SPERMA
Novianti Anggie L
Moderator :
Dr. Inggrid Lovita
PENDAHULUAN
PLASMA SEMEN
KOMPOSISI SPERMA
semen spermatozoa
MORFOLOGI
ATP
Enzim hidrolitik
penembusan
sel telur
SPERMATOGENESIS
Proses pembentukan
dan pemasakan Diploid
spermatozoa
Haploid
Pada manusia proses spermatogenesis berlangsung setiap
hari.
Siklus spermatogenesis berlangsung rata–rata 74 hari
(perkembangan sel spermatogonia menjadi spermatozoa
matang).
Proses pemasakan spermatosit menjadi sperma dinamakan
spermatogenesis dan terjadi di dalam epididimis.
Pada pria dewasa normal, proses spermatogenesis terus
berlangsung sepanjang hidup, walaupun kualitas dan
kuantitasnya makin menurun dengan bertambahnya usia.
Pemeriksaan Sperma atau analisis sperma
Tujuan :
Mengetahui jumlah dan morfologi
Meneliti unsur-unsur di dalamnya dan kelainan / penyakit
Meneliti kelainan hormon seks dan kesuburan
Pemeriksaan Semen Di Laboratorium
Makroskopis
TES MAKROSKOPIS
PRA ANALITIK
Persiapan Pasien :
• Abstinentia selama 3-5 hari
• Catat riwayat penyakit
Persiapan sampel :
• Spesimen dikeluarkan dengan cara masturbasi tidak
menggunakan pelicin, sabun, kondom, dll
• Spesimen ditampung di dalam sebuah pot terbuat dari
kaca, bermulut lebar, volume 20-50 ml, steril
• Suhu sperma dipertahankan sekitar 25-35oC selama
transport
• Sperma sesegera mungkin di periksa
ALAT DAN
BAHAN
ANALITIK
WARNA
Makna klinis :
- Aspermia : 0 ml
- Hipospermia : < 2ml
- Normospermia : 2-6 ml
- Hiperspermia : > 6ml
BAU
Normal
Bau khas seperti Bunga Akasia / Chestnut
flower
Disebabkan oleh oksidasi spermin yang
diproduksi oleh prostat.
Abnormal
Bau busuk infeksi
LIKUEFAKSI
Normal
Mencair dalam 15 – 60 menit dalam suhu
ruangan
pH
• pH semen keseimbangan antara sekresi
vesikula seminalis (alkali) dan sekresi asam
prostat
• Diukur stlh likuefaksi, metode kertas lakmus
Cara :
-Celupkan kertas indikator ke dalam sampel
- Baca hasil setelah 30 detik dan bandingkan
dengan kertas standar
Viskositas = konsistensi
Diukur setelah likuefaksi
Cara :
- Sampel diambil dengan pipet atau ujung jarum, kemudian biarkan
menetes
- Amati benang yang terbentuk dan sisa sampel di ujung pipet /
jarum
Normal :
≤ 2 cm, sampai menetes dalam tetesan yang kecil
Abnormal :
Tetesan akan membentuk benang lem
TES MIKROSKOPIS
AGLUTINASI
Terikatnya spermatozoa motil satu sama lain, baik kepala dengan
kepala, ekor dengan ekor atau lain sebagainya menyebabkan
gerakan spermatozoa kacau dan terbatas.
CARA
Ambil 1 tetes sperma yang sdh terluefaksi
total ke objek glass
Tutup dengan kaca penutup
Hitung jumlah sperma di bawah mikroskop
dengan pembesaran 100x
Hitung jumlah sperma yang mengalami
aglutinasi dengan interval waktu 60, 75, 90,
105, dan 120 menit setelah ejakulasi
Periksa pada 10 LP
MOTILITAS
Kualitas pergerakan spermatozoa disebut baik 50%
atau lebih
spermatozoa menunjukkan pergerakan yang sebagian
besar adalah
gerak yang cukup baik atau sangat baik.
1 tetes
HITUNG
semen yang Mikroskop - Brp %
sudah pembesaran
spermatozoa
mencair pd 40x lensa
yg aktif
objek glass objektif - Waktu
lalu tutup 4-6 LP pada
sejak saat
dgn cover 200 sperma
ejakulasi
glass
Menurut Simple Grading
System
c = …..%
d = …..%
MORFOLOGI
Normal :
75 % atau lebih spermatozoa yang hidup.
JUMLAH dan KONSENTRASI
TUJUAN
Untuk mengetahui dan menentukan kadar fruktosa
dalam semen yang berikatan dengan kadar
testosterone.
HCL
PRINSIP
Fruktosa Furfural
Pemana+ Resorsinol Merah
san
REAGEN
Larutan Ba(OH)2 0,3N
Larutan ZnSO4 0,175
Larutan Resorcinol 0,1 %
HCl 10N
Standar fruktosa stock 50 mg fruktosa larutkan
dalam 100 ml larutan asam Benzoat 0,2%
a. Cepat lurus %
a. Cepat belok-belok %
a. Motil ditempat %
a. Non Motil %
Morfologi %
Vitality % >30%
Lekosit (Peroksidase +) 10 / mL
6
>60%
Immature Germ Cells 10 /mL
6
<1 x 106 /ml
Epithel
Debris
Eritrosit /lpb
Aglutinasi
HOST >60%
Fruktosa >13 Umol/ejakulasi
Estimasi Jumlah Sperma
CARA :
• 1 tetes (10-15 µL) semen ke objek glass, lalu tutup
dgn cover glass
• Periksa di bawah mikroskop, pembesaran 400x,
cahaya minimal
• Dilakukan pada beberapa lapang pandang, pada suhu
kamar
• Jumlah kan rata-rata sperma dikalikan 106
HITUNG JUMLAH SPERMA
CARA :
• Isap sperma dengan pipet leukosit sampai tanda 0,5 tepat
• Isap larutan pengencer sperma sampai tanda 11 tepat
Larutan Pengencer Sperma :
- NaHCO3 5 gr
- Formalin 5% 1 ml
- Eosin 2% 5 ml
- Aquadest 100 ml
• Kocok selama 2 menit,buang 3-4 tetes, masukkan dalam kamar
hitung NI
• Pada pembesaran 400x
• Hitung sel sperma yang terdapat dalam kamar hitung
• Hasilnya dinyatakan dalam juta/ml
Hitung pada 5 KS pada baris yang sama sampai
berjumlah 200 spermatozoa
Bila < 200 spermatozoa pada bilik 5, maka perhitungan
dapat dilanjutkan pada bilik 4 dan 6.
Catat sampai dimana kotak yang sudah kita nilai (berapa
kotak), baris yang sama akan dihitung dari bilik lainnya.
Pindah ke bilik selanjutnya dengan perhitungan yang
sama.
Jumlahkan kedua hasil dan lihat pada skala perbedaan.
Tentukan skala perbedaan yang dapat diterima.
Bila perbedaan dapat diterima maka hitung konsentrasi
nya, bila terlalu tinggi, maka ulang pengenceran.
Perhitungan :
Pengenceran 1:20
Jumlah 1 : 220 spermatozoa pd 4 kotak
Jumlah 2 : 218 spermatozoa pd 4 kotak
C = (N / n) x (1/20) x 20
spermatozoa / nl
= (N / n) x 1 spermatozoa /nl
atau 106 per ml