Anda di halaman 1dari 15

SKENARIO 1

BLOK TID
2018/2019
RUAM M ERAH SEL URUH TUBUH
SKENARIO

Ruam Merah Seluruh Tubuh

Seorang ibu membawa anak perempuan berusia 4 tahun ke Rumah Sakit dengan keluhan ruam
merah di seluruh tubuh sejak tadi malam. Sejak 4 hari yang lalu anak demam disertai batuk, pilek,
mata merah, nyeri telan, muntah dan nafsu makan turun dan buang air besar lembek 2-3x/hari.
Menurut pengakuan ibunya anak ini tidak lagi mendapatkan imunisasi sejak 6 bulan karena
keluarga mendapatkan informasi tentang vaksin yang tidak benar.

Pada pemerisaan fisik ditemukan koplik spot di rongga mulut, ruam makulo palpular dibelakang
telinga, wajah, leher, badan, dan ekstermitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Hasil
laboratorium ditemukan Hb: 13,5 g/dl, Ht: 42,7%, leukosit 7000/mm, trombosit 128.000/mm3.
hitung jenis 0/1/2/37/52/8.
STEP 1
1. Koplik spot : bitnik putih kecil yang berada di mukosa pipi
2. Ruam makulo palpular : bercak merah yang menonjol sedikit padat
makolu : merah. Palpular : menonjol
3. Vaksin : virus yang dilemahkan untuk imunisasi
STEP 2
1. Penyakit ada yang diderita anak tsb ?
2. Bagaimana patofisiologi dari manifestasi klinis penyakit tersebut ?
3. Pemeriksaan fisik dan penunjang apa yang dilakukan pada penyakit tersebut ?
4. Bagaimana interpretasi hasil laboratorium terhadap kasus anak tersebut ?
5. Apa hubungan riwayat imunisasi pada skenario dengan penyakit anak?
6. Bagaimana pencegahan dari penyakit tersebut
7. Bagaimana penatalaksanaan dari penyakt tersebut ?
8. Komplikasi yang sesuai dengan penyakit tersebut
STEP 3
1. Diagnosis penyakit
- Anamnesis : demam muntah nyeri telan, koplik spot dari belakang telinga menjalar ke seluruh tubuh
- Pemeriksaan fisik : suhu >38 derajat celcius, ruam merah
- Pemeriksaan penunjang : HB: 13,5 leukosit 7000

Diagnosis penyakit : CAMPAK


Terdapat koplik spot, leukopenia,

1. Stadium prodromal (2-4 hari) : timbul ruam , leukopenia, mata merah, koplik spot (patognomanik
campak)
2. Stadium erupsi : ruam merah menyebar ke seluruh tubuh dan ekstremitas
3. Stadium konvalensi : ruam menghitam / hiperpigmentasi
2. Disebabkan oleh virus morbili genus morbili virus family paramiksovirus.
Penyebaran : droplet lewat saluran pernapasan kemudian menginvasi salran pernapasan local
Virus masuk ditangkap monosit dan makrofag kemudian bereplikasi kemudian mengalir di limfe.
Terdapat sel T sitotoksik yang akan melisiskan, virus yang menyebar di aliran darah. Menyebabkan
terjadinya demam, virus akan mengeluarkan IL-1 (merubah asam arakidonat  postaglandin), virus akan
masuk ke jaringan (mulut  koplik spot, napas  koriza, mata  konjungtivitis, pencernaan atas  sulit
menelan, cerna bawah  diare, kulit  ruam)

Virus penyebaran lewat droplet melekat ke konjungtiva,


bereplikasi, terjadi infeksi limfatik regional, viremia primer:
5-7 viremia sekunder permukaan tubuh, timbul gejala infeksi kulit
11-14 ada diseluruh kulit, pernapasan dll
15-17 virus akan berkurang
Sistem imun kuat tidak butuh obat
1. Pemeriksaan fisik
- pemeriksaana di belakang telinga mengidentifikasi karakteristik ruam (adanya diagnosis banding)
- adanya koplik spot (ciri khas campak)
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksan lab : Hb, Ht, leukosit, Trombosit
4. - Hb : 13,5 g/dl (normal )
- Ht : 42,7%
- leukosit : 7000/mm (rendah)
- trombosit 128000/mm3 (rendah)
- hitung jenis 0/1/2/37/52/8
5. Anak tidak melakukan imunisasi campak.
1963  vaksin hidup yang telah dilemahkan () & vaksin dari virus campak yang dimatikan

Imunisasi campak di kembang luaskan pada tahun 1982.

Anak termasuk dalam facktor resiko terkena campak,


Faktor resiko : anak > 1 tahun, tidak imunisasi, tidak diberi booster imunisasi
6. Pencegahan

Pencegahan awal (fase prepatogenesis)


 Mempertahankan gizinya sehingga imunnya baik
Pencegahan primer
 Penyuluhan, edukasi, promosi imunisasi,
Pencegahan sekunder (deteksi dini)
 Tindakan cepat tepat, mencegah penularan/perluasan infeksi, pegobatan asimptomatik (antitusif, paracetamol,
dll)
 Pemberian vaksin MMR
 Beri nutrisi yang cukup
Pencegahan tersier
 Dilakukan pada pasien yang sudah terinfeksi campak, diberi vit.A 100.000 IU peroral sekali, jika anak
malnutrisi diberikan setiap hari 1500 IU
 Biru 100.000 IU, merah 200.000 IU
 Pemberian vit.A untuk pengebalian kulit yang terkena ruam (hiperpigmentasi)
7.
- Diberikan cairan yang cukup dan nutrisi yang cukup serta seimbang untuk
- Terapi simptomatik
 Paracetamol, antitusif
8. Komplikasi

1. Bronkopneumonia
Tanda : ronki basah halus,
dibedakan saat suhu turun  gejala tidak hilang  infeksi sekunder
tatalaksana : antibiotic
2. Ensefalitis
gejala : kejang, letargi, nyeri kepala, kelainan frekuensi napas
3. Subakut SE
tingkah laku dan kejang, terjadi lebih sering pada laki-laki dan tidak imunisasi,
4. Konjuntivitis
karena infeksi sekunder bisa menyebabkan kebutaan.
kenapa? Virus campak akan mempercepat episode defisiensi vit.A
5. Otitis media (gendang telinga hiperemi)
6. Diare
 infeksi virus ke mukosa saluran cerna
 defisiensi imunologi
7. Laringotrakearitis
8. Black measles
STEP 4
Patogenesis dan
patofisiologi

Diagnosis &
penatalaksanaan campak pencegahan

komplikasi
STEP 5
1. Interpretasi hasil laboratorium campak pada anak-anak (kenapa bisa turun/naik, cara baca hitung jenis)
2. Pengobatan farmakologi pada penyakit campak dan komplikasi campak (simptomatis, vit.A, resep)
3. Diagnosis banding untuk campak
4. Apakah morbili/campak dapat menyebabkan kematian? (kenapa, bagaimana)

Sumber : ipd, IDAI,

Anda mungkin juga menyukai