Anda di halaman 1dari 57

PEMERIKSAAN

SPERMA

Novianti Anggie L

Moderator :
Dr. Inggrid Lovita
PENDAHULUAN

Spermatozoid atau sel sperma atau spermatozoa


(berasal dari bahasa Yunani Kuno yang berarti benih
dan makhluk hidup) adalah sel dari sistem
reproduksi jantan. Sel sperma akan membentuk
zigot.
Zigot adalah sebuah sel dengan kromosom lengkap
yang akan berkembang menjadi embrio.
SPERM
A

PLASMA SEMEN
KOMPOSISI SPERMA

semen spermatozoa
MORFOLOGI

ATP
Enzim hidrolitik

penembusan
sel telur
SPERMATOGENESIS

Proses pembentukan
dan pemasakan Diploid

spermatozoa
Haploid
Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap
hari.
Siklus spermatogenesis berlangsung rata–rata 74 hari
(perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa
matang).
Proses pemasakan spermatosit menjadi sperma dinamakan
spermatogenesis dan terjadi di dalam epididimis.
Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus
berlangsung sepanjang hidup, walaupun kualitas dan
kuantitasnya makin menurun dengan bertambahnya usia.
Pemeriksaan Sperma atau analisis sperma

Tujuan :
 Mengetahui jumlah dan morfologi
 Meneliti unsur-unsur di dalamnya dan kelainan / penyakit
 Meneliti kelainan hormon seks dan kesuburan
Pemeriksaan Semen Di Laboratorium
Makroskopis
TES MAKROSKOPIS
PRA ANALITIK

Persiapan Pasien :
• Abstinentia selama 3-5 hari
• Catat riwayat penyakit

Persiapan sampel :
• Spesimen dikeluarkan dengan cara masturbasi tidak
menggunakan pelicin, sabun, kondom, dll
• Spesimen ditampung di dalam sebuah pot terbuat dari
kaca, bermulut lebar, volume 20-50 ml, steril
• Suhu sperma dipertahankan sekitar 25-35oC selama
transport
• Sperma sesegera mungkin di periksa
ALAT DAN
BAHAN
ANALITIK
WARNA

Putih keabu-abuan homogen,


NORMAL kadang didapatkan seperti jeli
yang mencair

Jernih  jumlah sperma kurang


(azoospermia)
Merah kecoklatan  sel darah
ABNORMAL
merah
Kuning  penderita ikterus atau
minum vitamin
Kejernihan atau kekeruhan ejakulasi
WHO 2010 menunjukkan hubungan konsentrasi sperma
VOLUME

Volume ejakulasi berasal dari :


• Vesikula seminalis
• Kelenjar prostat
• Kelenjar bulbouretra dan epididimis

Diukur dengan tabung/gelas


ukur dari kaca
Normal : ≥ 1,5 ml
Setelah abstinensia selama
3 hari, volume berkisar
antara 2 – 5 ml
 Bisa diperiksa dengan menggunakan pipet ukur
 Tidak dianjurkan plastic syringes -- mengganggu motilitas
sperma

Makna klinis :
- Aspermia : 0 ml
- Hipospermia : < 2ml
- Normospermia : 2-6 ml
- Hiperspermia : > 6ml
BAU

Normal
Bau khas seperti Bunga Akasia / Chestnut
flower
Disebabkan oleh oksidasi spermin yang
diproduksi oleh prostat.

Abnormal
Bau busuk  infeksi
LIKUEFAKSI

Sediaan diamati pada suhu kamar dan


dicatat waktu pencairan

Normal
Mencair dalam 15 – 60 menit dalam suhu
ruangan
pH
• pH semen  keseimbangan antara sekresi
vesikula seminalis (alkali) dan sekresi asam
prostat
• Diukur stlh likuefaksi, metode kertas lakmus
Cara :
-Celupkan kertas indikator ke dalam sampel
- Baca hasil setelah 30 detik dan bandingkan
dengan kertas standar

Normal  pH 7,2 – 7,8


Abnormal  pH > 7,8 (infeksi)
pH < 7,2 (pada semen azoospermia
 gangguan pada vesicula seminalis
VISKOSITAS

 Viskositas = konsistensi
 Diukur setelah likuefaksi

Cara :
- Sampel diambil dengan pipet atau ujung jarum, kemudian biarkan
menetes
- Amati benang yang terbentuk dan sisa sampel di ujung pipet /
jarum

Normal :
≤ 2 cm, sampai menetes dalam tetesan yang kecil
Abnormal :
Tetesan akan membentuk benang lem
TES MIKROSKOPIS

AGLUTINASI
Terikatnya spermatozoa motil satu sama lain, baik kepala dengan
kepala, ekor dengan ekor atau lain sebagainya  menyebabkan
gerakan spermatozoa kacau dan terbatas.
CARA
Ambil 1 tetes sperma yang sdh terluefaksi
total ke objek glass
Tutup dengan kaca penutup
Hitung jumlah sperma di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x
Hitung jumlah sperma yang mengalami
aglutinasi dengan interval waktu 60, 75, 90,
105, dan 120 menit setelah ejakulasi
Periksa pada 10 LP
MOTILITAS
Kualitas pergerakan spermatozoa disebut baik  50%
atau lebih
spermatozoa menunjukkan pergerakan yang sebagian
besar adalah
gerak yang cukup baik atau sangat baik.

Grading menurut WHO untuk pergerakan spermatozoa


adalah sebagai berikut :
0 = spermatozoa tidak menunjukkan pergerakan
1 = spermatozoa bergerak ke depan dengan lambat
2 = spermatozoa bergerak ke depan dengan cepat
3 = spermatozoa bergerak ke depan sangat cepat

Bila spermatozoa yang motil kurang dari 50%, maka


spermatozoa
UJI MOTILITAS

1 tetes
HITUNG
semen yang Mikroskop - Brp %
sudah pembesaran
spermatozoa
mencair pd 40x lensa
yg aktif
objek glass objektif - Waktu
lalu tutup 4-6 LP pada
sejak saat
dgn cover 200 sperma
ejakulasi
glass
Menurut Simple Grading
System

Perhitungan gerak spermatozoa dinyatakan dalam


persentase
a = …..% NORMAL : (a) 25% atau (a)+
(b) >50% ∑ sperma motil
b = …..% Total sperma
X 100 %

c = …..%
d = …..%
MORFOLOGI

• Spermatozoa disebut mempunyai kualitas bentuk yang


cukup baik bila ≥ 40% spermatozoa mempunyai
morfologi normal.

• Pemeriksaan morfologi mencakup bagian kepala, leher


dan ekor dari spermatozoa.

• Bila > 60% spermatozoa mempunyai morfologi


abnormal, maka keadaan ini disebut teratozoospermia.
CARA :
• 1 tetes (10-15 µL) semen ke salah satu objek glass
• Dengan objek glass kedua, dibuat apusan sampel
• Biarkan kering di udara, lalu fiksasi dengan alkohol, biarkan
kering
• Cat Giemsa selama 20 menit, bilas dengan air mengalir,
keringkan
• Periksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x dengan
minyak imersi, cahaya minimal
• Pemeriksaan dilakukan pada 100 sperma meliputi kepala, leher
dan ekor, buatlah persentase
Kelainan morfologi yang sering adalah :
1. Kelainan kepala  ukuran besar / kecil, lonjong, kepala
tidak berbentuk, bentuk kerucut, kepala ganda, bentuk
vakuola
2. Kelainan leher  bengkok atau tipis
3. Kelainan ekor  ukurannya pendek,ganda, bentuk
gulungan kusut, atau ekor panjang
Normal :
Kepala berbentuk oval, reguler, dengan
bagian tengah utuh dan mempunyai
ekor tak melingkar dengan panjang 45
mikron
Abnormal :
Terdapat 1 atau lebih dari bagian
spermatozoa yang abnormal
VITALITAS

Hanya dilakukan jika sperma immotil ditemukan > 50%

PRINSIP : sperma yg mati akan menyerap zat warna

Maka dari itu perlu dibedakan lagi antara spermatozoa


yang hidup dengan spermatozoa yang mati.

Metode : Eosin nigrosin supravital sperma viability


CARA
• Sampel sperma diteteskan kedalam tabung reaksi kecil
• Ditambahkan 1 tetes Eosin 5% dan 1 tetes Negrosin 10%, di aduk
• Diambil 1 tetes, dibuat hapusan diatas objek glass, dikeringkan
• Diperiksa dibawah mikroskop dengan perbesaran 1000x
• Pemeriksaan dilakukan pada 200 sperma
• Hasil dinyatakan dalam persen ( % ).

• Sperma yang hidup akan tetap berwarna bening tidak menyerap


Eosin
• Sperma yang mati akan menyerap Eosin sehingga terwarnai merah

Normal :
75 % atau lebih spermatozoa yang hidup.
JUMLAH dan KONSENTRASI

Jumlah >< konsentrasi ----- Berbeda!

Konsentrasi sperma  jumlah sperma per unit volume semen


(per ml)

Jumlah sperma  jumlah seluruh sperma yang dihasilkan


setiap ejakulasi

Jumlah sperma = konsentrasi sperma x volume ejakulasi


JUMLAH

Menghitung spermatozoa dengan kamar


hitung NI dan teteskan semen dengan pipet
leukosit
Isi pipet leukosit dengan semen yang sudah
mencair dengan aquadest sampai garis
bertanda 0,5 dan aquadest sampai ke garis
bertanda 11.
Hitung sperma dalam kamar hitung NI seluas
1 mm2
Jumlah yang dihitung dikalikan 200.000 untuk
mendapatkan jumlah sperma dalam 1 ml
semen
• Istilah yang dipakai adalah sbb :
0 Juta/ml : Azoospermia
< 20 juta : Oligozoospermia
> 70 Juta/ml :
Polizoospermia
EPITEL dan ROUND CELL

Epitel berasal dari traktus urinarius.


Round cells terdiri dari lekosit dan immature
germ cells (spermatid)
Dpt dilihat pada preparat sperma yang sudah
dilakukan pengecatan  giemsa
Diperiksa dibawah mikroskop dengan
perbesaran 1000x
Dihitung dalam bilik hitung NI
Normalnya  lekosit <1jt/ml
TES KIMIA
Karbohidrat yang ada dalam semen adalah
Fruktosa  mempunyai korelasi positif dengan
kadar testosterone dalam tubuh. 
Memakai reaksi Selivanof sebagai dasar.

TUJUAN
Untuk mengetahui dan menentukan kadar fruktosa
dalam semen yang berikatan dengan kadar
testosterone.

HCL
PRINSIP
Fruktosa Furfural
Pemana+ Resorsinol  Merah
san
REAGEN
Larutan Ba(OH)2 0,3N
Larutan ZnSO4 0,175
Larutan Resorcinol 0,1 %
HCl 10N
Standar fruktosa stock 50 mg fruktosa larutkan
dalam 100 ml larutan asam Benzoat 0,2%

Standar fruktosa sebagai larutan kerja. 1 ml


standar fruktosa stock diencerkan dengan
aquadest sampai 100 ml

Konsentrasi 200 mg / dl fruktosa mani


CARA
1. Lakukan deproteinisasi mani yang akan
diperiksa dengan terlebih dahulu
mengencerkan 0,1 ml mani dengan 2,9 ml
air. Tambahkan 0,5 ml larutan Ba(OH)2,
campur, tambahkan 0,5 ml larutan ZnSO4,
campur lagi dan pusinglah kuat-kuat.
2. Sediakan 3 tabung T (test), S (standard)
dan B (blanko)
Tabung T diisi 2 ml cairan atas dari langkah 1
Tabung S diisi 2 ml standard fruktosa larutan
kerja
Tabung B diisi 2 ml air/ aquadest
Ketiga tabung ditambahkan masing-masing 2
ml recorcinol dan 6 ml HCl
Campur isi tabung, panasi dalam water bath
900 C selama 10 mnt
Baca absorbansi T dan S terhadap B pada
490 nm
Hitung kadar fruktosa dengan rumus
AT/AS x 200 = mg/dl fruktosa semen

Normal : 120 - 450 mg/dl


SENTRIFUGASI PADA SPERMA
Jika dalam pemeriksaan mikroskopis tidak
ditemukan spermatozoa  lakukan sentrifuge
pada sample
Pisahkan supernatan dan endapan  ambil
endapan dan buat preparat pemeriksaan
Jika tetap tidak ditemukan spermatozoa sama
sekali  azoospermia
Jika ditemukan 1-5 spermatozoa  campur
kembali endapan dan supernatan  lakukan
pemeriksaan mikroskopis ulang 
chryptozoospermia atau
oligozoospermia
INTERPRETASI
SPERMIOGRAM
Interpretasi spermiogram sampai saat ini
berdasarkan pada
3 parameter pokok, yaitu :
1. Jumlah spermatozoa  20 – 70 juta/ml
2. Motilitas sperma  >50 %
3. Morfologi sperma normal  ≥ 40 %
HASIL PEMERIKSAAN SPERMA
Tgl permintaan : Nama Dokter :
Tgl terima : Nama Pasien :
Umur : Alamat :
Diagnosis : No Lab :

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan


Analisis Sperma
Pemeriksaan ke
Abstinensi seksual Hari
Sperma dikeluarkan jam
Sperma diperiksa jam
Cara pengeluaran
Makroskopis
Volume mL 2.0 – 5.0 mL
Warna Putih abu-abu
Bau Khas
Likuefaksi Menit < 20 menit
Viscositas Cm < 2 cm
pH 7.2 – 7.8
Mikroskopis
Konsentrasi 106 /mL >20 x 106 /ml
Jumlah total spermatozoa 106 /ej 106 /ej
Motilitas >50% motil grade a & b
Atau 25% grade a

a. Cepat lurus %
a. Cepat belok-belok %
a. Motil ditempat %
a. Non Motil %
Morfologi %
Vitality % >30%
Lekosit (Peroksidase +) 10 / mL
6
>60%
Immature Germ Cells 10 /mL
6
<1 x 106 /ml
Epithel
Debris
Eritrosit /lpb
Aglutinasi
HOST >60%
Fruktosa >13 Umol/ejakulasi
Estimasi Jumlah Sperma
CARA :
• 1 tetes (10-15 µL) semen ke objek glass, lalu tutup
dgn cover glass
• Periksa di bawah mikroskop, pembesaran 400x,
cahaya minimal
• Dilakukan pada beberapa lapang pandang, pada suhu
kamar
• Jumlah kan rata-rata sperma dikalikan 106
HITUNG JUMLAH SPERMA

CARA :
• Isap sperma dengan pipet leukosit sampai tanda 0,5 tepat
• Isap larutan pengencer sperma sampai tanda 11 tepat
Larutan Pengencer Sperma :
- NaHCO3 5 gr
- Formalin 5% 1 ml
- Eosin 2% 5 ml
- Aquadest 100 ml
• Kocok selama 2 menit,buang 3-4 tetes, masukkan dalam kamar
hitung NI
• Pada pembesaran 400x
• Hitung sel sperma yang terdapat dalam kamar hitung
• Hasilnya dinyatakan dalam juta/ml
Hitung pada 5 KS pada baris yang sama sampai
berjumlah 200 spermatozoa
Bila < 200 spermatozoa pada bilik 5, maka perhitungan
dapat dilanjutkan pada bilik 4 dan 6.
Catat sampai dimana kotak yang sudah kita nilai (berapa
kotak), baris yang sama akan dihitung dari bilik lainnya.
Pindah ke bilik selanjutnya dengan perhitungan yang
sama.
Jumlahkan kedua hasil dan lihat pada skala perbedaan.
Tentukan skala perbedaan yang dapat diterima.
Bila perbedaan dapat diterima maka hitung konsentrasi
nya, bila terlalu tinggi, maka ulang pengenceran.
Perhitungan :
Pengenceran 1:20
Jumlah 1 : 220 spermatozoa pd 4 kotak
Jumlah 2 : 218 spermatozoa pd 4 kotak

C = (N / n) x (1/20) x 20
spermatozoa / nl
= (N / n) x 1 spermatozoa /nl
atau 106 per ml

Jumlah = 220+218 = 438 pd 8 kotak


Perbedaan ( 220-218 = 2)
Accepted

C = 438 / 8 x 1 = 54,75 spermatozoa /


nl
Atau 55 x 106 spermatozoa / ml

Anda mungkin juga menyukai