Anda di halaman 1dari 11

Pengantar Ekonomi Islam

Oleh:
Muhammad Ismail Yusanto
Definisi
 Bahasa Greek : mengatur urusan rumah tangga
 Pengertian rumah tangga diperluas sebagai suatu kelompok
(komunitas) yang diperintah oleh satu negara.

MAKA
 Kata "ekonomi" memiliki pengertian kegiatan mengatur urusan
harta kekayaan (tadbiir syu`un al-mal).
 Kegiatan tersebut: cara memperbanyak jumlah harta serta
menjaga pengadaan atau produksinya (dibahas dalam ilmu
ekonomi), cara (mekanisme) pendistribusian harta (dibahas
dalam sistem ekonomi).
Ilmu dan Sistem Ekonomi
 Ilmu ekonomi
– berkaitan dengan sarana dan cara memproduksi
barang dan jasa
– bersifat universal dan tidak dipengaruhi oleh
pandangan hidup tertentu.
 Sistem ekonomi
– Berkaitan dengan pemikiran (konsep) tertentu
– Dipengaruhi oleh pandangan hidup tertentu,
– Bagaimana cara mendistribusikan barang dan jasa
yang dihasilkan kepada masyarakat.
Harta dalam Pandangan Islam
 Hakikat harta adalah milik Allah.
 Kepemilikan manusia sebatas izin-Nya

DEFINISI KEPEMILIKAN
 Izin dari Allah SWT untuk memanfaatkan harta Izin
dari Allah SWT ini terwujud secara nyata dalam bentuk
hukum-hukum syara’ yang mengatur kepemilikan harta.

Firman Allah SWT :


“Dan berikanlah kepada mereka, sebagian harta Allah
yang telah Dia berikan kepada kalian.” (QS An Nur :
33)
Pandangan tentang Ekonomi
 Pandangan Islam terhadap materi kekayaan (barang dan
jasa) berbeda dengan cara perolehan (kaifiyyatu
hiyaazah) dan pemanfaatan (intifaa’) terhadap
kekayaan.
 Islam mengatur perolehan dan pemanfaatan barang.
Misalnya, mengharamkan pemanfaatan khamr dan
bangkai.
 Islam tidak ikut campur dalam hal produksi barang dan
jasa
 "Kalianlah yang lebih tahu tentang (urusan) dunia
kalian." (HR. Muslim)
Asas Sistem Ekonomi
 (1) Kepemilikan (al-milkiyyah)

 (2) Pemanfaatan kepemilikan


(al-tasharruf fi al-milkiyyah)

 (3) distribusi kekayaan di


tengah-tengah manusia (tauzi’
al-tsarwah baina al-nas)
Jenis Kepemilikan
 Kepemilikan individu
(milkiyyah fardiyyah)

 Kepemilikan umum (milkiyyah


‘aammah)

 Kepemilikan negara (milkiyyah


daulah).
Sebab Kepemilikan Individu
1. Bekerja,
2. Mendapatkan warisan,
3. Mengambil harta dalam rangka
menyambung hidup,
4. Pemberian negara kepada rakyat, dan
5. Harta yang diperoleh seseorang tanpa
mengeluarkan harta atau tenaga apapun,
seperti hadiah/hibah, mahar, dan lain-lain.
Kepemilikan Umum
 Harta dalam kepemilikan umum menjadi hak bagi
seluruh umat.
 "Manusia berserikat dalam tiga hal : air, padang
gembalaan dan api." (HR. Ahmad)

Qiyas 3 harta milik umum:


 Barang yang menjadi hajat hidup orang banyak,
seperti air dan energi (listrik,BBM)
 Barang tambang, seperti minyak, gas, emas, perak,
dan sebagainya.
 Barang yang secara alamiah tidak mungkin
dimiliki secara perseorangan, seperti jalan, sungai,
laut, selat, atmosfer udara, dan sebagainya.
Pemanfaatan Harta
 Tata Cara pengembangan kepemilikan
(tanmiyyatu al-milkiyyah), yakni dengan
hukum-hukum jual-beli, syirkah,
pengelolaan tanah, dan yang semisalnya,

 Tata Cara Penginfakan Harta (Infaqu al-


Mal), yakni dengan hukum-hukum nafkah,
hibah, hadiah, wasiat, dan semisalnya.
Pemanfaatan Harta
Dilakukan dengan :
 Menerapkan hukum waris,
 Sebab-sebab kepemilikan,
 Menjalankan akad-akad muamalat,
 Mencegah peredaran harta pada sekelompok
orang, dan hukum yang semisalnya.

Memecahkan problem kesenjangan karena


 Perbedaan (tafaawut) jasmani dan intelektual
 Perbedaan kebutuhan manusia yang
membutuhkan pemenuhan.

Anda mungkin juga menyukai