Anda di halaman 1dari 47

Latar Belakang

 Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)


adalah infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh virus atau bakteri dan
berlangsung selama 14 hari.
 ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang
menyerang saluran pernapasan bagian
atas dan bagian bawah. ISPA dapat
menimbulkan gejala ringan (batuk, pilek),
gejala sedang (sesak, mengi) bahkan
sampai gejala berat (sianosis, pernapasan
cuping hidung)
Latar Belakang (2)
 Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) masih
menjadi masalah kesehatan utama di
Indonesia
 Prevalensi ISPA tertinggi terjadi pada
kelompok umur 1-4 tahun sebesar 25,8%,
diikuti kelompok umur kurang dari 1 tahun
sebesar 22,0%
 Di Puskesmas Mekarmukti, jumlah pasien
yang berobat karena ISPA sampai pada bulan
juli tahun 2018 sebanyak 1968 orang. Hal ini
menempatkan ISPA sebagai urutan pertama
dalam daftar 10 penyakit terbanyak yang
diobati di Puskesmas pada tahun 2018
Latar Belakang (3)
 Pemberian air susu ibu (ASI) secara
eksklusif mempunyai peranan penting
untuk menunjang pertumbuhan,
perkembangan, kesehatan, dan
pemenuhan nutrisi pada bayi. ASI
eksklusif diberikan kepada bayi sejak
lahir hingga usia 6 bulan tanpa diberikan
makanan tambahan apapun.
Latar Belakang (4)
 Pemberian ASI eksklusif di Indonesia
belum dilaksanakan sepenuhnya.
Terdapat beberapa permasalahan
seperti faktor sosia budaya, rendahnya
kesadaran akan pentingnya ASI,
pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya
mendukung program Peningkatan
Pemberian ASI (PP-ASI)
Latar Belakang (5)
 Pemberian ASI eksklusif merupakan
salah satu faktor risiko terjadinya ISPA
pada bayi
 Bayi berusia 0-11 bulan yang tidak
optimal memperoleh ASI eksklusif
mempunyai risiko 5 kali lebih besar
meninggal karena ISPA dibandingkan
dengan bayi yang memperoleh ASI
eksklusif
Pernyataan Masalah
apakah terdapat hubungan
yang signifikan antara
pemberian ASI eksklusif
terhadap kejadian ISPA
pada bayi?
Tujuan
• Untuk mengetahui adanya
hubungan pemberian ASI eksklusif
UMUM terhadap kejadian ISPA pada bayi
di Puskesmas Mekarmukti

• Mengetahui distribusi frekuensi kejadian ISPA


pada bayi di Puskesmas Mekarmukti tahun
2018.
• Mengetahui distribusi frekuensi pemberian ASI

KHUSUS eksklusif pada bayi di Puskesmas Mekarmukti


tahun 2018.
• Menganalisis hubungan pemberian ASI
eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi di
Puskesmas Mekarmukti tahun 2018
Manfaat
Bagi Penulis Bagi Puskesmas Bagi Masyarakat

• Kegiatan ini • Laporan ini • Memberikan


diharapkan dapat diharapkan dapat informasi kepada
meningkatkan menjadi bahan masyarakat
pengetahuan masukan dan khususnya bagi ibu-
penulis lebih pertimbangan bagi ibu tentang ISPA
mendalam tentang perumusan program dan manfaat
hubungan faktor baru di Puskesmas pemberian ASI
risiko ISPA terhadap Mekarmukti yang eksklusif pada bayi,
kejadian ISPA bisa meningkatkan dan menambah
khususnya angka frekuensi pengetahuan
pemberian ASI pemberian ASI masyarakat tentang
eksklusif. eksklusif pada bayi, hubungan
sehingga dapat pemberian ASI
menurunkan angka eksklusif terhadap
kejadian ISPA. kejadian ISPA pada
bayi.
Definisi

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)


merupakan suatu penyakit infeksi akut yang
menyerang salah satu bagian atau lebih dari
saluran napas mulai dari hidung sampai alveoli
termasuk jaringan adneksanya seperti sinus,
rongga telinga tengah, dan pleura yang
berlangsung selama 14 hari
Menurut WHO, Infeksi
Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
adalah penyakit saluran
pernapasan atas atau bawah,
biasanya menular, yang dapat
menimbulkan berbagai spektrum
penyakit mulai dari penyakit tanpa
gejala atau infeksi ringan sampai
penyakit yang parah dan
mematikan, tergantung pada
patogen penyebabnya, faktor
lingkungan, dan faktor pejamu
Epidemiologi

Jawa Timur NTT


18% 26%

NTB
18%
Papua
19%
Jawa Barat
19%
Etiologi

ISPA meliputi lebih dari 300 jenis bakteri, virus


dan riketsia. Bakteri penyebab ISPA terbanyak
dari genus Streptococcus, Staphylococcus,
Pneumococcus, Haemophylus, Bordetella, dan
Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara
lain dari golongan Myxovirus, Adenovirus,
Coronavirus, Picornavirus, dan lain-lain.
Kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus
Klasifikasi

Nasofaringitis,
Saluran Nafas Bagian Common Cold,
Atas Faringitis Akut, Rhinitis
Akut, Sinusitis Akut
Lokasi Anatomi

Bronkitis akut,
Saluran Nafas Bagian
Bronkiolitis, dan
Bawah
Pneumonia.
Klasifikasi (2)

ISPA yang
ISPA Pneumonia mengenai jaringan
paru-paru (alveoli)
Kemenkes RI
ISPA Bukan Batuk Pilek
Pneumonia (common cold)
Klasifikasi (3)
Pneumonia Berat
(chest indrawing).

Pneumonia
2 bulan - <5 tahun (RR : 2bln - <1th 50x
1th - <5th 40x

Bukan Pneumoni
(batuk, sesak nafas)
Kelompok Umur

Pneumonia Berat
(Batuk, sesak nafas,
RR >60x, Chest
indraw ing)
> 2 bulan

Bukan Pneumonia
(batuk, sesak nafas)
Faktor Resiko

Faktor Resiko

Mikroorganisme
Penyebab Faktor
Faktor Host
Lingkungan
(Virus)

Pemberian ASI
Usia Jenis Kelamin Berat Lahir Status Gizi Status Imunisasi Pendidikan
Eksklusif
Manifestasi Klinik

ISPA Ringan ISPA Sedang ISPA Berat


• Batuk • Pernafasan Cepat umur <2 • Bibir atau kulit membiru
• Serak, yaitu anak bersuara bulan RR 60x/mnt ; umur 2 - • Kesadaran anak menurun
parau pada waktu <12 bulan RR 50x/mnt ; umur • Pernapasan berbunyi seperti
mengeluarkan suara seperti 12 bulan - <5 tahun RR mengorok dan anak tampak
pada waktu berbicara atau 40x/mnt gelisah
menangis • Suhu badan lebih dari 39°C • Sela iga tertarik ke dalam saat
• Pilek, yaitu mengeluarkan • Tenggorokan berwarna merah bernapas
lendir atau ingus dari hidung • Telinga sakit atau • Nadi lebih cepat dari 160 kali
• Demam, dengan suhu badan mengeluarkan cairan dari per menit atau tidak teraba
lebih dari 37°C lubang telinga • Pernapasan cuping hidung 22
• Pernapasan berbunyi seperti
mengorok / mendengkur
Diagnosis
 Anamnesis
 Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan darah dan pembiakan
spesimen fungsi atau aspirasi paru bisa
dilakukan untuk diagnosis penyebab ISPA
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan (2)
Penatalaksanaan (3)
 Antibiotika yang dapat digunakan adalah
kotrimoksazol atau amoksisilin selama 3
hari, dan dapat juga diberikan penurun
panas seperti parasetamol.
Pencegahan
 Memberikan penyuluhan kepada
masyarakat
 Imunisasi lengkap
 Usaha di bidang gizi dengan tujuan
mengurangi malnutrisi.
 Program KIA yang menangani kesehatan
ibu dan bayi BBLR.
 Program Penyehatan Lingkungan
Pemukiman (PLP) yang menangani
masalah polusi di dalam maupun di luar
rumah
Definisi
ASI eksklusif merupakan
pemberian ASI pada 6
bulan pertama kelahiran
tanpa disertai pemberian
makanan atau minuman
apapun
 ASI merupakan suatu emulsi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan
garam-garam organik yang disekresikan
oleh kelenjar mammae
Stadium Laktasi
•mengandung tissue debris, residual material, tripsin inhibitor
Kolostrum mengandung lebih banyak protein serta antibodi
Menggumpal bila dipanaskan
Kolostrum Volume 150-300 mL / 24 jam (sampai hari ke 4)

• Kolostrum – ASI Matur


Kadar Protein rendah, Kadar lemak dan karbohidrat meningkat
ASI Masa
Peralihan Volume ASI meningkat (hari ke 4 sampai hari ke 10)

•Mengandung Garam Ca-caseinat, riboflavin, dan karoten.


•Tidak menggumpal bila dipanaskan,
• Antibodi terhadap bakteri dan virus, Sel (fagosit, granulosit, makrofag, dan limfosit T)
•Enzim (lisozim, laktoperoksidase, lipase, katalase, fosfatase, amilase, fosfodiesterase, alkalinfosfatase)
•Protein (laktoferin, B12 binding protein)
•Resistance factor terhadap stafilokokus
•Komplemen
ASI Matur •Interferron producing cell
•Sifat biokimia yang khas, kapasitas buffer yang rendah dan adanya faktor bifidus

•Laktoferin
•Lactobacillus bifidus
Hormon- •Imunoglobulin (terutama IgA)
hormon •komplemen dan lisozim
Luas Wilayah Kerja Puskesmas Mekarmukti 2316 Ha (23,16 km2)

Batas Wilayah :
Sebelah Utara : Wilayah Puskesmas Cikarang
Sebelah Selatan : Kecamatan Cikarang Selatan
Sebelah Barat : Kecamatan Cikarang Barat
Sebelah Timur : Kecamatan Cikarang Timur

Secara administrative Puskesmas


Mekarmukti termasuk ke dalam wilayah
Kecamatan Cikarang Utara, jumah desa
wilayah kerja Puskesmas Mekarmukti
adalah enam desa meliputi

Desa Wangun Harja


Desa Harja Mekar
Desa Pasir Gombong
Desa Mekarmukti
Desa Simpangan
Desa Tanjung Sari
Jumlah Penduduk 121.165 jiwa, terdiri dari
laki-laki 61.882 jiwa dan perempuan 59.283
jiwa, dengan jumlah rumah tangga sebanyak
33.829 KK, kepadatan penduduknya rata-rata
5.232 jiwa per km2.
Persentase Tingkat Pendidikan Penduduk Usia 10 Tahun
ke atas Wilayah Kerja Puskesmas Mekarmukti
Deskripsi Karakteristik Sampel
Karakteristik Frekuensi (n) Persentase (%)

Jenis Kelamin Bayi


Laki-laki 22 44%
Perempuan 28 56%
Usia (bulan)
0–6 27 54%
7 – 12 23 46%
Pemberian ASI Eksklusif
Ya 21 42%
Tidak 29 58%
Menderita ISPA
Ya 32 64%
Tidak 18 36%
Frekuensi ISPA
Tidak Pernah 5 10%
< 2 kali 15 30%
≥ 2 kali 30 60%
Total 50 100%
Distribusi Kejadian ISPA berdasarkan
Pemberian ASI Eksklusif

ASI Menderita ISPA Total


Eksklusif
Ya Tidak

N % N % n %

Ya 9 42,8 12 57,2 21 100

Tidak 23 79,3 6 20,7 29 100


Hubungan Pemberian ASI
Eksklusif terhadap Kejadian ISPA

Kejadian ISPA P

Ya Tidak

n % n %

ASI Ya 9 42,8 12 57,2 0,008


Eksklusif
Tidak 23 79,3 6 20,7

Total 32 100 18 100


Pembahasan
 Responden Pada penelitian ini
berjumlah 50 orang
 29 orang atau 58% tidak memberikan
ASI Ekslusif
 23 atau 79,3% bayi yang tidak diberikan
ASI ekslusif menderita ISPA
 beberapa faktor yang mempengaruhi
alasan ibu tidak memberikan ASI eksklusif
(diberikan susu formula sebagai pengganti
ASI), antara lain sedikitnya produksi ASI
atau ASI tidak ada keluar sama sekali dari
payudara ibu, ibu sibuk bekerja, ibu
memiliki kegiatan sosial lain, kurangnya
pengetahuan ibu, faktor makanan,
psikologis, dan perawatan payudara oleh
ibu
 Angka kejadian ISPA pada bayi di
wilayah Puskesmas Mekarmukti cukup
tinggi, Terdapat 60% bayi yang
menderita ISPA hingga lebih dari 2 kali
dalam 1 tahun, dan hanya 10% bayi
saja yang tidak pernah mengalami ISPA.
Kesimpulan
 Ada hubungan antara pemberian ASI
eksklusif terhadap kejadian ISPA pada bayi
(p<0,05).
 Pemberian ASI eksklusif pada bayi di
Puskesmas Mekarmukti, sebesar 42%,
sedangkan yang tidak diberi ASI eksklusif
sebesar 5%.
 Kejadian ISPA pada bayi di Puskesmas
Mekarmukti , sebesar 90% (30%
mengalami ISPA sebanyak 2 kali dalam
setahun dan 60% mengalami ISPA ≥ 2 kali
dalam setahun) sedangkan yang tidak
mengalami ISPA sebesar 10%.
Saran
 Perlu dilakukan pembuatan leaflet
mengenai pentingnya pemberian
ASI eksklusif dan hubungannya
dengan ISPA pada bayi untuk
menambah wawasan masyarakat
sekitar Puskesmas Mekarmukti.
 Perlu dilakukan pembinaan peran
serta masyarakat dan kerja sama
dengan kader-kader PKK dan
posyandu untuk lebih memotivasi
ibu menyusui dalam memberikan
ASI eksklusif kepada bayinya.
LAMPIRAN
Kuisioner
Dokumentasi Pelaksanaan

dr. Asteria saat menjelaskan cara pengisian kuisioner


dr. Gresia saat melakukan wawancara

Anda mungkin juga menyukai