Gambar 23 Hubungan antara konsentrasi substrat dengan laju
reaksi.
Gambar 24 Hubungan V0 dengan Vmaks (V0 = ½ Vmaks).
Gambar 25 Persamaan garis menurut Lineweaver-Burk. KINETIKA HAMBATAN ENZIM
1. Inhibisi kompetitif
Gambar 26 Kompetisi antara substrat dan inhibitor pada tempat
aktif suatu enzim. Gambar 27 Kinetika hambatan kompetitif. 2. Inhibisi nonkompetitif
Gambar 28 Hambatan nonkompetitif. Terlihat I (inhibitor)
menempati posisi di luar tempat aktif. Gambar 29 Kinetika hambatan nonkompetitif. 3. Uncompetitive inhibition
Gambar 30 Hambatan uncompetitive.
Setelah enzim mengikat substrat terjadi perubahan konformasi, sehingga inhibitor (I) dapat melekat pada enzim di luar tempat aktif. Gambar 31 Kinetika hambatan uncompetitive. PENENTUAN NILAI KI ENZIM YANG BEREGULASI
1. Enzim allosterik
Gambar 35 Enzim allosterik dengan modulator.
a. substrat dapat melekat pada tempat aktif b. substrat tidak dapat melekat pada tempat aktif Gambar 36 Model untuk fungsi enzim allosterik. Gambar 37 Pengaruh modulator positif dan negatif pada enzim allosterik. N = tanpa modulator
Gambar 38 Enzim allosterik dengan modulator Jumlah
modulator lebih dari satu buah Gambar 39 Mekanisme molekuler fenomena kooperativitas Gambar 40 Kinetika enzim allosterik (Lehninger, 1985). 2. Enzim yang diatur secara kovalen
Gambar 41 Pengaturan aktivitas fosforilase secara
kovalen.
PENGATURAN AKTIVITAS ENZIM
1. Jumlah molekul enzim
2. Jumlah substrat dan produk 3. Efisiensi katalis
Gambar 42 Pengaturan sintesis Gambar 43 Skema sintesis
enzim oleh gen. Konsentrasi E1 lisin dan treonin, serta enzim diatur oleh gen E1 dan E2 oleh gen yang terlibat. (Sumber: E 2. Harper’s Biochemistry, 1996) Gambar 44 Represi pada reaksi biosintesis bercabang. (Sumber: Harper’s Biochemistry, 1996)
Gambar 45 Hubungan Vmaks dengan kadar substrat.
Gambar 46 Aktivitas heksokinase dan glukokinase terhadap glukosa.
EFISIENSI KATALIS 1. Proenzim
Gambar 47 Pengaktifan proenzim dengan membuka tempat aktif.
2. Pengikatan kovalen
Gambar 48 Pengaktifan enzim glutamin sintetase.
3. Efektor allosterik
Gambar 49 Reaksi metabolisme melalui berbagai
percabangan reaksi. Gambar 50 Pengaturan aktivitas enzim melalui efektor allosterik. 1 dan 2 adalah inhibisi umpan balik 3 adalah feed back stimulation 4 adalah feedforward stimulation (Sumber: Harper’s Biochemistry, 1996) KEGUNAAN ENZIM DI KLINIK • Alat diagnostik • Mengetahui perjalanan suatu penyakit • Mengetahui respon terhadap terapi • Alat terapi
Gambar 51 Hubungan antara luas kerusakan otot jantung dengan
kadar CPK dalam darah. Gambar 52 Kadar CPK dan LDH pada myocardial infarction (Delvin TM., 2006) METODE PENGUKURAN ENZIM DALAM PLASMA
Tabel 6 Dasar pengukuran aktivitas enzim dalam plasma
Dasar pengukuran Contoh enzim/koenzim
A. Substrat Penentuan aktivitas amilase dengan menghitung jumlah tepung yang hilang. B. Produk Transaminase dengan mengukur pembentukan oksaloasetat atau piruvat. C. Koenzim 1. Reduksi koenzim NADP NADPH 2. Oksidasi koenzim NADH2 NAD+H+ Gambar 53 Kurva serapan NADP dan NADPH. PERAN ISOENZIM DALAM DIAGNOSTIK
Gambar 54 Isoenzim laktat dehidrogenase pada berbagai jaringan