Anda di halaman 1dari 27

Subnetting

KELOMPOK 9 :
1. Aji Widianto (10217701) 4. Farizky Salman Bachtiar (10216041)
2. Bagas Farid Ramadhan (10216043) 5. Yunus Agus Saputra (10216060)
3. Fajar Ady Pamungkas (10216054)
PENGENALAN SUBNETTING
Subnetting adalah teknik memecah suatu jaringan besar menjadi
jaringan yang lebih kecil dengan cara mengorbankan bit Host ID pada
subnet mask untuk dijadikan Network ID baru. Subnetting merupakan
teknik memecah network menjadi beberapa subnetwork yang lebih
kecil. Subnetting hanya dapat dilakukan pada IP addres kelas A, IP
Address kelas B dan IP Address kelas C. Dengan subnetting akan
menciptakan beberapa network tambahan, tetapi mengurangi jumlah
maksimum host yang ada dalam tiap network tersebut.
TUJUAN SUBNETTING
1. Untuk mengefisienkan pengalamatan
2. Untuk membagi satu kelas network atas sejumlah subnetwork
dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian
yang lebih kecil.
3. Untuk menempatkan suatu host, apakah berada dalam satu
jaringan atau tidak.
4. Untuk mengefisienkan alokasi IP Address dalam sebuah jaringan
supaya bisa memaksimalkan penggunaan IP Address.
TUJUAN SUBNETTING
5. Untuk mengatasi masalah perbedaan hardware dan media fisik
yang digunakan dalam suatu network.
6. Untuk meningkatkan keamanan dan mengurangi terjadinya kongesti
akibat terlalu banyaknya host dalam suatu network.
7. Untuk mengurangi lalu lintas jaringan yaitu mengurangi ukuran
broadcast domain.
8. Untuk mengoptimalkan performa jaringan, sebagai hasil dari
reduksi jaringan, maka otomatis akan diperoleh performansi
jaringan lebih baik.
FUNGSI SUBNETTING
1. Mengurangi lalu-lintas jaringan, sehingga data yang lewat di
perusahaan tidak akan bertabrakan (collision) atau macet.
2. Teroptimasinya unjuk kerja jaringan.
3. Pengelolaan yang disederhanakan.
4. Membantu pengembangan jaringan ke arah jarak geografis yang
menjauh.
PROSES SUBNETTING
1. Menentukan jumlah subnet yang dihasilkan oleh subnet mask.
2. Menentukan jumlah host per subnet.
3. Menentukan subnet yang valid.
4. Menentukan alamat broadcast untuk tiap subnet.
5. Menentukan host – host yang valid untuk tiap subnet.
CONTOH KASUS TENTANG SUBNETTING
Di sebuah perusahaan terdapat 200 komputer (host). Tanpa menggunakan
subnetting maka semua komputer (host) tersebut dapat kita hubungkan
kedalam sebuah jaringan tunggal dengan perincian sebagai berikut:
Kita gunakan IP Address Private kelas C dengan subnet mask defaultnya yaitu
255.255.255.0 sehingga perinciannya sebagai berikut:
Network Perusahaan
Alamat Jaringan : 192.168.1.0
Host Pertama : 192.168.1.1
Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.255
CONTOH KASUS TENTANG SUBNETTING
Di sebuah perusahaan terdapat 2 divisi yang berbeda sehingga kita akan memecah network
tersebut menjadi 2 buah subnetwork, maka dengan teknik subnetting kita akan menggunakan
subnet mask 255.255.255.128 sehingga akan menghasilkan 2 buah blok subnet, dengan perincian
sebagai berikut:
Network Divisi A Network Divisi B
Alamat Jaringan / Subnet A : 192.168.1.0 Alamat Jaringan / Subnet B : 192.168.1.128
Host Pertama : 192.168.1.1 Host Pertama : 192.168.1.127
Host Terakhir : 192.168.1.126 Host Terakhir : 192.168.1.254
Broadcast Address : 192.168.1.127 Broadcast Address : 192.168.1.255

Dengan demikian dengan teknik subnetting akan terdapat 2 buah subnetwork yang masing-masing
network maksimal terdiri dari 126 host (komputer).
PENGENALAN IPv4
Alamat IP versi 4 (sering disebut dengan Alamat IPv4) adalah pengalamatan jaringan yang
digunakan di dalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol IP versi 4
dikembangkan mulai tahun 1980an. Panjang totalnya adalah 32-bit.
Pada IPv4 terdapat 5 klasifikasi kelas yaitu
1. Class A
2. Class B
3. Class C
4. Class D
5. Class E

IPv4 Address terdiri dari dua bagian, yaitu : Network ID & Host ID
– Network ID menentukan alamat dari suatu jaringan komputer
– Host ID menentukan alamat dari suatu komputer (host) dalam suatu jaringan komputer
NETWORK ID & HOST ID
Network ID (Identitas Jaringan) adalah sebuah alamat (network
prefix) yang dijadikan sebagai identitas dari suatu jaringan. Yang sering
menjadi masalah tentunya dalam menentukan Network ID tersebut.
Permasalahan ini sering ditemukan pada saat melakukan konfigurasi
Routing. Baik itu static routing maupun pada dynamic routing. Dimana
pada perintah static routing maupun dynamic routing diharuskan
menyebutkan Network ID (Network Prefix), sedangkan Host ID adalah IP
Address yang dapat digunakan untuk client/user
NETWORK ID & HOST ID
Cara Menentukan Network ID & Host ID
Tentukan IP address tersebut masuk ke dalam kelas A, B, atau C.
Kelas A memiliki 8-bit Network ID dan 24-bit Host ID

Kelas B memiliki 16-bit Network ID dan 16-bit Host ID

Kelas C memiliki 24-bit Network ID dan 8-bit Host ID

a
NETWORK ID & HOST ID
Network ID dan Host ID paling mudah ditentukan dalam batas oktet /8,
/16, dan /24. Penambahan dalam prefix mengurangi jumlah host per
subnet.
CLASSLESS SUBNETTING
Subnet classless dapat menggunakan prefix mana saja untuk membuat suatu mask.
Contoh:
CLASSLESS SUBNETTING
 Prefix /25 menghasilkan jumlah host 126 dengan subnet mask
255.255.255.128
 Prefix /26 menghasilkan jumlah host 62 dengan subnet mask
255.255.255.192
 Prefix /27 menghasilkan jumlah host 30 dengan subnet mask
255.255.255.224
 Prefix /28 menghasilkan jumlah host 14 dengan subnet mask
255.255.255.240
 Prefix /29 menghasilkan jumlah host 6 dengan subnet mask
255.255.255.248
 Prefix /30 menghasilkan jumlah host 2 dengan subnet mask
255.255.255.252
PENGENALAN IPv6
IPv6 (Internet Protocol version 6) adalah versi terbaru Internet
Protocol dan merupakan pengembangan dari IPv4 yang kini telah
melewati masa jayanya. IP yang dikembangkan oleh IETF (Internet
Engineering Task Force, satuan tugas dari ISOC) adalah salah satu
protokol komunikasi jaringan komputer yang bertugas untuk identifikasi
dan pengalamatan komputer dan perangkat lainnya yang terhubung ke
jaringan. Sama seperti MAC (Media Access Control) yang juga berfungsi
untuk identifikasi dan pengalamatan, namun salah satu perbedaannya
yaitu MAC berada di layer dua (data link) sedangkan IP berada di layer
tiga (network) OSI Layer.
PERBEDAAN IPv4 DAN IPv6
Sebelum memasuki tahap subnetting, berikut adalah diagram header yang membedakan IPv4
dengan IPv6. Ini akan membantu supaya dapat membedakan struktur utama antara dua protokol ini.
PERBEDAAN IPv4 DAN IPv6
KEUNGGULAN IPv6
Berikut ini keunggulan utama yang dimiliki IPv6:
1. Alamat IPv4 ‘hanya’ berjumlah 232 atau 4.294.967.296, sedangkan
IPv6 berjumlah 2128 atau sekitar 340 duodesiliun.
2. IPv6 memiliki:
340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 alamat.
3. Metode routing lebih efisien, karena tidak terdapat checksum serta
proses packet fragmentation lebih efisien.
4. Lebih aman, terdapat IPsec secara default.
FORMAT PENULISAN IPv6
IPv6 berukuran 128 bit, sedangkan IPv4 berukuran 32 bit. 128 digit dibagi
ke dalam 16 bit x 8 seperti berikut:
0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000

Jadi sistem bilangan yang digunakan adalah heksadesimal karena lebih


mudah.
4-digit heksa merepresentasikan 16 digit biner, berikut contohnya:
Biner 0000|0000|0000|0000 = Hex 0000 (atau 0)
Biner 1111|1111|1111|1111 = Hex FFFF
Biner 1101|0100|1101|1011 = Hex D4DB
FORMAT PENULISAN IPv6
Satu alamat IPv6 terdiri dari 8 segmen dan tiap segmen terdiri dari 16 bit dan
direpresentasikan 4 digit heksadesimal. Tiap segmen dipisahkan oleh tanda titik dua
‘:’
Berikut ini adalah biner berjumlah 128-bit:
1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111

Maka akan menghasilkan bilangan heksadesimal sebagai berikut:


FFFF:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF:FFFF
FORMAT PENULISAN IPv6
Jika ada satu atau lebih segmen yang bernilai nol semua, dapat dihapus dan diganti
dengan titik dua ganda ‘::’. Dan jika ada satu atau lebih nol di depan tiap segmen,
maka nol tersebut dapat dihilangkan, contohnya ’00dc’ dapat ditulis menjadi ‘dc’ saja.
Contoh:
2001:0db8:0000:0000:0000:ff00:0042:8329

2001:db8::ff00:42:8329
FORMAT PENULISAN IPv6
Contoh lain:
0000:0000:0000:0000:0000:0000:0000:0001

::1
Ini hanya berlaku sekali saja, yang berarti jika ada dua bagian yang bernilai nol, maka
cara ini tidak dapat digunakan karena akan mengakibatkan kebingungan dalam
menentukan jumlah segmen yang bernilai nol.
Contohnya 2001:0000:0000:0db8:0000:0000:0000:0000 tidak dapat disingkat
menjadi 2001::0db8::, namun hanya bisa disingkat 2001::0db8:0000:0000:0000:0000
atau 2001:0000:0000:0db8::
SUBNETTING IPv6

Di dalam IPv6 hanya terdapat 3 bagian, yaitu:


48-bit yang pertama adalah Routing Prefix
1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000

16-bit dari bit ke-49 sampai ke-64 adalah Subnet ID


0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.1111111111111111.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000

Dan 64-bit terakhir adalah Interface ID


0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.0000000000000000.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111.1111111111111111
SUBNETTING IPv6
Subnetting dalam IPv6 jauh lebih mudah, hanya dengan cara
menghitung dalam heksadesimal. IPv6 dapat menampung 65535
subnet dalam sebuah jaringan.
SUBNETTING IPv6
Diagram di bawah ini menjelaskan Global Unicast IPv6 address dengan
karakteristik sebagai berikut:
 Format alamat yang bisa dikumpulkan ke ISP.
 48-bit global routing prefix dan 16-bit subnet ID.
 Memungkinkan sebuah organisasi untuk memiliki 65535 subnet
masing-masing.
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
CISCO Netacad,
https://www.netacad.com
Makalah Jaringan Komputer,
https://www.academia.edu/12163344/makalah_jaringan_komputer_tentang_subnetting
Cara Menentukan Network ID dan Host ID Pada IP Address,
https://afandinat.blogspot.com/2016/07/cara-menentukan-network-id-dan-host-id.html
Host ID,
https://id.wikipedia.org/wiki/host_id
IPv4 Subnetting,
http://nurhidayatid.blogspot.com/2015/06/ipv4-subnetting.html
Menentukan Network ID (Identitas Jaringan),
https://kbudiz.wordpress.com/kuliah/menentukan-network-id-identitas-jaringan/
Pengenalan IPv4 Address,
https://wikipediainternet.wordpress.com/2014/11/11/pengenalan-ipv4-address/
Pengenalan dan Tutorial Subnetting pada IPv6,
https://blog.aldebaran.web.id/2016/10/16/pengenalan-dan-tutorial-subnetting-pada-ipv6/
Subnetting IPv6
http://www.firewall.cx/networking-topics/protocols/877-ipv6-subnetting-how-to-subnet-ipv6.html

Anda mungkin juga menyukai