Digital Notes
Digital Notes
INSTRUMENTATION SYSTEM
Bubbler
Dipstick
Capacitance
Float Ultrasonic
Tuning Fork Radar
Sight glass
Nuclear
Displacer
Gage Glass
Differential
Pressure
Ultrasonic Gap
Hydrostatic
Weight
1. PENGUKURAN LEVEL (LEVEL MEASUREMENT)
Level merupakan salah satu variabel yang banyak dijumpai di industri seperti halnya temperatur
(temperature), tekanan (pressure) dan aliran (flow). Oleh karena itu pengukuran level merupakan
salah satu hal yang penting dalam kaitannya dengan kelangsungan proses secara keseluruhan.
Kegagalan pengukuran level dapat berakibat pada kegagalan suatu proses atau bahkan dapat
menimbulkan faktor yang berbahaya bagi keselamatan. Beberapa contoh instrument yang berkaitan
dengan pengukuran level diperlihatkan pada gambar.
Prinsip dasar.
Secara umum pengukuran level selalu didasarkan pada penentuan batas (interface) dari dua fluida
yang berbeda. Misalnya antara fluida cair satu dengan fluida cair yang lain, antara fluida cair dengan
gas/uap atau antara fluida gas dengan gas. Dengan mengetahui letak batas tersebut, maka level dari
fluida yang bersangkutan akan dapat diketahui.
5 Alasan mengapa level diukur
Inventarisasi
• Menjaga jumlah bahan baku yang tersedia.
Custody Transfer
• Jumlah bahan baku yang dibeli dan dijual menggunakan perjanjian volume dan berat.
Efisiensi
• Memaksimalkan penggunaan tangki yang tersedia
• Menghindari biaya – biaya yang tdak perlu akibat pembelian tangki yang tidak perlu.
Safety
• Menjaga agar tidak ada cairan yang tumpah.
• Menghindari terjadinya kelebihan tekanan didalam tangki tertutup.
Indicator
Internal Still pipe External Still pipe to
to guide the float guide the float
Float
Float
Isolating Valve
Tank
Drain
Valves
Indicator
Di rekomendasikan untuk tangki penyimpanan air, bahan bakar, kimia atau bahan –
bahan yang tidak membutuhkan penanganan yang khusus.
Displacer.
Displacer merupakan alat ukur level yang diletakkan di sekitar tempat fluida yang akan
diukur dan juga dihubungkan dengan fluida yang bersangkutan. Dengan menggunakan
kaidah bejana berhubungan, maka level fluida dapat diketahui berdasarkan batas/interface
fluida yang terdapat pada displacer yang telah diberikan suatu skala satuan tertentu.
Gambar dibawah ini memperlihatkan penggunaan displacer dalam pengukuran level.
Teknologi Pengukuran Level
Displacer
Bekerja berdasarkan daya angkat pelampung
0 0
dipindahkan.
Pergerakan Vertikal dari
displacer diubah ke bentuk
pergerakan angular oleh
mekanis
Pergerakan Angular diubah
kebentuk elektrikal atau
pneumatic
11
Aplikasi Level
Radar Gauge
10 16 ultra violet 10 -7
Radar,
visible light
10 14 10 -5
3-30 GHz
10 12 10 -3
10
--------super high freq--------- Microwave oven,
10 10 -1
------ultra high freq----------
2 - 10 GHz
10 8
----------TV broadcasting---------- 10 1
--------FM Radio-------------
10 6 10 3 Cellular, pager,
-------low frequency------------
10 4 10 5 300-3000 MHz
10 2 10 7
Level Radar
Keuntungan menggunakan level Radar
• Non Contact (tidak kontak langsung), Non Intrusive (mengganggu)
• Lebar range toleransi dari kondisi proses
» Tidak mengalami proses korosi
» Tidak berpengaruh terhadap temperatur tinggi
» Tetap mengukur meskipun banyak uap air
» Tidak terpengaruh terhadap density yang berubah-ubah
» Tidak terpengaruh terhadap jenis produk yang kental
• Perawatan yang mudah
• Tidak diperlukan izin khusus
• Dapat mengukur jarak yang jauh
• Mengukur cairan, pasta dan benda padat
Radar Gauge
Pertimbangan memilih Level Radar
• Sensor dapat di pindahkan keseluruhannya dari proses dengan
menggunakan suatu jendela di buat dari suatu material non
metallic seperti teplon, ryton, keramik dll
• Sensor dapat di pindahkan dari system proses tanpa
membukan pintu vessel atau tangki
Batasan pemilihan Level Radar
• Biaya
• Tidak dapat bekerja pada proses dengan tegangan
rendah
• Tidak dapat diaplikasikan dengan pergolakan fluida
yang sangat besar.
• Proses koneksinya besar (>4” flanges)
Teknologi Pengukuran Level
Capacitance Probe
Nonconductive
Coating
Perubahan
d Level sesuai Level berubah
dengan sesuai dengan
perubahan perubahan
dielectric jarak plat
17
Teknologi Pengukuran Level
Laser
• Fungsi : Mengunakan Sinar Infrared untuk laser
mengirim berkas cahaya yang dipusatkan ke glass window device
permukaan, diukur dari waktu perjalanan ke
permukaan media yang diukur dan
pantulannya.
• Batasan, Berkas cahaya yang dipusatkan :
baik di aplikasikan dengan ruang pembatas.
• Non contact : menggunakan jendela
• Akurasi : +/- 1 cm
• Dapat digunakan pada cairan berawan
(berkabut), cairan yang berkilau (jernih)
ataupun padat.
• Dapat mengukur meskipun dalam keadaan
kosong atau berisi cairan.
• Tidak ada toleransi untuk debu, kabut, steam
atau uap air.
Dari gambar 1 tersebut terlihat bahwa terdapat 3 elemen pengendalian proses,
Elemen elemen tersebut adalah :
• Elemen measurement
Elemen measurement melakukan pengukuran terhadap proses. Pengukuran proses
ini merupakan representasi besaran proses dalam bentuk sinyal standar
instrument ( 4 - 20mA). Seluruh besaran proses baik level, proses, temperatur
maupun flow akan direpresentasikan dalam bentuk sinyal standar. Sinyal hasil
pengukuran ini kemudian akan dikirim ke controller untuk diproses.
• Elemen Controller
Elemen controller melakukan pemrosesan data dengan cara membandingkan
besar sinyal set point dengan besar sinyal pengukuran. Selisih sinyal set point
dengan sinyal pengukuran dimasukkan ke dalam sirkuit Proportional (P), Integral (I)
dan Derivative (D). Komponen komponen PID ini akan menentukan respon
keseluruhan dari controller terhadap proses. Nilai PID in dapat di ‘tune’ pada harga
yang optimal. Tuning yang tidak tepat dari nilai PID ini akan menyebabkan proses
tidak dapat dikendalikan dengan baik. Terdapat berbagai metode dalam melakukan
tuning ini, mulai dari yang bersifat sangat teoritis sampai kepada yang bersifat
empiris(coba-coba). Pada umumnya TIDAK DIBENARKAN melakukan perubahan
nilai PID ini tanpa sepengetahuan personil instrumen DCS.
• Final Elemen
Final elemen melaksanakan tuning proses sesuai dengan besar sinyal yang dikirim
dari elemen controller. Beberapa equipment yang termasuk dalam kategori elemen
final adalah control valve.
2. SINYAL INSTRUMENT
• Dalam dunia instrument dikenal adanya sinyal standard yang merupakan
sinyal baku dan berlaku universal di seluruh dunia. Personil instrument
akan mengacu kepada besaran sinyal standard ini terutama dalam
proses kalibrasi maupun troubleshooting. Sinyal standard ini merupakan
representasi dari besaran proses yang diukur atau dengan kata lain
semua besaran proses yang diukur secara elektronik ,akan
menghasilkan sinyal standard ini. Sinyal standard ini kemudian akan
diolah oleh DCS untuk ditampilkan di layar baik berupa tampilan angka
maupun grafik. Peralatan instrumentasi yang akan mengeluarkan sinyal
standard setelah melakukan pengukuran proses adalah transmitter.
Pressure gauge walaupun melakukan pengukuran, tidak mengeluarkan
sinyal standard instrument.
• Adapun sinyal standard itu adalah :
• Untuk arus : 4 – 20 mA
• Untuk tegangan : 1 – 5 Volt
• Untuk pneumatic : 3 – 15 psi (0,2 – 1 bar)
• Di perusahaan ini memakai sinyal arus 4 – 20 mA dalam pengukuran
dan pengendalian prosesnya.
3. MEASUREMENT
Bourdon
Diaphragm
(Gambar Bordon Pressure Indikator)
Pressure
Atmosfir 101,325 (a) 0 (g)
Perfect
vakum 0 (a) -101,325 (g)
Untuk proses dengan temperatur tinggi, pemasangan pressure
indikator harus disertai dengan siphon. Hal ini supaya panas dari
proses tidak langsung memanasi komponen pressure indikator
sehingga cepat rusak.
Pressure indikator pada konstruksinya memakai gerigi dalam
menggerakkan jarum indikator. Oleh sebab itu harap dihindarkan
getaran atau pemukulan yang berlebihan pada pressure
indikator. Getaran yang berlebihan akan menyebabkan gerigi
menjadi rusak atau poros dudukan jarum indikator bergeser
sehingga pembacaan menjadi tidak benar.
Perlu diketahui bahwa pressure indikator mengukur suatu
tekanan dengan tanpa memperhitungkan tekanan atmosfir.
Adapun pressure indikator yang dalam pengukurannya
memperhitungkan tekanan atmosfir disebut Absolute Pressure
Indikator.
Pressure Transmitter
Pressure transmitter berfungsi mengukur pressure/tekanan
suatu vessel atau pipa. Misal bila range pengukuran proses
adalah 0 – 5 bar maka pada keadaan 0 bar transmitter akan
mengeluarkan arus 4 mA. Sedangkan bila keadaan level vessel
5 bar transmitter akan mengeluarkan arus 20 mA. Hasil
pengukuran dikirim ke DCS atau controller.
Berikut adalah contoh pressure transmitter.
Level Indikator
Level indikator melakukan pengukuran terhadap fluida suatu
vessel. Pembacaan hasil pengukuran akan tampak pada gelas
pembacaan.
(GambarTemperatur Indikator)
Level Transmitter
Level transmitter berfungsi mengukur level suatu vessel. Misal bila range
pengukuran proses adalah 0 – 5 meter, maka pada keadaan 0 meter
transmitter akan mengeluarkan arus 4 mA. Sedangkan bila keadaan level
vessel 5 meter transmitter akan mengeluarkan arus 20 mA.
Level transmitter terdiri dari berbagai jenis misalnya radar, displacer,
differential press, magnetic level glass dll.
Berikut contoh level transmitter.
2. Displacer.
Displacer merupakan alat ukur level yang diletakkan di sekitar tempat fluida
yang akan diukur dan juga dihubungkan dengan fluida yang bersangkutan.
Dengan menggunakan kaidah bejana berhubungan, maka level fluida dapat
diketahui berdasarkan batas/interface fluida yang terdapat pada displacer
yang telah diberikan suatu skala satuan tertentu.
Density suatu fluida sangatlah tergantung pada besarnya temperatur
fluida yang bersangkutan, sehingga untuk pengukuran level yang
presisi density haruslah dikompensasi atau dihubungkan dengan
temperatur fluida yang diukur.
3. Gelombang Ultrasonic
Metode pengukuran level dengan menggunakan gelombang ultrasonic
atau gelombang suara lainnya memiliki prinsip kerja yang sama. Suatu
sumber gelombang ultrasonic diletakkan pada bagian atas suatu
vessel/tangki. Gelombang ultasonic ini akan merambat dan terpantul
kembali ketika mengenai batas/interface dua fluida yang berbeda.
Waktu tempuh yang digunakan oleh gelombang ultrasonic tersebut
dapat dikonvesikan untuk mengetahui atau mengukur level fluida.
4. RADAR
Pengukuran level dengan menggunakan level Radar memiliki prinsip
kerja yang sama. Suatu sumber signal gelombang micro yang
dipancarkan dari antena transmitter yang di pasang di bagian atas
tangki, ketika signal yang merambat mengenai batas/interface fluida,
maka pantulan balik dari gelombang signal tersebut akan kembali ke
antena penerima signal, lalu Waktu tempuh yang digunakan oleh
gelombang micro tersebut dikonversikan ke signal receivernya untuk
mengetahui atau mengukur level fluida.
5. LEVEL SWITCH
Level switch merupakan instrument yang berfungsi untuk kondisi dari keadaan
‘hidup / On’ ke ‘tidak normal’ berdasarkan kriteria tertentu. Level switch ini
sangat berguna untuk aplikasi pada PLC, alarm, interlock, relay serta kontrol
On-Off.
Prinsip dasar.
Prinsip dasar dari level switch didasarkan pada perubahan level yang akan
mengakibatkan perubahan gaya yang ditimbulkan oleh fluida. Perubahan gaya
ini akan mengakibatkan gaya tarik pada suatu pelat untuk mengaktifkan
switch dalam kondisi On. Keadaan ini juga berlaku untuk keadaan yang
sebaliknya.
H.P. L.P.
SECONDARY PRIMARY
Mass Meters
Mass Flow Rate dapat disimpulkan dengan persamaan berikut ;
Qm = Qv * where,
Qm: the mass flow rate
Qv : the volume flow rate
: fluid density
kg/s = m3/s * kg.m3
Terdiri dari 2 alat ;
Satu alat untuk mengukur Kecepatan Flow Alat yang lain untuk mengukur
Density Cairan
Magnetic flowmeter
Variable Flow Rate
Induksi Elektromagnetik. Conductive
Process medium (Feet Per Second)
Tegangan akan dibangkitkan didalam sebuah
Lining D Flange
penghantar yang bergerak melalui medan magnet.
E = kBDV Sensing “E”
E = besaran tegangan induksi Electrodes
V = kecepatan penghantar
D = Lebar penghantar
B = Kekuatan medan magnet
k = konstanta proporsional “E” Field Coils
Cairan proses yang bersifat menghantar bergerak melalui medan
magnet dengan Kecepatan V, elektroda perasa menangkap tegangan.
Flow transmitter berfungsi mengukur flow medium pada suatu pipa.
Misal bila range pengukuran proses adalah 0 – 5 m³/h, maka pada
keadaan 0 m³/h transmitter akan mengeluarkan arus 4 mA. Sedangkan
bila keadaan flow medium 5 m³/h transmitter akan mengeluarkan arus
20 mA.
Flow transmitter terdiri dari berbagai jenis misalnya vortex, rotameter,
mass, magnetic, differential press dll. Berikut contoh Flow Transmitter.
I V
R
Hukum Kirchhoff
Hukum Kirchhoff pertama (hukum titik simpul)
Pada rangkaian parallel selalu menghasilkan apa yang disebut dengan titik percabangan, yang juga dikenal
sebagai titik simpul.
Pada titik tersebut arusnya bercabang. Dalam hal ini sesuai dengan aturan tertentu.
Contoh: Gambar Percabangan arus
Kita amati misalnya pada titik A beberapa arus sebagaimana diperlihatkan, maka ditemukan bahwa arus I1 dan I2
mengalir masuk menuju titik simpul A, sedangkan arus I3, I4 dan I5 mengalir keluar (meninggalkannya). Disini
terbukti bahwa nilai arus yang masuk besarnya sama dengan nilai arus yang keluar.
Hukum Kirchhoff pertama (titik simpul):
Disetiap titik simpul (cabang), jumlah arus yang masuk besarnya sama dengan jumlah arus yang keluar.
I1 + I2 = I3 + I4 + I5
Dengan bantuan rumus ini, maka arus yang belum diketahui pada suatu titik percabangan arus, dapat ditentukan
besarnya.
Contoh:
Berapa besarnya arus I2 pada rangkaian dibawah ini ?
Gambar 2.19 Rangkaian parallel
Kedua sumber tegangan dengan tegangan sumber US1 dan US2 elektron-elektronnya menggabungkan diri
dalam memberikan pengaruhnya secara keseluruhan. Disini sumber tegangan tersebut bereaksi dalam arah
yang sama. Mereka mengendalikan arus I sesuai dengan tahanan yang ada.
Pada suatu persamaan antara tegangan sumber dengan tegangan jatuh diketahui, bahwa hal tersebut sama
besarnya, artinya yaitu tegangan sumber terbagi kedalam rangkaian arus secara keseluruhan.
Dari situ dapat disimpulkan hukum Kirchhoff kedua (hukum jala-jala):
Disetiap rangkaian arus tertutup, jumlah tegangan sumber besarnya sama dengan jumlah semua tegangan
jatuh.
US1 + US2 = I . R1 + I . R2 + I . R3
Dalam praktiknya suatu rangkaian arus biasanya hanya terdiri atas sebuah tegangan sumber dan satu atau
beberapa beban.
Multimeter
Di dunia industri kita mengenal kata multimeter yaitu suatu alat ukur yang
dapat mengukur berbagai macam pengukuran instrumentasi industri,
contohnya tegangan (Volt), Arus (Amp), Tahanan (Ohm), Freqwensi (Hertz) dan
lain-lain. Ada dua type multimeter yang digunakan di industri, multimeter
analog dan multimeter digital, namun yang sering di gunakan di industri adalah
multimeter digital.
Multimeter memiliki tiga atau empat socket pengukuran dan dua probe (merah
dan Hitam) yang berguna untuk menghubungkan multimeter dengan titik
pengukuran, pada tiap-tiap socket memiliki kegunaan pengukuran yang
berbeda-beda, socket satu berguna untuk mengukur tahanan, freqwensi,
tegangan AC maupun DC, kapasitansi dll, socket dua sebagai comm atau
netral, socket tiga dan empat sebagai pengukuran terhadap arus.