Anda di halaman 1dari 47

KELOMPOK 1

Sintia Mustopa
Rai Rendra Mahardika
ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ terbesar dalam tubuh,


luasnya sekitar 2 m2 ketebalan pada setiap bagian
tubuh berbeda-beda (0,5-5 mm) dan rata-rata
ketebalannya 1-2 mm. kulit terdiri dari lapisan
Epidermis di bagian luar yang merupakan lapisan
jaringan epitel dan lapisan Dermis di bagian
bawahnya yang merupakan lapisan jaringan ikat. Di
bawah jaringan dermis terdapat jaringan
Hipodermis atau Subkutis.
FUNGSI KULIT

Proteksi, berfungsi untuk memberikan perlindungan dari terhadap trauma fisik, kimia, dan
1 biologis dari invasi bakteri.

2 Absorpsi, berfungsi untuk penyerapan oksigen dan uap air oleh kulit.

3 Ekskresi, berfungsi untuk pengeluaran zat sisa metabolisme tubuh.

Kulit berfungsi untuk pembentukan vitamin D dengan mengubah hidroksikolenterol dan


4 dibantu oleh sinar matahari.

Sensori persepsi mengandung reseptor terhadap panas, dingin, nyeri, sentuhan/raba,


5 tekanan. Selain itu mengandung ujung-ujung saraf bebas yang berfungsi sebagai
hemostatis.
DI DALAM KULIT JUGA TERJADI BERBAGAI REAKSI FISIKA DASAR
YAITU RADIASI, KONDUKSI, KONVEKSI DAN EVAPORASI.

Konveksi terjadi jika


Radiasi (60%) Konduksi (30%) Evaporasi
udara yang telah
adalah pemindahan adalah pemindahan (penguapan) adalah
panas bersentuhan
energi dari panas langsung dari perubahan suatu
dengan tubuh dari
permukaan suatu permukaan tubuh ke cairan misalnya
proses konduksi
benda hangat dalam benda-benda lain, keringat menjadi uap
menyebarkan panas
bentuk gelombang sedangkan konduksi air, atau proses yang
ke udara lainnya
elektromagnetik atau ke udara (15%) memerlukan panas
yang masih dingin,
gelombang panas terjadi jika suhu di (panas penguapan),
kecepatan ini akan
yang merambat udara lebih rendah yang diserap dari
meningkat jika ada
dalam ruang. dari suhu tubuh. kulit.
gerakan angin.
DEFINISI LUKA BAKAR

Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak
dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.
(Smeltzer, suzanna, 2002).

Luka bakar merupakan luka yang unik diantara bentuk-bentuk luka yang lainnya
karena luka tersebut meliputi sejumlah besar jaringan mati (eskar) yang tetap
berada pada tempatnya untuk janga waktu yang lama. (Arif Muttaqin dalam buku
Asuhan keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2011)
ETIOLOGI LUKA BAKAR

Panas basah (luka bakar) yang disebabkan Radiasi (misalnya terbakar sinar
1 oleh air panas (misalnya: teko atau 5 matahari).
minuman).
Luka bakar listrik akibat buruknya
6 pemeliharaan listrik.
Luka bakar dari lemak panas akibat
2 memasak lemak.
Luka bakar akibat zat kimia, disebabkan
7 oleh zat asam dan basa yang sering
Luka bakar akibat api unggung, alat menghasilkan kerusakan kulit yang luas.
3 pemanggang, dan api yang disebabkan
oleh merokok di tempat tidur.
Cedera inhalasi terjadi akibat pajanan gas
panas, ledakan, dan luka bakar pada
4 Benda panas (misalnya radiator). 8 kepala dan leher, atau tertahan di ruanan
yang penuh asap.

Arif Muttaqin dalam buku Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Integumen, 2011
MANIFESTASI KLINIS

Berdasarkan Kedalaman Luka Bakar

Luka Bakar Derajat


I
1 Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis Penyembuhan terjadi spontan dalam
5 waktu 5-10 hari
2 Kulit kering, hiperemi berupa eritema

Tidak dijumpai bulae (gelembung berisi


3 cairan)

Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik


4 teriritasi

(Amin Huda dalam buku Aplikasi Asuhan Keperwatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC, 2015)
Lanjutan

Luka Bakar Derajat II


Kerusakan meliputi epidermis dan
1 sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi.

2 Dijumpai bullae.

3 Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi.

Dasar luka berwarna merah atau pucat,


4 sering terletak lebih tinggi diatas kulit
normal
Lanjutan

Derajat II dangkal Derajat II dalam (deep)


(superficial)
Kerusakan mengenai bagian Kerusakan mengenai hampir seluruh
1 superfisial dari dermis. 1 bagian dermis.

Organ-organ kulit seperti folikel Organ-organ kulit seperti folikel rambut,


2 rambut, kelenjar keringat, kelenjar 2 kelenjar keringat, kelenjar sebasea
sebasea masih utuh. sebagian masih utuh.

Penyembuhan terjadi spontan dalam Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantu


3 waktu 10-14 hari. epitel yang tesisa. Biasanya penyembuhan
3
terjadi lebih dari sebulan.
Lanjutan

Luka Bakar Derajat


III
Kerusakan meliputi seluruh lapisan Terjadi koagulasi protein pada epidermis
epidermis, dermis dan lapisan yang 5 dan dermis yang dikenal sebagai eskar
1 lebih dalam kadang-kadang jaringan
subkutan.
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang
Organ-organ kulit seperti folikel rambut, sensasi, karena ujung-ujung saraf sensorik
2 kelenjar keringat, kelenjar sebasea
6
mengalami kerusakan/ kematian.
mengalami kerusakan.

3 Tidak dijumpai bulae.


Penyembuhan terjadi lama karena tidak
Kulit yang terbakar berwarna abu-abu
7 terjadi proses epitelisasi spontan dari
4 dan pucat, karena kering letaknya lebh
dasar luka
rendah disbanding kulit sekitar
MANIFESTASI KLINIS

Berdasarkan Tingkat Keseriusan Luka

Luka Bakar Mayor


Luka bakar dengan luas lebih dari 25%
1 pada orang dewasa dan lebih dari 20% Terdapat trauma inhalasi dan multiple
pada anak-anak. 4 injuri tanpa memperhitungkan derajat
dan luas lukanya.
2 Luka bakar fullthickness lebih dari 20%

Terdapat luka bakar listrik bertegangan


Terdapat luka bakar pada tangan, muka,
5 tinggi.
3 mata, telinga, kaki, dan perineum.
Lanjutan

Luka Bakar Minor


Luka Bakar Moderat
Luka bakar dengan luas kurang dari 15%
Luka bakar dengan luas 15-25% pada 1 pada orang dewasa dan kurang dari 10%
1 orangs dewasa dan 10-20% pada anak- pad anak-anak.
anak.
2 Luka bakar fullthickness kurang dari 2%
2 Luka bakar fullthickness kurang dari 10%
Tidak terdapat luka bakar didaerah wajah,
3 tangan, dan kaki.
Tidak terdapat luka bakar pada tangan,
3 muka, mata, telinga, kaki, dan perineum. 4 Luka tidak sirkumfer

Tidak terdapat trauma inhalasi, elektrik,


5 fraktur.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Karakteristik

Klasifikasi Etiologi Waktu


Penampilan Sensasi Penyem- Bekas Luka
buhan
Luka bakar Terbakar Terbatas di Nyeri Penyembuhan Tidak
superfisial
matahari epidermis. terjadi secara menimbulkan
Terdapat eritema, spontan dalam jaringan parut.
tetapi tidak segara 3-4 hari. Biasanya tidak
timbul lepuh timbul
komplikasi.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Karakteristik
Waktu
Klasifikasi Etiologi
Penampilan Sensasi Penyem- Bekas Luka
buhan
Luka bakar Pajanan air Meluas ke epidermis Sangat nyeri 7-10 hari Luka bakar ini
partial-thickness
panas dan ke dalam biasanya sembuh
lapisan dermis, serta tanpa meninggalkan
menimbulkan bula jaringan parut.
dalam beberapa Komplikasi jarang
menit terjadi, walaupun
mungkin timbul
infeksi sekunder pada
luka.
KLASIFIKASI LUKA BAKAR

Karakteristik
Klasifikasi Etiologi Waktu Penyem-
Penampilan Sensasi Bekas Luka
buhan
Luka bakar Pajanan air Meluas ke seluruh Nyeri dengan Penyembuhan Folikel rambut
Partial-thickness mungkin utuh
panas, kontak dermis. Namun, tekanan parsial beberapa minggu.
dalam dan akan tumbuh
langsung daerah di sekitarnya Memerlukan kembali.
dengan api, biasanya mengalami tindakan Pada luka bakar
atau minyak luka bakar derajat debridement ini selalu terjadi
panas. kedua superfisial untuk membuang pembentukan
yang nyeri. jaringan yang jaringan parut.
mati. Biasanya
diperlukan tandur
kulit
KLASIFIKASI LUKA BAKAR
Karakteristik
Klasifikasi Etiologi Waktu Penyem-
Penampilan Sensasi Bekas Luka
buhan
Luka bakar full- Pajanan air Meluas ke epidermis, Saraf rusak Luka bakar jenis Luka bakar derajat
thickness
panas, kontak dermis, dan jaringan sehingga luka ini mungkin ketiga membentuk
langsung subkutis. Kapiler dan tidak terasa nyeri memerlukan jaringan parut dan
dengan api, vena mungkin kecuali dengan waktu berbulan- jaringan tampak
minyak panas, hangus dan aliran tekanan dalam. bulan untuk seperti kulit
uap panas, darah ke daerah Namun, daerah sembuh dan yangkeras.
agen kimia, tersebut berkurang. disekitarnya diperlukan
dan listrik biasanya nyeri pembersihan Risiko tinggi untuk

tegangan seperti pada luka secara bedah dan terjadinya

tinggi bakar derajat penanduran. kontraktur.

kedua.
FASE LUKA BAKAR
Fase Durasi Prioritas
Fase resusitasi yang darurat Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi 1. Pertolongan pertama
atau segera cairan 2. Pencegahan syok
3. Pencegahan gangguan pernafasan
4. Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai
5. Penilaian luka dan perawatan pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya deuresis hingga hampir 1. Perawatan dan penutupan luka
selesainya proses penutupan luka 2. Pencegahan atau penanganan komplikasi,
termasuk infeksi.
3. Dukungan nutrisi

Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang besar hingga 1. Pencegahan parut dan kontraktur
kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan 2. Rehabilitasi fisik, oksupasional dan vokasional
psikososial yang optimal 3. Rekontruksi fungsional dan kosmetik
4. Konseling psikososial
UKURAN LUAS LUKA BAKAR

Dalam menentukan ukuran luas luka bakar kita dapat menggunakan beberapa metode

Rule of Nine
Kepala dan leher: 9%
Dada depan dan belakang: 18%
Abdomen depan dan belakang: 18%
Tangan kanan dan kiri: 18%
Paha kanan dan kiri: 18%
Kaki kanan dan kiri: 18%
Genital: 1%
UKURAN LUAS LUKA BAKAR

Metode Lund dan Bowder


10-14
Area 0-1 tahun 1-4 tahun 5-9 tahun 15 tahun
tahun Dewasa
Kepala 19 17 13 11 9 7
Leher 2 2 2 2 2 2
Dada dan abdomen depan 13 13 13 13 13 13
Dada dan abdomen belakang 13 13 13 13 13 13
Bokong kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Bokong kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Genitalia 1 1 1 1 1 1
Lengan atas kanan 4 4 4 4 4 4
Lengan atas kiri 4 4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3 3
Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3 3
UKURAN LUAS LUKA BAKAR

Lanjutan…
Metode Lund dan Bowder

0-1 1-4 5-9 10-14 15


Area
tahun tahun tahun tahun tahun Dewasa
Telapak tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tepakan tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8 8,5 9 9,5
Tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6 6,5 7
Tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6 6,5 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
KOMPLIKASI LUKA BAKAR

1. Kehilangan fungsi (luka bakar pada wajah, tangan, kaki dan genitalia)
2. Penyumbatan total sirkulasi dalam ekstremitas (akibat edema karena luka bakar yang melingkar)
3. Obstruksi jalan napas (luka bakar leher) atau ekspansi respirasi yang terbatas (luka bakar pada dada)
4. Cedera paru (akibat inhalasi asap atau emboli paru)
5. Sindrim gawat napas dewasa (akibat dekompensasi jantung kiri atau infark miokard)
6. Kerusakan yang lebih besar dari pada yang terlihat pada luka bakar permukaan (luka bakar elektrik
atau kimia) atau kerusakan jaringan internal di sepanjang lintasan hantaran arus listrik (luka bakar
elektrik)
7. Aritmia jantung (akibat luka bakar elektrik dan perpindahan cairan)
KOMPLIKASI LUKA BAKAR

8. Hipotensi yang terjadi sekunder karena syok atau hypovolemia


9. Luka bakar yang terinfeksi
10. Stroke, serangan jantung, atau emboli paru (akibat pembentukan bekuan darah yang terjadi karena aliran
darah yang melambat)
11. Syok luka bakar (akibat perpindahan cairan ke luar komponen vaskuler yang mungkin menimbulkan
kerusakan ginjal dan gagal ginjal)
12. Penyakit ulkus peptikum atau ileus (akibat penurunan pasokan darah didaerah abdomen)
13. Koagulasi diseminata intravaskuler (pada luka bakar yang lebih berat)
14. Nyeri tambahan, depresi, dan beban finansial (akibat bagian yang bersifat psikologis dari keadaan cacat
yang dialami korban).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Hitung darah lengkap Hb (Hemoglobin) turun menunjukkan adanya pengeluaran darah yang
banyak sedangkan peningkatan lebih dari 15% mengindikasikan adanya
cedera, pada Ht (Hematokrit) yang meningkat menunjukkan adanya
kehilangan cairan sedangkan Ht turun dapat terjadi sehubungan dengan
kerusakan yang diakibatkan oleh panas terhadap pembuluh darah.
Leukosit Leukositosis dapat terjadi sehubungan dengan adanya infeksi atau
inflamasi.
GDA (Gas Darah Arteri) Untuk mengetahui adanya kecurigaaan cedera inhalasi. Penurunan
tekanan oksigen (PaO2) atau peningkatan tekanan karbon dioksida
(PaCO2) mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida.
Elektrolit serum Kalium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringan
dan penurunan fungsi ginjal, natrium pada awal mungkin menurun
karena kehilangan cairan, hipertermi dapat terjadi saat konservasi ginjal
dan hipokalemi dapat terjadi bila mulai diuresis.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Natrium Urin Lebih besar dari 20 mEq/L mengindikasikan kelebihan cairan , kurang
dari 10 mEqAL menduga ketidakadekuatan cairan.
Alkali Fosfat Peningkatan Alkali Fosfat sehubungan dengan perpindahan cairan
interstisial atau gangguan pompa, natrium.
Glukosa serum Peninggian Glukosa Serum menunjukkan respon stress.
Albumin serum Untuk mengetahui adanya kehilangan protein pada edema cairan.
BUN atau kreatinin Peninggian menunjukkan penurunan perfusi atau fungsi ginjal, tetapi
kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan.
Loop aliran volume Memberikan pengkajian non-invasif terhadap efek atau luasnya cedera.
EKG Untuk mengetahui adanya tanda iskemia miokardial atau distritmia.
Fotografi Luka Bakar Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar.

(Doengoes, 2000)
PENATALAKSANAAN

1. Pertolongan Pertama

• Segera hindari api dan mematikan api pada tubuh, misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian
yang terbakan untuk menghentikan pasokan oksigen pada api yang menyala.
• Singkirkan baju, perhiasan dan benda-benda lain yang membuat efek torniket, karena jaringan yang
terkena luka bakar akan segera menjadi edema.
• Setelah sumber panas dihilangkan rendam daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air
mengalir selama sekurang-kurangnya lima belas menit. Akan tetapi, cara ini dapat dipakai untuk luka
bakar yang lebih luas karena bahaya terjadinya hipotermi. Es tidak seharusnya diberikan langsung pada
luka bakar apapun.
PENATALAKSANAAN

2. Mulai resusitasi (ABC) buat jalur intravena, berikan O2

a. Airway
• Bersihkan obstruksi dengan menggunakan tangan dan mengangkat dagu (pada pasien tidak sadar)
• Lindungi jalan nafas dengan jalan nafas orofaringeal atau nasofaringeal (pada pasien tidak sadar)
• Jalan nafas defenitif (akses langsung melalui oksigenasi intratrakeal) dindikasikan pada: apneal
(risiko) obstruksi jalan nafas atas/ (risiko) aspirasi/memerlukan ventilasi mekanik, selang orotrakeal
dan selang nasotrakeal.
• Jalan nafas dengan pembedahan (krikotiroidotomi) diindikasikan pada: trauma
maksilofasial/disrupsi laring/gagal intibasi
PENATALAKSANAAN

b. Breathing/ pernafasan
• Berikan suplemen O2
• Nilai frekuensi nafas/ masuknya udara rontgen simetris/ pergerakan dinding pada toraks
simetris/posisi trakea
• Pantau dengan oksimetri nadi dan observasi
c. Circulation/sirkulasi
• Nilai frekuensi nadi dan karakteristiknya/ rontgen tekanan darah/pulsasi apeks/JVP/bunyi
pelvis jantung/bukti hilangnya darah
• Ambil darah dengan cross match, DPL dan ureum + elektrolit
PENATALAKSANAAN

3. Resusitasi Cairan
• Perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, pemberian cairan intravena yang adekuat
harus dilakukan, akses intravena yang adekuat harus ada, terutama pada bagian ekstremitas
yang tidak terkena luka bakar.
• Tujuan utama dari resusitasi cairan adalah untuk menjaga dan mengembalikan perfusi
jaringan tanpa menimbulkan edema.
• Prinsip dari pemberian cairan pertama kali adalah pemberian garam ekstraseluler dan air
yang hilan pada jaringan yang terbakar, dan sel-sel tubuh. Pemberian cairan paling sering
adalah dengan Ringer laktat untuk 48 jam setelah terkena luka bakar.
PENATALAKSANAAN

Formula yang terkenal untuk resusitasi cairan adalah Formula Parkland: 24 jam pertama:
Cairan Ringer Laktat: 4 ml/ kgBB/ %luka bakar.

Contohnya pria dengan berat 80 kg dengan luas luka bakar 25% membutuhkan cairan:
Jawab : (4 ml) X (80 kg) X (25%)= 8000 ml dalam 24 jam pertama.
½ jumlah cairan 4000 ml diberikan dalam 8 jam, ½ jumlah cairan sisanya 4000 ml
diberikan dalam 16 jam berikutnya.
PENATALAKSANAAN

4. Perawatan Luka Bakar


Luka bakar derajat I
Merupakan luka ringan dengan sedikit hilangnya barrier pertahanan kulit. Luka seperti ini tidak perlu dibalut,
cukup dengan pemberian salep antibiotic untuk mengurangi rasa sakit dan melembabkan kulit. Bila perlu
dapat diberi NSAID (Ibuprofen, Acetaminophen) untuk mengatasirasa sakit dam pembengkakan.

Luka bakar derajat II (superfisial)


Perlu perawatan luka setiap harinya, pertama-tama luka diolesi dengan salep antibiotic, kemudian dibalut
dengan perban katundan dibalut lagi dengan perban elastic. Pilihan lain luka dapat ditutup dengan dengan
penutup luka sementara yang terbuat dari bahan alami (Xenograft (pig skin) atau Allograft (homograft,
cadevar skin)) atau bahan sintesis (opditr, biobrsne, trancyte, integra).

Luka bakar derajat II (dalam) dan luka derajat III


Perlu dilakukan eksisi awal dan cangkok kulit (early exicission and grafting).
PENATALAKSANAAN

5. Nutrisi

Perhitungan kebutuhan kalori basal dengan Formula Harris Benedict yang melibatkan faktor BB,
TB dan umur.
Pria : 66,5 + (13,7 x BB) + (5 x TB) – (6,8 x U)
Wanita : 65,6 + (9,6 x BB) + (1,8 x TB) – (4,7 x U)

6. Early Exicision and Grafting (E&G)


Dengan metode ini eschar di angkat secara operatif dan kemudian luka ditutup dengan cangkok kulit
(autograft atau allograft), setelah terjadi penyembuhan, graft akan terkelupas dengan sendirinya. E&G
dilakukan 3-7 hari setelah terjadi luka. Metode ini memiliki beberapa keuntungan dengan penutupan
luka dini, mencegah terjadinya infeksi pada luka.
PENATALAKSANAAN

7. Escharotomy
Luka bakar grade III yang melingkar pada ekstremitas dapat menyebabkan iskemik distal yang
progresif, terutama apabila terjadi edema saat resusitasi cairan, dan saat adanya pengerutan keropeng.
Iskemik dapat menyebaban gangguan vaskuler pada jari-jari tangn dan kaki. Tanda dini iskemi adalah
nyeri, kemudian kehilangan daya rasa sampai baal pada ujung-ujung distal. Juga luka bakar
menyeluruh pada bagian thorax atau abdomen dapat menyebabkan gangguan respirasi, dan hal ini
dapat dihilangkan dengan eschaeotomy. Dilakukan insisi memanjang yang membuka keropeng sampai
jepitan bebas.

8. Antibiotik
Antibiotik yang sering dipakai berupa salep antara lain: Silver sulfadiazine, Mafenide acetate, Silver
nitrate, Povidone-iodine, Bacitracin (biasanya untuk luka bakar grade I), Neomycin, Polymiyxin B,
Nystamin, Muporicin, MEBO (Moist Exposed Burn Ointment).
PENATALAKSANAAN

9. Flowchart dari Penanganan Luka Bakar


• Earlier Period (1-6 hari): Blister dipungsi, kulitnya dibiarkan utuh. Beri MEBO pada kulit 0,5-1 mm.
Ganti dan beri lagi MEBO tiap 6 jam, hari ke 3-5 kulit penutup bulla diangkat.
• Liquefaction Period (6-15 hari): Angkat zat cair yang timbul diatas luka, bersihkan dengan kassa, beri
MEBO lagi setebal 1 mm.
• Preparative Period (10-21 hari): Bersihkan luka seperti sebelumnya. Beri MEBO dengan ketebalan
0,5-1 mm. Ganti dan beri MEBO lagi tiap 6-8 jam.
• Rehabilitation: Bersihkan luka yang sembuh dengan air hangat. Beri MEBO 0,5 mm, 1-2 kali/hari.
Jangan cuci luka yang sembuh berlebihan. Lindungi luka yang sembuh dari sinar matahari.
PENATALAKSANAAN

10 Kontrol Rasa Sakit


Terapi farmakologi yang digunakan biasanya dari golongan opioid dan NSAID. Preparat anestesi seperti
ketamine. N2O (nitrous oxide) digunakan pada prosedur yang dirasakan sangat sakit seperti saat ganti
balut. Dapat juga digunakan obat psikotropik seperti anxiolitik, tranquilizer dan anti depresan.
Penggunaan benzodiazepine bersama opioid dapat menyebabkan ketergantungan dan mengurangi efek
dari opioid.
DISCHARGE PLANING

1. Jangan menaruh es batu , margarin atau air es langsung pada bagian kulit yang mengalami luka bakar
karena bisa mengakibatkan kerusakan lebih lanjut
2. Mempertahankan status nutrisi yang normal
3. Oleskan krim antibiotika atau salep khusus luka bakar sesuai anjuran dokter
4. Tutupi luka bakar dengan kasa steril
5. Cucilah tangan dengan sabun dan air sebelum mengganti kasa pembalut
6. Jangan memecahkan dan menggaruk lepuhan luka bakar agar luka tidak infeksi
7. Bersihkan luka bakar dengan kasa steril secara berkala
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Ketidakefektifan pola nafas b.d deformitas dinding dada, keletihan otot-otot pernapasan, hiperventilasi.
2. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif (evaporasi akibat luka bakar)
3. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup jantung, kontraktilitas dan frekuensi jantung
4. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d hipermetabolisme dan kebutuhan bagi kesembuhan luka
5. Kerusakan integritas kulit b.d luka bakar terbuka
6. Nyeri akut b.d saraf yang terbuka, kesembuhan luka dan penanganan luka bakar
7. Gangguan citra tubuh b.d perubahan pada penampilan tubuh (trauma)
8. Resiko ketidakefektifan perfusi ginjal b.d menurunnya sirkulasi darah ke ginjal (hipoksia ginjal)
9. Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
10. Resiko infeksi b.d hilangnya barrier kulit dan terganggunya respons imun
11. Defisiensi pengetahuan b.d proses penanganan luka bakar
12. Ansietas b.d perubahan pada status kesehatan dan pola interaksi
FASE PENYEMBUHAN LUKA

1. Fase Inflamasi
Terjadi pada awal kejadian atau saat luka terjadi (hari ke 1 hingga hari ke-
3 atau hari ke-5). Pada fase ini terjadi kegiatan utama yaitu respons
vascular dan respons inflamasi. Respons vaskular diawali dengan
respon hemostatic tubuh selama 5 detik pasca luka (kapiler berkontrasi
dan trombosit keluar). Respons inflamasi diawali dari semakin
banyaknya aliran darah ke sekitar luka yang menyebabkan bengkak,
kemerahan, hangat/ demam, ketidaknyamanan/nyeri, dan penurunan
fungsi tubuh (tanda inflamasi).
FASE PENYEMBUHAN LUKA

2. Fase Proliferasi
Terjadi mulai hari ke-2 sampai ke-24 yang terdiri atas proses destruktif (fase
pembersihan), proses proliferasi atau granulasi (pelepasan sel-sel
baru/pertumbuhan), dan epitalisasi (migrasi sel/penutupan). Pada fase destruktif,
sel polimorf dan makrofag membunuh bakteri jahat dan terjadi proses debris
(pembersihan) luka

3. Fase Remodelling atau Maturasi


Terjadi mulai hari ke-21 hingga satu atau dua tahun, yaitu fase penguatan
kulit baru.
Pertanyaan

1. Rani : bagaimana cara mengobati luka bakar tersengat listrik ?

2. Annisa : bagaimana managemen keperawatan dalam mengatasi luka bakar listrik ?

3. Mia : kenapa hasil lab kalium tinggi, albumin rendah, trombosit tinggi ?

4. Irda : post amputasi, proses penyembuhan luka pada post amputasi itu sama tidak dengan adanya
diperberat dengan adanya luka bakar ? Dx : resiko infeksi, tanda” infeksi biasanya ada peningkatan
suhu tubuh dan diberikan paracetamol.

5. Annisa : bagaimana cara perawatan luka bakar terkena sengatan listrik, terutama dikasus.

6. Fitria : bagaimana prognosis dari pasien yang terkena luka bakar? Dan apa saja indikasi yang
mendukung untuk kesehatannya.
Annisa : bagaimana managemen keperawatan dalam
mengatasi luka bakar listrik ?
Pemateri : rai rendara
Managemen :
 pertahankan kepatenan jalan napas dan lakukan rjp , ekg, predictor spesifik
keterlibatan jantung
 Identifikasi luka masuk dan luka keluar (amputasi)
 Luka bakar mengikuti jalan luka

 Pembanding : Rizki
 Resusitasi awal
 Fiksasi spinal
 Fraktur dan dislokasi harus dipasang perban
Mia : kenapa hasil lab kalium tinggi, albumin rendah,
trombosit tinggi ?
 Pemateri : sintia M
 kalium dan albumin, kalium : memperlancar fungsi otot dan fungsi jantung. Karena ada kerusakan
jaringan menyebabkan pelepasan kalium ke dalam aliran darah dan menyebabkan hiperkalemia, dan
bisa menyebabkan aktivitas listrik jantung.
 Albumin menurun : fungsinya untuk protein dalam darah, mengatur tekanan di pembuluh darah dan
menjaga cairan di tubuh agar tidak banyak keluar. Menurun karena adanya penguapan dan albumin ikut
keluar bersamaan dengan penguapan.
 Trombosit meningkat : karena di LB ada kerusakan jaringan, infeksi, peradangan sehingga
menyebabkan trombosit meningkat. Dengan adanya peningkatan trombosit dalam menyebabkan
menyempitan pembuluh darah.
 Indikasi pemberian vitamin C untuk memproduksi sel darah merah dan memperbaiki jaringan kulit
(kolagen).
 Koreksi : trombosit 251.000 bukan 1.251.000
Rani : bagaimana cara mengobati luka bakar tersengat listrik ?

 Jangan menyentuh korban apabila masih terhubung dgn listrik


 Matikan aliran listrik
 Jangan gerakan korban apabila masih ada aliran listrik
 Cek respon korban, apabila tdk bernafas segera lakukan rjp atau nafas
buatan
 Segera hubungi tim medis
 Segera obati luka korban, tutupi luka korban, jangan mendinginkan
luka korban
 Jaga korban agar tetap hangat.
Irda : post amputasi, proses penyembuhan luka pada post amputasi itu sama tidak
dengan adanya diperberat dengan adanya luka bakar ? Dx : resiko infeksi, tanda”
infeksi biasanya ada peningkatan suhu tubuh dan diberikan paracetamol.

 Pemateri : sintia m
 Luka terbuka = infeksi
 Paracetamol indikasinya untuk Pereda nyeri untuk pasien, bukan untuk
menangani demam pasien.
 Pembanding : nden ayu
 Jangan biarkan kulitnya kering
 Badan tidak boleh ditutupi selimut, namun tetap di tutupi oleh laken.
Fitria : bagaimana prognosis dari pasien yang terkena luka
bakar? Dan apa saja indikasi yang mendukung untuk
kesehatannya.
 Pemateri : sintia m.
 Prognosisnya dilihat dari penyertanya. Lihat usia, kedalam luka bakar, ada
penyakit penyerta lain atau tidak selain luka bakar.
 Cara baux :
 Umur + area presentasi luka bakar + (17 x trauma inhalasi, 1= ya . 0 = tidak)
 Audience : annisa
 Bergantung pd keparahan luka + jumlah area yang terlibat. Luka bakar
tingkat 2 wajib mendapatkan perhatian medis. Luka bakar serius dpt
menyebabkan kematian.
 Bayi memerlukan penanganan luka bakar yang cepat
Annisa : bagaimana cara perawatan luka bakar terkena
sengatan listrik, terutama dikasus.

 Pemateri : rai rendra


 Perawatan luka bakar (listrik)
 Anjurkan pasien menggunakan pakaian yang longgar untuk menghindari pakasian yg menempel
 Pertahankan agar kulit tetap bersih dan kering
 Lakukan penggantian perban pada luka bakar, bisa dilakukan sambal memberikan analgetik
 Pilih penggunaan kassa untuk pembalutan luka
 Penggunaan teknik yang Steril . Anjurkan keluarga melihat pada saat penggantian balutan, dan
gunakan sarung tangan, jangan lupa ajarkan teknik yang sederhana.
 Lakukan Intervensi penggunaan madu

Anda mungkin juga menyukai