Pembimbing ;
Dr. Yudha, Sp.B
RSUD BANJARNEGARA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
Nama : Tn. R
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 33th
Alamat : Adipasir Rakit
Pekerjaan : Wirausaha
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SD
Status pernikahan : Menikah
Tanggal masuk : 20 November 2018 via UGD
No. RM : 81103X
Indikasi rawat inap : diagnosis dan terapi
Keluhan Utama : Nyeri perut kanan bawah sejak
±1 HSMRS
Acute Appendicitis
Hernia inkarserata
Divertikulitis
Os mengeluh nyeri perut kanan bawah sejak
±1 HSMRS
Hernia inkarserata
Divertikulitis
KU: CM, lemah tampak kesakitan
TB: 160 cm, BB: 60,7 kg, IMT: 23,71 (normal)
Vital Sign
TD: 125/80mmhg, N:104 x/mnt, RR: 20x/mnt t: 37.9 C
Kepala : CA(-), SI(-), reflek cahaya (+)
Leher: JVP 5+2, Lnn ttb, deviasi trakea (-)
Thorax:
Cor
I: IC tidak terlihat
P: IC tidak teraba
Pe: kesan cardiomegali (-)
Au: S1-2 regular, bising (-), friction rub (-)
Pulmo
I : simetris, retraksi (-), ketinggalan gerak (-), rash/UKK (-)
P: fremitus taktil kiri ka=ki dbn, NT (-)
Pe: sonor +/+
Au: ves +/+
Abdomen
I : DP//DD, distensi (-), benjolan pd lipat
paha (-)
Au: bunyi usus (+) normal
Pe: timpani (+), shifting dullness (-)
Pa: distensi (-), NT(+) pd titik Mc Burney,
Rovsign sign (+), Rebound tenderness (+)
Hernia inkarserata
Divertikulitis
• Darah rutin
RBC : 4.81 x 106/uL WBC : 14.0 x 109/l High
Hb :13.9 gr/dL Neu :72.2 % High
Hct :41.6 % Lim :25.4%
MCV :87 fL Mon :5.2 %
MCH :28.9 pg Eus :1.5 %
MCHC :33.4 gr/dL Bas :0.0 %
RDW :13.8 %
AT :165 x 103 /uL BT : 2’00”
MPV :8.5 fL CT : 5’10”
PCT :0.14 %
PDW : 10.9 HbsAg (-)
GDS : 74 mg/dL
Acute Appendicitis
Hernia inkarserata
Divertikulitis
Acute Appendicitis
• Infus asering/D5 28 tpm
• Inj ceftriaxone 1x1 gr
• Inj. Ranitidin 2x1 A
Monitor KU/VS
Monitor nyeri perut
Pro laparotomi apendektomi
Inform consent
S : flatus (+), nyeri luka bekas op (+), BAB (-)
O :
KU cukup, CM
Status Lokalis
Inspeksi : luka rembes (-), drain produk ± 50cc
serohemoragik
Palpasi : NT (+)
A : Apendisitis akut post laparotomi apendektomi dgn
periapendikular abces
P :
◦ diet bubur nasi
◦ Inf asering : futrolit 30 tpm + inj norages 3x1A drip
◦ Inj. Cefazolin 2x1 gr
◦ Mobilisasi mika miki
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi
pada apendiks vermiformis, dan merupakan
penyebab abdomen akut yang paling sering.
Apendiks merupakan organ yang berbentuk
tabung. Panjangnya bervariasi antara 2-22cm
Apendiks memiliki lumen sempit dibagian proximal
dan melebar pada bagian distal
Appendiks vermiformis terletak pada puncak
caecum, pada pertemua ke-3 taenia coli, yaitu :
Taenia libra
Taenia omentalis
Taenia mesocolica
EMBRIOLOGI
Berasal dari midgut
Drainage
v. Appendicularis -> v. Iliocolica
Inervasi
n.Vagus dari plexus mesenterika sup
serabut syaraf afferen yg menghantarkan rasa nyeri
visceral dari appendik berjalan bersama saraf simpatis dan
masuk ke medula spinalis setinggi segmen torakal X, karena
itu nyeri visceral pd apendisitis bermula di sekitar umbilikus
Pd keadaan normal, tek dlm lumen apendik antara 15-25
cmH2O dan meningkat menjadi 30-5 cmH2O pd waktu
kontraksi. Pd keadaan normal tek pd lumen caecum antara 3-
4 cmH2O, shg tjd perbedaan tek yg berakibat cairan di dlm
lumen appendiks terdorong msk caecum.
Mukosa normal apendiks dapat mensekresi cairan 1-2 ml dlm
24 jam.
Sbg sistem imun. Imunnoglobulin sekretoar yg dihasilkan
oleh GALT (gut associated lymphoid tissue) yg terdapat di
sepanjang sal. pencernaan termasuk appendiks adalah IgA.
Antibodi ini mengontrol proliferasi bakteri, netralisasi virus,
mencegah penetrasi enterotoksin dan antigen intestinal
lainnya.
Namun demikian, adanya pengangkatan terhadap apendiks
tidak mempengaruhi sistem imun tubuh. Ini dikarenakan
jumlah jaringan limfe yang terdapat pada apendiks kecil
sekali bila dibandingkan dengan yang ada pada saluran cerna
lain.
Tunika Mukosa
Tunika Submukosa
Tunika Muskularis
◦ Stratum circular (dalam)
◦ Stratum longitudinal (luar)
Tunika Serosa
Belum diketahui secara pasti
Faktor yg mempengaruhi :
◦ Obstruksi
Hiperplasi kelenjar getah beding (60%)
Fecalith (35%)
Corpus alienum (4%) -> biji-bijian
Striktur lumen (1%) -> kinking, krn mesoappendiks
pendek, adesi
◦ Infeksi
Scr hematogen dari tempat lain (pneumonia, tonsilitis)
E. Coli, Streptococcus
Parasit E.histolitica
Akibat obstruksi mengakibatkan sekresi
mukus terganggu, tek intalumen ↑,
mengakibatkan gangguan drainage pd :
◦ Limfe : oedem -> kuman masuk -> ulcerasi mukosa ->
appendisitis akut
◦ Vena: trombus -> iskemi -> kuman masuk -> pus ->
appendisitis suppuratif
◦ Arteri: kuman masuk -> ganggren -> appendisitis ganggrenosa
-> perforasi -> perotonitiss umum
1. Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral)
yang beberapa waktu kemudian menjalar ke
perut kanan bawah.
2. Anorexia, muntah dan mual (aktivasi vagus)
3. Suhu tubuh meningkat dan nadi cepat
4. Diare atau konstipasi
5. Tungkai kanan tidak dapat atau terasa sakit
jika diluruskan
6. Perut kembung
7. Badan lemah
8. Kurang nafsu makan
9. Hasil pemerikasaan leukosit meningkat
1. Pada anak-anak
Gejala awalnya sering hanya menangis dan tidak
mau makan. Seringkali anak tidak bisa
menjelaskan rasa nyerinya. Dan beberapa jam
kemudian akan terjadi muntah-muntah dan anak
menjadi lemah. Sering apendisitis diketahui
setelah perforasi.
Radiologis
◦ Apendicogram (jarang dipakai) : non filling, partial filling,
mouse tail, cut off
◦ Rotgen abd tdk mendukung kecuali bila sdh peritonistis
Alvarado score
◦ Appendisitis point pain 2
◦ Leukositosis > 10.000 2
◦ Vomitus 1
◦ Anoreksia 1
◦ Rebound tenderness phenomenon 1
◦ Abdominal migrate pain 1
◦ Degree of celcius (> 37,5 C) 1
◦ Observation of hemogram (segmen > 72%) 1
Incisi tranversal
Lapisan kulit yg dibuka pd appendektomi
◦ Cutis-subcutis-fas scarpa-fas camper-aponeurosis
MOE-MOI-M.tranversalis-fascia tranversalis-pre
peritoneal fat-peritoneum
Perforasi dengan pembentukan abses.
Peritonitis generalisata, masuknya kuman usus ke
dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa
berakibat fatal.
Masuknya kuman ke dalam pembuluh darah
(septikemia), yang bisa berakibat fatal.
Pada wanita, indung telur dan salurannya bisa
terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada
saluran indung telur yang bisa menyebabkan
kemandulan.
Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang terjadi.
Diet
Mobilisasi
Perawatan luka