Anda di halaman 1dari 18

Disusun Oleh :

Ghea Luthfia Oktari

TENAGA KERJA Zana Hary Barus


INDUSTRI 3 SIPIL 1
JASA KONSTRUKSI
TUJUAN

• Menjelaskan ciri-ciri industri jasa konstruksi.


• Menjelaskan karakter industri jasa konstruksi
• Menjelaskan tenaga kerja pada industri jasa konstruksi.
• Menguraikan peranan pemerintah dalam tenaga kerja industri jasa konstruksi.
• Menguraikan perjalanan tenaga kerja industri jasa konstruksi.
• Memaparkan migrasi, urbanisasi, dan jaringan tenaga kerja.
• Menjelaskan formalisasi tenaga kerja industri jasa konstruksi.
• Menjelaskan jaminan sosial tenaga kerja (jamsostek) industri jasa konstruksi.

2
CIRI-CIRI INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Industri jasa konstruksi mempunyai ciri-ciri yang berbeda dengan industri barang atau jasa
yang lain. Untuk dapat lebih menjelaskan tentang posisi industri jasa konstruksi, maka kita
lihat ciri-ciri umum dari industri barang dan jasa yang lain.
• Rincian kegiatan dasar industri barang antara lain sebagai berikut :
• Produk berbentuk fisik, yang dapat dilihat sebelum dibeli.
• Mengolah bahan mentah/baku menjadi barang jadi.
• Diproduksi lebih dulu baru dijual.
• Memerlukan biaya investasi yang relatif bernilai besar.
• Produk dapat disimpan.
• Standar produk relatif tetap/sama.
• Lokasi produksi umumnya tetap dan bersifat statis.
• Diproduksi lebih dahulu baru dikonsumsi.
3
Maka industri jasa konstruksi mempunyai ciri-ciri kegiatan sebagai berikut :
1. Produk berbentuk fisik (bangunan), termasuk jenis industri barang.
2. Mengolah bahan baku/ bahan mentah, termasuk jenis industri barang.
3. Ditawarkan lebih dulu, baru diproduksi, termasuk industri jasa.
4. Produksi bersamaan dengan konsumsi, tetapi terkadang tidak bersa-maan (turn key
project), termasuk jenis industri barang/jasa.
5. Produk dapat disimpan, termasuk jenis industri barang.
6. Lokasi produksi tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.
7. Standar produk tidak tetap, termasuk jenis industri jasa.
8. Dengan demikian dapat dilihat secara jelas bahwa kegiatan industri jasa kons-truksi
termasuk / bersifat industri barang dan jasa (campuran).

4
Relatif tidak
memerlukan Lokasi produksi umumnya
• Produk tidak berbentuk fisik
investasi yang tidak tetap dan bersifat dinamis.
(misal berupa pelayanan).
besar.
• Tidak mengolah bahan
mentah/bahan baku.
Diproduksi
bersamaan
Dijual/ditawarkan lebih dulu, Standar produk tidak tetap dengan
(tidak sama / berbeda- dikonsumsi.
baru diproduksi.
beda).
.

5
KARAKTER INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Antara satu proyek dengan proyek lainnya tidak ada yang sama, sehingga lebih dikenal dengan
keunikannya antara lain dalam hal :

1. Metode pelaksanaan.

2. Waktu pelaksanaan.

3. Tenaga kerja yang digunakan.

4. Peralatan yang diperlukan.

5. Bentuk dan jumlah pekerjaan yang akan dilakukan.

6. Keahlian yang diperlukan.

7. Pihak yang terlibat.

8. Dan lain-lain.

9. Pelaksanaan proyek dilakukan tahap demi tahap, dimana setiap tahap melalui proses pengendalian
yang ketat.

6
Konsep Dasar Industri Jasa Konstruksi
Kalau ciri-ciri industri jasa konstruksi merupakan
campuran antara industri barang dan industri jasa
maka karakter industri jasa konstruksi juga berbeda
dengan industri lainnnya, yaitu sebagai berikut : Biaya
Industri jasa konstruksi bersifat proyek bukan rutin,
sehingga pelak-sanaannya sangat tergantung pada
terbatasnya :

Mutu
Waktu

7
Pihak yang terlibat cukup banyak, Proses produksi dalam industri jasa
terutama peran masing-masing konstruksi berlangsung dengan sesuatu
seperti : yang selalu baru dalam bentuk berupa :
• Kontraktor.

• Konsultan Perencana.
• Kondisi kerja.
• Konsultan Pengawas atau konsultan Manajemen Konstruksi.

• Quantity Surveying. • Lokasi kerja.


• Value Engineering.
• Sarana dan prasarana yang diperlukan.
• Kontraktor Spesialis.
• Suasana lingkungan kerja.
• Sub Kontraktor.

• Supplier bahan atau alat. • Tata Letak Lapangan.


• Mandor (supplier tenaga kerja).
• Proses kerja.
• Pemilik (owner, client, bowheer).

• Dan pihak lainnya yang tidak terlibat langsung lainnya. • Cuaca kerja.
8
Keahlian tenaga kerja pada berbagai proyek tidak standar,
dapat ditinjau dari berbagai segi seperti :

Kebiasaan / adat istiadat.


Perilaku

Komposisi kepala tukang,


tukang dan pembantu Jenis keahlian.
tukang.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 9


Tenaga kerja pada industri jasa konstruksi yang berada dalam koordinasi peru-sahaan kontraktor yang
bertindak sebagai pelaksana konstruksi secara garis besar terdiri dari 4 bagian

Tenaga kerja lapangan yang Tenaga kerja kontraktor di Tenaga ahli. Tenaga kerja kontraktor di
dipimpin oleh mandor. lapangan. kantor pusat.

10
TENAGA KERJA PADA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Tenaga kerja industri jasa konstruksi tersebut juga dapat diuraikan lebih lanjut dalam bentuk :
1. Tenaga kerja kontraktor.
2. Tenaga kerja sub kontraktor atau kontraktor spesialis.
3. Tenaga kerja supplier.
4. Tenaga kerja konsultan.

Tenaga kerja tidak terampil dan terampil bekerja pada perusahaan kontraktor melalui perantara mandor. Mandorlah
yang bertindak sebagai pemasok kebutuhan kontraktor akan tenaga kerja lapangan.
Dengan tingkat keterampilan tenaga kerja yang ditentukan oleh mandor yaitu :
1. Kepala tukang.
2. Tukang.
3. Pembantu tukang / kenek atau laden.

11
PERANAN PEMERINTAH PADA TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Di Indonesia, peranan pemerintah di bidang politik dan ekonomi besar penga-ruhnya terhadap pengaturan tenaga kerja di berbagai
sektor, tidak terkecuali di sektor industri jasa konstruksi. Besarnya peran tersebut antara lain terlihat pada antara arus permintaan dan penawaran
tenaga kerja yang sebagian besar tergantung pada proyek-proyek pemerintah sektor jasa konstruksi. Peranan pemerintah tersebut juga terlihat pada
kehidupan ekonomi di pedesaan dan tumbuhnya pusat-pusat perkotaan, dua hal yang merupakan faktor penting bagi kontinuitas pasar tenaga kerja
sektor jasa konstruksi.

Pasar tenaga kerja konstruksi terbagi ke dalam dua komponen besar yaitu :

1. Komponen formal yang terdiri dari aparat pemerintah, personil kon-traktor dan konsultan.

2. Komponen informal yang terdiri dari mandor, kepala tukang, tukang, dan laden/pembantu tukang.

Kedua komponen tersebut saling mempengaruhi, masing-masing mempunyai mekanisme kerja sendiri-sendiri. Sisi permintaan akan
pekerja konstruksi ditentukan oleh komponen formal, sedangkan proses pemasokan tenaga kerja ditangani secara informal oleh mandor yang
merekrut pekerja dari berbagai desa di Jawa. Bertitik tolak dari dua komponen tersebut diperoleh pengertian bagaimana birokrasi pemerintahan
menghasilkan, mengendalikan dan mem-pengaruhi komponen formal (yaitu aparat pemerintah, kontraktor & konsultan) dan informal (yaitu mandor,
kepala tukang, tukang, dan laden/kenek), serta keterkaitan keduanya pada daerah pedesaan maupun perkotaan dalam menga-tur dan mengarahkan
pasar tenaga kerja konstruksi.

12
PERJALANAN TENAGA KERJA INDUSTRI JASA KONSTRUKSI

Dalam upaya alih sumber mata pencaharian, para keluarga mencoba mengadu nasib di daerah
perkotaan. Dalam dua dekade terakhir, daerah-daerah perko-taan telah menjadi konsentrasi kegiatan
ekonomi termasuk kegiatan konstruksi pada gilirannya semakin mendorong penduduk desa mencari
nafkah di kota.

Pertumbuhan sektor konstruksi di daerah-daerah perkotaan ini disebabkan oleh kebutuhan


pemerintah akan prasarana fisik di satu pihak, dan kebutuhan investor domestik maupun investor asing
dalam mengembangkan kegiatan usaha mereka di pihak yang lain. Kepentingan politik dan ekonomi
pemerintah dalam mengembangkan daerah-daerah perkotaan, telah menciptakan lapangan kerja bagi
penduduk yang berasal dari desa. Jumlah tenaga kerja yang cukup besar yang terserap di sektor
konstruksi terutama pada masa pemerintahan orde baru misalnya, merupakan contoh adanya
pertumbuhan yang cukup pesat dalam berbagai lapangan kerja.

13
Daerah perkotaan dan
Migrasi dari desa Peran pemerintah
sektor konstruksi
, banyak pekerja datang dari berbagai pusat-pusat perkotaan di In-donesia, • berbagai kebijakan politik dan ekonomi
termasuk Jakarta telah menjadi pusat pemerintah telah membawa perubahan
desa di Jawa.Pertanyaannya adalah cukup besar baik dipedesaan maupun diper-
kegiatan utama ekonomi yang menampung
apakah ada hubungan antara kota dan kotaan, yang membuat kedua tempat
tenaga kerja tidak terampil dari pedesaan tersebut kemudian saling tergantung dalam
pedesaan, melalui migrasi, dimana sejak dua dasawarsa terakhir. Oleh karena itu proses perpindahan tenaga kerja.
yang pertama menawarkan lapangan informasi mengenai pusat-pusat perkotaan Pertumbuhan sektor konstruksi juga
pada umumnya dan perkembangan Jakarta dikondisikan oleh peranan pemerintah dalam
kerja sedangkan yang kedua peren-canaan ekonomi yang dicanangkan
pada khususnya sangat penting dalam
menyediakan tenaga kerja ? sejak tahun 1967, melalui Repelita.
menelaah proses rekrutmen dan alokasi
pekerja konstruksi, sejumlah aspek dalam 14
sektor konstruksi perlu dikaji.
MIGRASI, URBANISASI, DAN JARINGAN TENAGA KERJA

Sebagian besar migran meninggalkan desa-desa mereka di Jawa karena alasan ekonomi. Kesukaran ekonomi
merupakan akibat dari adanya tekanan kepada-tan penduduk, kebijakan pertanian dan situasi politik setempat. Semua itu
membatasi akses para migran terhadap sumber-sumber strategis yang dimiliki oleh desa mereka. Para migran pekerja
konstruksi biasanya berangkat ke Jakarta bersama teman-teman dan anggota kerabat yang telah mempunyai pekerjaan
di sana.

Mayoritas pekerja sektor jasa konstruksi berusia muda, belum menikah dan merupakan pekerja yang kurang
terampil saat pertama meninggalkan desa. Mereka menikah begitu status kerja meningkat. Menikah dengan wanita se
desa adalah satu hal yang diinginkan, walaupun menikah dengan wanita dari desa lain juga banyak terjadi. Di desa,
proses migrasi tidak sepenuhnya terjadi tergantung pada siklus kegiatan pertanian. Mereka umumnya meninggalkan desa
begitu kesempatan kerja di kota terbuka. Ketergantungan mereka pada pekerjaan di sektor pertanian semakin kurang dari
waktu ke waktu.

Faktor utama yang mendorong migrasi para pekerja konstruksi adaalah adanya perubahan di sektor pertanian
15
FORMALISASI TENAGA KERJA JASA KONSTRUKSI
Mulai tahun 1996 Pemerintah Indonesia melalui Departemen Tenaga Kerja telah menggariskan bahwa semua
pencari kerja yang diperkenankan ke luar negeri hanya tenaga formal. Sepintas lalu tenaga kerja formal yang dimaksud
adalah seorang pekerja cukup hanya memenuhi persyaratan keimigrasian dan tenaga informal dikatakan tenaga kerja yang
berangkat maupun yang datang di negara tujuan secara gelap atau ilegal. Akan tetapi tidak hanya sekedar itu, hendaknya
pekerja itu memiliki keterangan resmi yang isinya menerangkan bahwa yang bersangkutan mampu bekerja untuk suatu
bidang pekerjaan. Oleh karena itu pada waktu itu, dalam mensukseskan gagasan ini khusus untuk pekerja konstruksi,
Departemen Pekerjaan Umum telah mengu-sulkan kepada Departemen Tenaga Kerja, agar hanya mereka yang lulus
program Pelatihan serta Uji Ketrampilan dan Sertifikasi yang diperkenankan mencari kerja diluar negeri.

Formalisasi dapat ditempuh dengan cara pembekalan dan peningkatan ketrampilan melalui jalur pelatihan.
Dengan cara ini seseorang akan memiliki tanda lulus pelatihan, yang menerangkan bahwa yang bersangkutan telah
memiliki kualifikasi tertentu sebagai modal untuk mengerjakan sesuatu pekerjaan. Kedua program ini sangat ideal yaitu
pembekalan bagi pencari kerja (pemula) dan peningkatan ketrampilan bagi yang sudah berada di dunia kerja atau sudah
terjun ke suatu lapangan kerja tertentu. Dengan begitu mereka sudah bisa dianggap formal dan diharapkan akan bekerja
sesuai jenis ketrampilan atau kejuruan yang tertera dalam sertifikat yang diperolehnya. sesuai dengan Undang-Undang
No.18 tahun 1999.
16
JAMSOSTEK TENAGA KERJA KONSTRUKSI

Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) ini juga berarti santunan terhadap
kecelakaan kerja yang akibatnya masih bisa dipulihkan, cacat sementara, cacat
tetap atau bahkan meninggal dunia. Hal-hal tersebut merupakan hal yang
mendasar, tetapi baru jaminan untuk perlindungan yang sangat terbatas, belum
termasuk jaminan di hari tua .

17
Thank you!
Any questions?

Anda mungkin juga menyukai