Anda di halaman 1dari 48

Oleh :

I Ketut Dhika Perbaww

Pembimbing ;
Dr. Yudha, Sp.B

RSUD BANJARNEGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 33th
Alamat : Adipasir Rakit
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status pernikahan : Menikah
Tanggal masuk : 20 November 2018 via UGD
No. RM : 81103X
Indikasi rawat inap : diagnosis dan terapi
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah sejak
±1 HSMRS
 Acute Appendicitis

 Right Renal Colic

 Torsi Testis Dextra

 Hernia inkarserata

 Divertikulitis
 Os mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak
±1 HSMRS

3HSMRS: Os memeriksakan diri ke Puskesmas


karena nyeri perut. Nyeri timbul mendadak,
dirasa tumpul, hilang timbul, tidak dapat
dilokalisir. Nyeri perut disertai mual dan muntah.
Keluhan serupa sebelumnya (-), riwayat maag (-
), penggunaan obat anti nyeri jangka lama(-),
adanya keluhan BAB BAK (-), demam (-). Setelah
meminum obat dari Puskesmas (tab antasida)
nyeri dirasa sedikit berkurang.
1HSMRS: Os mengeluhkan nyeri perut
berpindah ke bagian kanan bawah, nyeri dirasa
seperti ditusuk, terus-terusan. Keluhan nyeri
disertai dengan demam dan mual muntah.
Gangguan BAB BAK disangkal.

HMRS: Os mengaku nyeri perut kanan bawah


memberat hingga tidak bisa berjalan, keluhan
disertai demam, tidak nafsu makan, mual,
muntah. Os kemudian dibawa keluarga ke UGD
RSUD Banjarnegara
 Riwayat keluhan serupa sebelumnya (-)
 Riwayat operasi (-)
 Riwayat mondok di RS sebelumnya (-)
 Riwayat maag (-)
 Riwayat penggunaan obat anti nyeri (-)
 Riwayat HT (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat keluhan serupa (-)
 Riwayat HT (-)
 Riwayat DM (-)
 Riwayat alergi (-)
 Riwayat konsumsi makanan berserat jarang
 Perokok aktif (+)
 Olahraga jarang
 Keadaan umum lemah (+), tampak kesakitan,
CM(+)
 Kepala : pusing (-), pandangan kabur (-)
 Leher : terasa tegang (-), nyeri tenggorokan (-)
 Jantung : nyeri dada (-), jantung berdebar (-)
 Paru : batuk (-), sesak napas (-)
 Gastrointestinal: mual (+), muntah (+), kembung
(-), BAB hitam (-), nafsu makan ↓
 Genitourinari : BAK (+) n
 Genitalia : t.a.k
 Muskuloskeletal: nyeri sendi (-), pegal-pegal (-)
 Ekstremitas: bengkak (-)
 Endokrin : DM(-)
 Psikologi : cemas (-)
 Neurologi : kejang (-), kelemahan anggota gerak
 3HSMRS: Nyeri perut mendadak, tumpul,
hilang timbul, tidak dapat dilokalisir, disertai
mual dan muntah.
 1HSMRS: Nyeri perut berpindah ke kanan
bawah, seperti ditusuk, terus-terusan
disertai dengan demam dan mual muntah.
 HMRS: Nyeri perut kanan bawah memberat
tidak bisa berjalan, demam, tidak nafsu
makan, mual, muntah.
 Acute Appendicitis

 Right Renal Colic

 Torsi Testis Dextra

 Hernia inkarserata

 Divertikulitis
 KU: CM, lemah tampak kesakitan
 TB: 160 cm, BB: 60,7 kg, IMT: 23,71 (normal)
 Vital Sign
TD: 125/80mmhg, N:104 x/mnt, RR: 20x/mnt t: 37.9 C
 Kepala : CA(-), SI(-), reflek cahaya (+)
 Leher: JVP 5+2, Lnn ttb, deviasi trakea (-)
 Thorax:
Cor
I: IC tidak terlihat
P: IC tidak teraba
Pe: kesan cardiomegali (-)
Au: S1-2 regular, bising (-), friction rub (-)
Pulmo
I : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), rash/UKK (-)
P: fremitus taktil kiri ka=ki dbn, NT (-)
Pe: sonor +/+
Au: ves +/+
Abdomen
I : DP//DD, distensi (-), benjolan pd lipat
paha (-)
Au: bunyi usus (+) normal
Pe: timpani (+), shifting dullness (-)
Pa: distensi (-), NT(+) pd titik Mc Burney,
Rovsign sign (+), Rebound tenderness (+)

 Ekstremitas : psoas sign (+), obturator sign


(+), edema ekstremitas atas dan bawah -/-,
akral hangat, WPK < 2 detik
 KU : CM, lemah tampak kesakitan
 VS : N 104x/mnt , S 37.9°C
 Abdominal : NT(+) pd titik Mc Burney,
Rovsign sign (+), Rebound tenderness (+),
psoas sign (+), obturator sign (+)
 Acute Appendicitis

 Right Renal Colic

 Torsi Testis Dextra

 Hernia inkarserata

 Divertikulitis
• Darah rutin
RBC : 4.81 x 106/uL WBC : 14.0 x 109/l High
Hb :13.9 gr/dL Neu :72.2 % High
Hct :41.6 % Lim :25.4%
MCV :87 fL Mon :5.2 %
MCH :28.9 pg Eus :1.5 %
MCHC :33.4 gr/dL Bas :0.0 %
RDW :13.8 %
AT :165 x 103 /uL BT : 2’00”
MPV :8.5 fL CT : 5’10”
PCT :0.14 %
PDW : 10.9 HbsAg (-)

GDS : 74 mg/dL
 Acute Appendicitis

 Right Renal Colic

 Torsi Testis Dextra

 Hernia inkarserata

 Divertikulitis
 Acute Appendicitis
• Infus asering/D5 28 tpm
• Inj ceftriaxone 1x1 gr
• Inj. Ranitidin 2x1 A
 Monitor KU/VS
 Monitor nyeri perut
 Pro laparotomi apendektomi
 Inform consent
 S : flatus (+), nyeri luka bekas op (+), BAB (-)
 O :
 KU cukup, CM
 Status Lokalis
 Inspeksi : luka rembes (-), drain produk ± 50cc
serohemoragik
 Palpasi : NT (+)
 A : Apendisitis akut post laparotomi apendektomi dgn
periapendikular abces
 P :
◦ diet bubur nasi
◦ Inf asering : futrolit 30 tpm + inj norages 3x1A drip
◦ Inj. Cefazolin 2x1 gr
◦ Mobilisasi mika miki
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi
pada apendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering.
Apendiks merupakan organ yang berbentuk
tabung. Panjangnya bervariasi antara 2-22cm
Apendiks memiliki lumen sempit dibagian proximal
dan melebar pada bagian distal
Appendiks vermiformis terletak pada puncak
caecum, pada pertemua ke-3 taenia coli, yaitu :
Taenia libra
Taenia omentalis
Taenia mesocolica

EMBRIOLOGI
 Berasal dari midgut

 Mulai tumbuh pada umur 6 minggu kehamilan


 Pd anak appendiks lebih panjang dan tipis,
maka akan lebih mudah mengalami perforasi.
 Sampai umur ±10 thn, omentum mayus
masih tipis, pendek, lembut, belum mampu
membentuk pertahanan atau pendindingan
(walling off) pada perforasi, shg peritonitis
lebih mudah terjadi pd anak.
 Pd bayi appendiks berbentuk kerucut, lebar
pd pangkal dan menyempit pd ujung, hal ini
menjadi sebab rendahnya kasus appendisitis
pd umur tsb
 Posisi appendik
◦ Retrocaecal
◦ Antecaecal
◦ Anteileal
◦ Retroileal
◦ Pelvical
 Vaskularisasi
a. Mesenterica superior -> a. Iliocolica -> a.
Appendicularis (endartery)

 Drainage
v. Appendicularis -> v. Iliocolica

Inervasi
n.Vagus dari plexus mesenterika sup
serabut syaraf afferen yg menghantarkan rasa nyeri
visceral dari appendik berjalan bersama saraf simpatis dan
masuk ke medula spinalis setinggi segmen torakal X, karena
itu nyeri visceral pd apendisitis bermula di sekitar umbilikus
 Pd keadaan normal, tek dlm lumen apendik antara 15-25
cmH2O dan meningkat menjadi 30-5 cmH2O pd waktu
kontraksi. Pd keadaan normal tek pd lumen caecum antara 3-
4 cmH2O, shg tjd perbedaan tek yg berakibat cairan di dlm
lumen appendiks terdorong msk caecum.
 Mukosa normal apendiks dapat mensekresi cairan 1-2 ml dlm
24 jam.
 Sbg sistem imun. Imunnoglobulin sekretoar yg dihasilkan
oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yg terdapat di
sepanjang sal. pencernaan termasuk appendiks adalah IgA.
Antibodi ini mengontrol proliferasi bakteri, netralisasi virus,
mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen intestinal
lainnya.
 Namun demikian, adanya pengangkatan terhadap apendiks
tidak mempengaruhi sistem imun tubuh. Ini dikarenakan
jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil
sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna
lain.
 Tunika Mukosa
 Tunika Submukosa
 Tunika Muskularis
◦ Stratum circular (dalam)
◦ Stratum longitudinal (luar)
 Tunika Serosa
 Belum diketahui secara pasti
 Faktor yg mempengaruhi :
◦ Obstruksi
 Hiperplasi kelenjar getah beding (60%)
 Fecalith (35%)
 Corpus alienum (4%) -> biji-bijian
 Striktur lumen (1%) -> kinking, krn mesoappendiks
pendek, adesi

◦ Infeksi
 Scr hematogen dari tempat lain (pneumonia, tonsilitis)
 E. Coli, Streptococcus
 Parasit E.histolitica
 Akibat obstruksi mengakibatkan sekresi
mukus terganggu, tek intalumen ↑,
mengakibatkan gangguan drainage pd :
◦ Limfe : oedem -> kuman masuk -> ulcerasi mukosa ->
appendisitis akut
◦ Vena: trombus -> iskemi -> kuman masuk -> pus ->
appendisitis suppuratif
◦ Arteri: kuman masuk -> ganggren -> appendisitis ganggrenosa
-> perforasi -> perotonitiss umum
1. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral)
yang beberapa waktu kemudian menjalar ke
perut kanan bawah.
2. Anorexia, muntah dan mual (aktivasi vagus)
3. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat
4. Diare atau konstipasi
5. Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit
jika diluruskan
6. Perut kembung
7. Badan lemah
8. Kurang nafsu makan
9. Hasil pemerikasaan leukosit meningkat
1. Pada anak-anak
Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak
mau makan. Seringkali anak tidak bisa
menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam
kemudian akan terjadi muntah-muntah dan anak
menjadi lemah. Sering apendisitis diketahui
setelah perforasi.

2. Pada orang tua berusia lanjut


Gejala sering samar-samar saja dan tidak khas,
sehingga lebih dari separuh penderita baru dapat
didiagnosis setelah terjadi perforasi.
3. Pada wanita
Gejala apendisitis sering dikacaukan dengan
adanya gangguan yang gejalanya serupa
dengan apendisitis, yaitu mulai dari alat
genital (proses ovulasi, menstruasi), radang
panggul, atau penyakit kandungan lainnya.
◦ Status generalis : tampak kesakitan,
membungkuk, memegang perut kanan bawah,
demam
◦ Status lokalis :
 Mc burney: NT , nyeri lepas tekan
 Rovsing sign
 Psoas sign
 Obturator sign
 Tanda perforasi (nyeri seluruh lapang abd, pekak
hati hilang, bising usus hilang)
 DRE : nyeri tekan pd jam 9-12
 Laboratorium
◦ Hb,Hct dbn
◦ AL ↑
◦ Neu ↑

 Radiologis
◦ Apendicogram (jarang dipakai) : non filling, partial filling,
mouse tail, cut off
◦ Rotgen abd tdk mendukung kecuali bila sdh peritonistis
 Alvarado score
◦ Appendisitis point pain 2
◦ Leukositosis > 10.000 2
◦ Vomitus 1
◦ Anoreksia 1
◦ Rebound tenderness phenomenon 1
◦ Abdominal migrate pain 1
◦ Degree of celcius (> 37,5 C) 1
◦ Observation of hemogram (segmen > 72%) 1

◦ < 4 kronis . 4-7 ragu ragu. > 7 akut


◦ 1-4 observasi . 5-6 antibiotik . 7-10 op
 Appendektomi
◦ Cito -> akut, abses, perforasi
◦ Elektif -> kronik

 Konservatif kemudian op.elektif (infiltrat)


◦ Bed rest total posisi Fowler
◦ Diet rendah serat
◦ Antibiotika spektrum luas
◦ Metronidazole
◦ Monitor : infiltrat, tanda2 peritonitis, suhu/6jam,
LED, AL -> bila baik -> mobilisasi -> pulang
 Pd appendisitis akut : appendektomi chaud
 Pd appendisitis kronis : appendektomi froid
 Macam insisi :
◦ Gridiron incision (mc burney incision)
 Incisi tegak lurus garis mc burney
 caecu,m lbh mudah dipegang
 Kontaminasi kuman minimal

◦ Incisi paramedian kanan


 Caecum lbh sukar dipegang
 Kontaminasi lebih besar

Incisi tranversal
 Lapisan kulit yg dibuka pd appendektomi
◦ Cutis-subcutis-fas scarpa-fas camper-aponeurosis
MOE-MOI-M.tranversalis-fascia tranversalis-pre
peritoneal fat-peritoneum
 Perforasi dengan pembentukan abses.
 Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus ke
dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa
berakibat fatal.
 Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia), yang bisa berakibat fatal.
 Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada
saluran indung telur yang bisa menyebabkan
kemandulan.
 Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang terjadi.
 Diet
 Mobilisasi
 Perawatan luka

Anda mungkin juga menyukai