Anda di halaman 1dari 10

Dewi Nuhayati 1510029044

• Keterangan yang dibuat oleh dokter atas permintaan penyidik


yang berwenang mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap
manusia, baik hidup atau mati ataupun bagian atau diduga
bagian dari tubuh manusia, berdasarkan keilmuannya dan di
bawah sumpah, untuk kepentingan peradilan.
• Pasal 133 KUHAP menyatakan bahwa pejabat meminta
visum et repertum adalah penyidik.
• Pasal 133 KUHAP merupakan dasar hukum pembuatan
visum et repertum yaitu bila yang diperiksa adalah
manusia sebagai korban atau diduga sebagai korban suatu
pidana, baik masih hidup ataupun sudah mati.
• Pasal 133 KUHAP
1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani
seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga
karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran
kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan ahli sebagai-mana dimaksud dalam
ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu
disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau
pemeriksaan bedah mayat.

3. Mayat yang dikirim kepada ahi kedokteran kehakiman


atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara
baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut
dan diberi label yang memuat identitas mayat, dengan
diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau
bagian lain badan mayat.
• Keterangan saksi
• Keterangan ahli
• Surat
• Petunjuk
• Keterangan terdakwa
• Salah satu alat bukti yang sah
• Berperan dalam proses pembuktian suatu perkara pidana
terhadap kesehatan dan jiwa manusia
• Menguraikan segala sesuatu tentang hasil pemeriksaan medik
yang tertuang di dalam bagian pemberitaan, yang karenanya
dapat dianggap sebagai pengganti benda bukti.
• Visum et Repertum psikiatrik (Kejiwaan)
• Visum et Repertum Fisik
• Visum et repertum jenasah
• Visum et repertum fisik
a. Visum et repertum perlukaan/kecederaan
b. Visum et repertum keracunan
c. Visum et repertum kejahatan seksual
• Visum et repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap, yaitu :
1. Kata pro justitia diletakkan di bagian atas.
• Pro justisia artinya untuk peradilan.
• Visum et repertum tidak membutuhkan materai
• Kerahasiaan
2. Bagian pendahuluan.
• Kata “pendahuluan” sendiri tidak dituliskan dalam visum et repertum
• Bagian ini menerangkan :
• nama dokter pembuat visum et repertum dan institusi kesehatannnya,
• instansi penyidik pemintanya berikut nomor dan tanggal surat
permintaannya,
• tempat dan waktu pemeriksaan,
• identitas korban yang diperiksa.
2. Bagian pemberitaan.
• Bagian ini berjudul “ hasil pemeriksaan” dan berisi hasil
pemeriksaan medik tentang keadaan kesehatan atau sakit atau luka
korban yang berkaitan dengan perkaranya
4. Bagian kesimpulan.
• Pendapat dokter berdasarkan keilmuannya, mengenai jenis
perlukaan/cedera yang ditemukan dan jenis kekerasan atau
zat penyebabnya, serta derajat perlukaan atau sebab
kematiannya.
• Pada kejahatan susila, diterangkan apakah telah terjadi
persetubuhan dan kapan perkiraan kejadiannya, serta usia
korban atau kepantasan korban untuk dikawin
5. Bagian penutup
• Berisikan sumpah jabatan/dokter yang berisikan
kesungguhan dan kejujuran tentang apa yang diuraikan
pemeriksa dalam visum et repertum.

Anda mungkin juga menyukai