Perjanjian
Hukum Pajak
Penghindaran Pajak Pajak Internasional
Internasional
Berganda
Hukum Pajak Internasional adalah hukum pajak nasional yang terdiri dari
kaedah, baik berupa kaedah-kaedah nasional maupun kaedah-kaedah yang
berasal dari traktat antarnegara dan dari prinsip atau kebiasaan yang telah
diterima baik oleh negara-negara di dunia, untuk mengatur soal-soal
perpajakan dan di mana dapat ditunjukan adanya unsur-unsur asing, baik
mengenai subjeknya maupun mengenai objeknya.
Masalah-masalah Pajak Internasional
• Dua negara atau lebih memungut pajak penghasilan atas penghasilan yang
sama
• Seberapa luas dapat dilakukan penghindaran pajak berganda
• Bagaimana usaha bersama untuk memerangi penghindaran pajak dan
penyelundupan pajak
Dasar Hukum
• Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) diatur dalam Pasal 32A
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2008 (UU PPh)
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda atau Tax treaty adalah perjanjian
perpajakan antara negara ( dua negara / bilateral ) yang mengatur
mengenai pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang diperoleh atau
diterima oleh penduduk dalam salah satu negara atau kedua negara yang
melakukan perjanjian penghindaran pajak berganda tersebut.
Tujuan Tax treaty: agar dapat mencegah timbulnya efek negatif berupa distorsi
dalam perdagangan internasional
• Mencegah timbulnya penghindaran pajak (tax avoidance)
• Memberikan kepastian hukum (certainty)
• Pertukaran Informasi (exchange of information)
• Penyelesaian sengketa di dalam penerapan P3B dalam bentuk mutual agreement
procedures
• Non-diskriminasi
• Bantuan dalam penagihan pajak
Model P3B
• Bahwa hak pemajakan diberikan lebih luas
Model OECD kepada negara domisili
Secara otomatis
Petukaran Informasi
(di bidang perpajakan)
Atas dasar permintaan