Anda di halaman 1dari 27

Oleh :

Ns. Zifriyanthi Minanda Putri, M.Kep


Istirahat

 Keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional,


bukan dlm keadaan tdk beraktivitas tetapi juga
kondisi yg membutuhkan ketenangan.
 Berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai
untuk menyegarkan diri.
Karakteristik yang berhubungan
dengan istirahat
• Merasakan segala sesuatu dapat
1. diatasi

• Merasa diterima
2.

• Mengetahui apa yg sedang terjadi


3.
Karakteristik yang berhubungan
dengan istirahat
• Bebas dari gangguan
4. ketidaknyamanan

• Mempunyai kepuasan thdp


5. aktivitas yg mempunyai tujuan

• Mengetahui adanya bantuan


6. sewaktu memerlukan
Tidur
 Kondisi tdk sadar di mana individu dapat
dibangunkan oleh stimulus atau sensoris yang sesuai.
 Ciri tidur :
- Adanya aktivitas yg minim
- Memiliki kesadaran yg bervariasi
- Terdapat perubahan proses fisiologis
- Terjadi penurunan respons thdp rangsangan dari luar
Fisiologi Tidur
 Fisiologi tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur
oleh adanya hubungan mekanisme serebral yang
secara bergantian mengaktifkan dan menekan pusat
otak agar dapat tidur dan bangun.
 Salah satu aktivitas tidur ini diatur oleh sistem
pengaktivasi retikularis yang merupakan sistem yang
mengatur seluruh tingkatan kegiatan susunan saraf
pusat termasuk pengaturan kewaspadaan dan tidur.
 Reticular Activating System (RAS) berlokasi pada
batang otak teratas.
Fisiologi Tidur
 RAS dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran,
nyeri, dan perabaan juga dapat menerima stimulasi dari
korteks serebri termasuk rangsangan emosi dan proses
pikir
 Dalam keadaan sadar, neuron dalam RAS akan melepaskan
katekolamin seperti norepineprin. Demikian juga pada saat
tidur, kemungkinan disebabkan adanya pelepasan serum
serotonin dari sel khusus yang berada di pons dan batang
otak tengah, yaitu Bulbar Synchronizing Regional (BSR).
 Ketika orang mencoba tertidur, mereka akan menutup
mata dan berada dalam posisi relaks. Stimulus ke RAS
menurun. Jika ruangan gelap dan tenang, maka aktivasi
RAS selanjutnya menurun. Pada beberapa bagian BSR
mengambil alih yang menyebabkan tidur.
Jenis Tidur

Dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yaitu :


1. Tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye
Movement – REM).
2. Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid
Eye Movement – NREM).
Jenis Tidur
1. Tidur dengan gerakan bola mata cepat (Rapid Eye
Movement – REM).

• Tidur REM merupakan tidur dalam kondisi aktif atau tidur


paradoksial. Hal tersebut berarti tidur REM ini sifatnya
nyenyak sekali, namun fisiknya yaitu gerakan kedua bola
matanya bersifat sangat aktif.
• Tidur REM ditandai dengan mimpi, otot – otot kendur,
tekanan darah bertambah, garakan mata cepat (mata
cenderung bergerak bolak – balik), sekresi lambung
meningkat, ereksi penis pada laki – laki, gerakan otot tidak
teratur, kecepatan jantung dan pernapasan tidak teratur
sering lebih cepat, serta suhu dan metabolisme meningkat.
Jenis Tidur
Gejala – gejala akibat seseorang mengalami kehilangan
tidur REM :

 Cenderung Hiperaktif.
 Kurang dapat mengendalikan diri dan emosi
(emosinya labil).
 Nafsu makan bertambah.
 Bingung dan curiga.
Jenis Tidur
2. Tidur dengan gerakan bola mata lambat (Non-Rapid
Eye Movement – NREM).

• Tidur NREM merupakan tidur yang nyaman dan


dalam.
• Pada tidur NREM gelombang otak lebih lambat
dibandingkan pada orang yang sadar atau tidak tidur.
• Tanda – tanda tidur NREM antara lain : mimpi
berkurang, keadaan istirahat, tekanan darah turun,
kecepatan pernapasan turun, metabolisme turun, dan
gerakan bola mata lambat.
Jenis Tidur
Tidur NREM memiliki empat tahap yang masing – masing
tahap ditandai dengan pola perubahan aktivitas gelombang
otak.
 Tahap I merupakan tahap transisi dimana seseorang
beralih dari sadar menjadi tidur.
Ciri- ciri:
• rileks, seluruh otot menjadi lemas,
• masih sadar dgn lingkungan
• Merasa mengantuk
• kedua bola mata bergerak ke kiri dan ke kanan
• Frekuensi nadi dan pernapasan sedikit menurun
• Seseorang yang tidur pada tahap I ini dapat dibangunkan
dengan mudah. Tahap ini berlangsung 5 menit
Jenis Tidur
Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun.
Ciri-ciri:
 kedua bola mata berhenti bergerak,
 suhu tubuh menurun, denyut jantung dan pernapasan
menurun.
 tonus otot berlahan – lahan berkurang
 Metabolisme menurun
 berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
Jenis Tidur
Tahap II
Merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus
menurun.
Ciri-ciri:
 kedua bola mata berhenti bergerak,
 suhu tubuh menurun, denyut jantung dan pernapasan
menurun.
 tonus otot berlahan – lahan berkurang
 Metabolisme menurun
 berlangsung sekitar 10 – 15 menit.
Jenis Tidur
Tahap III
Ciri –ciri pada tahap ini :
 keadaan fisik lemah lunglai karena tonus otot lenyap
secara menyeluruh.
 Kecepatan jantung, pernapasan, dan proses tubuh
berlanjut mengalami penurunan akibat dominasi
sistem saraf parasimpatis.
 Seseorang yang tidur pada tahap III ini sulit untuk
dibangunkan.
Jenis Tidur
Tahap IV
 Merupakan tahap tidur dimana seseorang berada
dalam keadaan rileks
 jarang bergerak karena keadaan fisik yang sudah
lemah lunglai dan sulit dibangunkan
 Denyut jantung dan pernapasan menurun
 Gerak bola mata cepat
 Pada tahap ini dapat terjadi mimpi. Selain itu, tahap
IV ini dapat memulihkan keadaan tubuh.
Jenis Tidur

Apabila seseorang mengalami kehilangan tidur NREM,


maka akan menunjukkan gejala – gejala sebagai berikut :

 Menarik diri, apatis dan respons menurun


 Merasa tidak enak badan
 Ekspresi wajah layu
 Malas bicara
 Kantuk yang berlebihan
Jenis Tidur
Sedangkan apabila seseorang kehilangan tidur kedua –
duanya, yakni tidur REM dan NREM maka akan
menunjukkan manifestasi sebagai berikut :
 Kemampuan memberikan keputusan atau
pertimbangan menurun.
 Tidak mampu untuk konsentrasi ( kurang perhatian ).
 Terlihat tanda – tanda keletihan seperti penglihatan
kabur, mual dan pusing.
 Sulit melakukan aktivitas sehari – hari.
 Daya ingat berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan
ilusi penglihatan atau pendengaran.
Siklus Tidur
Kebutuhan Tidur
Usia Tkt Perkembangan Jml Kebutuhan Tidur

0-1 bln Masa neonatus 14-18 jam/hr

1-18 bln Masa bayi 12-14 jam/hr

18 bln-3 thn Masa Anak 11- 12 jam/hr

3- 6 thn Masa prasekolah 11 jam/hr

6-12 thn Masa sekolah 10 jam/hr

12-18 thn Masa remaja 8,5 jam/hr

18-40 thn Masa dewasa muda 7-8 jam/hr


Kebutuhan Tidur
Usia Tkt Perkembangan Jml Kebutuhan Tidur

40-60 thn Masa paruh baya 7 jam/hr

60 thn ke atas Masa dewasa tua 6 jam/hr


Faktor-faktor yg memengaruhi
kebutuhan tidur

1.
• Penyakit

2.
• Latihan dan kelelahan

3
• Stress psikologis
Faktor-faktor yg memengaruhi
kebutuhan tidur
• Obat
4.

• Nutrisi
5.

• Lingkungan
6 & 7 • Motivasi
Masalah Kebutuhan Tidur
Insomnia
• Ketidakmampuan mendptkan tidur yg adekuat,
baik kualitas maupun kuantitas. Keadaan tidur
yg hanya sebentar atau susah tidur
Hipersomnia
• Gangguan tidur dgn kriteria tidur berlebihan,
disebabkan mslh psikologis, depresi,
kecemasan, ggn susunan saraf pusat & ggn
metabolisme
Masalah Kebutuhan Tidur
Parasomnia
• Kumpulan beberapa penyakit yg dpt
mengganggu pola tidur seperti somnabulisme
(berjalan-jalan waktu tidur)

Narcolepsi
• Keadaan tdk dpt mengendalikan diri utk tidur,
tertidur saat mengemudikan kendaraan atau
saat berbicara, merupakan ggn neurologis
Askep Pd masalah Istirahat & Tidur
A. Pengkajian
1. Riwayat tidur : kuantitas & kualitas tidur di siang &
malam hari. Aktivitas dan rekreasi yg dilakukan.
Obat yg dimakan sebelum tidur, pola tidurnya.

2. Gejala klinis :perasaan lelah, gelisah, emosi, apatis,


kelopak mata bengkak, adanya kehitaman di daerah
sekitar mata, mata merah, sakit kepala.
Askep Pd masalah Istirahat & Tidur
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan
(pencahayaan, suhu, jadwal pemeriksaan)
2. Keletihan b.d gangguan tidur
3. Kesiapan peningkatan tidur d.d jumlah waktu tidur
sesuai dgn pertumbuhan & perkembangan

C. Rencana Keperawatan
D. Implementasi
E, Evaluasi

Anda mungkin juga menyukai