AUTISME
Kelompok 8
•Anisa Arifin
•Dessy Dwiyani
•Dona Rosmawati
•Santi Desmasari
Defenisi
Autime berasal dati kata auto yang berarti sendiri.
Autisme adalah suatu keadaan dimana seseorang anak berbuat
semaunya sendiri baik cara berpikir maupun berperilaku.
Keadaan ini mulai terjadi sejak usia masih muda, biasanya sekitar
usia 2-3 tahun. Autisme bisa mengenai siapa saja, baik yang
sosio-ekonomi mapan maupun kurang, anak atau dewasa dan
semua etnis (Yatim, 2007)
Manurut kamus psikologi, autism adalah anak dengan
kecendrungan diam dan suka menyendiri yang ekstrem. Anak
autism bisa duduk dan bermain berjam-jam dengan jemarinya
sendiri atau dengan serpihan kertas, serta tampak tenggelam
dalam dunianya sendiri (Yusuf, 2015)
Penyebab Autisme
Tak ada usaha untuk melakukan Kadang-kadang ada kelekatan pada benda
tertentu, seperti kartu, kertas, gambar, gelang
interaksi dengan orang lain, karet, atau apa saja yang terus dipeganganya dan
lebih asyik main sendiri. dibawa ke mana saja.
Bila didekati untuk diajak main, Perilaku ritual (ritualistic).
ia malah menjauh. Perilaku yang ritualistic sering terjadi sulit
mengubah rutinitas sehari-hari, misalnya bila
bermain harus melakukan urut-urutan tertentu,
bila berpergian harus melalui rute yang sama.
Gangguan dalan bidang Gangguan dalam persepsi
perasaan atau emosi. sensori.
Tidak dapat ikut merasakan apa Mencium atau menggigit
yang dirasakan orang lain, mainan atau benda apa saja.
misalnya melihat anak menangis,
maka ia tidak merasa kasihan, Bila mendengar suara
tetapi merasa terganggu dan tertentu, maka ia langsung
anak yang menangis tersebut menutup telinga.
mungkin didatangi dan dipukul.
Kadang tertawa sendiri, Tidak menyukai rabaan atau
menangis, atau marah tanpa pelukan.
sebab yang nyata. Merasa sangat tidak nyaman
Sering mengamuk tak terkendali bila dipakaikan pakaian dari
(bisa menjadi agresif dan bahan yang kasar.
destruktif).
Penatalaksanaan
Terapi Psikofarmaka : Haloperidol, Fenfluramin, Naltrexon, Clompramin.
Terapi Perilaku : Metode lavass adalah metode modifikasi tingkah laku yang disebut dengan
Applied Behavioral Analysis (ABA) dengan sistem penghargaan (reward) dan hukuman (punishment).
Terapi Bicara : Anak dipaksa untuk berbicara kata demi kata, serta cara ucapan harus diperhatikan.
Setelah mampu berbicara, diajarkan berdialog
Terapi Okupasional: menghilangkan gangguan perkembangan motorik halusnya dengan
memperkuat otot-otot jari supaya anak dapat menulis atau melakukan keterampilan lainnya
Terapi Fisik: menguatkan otot-ototnya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
Terapi Social: membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka untuk bergaul dengan teman-
teman sebaya dan mengajari cara-caranya
Terapi Bermain:Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara, komunikasi dan
interaksi sosial.
Terapi Perkembangan: Anak dipelajari minatnya, kekuatannya dan tingkat perkembangannya,
kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional, dan intelektualnya.
TerapiVisual : metode belajar komunikasi melalui gambar-gambar.
Pendidikan Khusus : Satu guru menghadapi satu anak dalam ruangan yang tidak luas dan tidak
ada gambar-gambar didinding atau benda-benda yang tidak perlu, yang dapat mengalihkan perhatian
anak.
Terapi alternatif : terapi baru yang masih berlanjut dengan penelitian. Terapi ini meliputi mandi
sauna, pemijatan, dan shower, yang diikuti olahraga, konsumsi vitamin dosis tinggi, serta air putih
minimal dua liter sehari. Tujuannya untuk mengeluarkan racun yang menumpuk dalam tubuh.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan CT Scanning dan Pnemo encephalogram
Pemeriksaan Histopatologi
Pemeriksaan EEG
Pemeriksaan Laboratorium
Asuhan Keperawatan pada Autisme
Pengkajian
Data Fokus:
Riwayat gangguan psikiatri/jiwa pada keluarga
Riwayat keluarga yang terkena autism
Riwayat kesehatan anak saat dalam kandungan
Status perkembangan anak
Pemeriksaan fisik
Psikososial
Neurologis
Gastrointertinal
Diagnose Keperawatan