan.
CARA PENYULINGAN
(DESTILASI)
Destilasi Dengan Uap air
a. Destilasi langsung
Simplisia dimasak dengan air, maka penguapan air dan
minyak berlangsung bersama. Cara ini mengakibatkan
terjadi hidrolisa ester dan oksidasi.
b. Destilasi tidak langsung
Prinsipnya adalah simplisia kering (Cinnamomi cortex,
Caryophylli Flos) dimaserasi dengan air terlebih dahulu
kemudian dialiri uap air. Destilat yang diperoleh terdiri
dari 2 lapisan, dimana bagian atas lapisan ini adalah
minyak atsiri. Kemudian minyak atsiri dipisahkan
dengan menggunakan corong pisah.
c. Destilasi Kering Dengan Peruraian /Perusakan/Destruktif
Prinsipnya kayu atau damar dari pinus dipotong – potong dan
dipanasi hingga terjadi peruraian. Sisanya berupa arang dan
destilat terdiri dari 2 lapis. Lapisan atas terdiri dari metil
alkohol dan asam asetat, lapisan bawah terdiri berupa ter
yang mengandung pix, misalnya Pix Pini.
d. Penyulingan yang didahului dengan hidrolisa oleh enzim
tertentu.
Misalnya pada Amygdala amara dimana glikosida amygdalin
dihidrolisa oleh enzim emulsin menjadi benzaldehid. Hasil
hidrolisa disuling dengan uap air.
CARA MEKANIS
CJS: TERPENOID 11
Kandungan Kimiawi
minyak atsiri
Bentuk monoterpena :
1. Hidrokarbon : asiklik, monosiklik, bisiklik
• Catatan :
Senyawa tersebut terdapat dalam lapisan malam daun dan
dalam buah seperti apel, peer, dan mungkin berfungsi sebagai
pelindung untuk menolak serangga dan serangan mikroba.
Triterpen tertentu terkenal karena rasanya, contoh :
limonen, terdapat dalam buah jeruk.
Kukurbitasin, terdapat dalam biji Cucurbitacea
Peran terpenoid dalam tumbuhan
• Pengatur tumbuh : absisin,giberelin (diterpenoid)
• Warna tumbuhan (karotenoid):
- pigmen pembantu pada fotosintesis
- pemberi bau (mono dan sesquiterpenoid)
Kandungan terpenoid terletak pada:
• Terpenoid umumnya larut dalam lemak, terdapat dalam
sitoplasma sel tumbuhan
• Minyak atsiri terdapat di dalam sel kelenjar khusus pada
permukaan daun
• Karotenoid terutama berhubungan dengan kloroplast di
dalam daun, dan dengan kloroplast di dalam daun
bunga(petal)
Golongan Minyak Atsiri
Minyak atsiri hidrokarbon
Minyak terpentin (pinus, famili Pinaceae)
Minyak atsiri alkohol
Minyak pipermin (isolasi daun Mentha piperita)
Minyak atsiri fenol
Minyak cengkeh (isolasi bunga Eugenia caryophyllata)
Minyak atsiri eter fenol
Minyak adas (penyulingan buah Foeniculum vulgare)
Minyak atsiri oksida
Minyak Kayu Putih (isolasi daun Melaleuca leucadendron L)
MInyak atsiri ester
Minyak gondopuro (isolasi daun Gaultheria procumbens L)
MONOTERPENA
CH2OH CHO
Limonena Beta-Felandrena
Geraniol Sitral
OH O OH
18
CJS: TERPENOID
MONOTERPENA
OH O
OCH3
CHO CH2
CH3
ANETOL EUGENOL
SINAMILALDEHIDA
19
CJS: TERPENOID
• Kandungan kimia semua minyak atsiri merupakan
senyawa campuran dan tidak pernah dalam bentuk
tunggal, misal minyak kapulaga mengandung 5
komponen besar seperti cineol, borneol, limonen,
alfa-terpinilasetat dan alfa terpinen. Jika diuraikan,
cineol berbau sedap tapi pedas seperti minyak kayu
putih. Borneol berbau kamper seperti kapur barus,
limonen harum seperti jeruk keprok, alfa-
terpinilasetat berbau jeruk purut, sedang alfa
terpinen berbau jeruk citrun. Campuran dari kelima
komponen itulah yang membuat aroma khas
kapulaga.
Review
METODE PRODUKSI
Cara memproduksi minyak atsiri yang umum
dilakukan adalah:
1. Destilasi uap air (steam distillation).
2. Pengepresan.
3. Ekstraksi dengan pelarut organik atau gas
superkritik (karbon dioksida cair).
4. Steam distillation by microwaves under vacuum.
Cara ini lebih cepat, sedikit energi, hasil lebih banyak,
suhu lebih rendah, bila dibandingkan dengan destilasi
uap.
CJS: TERPENOID 21
Isolasi komponen kimia dlm minyak atsiri
1. Kristalisasi pd suhu rendah , cth: stearoptena
2. Destilasi bertingkat
3. Kristalisasi bertingkat
4. Kromatografi : TLC, GC
5. Proses kimiawi
Penarikan senyawa terpenoid :
• Ekstraksi menggunakan pelarut non polar
PE (petroleum eter)
Eter
Heksan
Kloroform
• Destilasi uap
Isolasi
• KLT preparatif
– Fase diam = silica 60F254
– Fase gerak = benzena : kloroform ( 1:1), benzena : etil
asetat ( 19:1).
• Kromatografi kolom
– Fase diam = silica 60F254
– Fase gerak = pelarut yang bersifat non polar
Identifikasi
• KLT
• KG-SM (GCMS)
• Pereaksi warna :
– Lieberman-Burchard ( anhidrida asam asetat- H2SO4 pekat
). Dengan pereaksi ini sterol dan triterpen akan berwarna
hijau biru.
Contoh KLT :
minyak atsiri daun kenikir
KLT
Fase diam = selulosa
Fase gerak = kloroform : heksan (1:1)
KLT preparatif
Fase diam = selulosa
Fase gerak = kloroform : heksan (1:1)
Cat :
penampak bercak :anisaldehid atau vanilin sulfat
PERLAKUAN BERTURUTAN TERHADAP
MINYAK ATSIRI HASIL ISOLASI
CJS: TERPENOID 27
MANFAAT MINYAK ATSIRI
Minyak atsiri berguna dlm pengobatan misalnya pada
aromaterapi, dalam Spa (Sano par aquae), korigen odoris,
saporis, dan flavoris. Sebagai bumbu dapur (spices), sebagai
parfum atau minyak wangi, serta kosmetika alami, serta
pengharum berbagai produk kebersihan, pengharum ruangan,
mobil, kloset, dsb.
Farmasi, minyak atsiri digunakan sebagai aromaterapi, dapat
tersedia dlm berbagai bentuk.
Parfumeri, sebagai pengharum dalam berbagai bentuk dan
tergantung keperluan. Juga dalam kosmetika.
Teknologi makanan, sebagai bumbu (spices), pengawet,
penyedap rasa (flavoring agent).
Prazat untuk sintesis. Misalnya eugenol menjadi vanilin.
CJS: TERPENOID 28
AROMATHERAPY
CJS: TERPENOID 29
Penggunaan dalam bidang farmasi:
Kegunaan Contoh Keterangan
Obat gosok rematik dan Ol. Gaultheria, Ol. Berdasarkan sifat sebagai
neulargia Rosmarini, Camphorae, rubifisien dari senyawa
Thymol karvakarol, sitral, sitronelal,
limonen.
Karminatif dan stomatika Calami Rhizoma, Zingiberis Disebabkan karena
Rhizoma pengaruhnya terhadap otot
polos usus dan lambung
Ekspetoran dan obat batuk Ol. Thymi, Ol. Anisi, Ol. Disebabkan karena minyak
Foeniculi atsiri diekskresi melalui paru
– paru. Jika melalui
bronchiola menyebabkan
ekspektoran.
Cholagoga Curcumae Rhizoma Disebabkan pengaruh
spasmolitik terhadap otot
polos dari kandung empedu
Emenagoga Myristicae Semen, Pada dosis kecil amenorea
Caryophylli Flos dan dismenorea, pada dosis
tinggi menyebakan abortus.
Insektida dan repellansia Pyrethri Flos, Myristicae
Semen, Camphor
Anestesi gigi Ol. Caryophylli
KETOKSIKAN MINYAK ATSIRI
Walaupun m.a. dpt dijual bebas (OTC), namun sbg farmasis harus
mengetahui toksisitas m.a., misalnya:
Ketoksikan akut, LD50 oleum Chenopodii 250 mg/kg bb;
minyak kayu putih 1,9 g/kg bb.
Ketoksikan bersifat neurotoksik.
Ketoksikan kronis, jarang terjadi, mungkin dpt terjadi
pada penerapan aromaterapi.
Ketoksikan pada kulit, misalnya iritasi, fototoksik, dan
alergi; terjadi pd pengguna parfum atau kosmetik (misalnya
yang mengandung minyak kenanga).
Kekarsinogenikan, yg mengandung alil atau profenilfenol,
mis. azaron, safrol, anetol, estragol, dsb.
Menghambat pernapasan, misalnya mentol bagi balita.
31
PENYIMPANAN MINYAK ATSIRI YANG BAIK
Penyimpanan minyak atsiri yang tidak tepat akan
mengubah kandungan kimia m.a., jadi m.a. harus
disimpan dlm botol berwarna gelap (bahkan botol
aluminium, stainless steel ), diisi hampir penuh
(mencegah oksidasi), tertutup kedap (kalau mungkin
diberi nitrogen sebagai gas inert), disimpan di tempat
gelap, kering, dan sejuk. Mungkin juga perlu diberi
antioksidan agar lebih awet (stabil), misalnya Vit. E.
Fotoisomerisasi, termoisomerisasi, fotosiklisasi,
peruraian krn oksidasi, dan peroksida merupakan
faktor yang merusak kandungan kimia minyak atsiri.
32
PENYIMPANAN MINYAK ATSIRI YANG KURANG
TEPAT
CJS: TERPENOID 33
MINYAK ATSIRI DISIMPAN DALAM BOTOL GELAP &
PENUH
CJS: TERPENOID 34
DIISI PENUH
CJS: TERPENOID 35
BERBAGAI BOTOL PARFUM
CJS: TERPENOID 36
PEMBAGIAN GOLONGAN
minyak atsiri
1. Golongan Terpen
Senyawa terpen merupakan senyawa yang penting sebagai
komponen minyak atsiri. Terpen merupakan kondensasi dari
isopren = C5H8
Dengan kondensasi isopren dapat terbentuk :
Monoterpen ; 2 unit isopren = C10H16
komponen minyak atsiri.
Contoh simplisia :Geraniol dalam Ol. Rosae
Seskuiterpen; 3 unit isopren =C15H24
komponen minyak atsiri.
Contoh simplisia: kurkumin dalam Curcuma
Diterpen; 4 unit isopren = C20H24 komponen
damar. Misalnya : asam abietat dalam pinus
Triterpen; 6 unit isopren = C30H22 komponen
lilin, steroid, klorofil.
2. Golongan Fenilpropan
Dapat dibedakan menjadi 2 golongan :
a. Derivat simena
Contoh simplisia :
Timol dalam Thymi Herba
b. Derivat Fenilpropan yang sesungguhnya
Contoh simplisia :
Eugenol dalam Ol. Caryophylli
3. Golongan lain –lain
a. Hidrokarbon alifatis: n-heptan dalam Pinus sp.
b. Alkohol aromatis: p-toluil metil karbinol dalam
Curcuma xanthorrhyza
c. Senyawa dengan N: indol dan metil antranilat
dalam Jasminum sambac
d. Senyawa mengandung S:
- Sulfida yang berbau merangsang dalam
Ferula sp.
- Dialilsulfida; Allium sativum
- Tripropil aldehid; Alium cepa
URAIAN SIMPLISIA
MONOTERPEN ASIKLIS
Derivat Simena
Oleum Caryophylli (minyak cengkeh)
Tanaman asal: Eugenia caryophylata
Bagian yang digunakan: diperoleh dari destilasi uap air
bunga cengkeh.
Isi: Eugenol (82% volume), eugenol asetat, kariofilen dll
Penggunaan: lokal anestesi pada sakit gigi, karminatif,
germisid, corigens saporis
Minyak cengkeh dari Ambon mempunyai mutu tertinggi.
Kemasan harus dalam wadah dari kaca atau aluminium
atau timah putih, sebab apabila dari besi, maka eugenol dan
fenol mudah bersenyawa sehingga warna berubah menjadi
coklat atau ungu.
Piperis betle Folium (daun sirih)
Tanaman asal: Piper betle
Daerah asal dan penghasil:kepulauan di Asia Tenggara
termasuk Indonesia dan India.
Cara memproduksi:
Isi:
Yang berasal dari Jawa mengandung : Betelfenol, kavikol, dan
seskuiterpen
Muangthai: terutama betelfenol (isomer dari eugenol)
Penggunaan:
Afrodisiaka, stimulansia, radang selaput lendir tenggorokan
sebagai obat kumur, obat batuk, mata, dan obat luka
(antiseptika)
Penduduk menggunakannya untuk makan sirih dicampur
dengan pinang, gambir dan kapur
Myristicae Semen (Biji Pala)
Tanaman asal: Myristica fragrans
Familia: Myrtaceae
Bagian yang digunakan:
Biji masak dan kering telah dihilangkan kulit biji dan
arilusnya.
Pohon pala mulai berbuah setelah berumur 8-9
tahun dan buah dapat dipetik hasilnya selama 60
tahun.
Kulit buah berdaging, jika masak terbelah
memanjang menjadi 2, didalamnya terlihat biji
berwarna coklat kehitaman dan diliputi arilus
berwarna merah karmin.
Isi utama:
40% minyak lemak terdiri dari trimiristisin, asam
oleat, asam linoleat.
7-16% minyak atsiri terdiri atas miristisin, safrol,
eugenol, iso eugenol, pinen, kamfer dll.
Penggunaan: stimulansia, karminatif, rempah-
rempah, abortivum.
Dalam dosis tinggi beracun karena menyebabkan
midriasis dan stupor.
Pemalsuan dan pergantian:
Dengan Myristica argentea dari Irian, bentuk lebih
panjang, bau lebih lemah.
Myristica malabarica dari Bombay, bentuk elips, tidak
berbau
Simplisia golongan sinamil
aldehid
Cinnamomi Cortex (Kayu Manis, keningar)
Tanaman asal: Cinnamomum zeylanicum
Familia: Lauraceae
Bagian yang digunakan:
Kulit bagian dalam dari cabang pohon.
Cabang dipotong, kulit luar dibung sampai
batas serabut perisikel. Kulit bagian dalam
sampai batas kambium diambil, tiap 7-12
lembar digulung, dijemur selama 3 hari dan
diangin-anginkan selama 3 hari hingga kering.
Daerah asal dan penghasil: Srilanka.
Isi: 1 % minyak atsiri terdiri dari 55-60%
sinamil aldehid, 4.8% eugenol, kariofilen, dll.
isi lain: damar, mucilago, amylum, tanin,
manitol yang menyebabkan rasa manis.
Penggunaan: aromatika, astringen, corigen
saporis, pewangi pasta gigi dan obat-obatan
Lain-lain
Oleum Gaultheriae (Wintergreen Oil, Minyak
Gandapura)
Tanaman asal: Gaultheria procumbens L.
Gaultheria punicata dan Gaultheria
leucocarpa (Indonesia)
Familia: Ericaceae
Bagian yang digunakan:
Minyak hasil destilasi uap air daun.
Pada bulan September, daun yang masih hijau
dan cabang-cabangnya dipotong atau ditumbuk,
kemudian maserasi dengan air selama 1 malam
pada suhu + 50°C.
Selama maserasi terjadi reaksi:
Glikosida gaultherin oleh enzim gaultherase diubah menjadi
salisilas metilikus. Setelah maserasi, kemudian didestilasi untuk
memisahkan minyaknya. Hasilnya dimurnikan kembali.
Minyak bisa berupa cairan tak berwarna, kuning atau merah. Warna
merah disebabkan karena adanya Fe yang bersal dari alat destilasi.
Daerah asal dan penghasil: Amerika Utara bagian timur
Isi : Salisilas metilikus 99%
Penggunaan: stimulansia, rubifasien, antirematik, corigen saporis
Pemalsuan:
Dengan hasil-hasil sampingan petroleum
Salisilas metilikus sintetis
Ol. Sassafras dan Ol. Betulae.
Valerianae Radix (Akar Valerian)
Tanaman asal: Valeriana officinalis
Familia: Valerianaceae
Bagian yang digunakan:
Akar, akar rimpang dan stolon.
Akar dan akar rimpang yang baru diambil tidak
berbau, tetapi segera setelah dikeringkan timbul bau
yang khas (asam isovalerat). Rasa seperti kamfer dan
sedikit pahit.
Daerah penghasil: Inggris, Belanda, Perancis, Eropa
Timur, Jepang
Isi:
0,5 – 1 % minyak atsiri terdiri dari: bornil
isovalerianat, iogenil isovalerat dll.
Senyawa valepotriat: valtrat
Alkaloid: chatinin dan valerian.
Penggunaan: karminatif, antispasmodik, penenang
pada histeria dan kelainan syaraf lainnya. Sering
digunakan bersama-sama dengan bromide sebagai
sedative. Sifat sedative disebabakan karena adanya
senyawa-senyawa valepotriat.
Kaempferia Rhizoma (Kencur)
Tanaman asal: Kaempferia galanga
Familia: Zingiberaceae
Isi : minyak atsiri terdiri atas Kristal etil ester dari
metoksinamat, alkaloid, mineral, amylum.
Penggunaan: ekspektoransia, diaforetika,
karminatif dan stimulansia.
Alii sativa Bulbi (Bawang Putih)
Tanaman asal: Allium sativum
Familia: Liliaceae
Daerah asal:
Isi: 0,1% minyak atsiri terdiri dari: dialilsulfida (60%),
dialil trisulfida (20%), propil alildisulfida.
Isi lain:
Alliin; bentuk Kristal, tidak berbau dan tidak bersifat
bakterisid.
Alliinase; enzim yang merubah alliin menjadi alisin yang
bersifat bakterisid.
Alisin tidak stabil, dengan adanya air dan oksigen dari
udara menjadi minyak yang berbau khas bawang, terdiri
dari dualilsulfida dan lain-lain sulfida.
Penggunaan:
Karena mengandung alisin maka digunakan
sebagai bakterisid pada infeksi saluran
pencernaan yang akut dan kronis.
Karminatif, khloretik, spasmolitik dan penyakit
kulit karena jamur.
Karena mengandung biokatalisator, maka
digunakan sebagai obat tekanan darah tinggi
dan arteriosklerosis.
Allium cepa (Bawang Merah)
Isi utama: aliin
Isi lain:
Dihidro aliin dan analognya: S metil sistein sulfoksid
yang karena terjadinya fermentasi terbentuk ester
asam tiosulfat yang bekerja bakteriostatis.
Beda dengan Allium sativum : Allium cepa
mengandung tiopropion aldehid, yaitu substansi yang
terbentuk karena peruraian dihidro alliin yang tak
stabil. Tio propion aldehid menyebabkan keluarnya
air mata