Anda di halaman 1dari 194

PATIENT SAFETY

RUMAH SAKIT AWAL BROS


TANGERANG

12/17/2018
LATAR BELAKANG DAN KONSEP
PATIENT SAFETY
1
Keselamatan Pasien merupakan bagian
tak terpisahkan dalam proses pemberian
pelayanan kesehatan di rumah sakit.

Keselamatan pasien merupakan salah satu


indikator mutu pelayanan rumah sakit.

12/17/2018
Keselamatan Pasien Rumah Sakit - KPRS
(Patient safety)

• Suatu sistem dimana RS membuat asuhan pasien lebih


aman.

• Sistem ini mencegah terjadinya cedera yg disebabkan oleh


kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tdk
mengambil tindakan yg seharusnya diambil. (KKP-RS)

12/17/2018
Patient Safety bukan kegiatan yang baru.
Patient Safety sudah menyatu dengan proses
pengobatan kepada pasien itu sendiri

“ Patient Safety programs were born of


existing practices that were expanded,
formalized, and centralized.”

12/17/2018
 Patient Safety adalah isu terkini, global, penting (high
profile), dalam Pelayanan RS, praktis belum
lama, dimulai sejak “Landmark” Laporan IOM th
2000.

 WHO memulai Program Patient Safety th 2004 :


“Safety is a fundamental principle of patient care and
a critical component of quality management.” (World
Alliance for Patient Safety, Forward Programme WHO,2004)

 KOMITE KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (KKP-


RS) dibentuk PERSI, pd tgl 1 Juni 2005

 MENTERI KESEHATAN bersama PERSI & KKP-RS telah


mencanangkan Gerakan Keselamatan Pasien Rumah
Sakit pd Seminar Nasional PERSI tgl 21 Agustus 2005,
di JCC

12/17/2018
TUJUAN

•Terselenggaranya program keselamatan pasien


di Rumah Sakit (mempromosikan dan
menerapkan perbaikan spesifik dalam
keselamatan pasien) untuk meningkatkan mutu
pelayanan .

12/17/2018
2

PENERAPAN
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
1). TUJUH LANGKAH MENUJU
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT

2). STANDAR KESELAMATAN PASIEN


RUMAH SAKIT
12/17/2018
1

KKP-RS NO 001-VIII-2005

TUJUH LANGKAH MENUJU


KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
PANDUAN BAGI STAF RUMAH SAKIT
(KKP-RS)

12/17/2018
7 LANGKAH
 BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP, Ciptakan kepemimpinan &
budaya yg terbuka & adil.
 PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA, Bangunlah komitmen & fokus
yang kuat & jelas tentang KP di RS Anda
 INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO, Kembangkan
sistem & proses pengelolaan risiko, serta lakukan identifikasi & asesmen
hal yang potensial bermasalah
 KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN, Pastikan staf Anda agar dgn
mudah dapat melaporkan kejadian / insiden, serta RS mengatur
pelaporan kpd KKP-RS.
 LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN, Kembangkan
cara-cara komunikasi yg terbuka dgn pasien
 BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP, Dorong staf anda utk
melakukan analisis akar masalah untuk belajar bagaimana & mengapa
kejadian itu timbul
 CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP, Gunakan
informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan
12/17/2018 KKP RS
1. BANGUN KESADARAN AKAN NILAI KP
Ciptakan kepemimpinan & budaya yg terbuka & adil.
RS:
• Kebijakan : tindakan staf segera setelah insiden, langkah kumpul
fakta, dukungan kepada staf, pasien - keluarga
• Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
• Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
• Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.

Tim:
• Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
• Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan
tindakan / solusi yg tepat.

12/17/2018
NON BLAMING CULTURE
 Awal bros tangerang mendukung konsep
bahwa kesalahan terjadi karena kegagalan
dalam sistem dan proses, dan akan fokus
pada perbaikan sistem dan proses, daripada
mendisiplinkan mereka yang bertanggung
jawab atas kesalahan dan kejadian. Oleh
karena itu, tujuan dari komite ini untuk
mengadopsi pendekatan non-hukuman
dalam pengelolaan terhadap kesalahan dan
kejadian.
12/17/2018
PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
2.
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda.
RS:
•Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
•Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi ”penggerak” (champion) KP
•Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
•Masukkan KP dalam semua program latihan staf

Tim:
•Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
•Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
•Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.

12/17/2018
INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN
3.
RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial
bermasalah.
RS:
• Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
• Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
• Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko &
tingkatkan kepedulian terhadap pasien.

Tim:
• Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mjmn terkait
• Penilaian risiko pada individu pasien
• Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, &
langkah memperkecil risiko tsb
12/17/2018
KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
4.
Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd
KKP-RS.
RS:
•Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke
dalam maupun ke luar - yg harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI.

Tim:
• Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah
dicegah tetapi tetap terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg
penting.

12/17/2018
LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN
5.
PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.
RS:
• Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dgn pasien & keluarga
• Pasien & kel. mendapat informasi bila terjadi insiden
• Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu
terbuka kepada pasien & kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien)

Tim:
•Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden
•Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
•Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.

12/17/2018
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah
untuk belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
• Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
• Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root
Cause Analysis/RCA) atau Failure Modes & Effects Analysis (FMEA)
atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden & minimum 1 X
per tahun utk proses risiko tinggi.

Tim:
•Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
•Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi
pengalaman tsb.

12/17/2018
CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI
7. SISTEM KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah
untuk melakukan perubahan pada sistem pelayanan.
RS
• Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen
risiko, kajian insiden, audit serta analisis
• Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan
staf & kegiatan klinis, penggunaan instrumen yg menjamin KP.
• Asesmen risiko untuk setiap perubahan
• Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
• Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim
•Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
•Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
•Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.
12/17/2018
2

STANDAR
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT

(KARS – DEPKES)

12/17/2018
Sasaran Keselamatan Pasien
RS
(SKP-KARS)
I. KETEPATAN IDENTIFIKASI PASIEN
II. PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF
III. PENINGKATAN KEAMANAN OBAT YANG PERLU
DIWASPADAI (HIGH ALERT MEDICATION)
• KEPASTIAN TEPAT LOKASI-TEPAT PROSEDUR-
TEPAT PASIEN OPERASI
• PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT
PELAYANAN KESEHATAN
• PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

12/17/2018 KKP RS
1. IDENTIFIKASI PASIEN DENGAN
BENAR
•KAPAN ?
Sebelum melakukan proses pengobatan

Sebelum melakukan prosedur/tindakan/diagnostik

Sebelum pemberian transfusi darah

Sebelum pemberian diet

12/17/2018
• Populasi identifikasi pasien

Pasien tanpa gangguan komunikasi

Pasien dengan gangguan komunikasi sementara

Pasien yang tidak dapat berkomunikasi

Pasien pada kondisi gawat darurat

Pasien rawat jalan

12/17/2018
•BAGAIMANA ?

a. Menggunakan 3 cara : meminta pasien untuk menyebutkan nama


lengkap , tanggal lahir, dan melihat nomor rekam medik pasien.

b. Identifikasi pasien dilakukan di UGD, Rawat Inap, Rawat Jalan, dan


Penunjang Medik
Bila pasien tidak mampu menyebutkan, maka keluarga yang
mendampingi dapat menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien

c. tidak boleh menggunakan nomor kamar pasien

12/17/2018
kalimat yang digunakan untuk melakukan identifikasi
kepada pasien adalah dengan menggunakan
pertanyaan yang terbuka mengucapkan “ Mohon
bapak / ibu / saudara menyebutkan Nama Lengkap
dan tanggal lahir bapak / ibu / saudara “, bila pasien
tidak mampu menyebutkan nama lengkap karena
umur atau kondisinya makan keluarga yang
mendampingi dapat menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahir pasien tersebut.

12/17/2018
a.Identifikasi pasien tanpa identitas menggunakan simbol
Tn/Mr. A atau Mrs/Ny. A sampai dengan Z ditambahkan
nomor rekam medik pasien

e. Pasien dengan gangguan penurunan kesadaran dilakukan


dengan mencocokkan identitas pasien pada gelang identitas
dan memverifikasikan/ menanyakan kebenaran identitas
pada keluarga pasien kemudian mencocokkannya dengan
data pada rekam medik pasien

12/17/2018
 Penentuan identitasnya dengan menggunakan
symbol Tn/An/Ny/Nn.A sampai dengan Z , bila
sudah terpakai maka selanjutnya akan dipakai
penomoran A1, B1, dan seterusnya sesuai
kebutuhan RS sampai Z1, kemudian dilanjutkan
A2, B2 dan seterusnya dengan dan tanggal lahir
dicantumkan 1 Januari 20….(tahun berjalan untuk
pasien neonatus usia 0-28 hari, tahun 2006 untuk
pasien anak-anak usia >28 hari-14 tahun dan
tahun 1980 untuk pasien dewasa usia > 14 tahun).
12/17/2018
 Apabila ada lebih dari satu pasien yang tidak
dikenal maka dilanjutkan dengan Tn/An/Ny/Nn.
B, C, … dan seterusnya. Untuk tanggal lahir maka
ditulis 02 Jan 20…, 03 Jan 20… dan seterusnya
dengan penulisan tahun (tahun berjalan untuk
pasien neonatus usia 0-28 hari, tahun 2006 untuk
pasien anak-anak usia >28 hari -14 tahun dan
tahun 1980 untuk pasien dewasa usia > 14 tahun)

12/17/2018
Gelang Identitas & Gelang Risiko

12/17/2018
Penempatan gelang identitas
 dilakukan pada :
Pilihan pertama : tangan yang dominan
Pilihan ke dua : tangan yang tidak dominan
apabila tangan yang dominan mengalami cedera,
bengkak atau dalam kondisi yang tidak
memungkinkan.
Pilihan ke tiga : bagian kaki, baik kiri maupun kanan

12/17/2018
Penjelasan ke pasien
Hal yang dijelaskan pada pasien adalah:
 Kegunaan gelang identitas dan atau gelang identitas
risiko
 Risiko jika terjadi kesalahan identifikasi
 Tidak boleh memindahkan/melepas gelang identitas
dan atau gelang identitas risiko
 Pasien akan diidentifikasi sebelum dilakukan tindakan
apapun

12/17/2018
Pelepasan gelang
Gelang identitas :

 Dilakukan oleh perawat ruangan pada saat pasien


akan meninggalkan ruang perawatan setelah
semua proses pemulangan pasien selesai.
 Gelang tersebut dilepas dengan cara digunting.

12/17/2018
Gelang identifikasi risiko :

 Dilakukan oleh perawat pada saat hasil


pengkajian ulang pasien menunjukkan bahwa
pasien tidak lagi membutuhkan gelang risiko
tersebut.
 Gelang tersebut dilepas dengan cara digunting.

12/17/2018
Proses identifikasi di Rumah Sakit Awal Bros Tangerang
di lakukan di:

 1.Unit Pendaftaran (pendaftaran pasien)


 2.Pelayanan Medis (dokter jaga dan DPJP)
 3.Semua Unit keperawatan (Rawat jalan dan Rawat Inap)
 4.Unit Farmasi
 5.Unit Radiologi
 6.Unit Laboratorium
 7.Unit Fisioterapi
 8.Unit Gizi
 9.Kasir

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT PENDAFTARAN RAWAT
JALAN
1)Untuk pasien baru yang berobat pertama kali ke Rumah Sakit Awal Bros Tangerang :
 a.Petugas meminta pasien atau keluarga menulis identitas pasien pada formulir
pendaftaran pasien baru
 b.Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien
 c.Petugas mencocokan data pasien dengan kartu identitas yang masih berlaku : KTP, SIM,
NPWP, Pasport atau Kartu keluarga dan memfotocopy kartu identitas sebagai bukti
identitas pasien
 d.Untuk pasien anak-anak usia < 14 tahun ataupun dewasa <17 tahun yang belum
memiliki KTP dapat menggunakan kartu pelajar atau fotokopi kartu keluarga. Fotokopi
kartu identitas penanggung jawab pasien wajib disertakan dalam kelengkapan berkas
pendaftaran.dan disimpan dalam berkas rekam medis.
 e.Petugas menginput data pasien kemudian cek kembali kebenaran hasil penginputan
dengan data yang sudah ditulis oleh pasien
 f.Petugas melakukan print out label identitas pasien pasien sebagai alat verifikasi pasien
bagi petugas lainnya.

12/17/2018
Untuk pasien lama yang berobat ke Rumah Sakit
Awal Bros Tangerang :

 a.Petugas meminta pasien menyebutkan nama


lengkap , tanggal lahir pasien, dan alamat rumah
pasien kemudian dicocokkan dengan data pasien yang
sudah ada pada sistem informasi rumah sakit.
 b.Petugas melakukan print out label identitas pasien
sebagai alat verifikasi pasien bagi petugas medis
(dokter dan perawat), petugas laboratorium, farmasi,
radiologi dan kasir rawat jalan.
 c.Petugas melakukan kroscek kembali kebenaran
hasil print out label identitas pasien.
12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT PENDAFTARAN RAWAT
INAP
Untuk pasien Unit Gawat Darurat :
1)

 a. Untuk pasien baru :


 1.Petugas meminta pasien atau keluarga menulis identitas pasien pada
formulir pendaftaran pasien baru, kemudian meminta pasien atau
keluarga menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien.
 2.Formulir pendaftaran yang sudah diisi dicocokkan dengan data
pasien pada kartu identitas yang masih berlaku: KTP, SIM, NPWP,
Pasport atau Kartu keluarga dan memfotocopy kartu identitas sebagai
bukti identitas pasien dan diinput. Fotokopi kartu identitas pasien
disatukan dengan formulir isian data identitas yang diisi oleh pasien.

 b.Untuk pasien lama : petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien serta alamat pasien kepada pasien atau keluarga kemudian dicocokkan dengan sistem informasi rumah sakit .

12/17/2018
 3.Untuk pasien anak-anak usia < 14 tahun ataupun
dewasa <17 tahun yang belum memiliki KTP dapat
menggunakan kartu pelajar atau fotokopi kartu
keluarga. Fotokopi kartu identitas penanggung jawab
pasien wajib disertakan dalam kelengkapan berkas
pendaftaran dan disimpan dalam berkas rekam medis.
 4.Petugas menginput data pasien kemudian cek
kembali kebenaran hasil penginputan dengan data
yang sudah ditulis oleh pasien.
 5.Petugas melakukan print out label identitas pasien
pasien sebagai alat verifikasi data pasien bagi petugas
lainnya

12/17/2018
 Untuk pasien lama : petugas meminta pasien
menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien
serta alamat pasien kepada pasien atau keluarga
kemudian dicocokkan dengan sistem informasi rumah
sakit .

12/17/2018
Untuk pasien yang akan di rawat inap atau dilakukan
operasi sehari (one day care):

 a.Pasien atau keluarga pasien melakukan pendaftaran ke


Unit Pendaftaran rawat inap dengan menyerahkan surat
pengantar rawat inap kepada petugas pendaftaran.
 b.Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap
dan tanggal lahir pasien dan mencocokan data pasien pada
surat pengantar rawat inap dengan sistem informasi rumah
 c.Petugas melakukan print out label identitas pasien dan
melampirkan gelang identitas pada berkas pasien.

12/17/2018
 d.Bila pasien yang akan dirawat inap berasal dari
poliklinik maka perawat poliklinik yang akan
memasangkan gelang identitas sebelum pasien di
transfer ke ruang rawat inap.
 e.Bila pasien yang akan dirawat inap berasal dari UGD,
maka perawat UGD yang memasang gelang identitas
sebelum pasien di transfer ke ruang rawat inap.
 f.Untuk pasien rawat inap, apabila pasien pindah
kamar / tempat tidur, maka nomor kamar pada label
identitas pasien dirubah dengan mengganti label
identitas dan gelang identitas pasien diganti dengan
yang baru.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT GAWAT DARURAT (UGD)

 a.Pasien yang datang ke UGD harus dilakukan identifikasi setelah dilakukan triage
dengan meminta pasien menyebutkan nama dan tanggal lahir pasien pada pasien bila
pasien sadar atau ke keluarga pasien bila pasien tidak sadar.
 b.Setelah pasien diidentifikasi oleh perawat maka perawat harus langsung memakaikan
gelang identitas sebelum dilakukan tindakan ke pasien.
 c.Apabila pasien belum didaftarkan maka gelang identitas bisa ditulis secara manual dan
harus segera diganti segera setelah pasien teregistrasi di bagian admission/pendaftaran
UGD.
 d.Pada pasien yang akan di rawat inap, maka label identitas pasien pada gelang identitas
UGD harus diganti dengan gelang identitas rawat inap.
 e.Pada pasien yang diperbolehkan rawat jalan, maka gelang identitas harus dilepas oleh
perawat saat pasien pulang.
 f. Untuk pasien yang tidak dikenal, maka nama pasien bisa menggunakan Tn/Ny/An/Nn.
A/B/ dan seterusnya tetapi harus segera diganti setelah pasien mendapatkan identitas
yang jelas dan pasti.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI POLIKLINIK

 a.Setelah pasien mendaftar, pasien mendatangi nurse station


tempat poli yang dituju.
 b.Saat di nurse station sebelum melakukan pengukuran tanda-
tanda vital , perawat meminta pasien untuk menyebutkan nama
lengkap , tanggal lahir dan dokter yang dituju, kemudian
mencocokkan dengan data pasien yang terdaftar di sistem
informasi rumah sakit dan berkas rekam medik pasien.
 c.Perawat memanggil pasien ke ruang dokter. Sebelum
dilakukan pemeriksaan oleh dokter , perawat meminta pasien
untuk menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir kemudian
mencocokkan dengan berkas rekam medik pasien.
12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT RADIOLOGI

 1) Bila pasien berasal dari poliklinik atau eksternal :


 a.Petugas memanggil pasien ke ruang radiologi
 b.Sebelum dilakukan pemeriksaan , petugas meminta pasien menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir pasien
 c.Kemudian petugas mencocokan dengan label identitas pasien pada form permintaan
pemeriksaan radiologi.
 d.Pasien yang akan di lakukan prosedur radiologi diantar petugas untuk selanjutnya
dilakukan prosedur oleh petugas tersebut.

 2). Bila pasien berasal dari UGD dan rawat inap:


 a.Sebelum dilakukan pemeriksaan petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap
dan tanggal lahir.
 b.Petugas mencocokan dengan gelang identitas pasien dan formulir permintaan
pemeriksaan radiologi

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT LABORATORIUM

 Bila pasien berasal dari poliklinik atau eksternal :


 a.Setelah petugas menerima formulir permintaan pemeriksaan laboratorium,
petugas mencocokkan dengan sistem informasi rumah sakit dan
mencetak barcode label pemeriksaan.
 b.Petugas memanggil pasien ke ruang sampling.
 c.Sebelum pengambilan sample petugas meminta pasien menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir.
 d.Petugas mencocokan dengan label identitas pasien pada formulir
permintaan pemeriksaan laboratorium dan barcode label pemeriksaan
yang sudah di cetak
 e.Setelah pengambilan sampel, pada wadah sampel (tabung darah, wadah urin,
wadah sputum, dll) ditempelkan barcode label pemeriksaan di depan pasien
dan dikonfirmasi dengan pasien.

12/17/2018
Bila pasien berasal dari UGD dan rawat inap :

 a.Sebelum petugas mengambil sampel pemeriksaan, petugas di


unit laboratorium mencocokkan formulir permintaan
pemeriksaan laboratorium pada sistem informasi rumah sakit.
 b.Kemudian petugas laboratorium mencetak barcode label
pemeriksaan saat akan mengambil sampel pasien, petugas
meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir.
 c.Petugas mencocokan dengan gelang identitas pasien dan
formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
 d. Setelah pengambilan sampel, pada wadah sampel (tabung
darah, wadah urin, wadah sputum, dll) ditempelkan barcode
label pemeriksaan di hadapan pasien dan dikonfirmasi dengan
pasien.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DIINSTALASI FARMASI

 1) Bila pasien berasal dari poliklinik atau eksternal :


 a.Petugas farmasi meminta pasien menyebutkan nama lengkap
dan tanggal lahir pasien serta nama dokter yang meresepkan
 b.Petugas mencocokan dengan resep dan etiket pada
wadah/plastik obat

 2) Bila pasien berasal dari UGD dan rawat inap :


 a.Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahir serta nama dokter yang meresepkan
 b. Petugas mencocokan dengan gelang identitas pasien, resep
dan etiket pada wadah/ plastik obat

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT FISIOTERAPI
Bila pasien berasal dari poliklinik atau eksternal :
 a.Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir
pasien
 b.Petugas mencocokan dengan gelang identitas juga dengan permintaan
prosedur fisiotherapi pada berkas rekam medis
 c.Pasien yang akan di lakukan prosedur fisiotherapi diantar petugas untuk
selanjutnya dilakukan prosedur oleh petugas tersebut.
Bila pasien berasal dari UGD atau rawat inap :
 a.Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir.
 b.Petugas mencocokan dengan gelang identitas juga dengan permintaan
prosedur fisiotherapi pada berkas rekam medis
 c.Pasien yang akan di lakukan prosedur fisioterapi diantar petugas untuk
selanjutnya dilakukan prosedur oleh petugas tersebut.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI PELAYANAN PERAWATAN
INTENSIF
 Sebelum dilakukan tindakan, membagi obat, memberikan transfusi darah :
 a.Pada pasien dewasa dan sadar petugas meminta pasien menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir kemudian dicocokkan dengan gelang identitas
pasien dan hal hal yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan
( misalnya : daftar obat, kantong darah, dll).
 b.Bila pasien anak-anak atau pada kondisi tidak dapat menyebutkan identitas
dan terdapat keluarga yang menunggu pasien maka petugas meminta keluarga
pasien menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir pasien mencocokan
dengan gelang identitas pasien dan hal hal yang berkaitan dengan tindakan
yang akan dilakukan ( misalnya : daftar obat, etiket obat pasien , kantong
darah , dll ) serta di cek ulang (cross check) kepada petugas kesehatan/
perawat lain yang bertugas pada unit intensif tersebut.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI UNIT KAMAR BEDAH, RAWAT SEHARI,
ENDOSCOPY, HAEMODIALISA, ESWL, CATH LAB

Sebelum dilakukan tindakan, maka :


 a.Petugas meminta pasien menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir
 b.Petugas mencocokan dengan gelang identitas pasien
dan berkas rekam medik pasien
 c.Untuk kamar Bedah : untuk pasien yang baru
operasi sectio caesaria, setelah bayi lahir diberikan
gelang identitas segera sesuai dengan nomor seri
gelang ibu.
12/17/2018
IDENTIFIKASI DI RUANG PERAWATAN

Sebelum dilakukan tindakan, membagi obat, memberikan


transfusi darah :
 Petugas meminta pasien menyebutkan nama lengkap dan
tanggal lahir
 Petugas mencocokan dengan gelang identitas pasien dan hal-hal
yang berkaitan dengan tindakan yang akan dilakukan
( misalnya : daftar obat, etiket obat , kantong darah , dll )
 Untuk bagian kamar bersalin : setelah bayi lahir di Rumah Sakit
Awal Bros Tangerang, bayi segera diberikan gelang identitas
sesuai dengan nomor seri pada gelang ibu bayi.

12/17/2018
IDENTIFIKASI PASIEN DI UNIT GIZI

Identifikasi di unit gizi berlaku untuk pasien rawat inap dan


dilakukan pada saat :
 a. Dokter spesialis gizi klinik atau ahli gizi melakukan
pengkajian gizi pasien dengan cara meminta pasien
menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir dan mencocokan
dengan gelang identitas pasien dan berkas rekam medik pasien.
 b. Petugas gizi mengantarkan makanan diet pasien, dilakukan
identifikasi dengan cara meminta pasien menyebutkan nama
lengkap dan tanggal lahir dan mencocokan dengan gelang
identitas pasien. Kemudian memastikan makanan yang diantar
sudah sesuai dengan diet pasien dengan cara mencocokkan pada
kertas permintaan makanan dan etiket makan.

12/17/2018
IDENTIFIKASI DI KASIR

 a. Untuk pasien rawat jalan: petugas meminta pasien


menyebutkan nama lengkap dan tanggal lahir dan
mencocokan dengan berkas administrasi pasien dan
sistem informasi rumah sakit.
 b. Untuk pasien rawat inap : petugas meminta pasien
menyebutkan nama dan tanggal lahir dan
mencocokan dengan berkas administrasi pasien dan
sistem informasi rumah sakit.

12/17/2018
PROSEDUR YANG MEMERLUKAN IDENTIFIKASI PASIEN

 Pengambilan spesimen
 Transfusi darah dan produk darah
 Konfirmasi kematian
 Seluruh pemberian obat5
 Operasi dan prosedur invasive lainnya
 Perpindahan pasien antar unit
 Prosedur X-ray dan imaging
 Saat melakukan rooming in

12/17/2018
Transfusi darah dan produk darah

 Untuk seluruh perawat dan dokter yang memberikan transfusi


darah dan produk darah, maka pengecekan pada bedside adalah
langkah vital untuk mencegah kesalahan transfusi. Dua orang
(double check) perawat dan dokter jaga ruangan bertanggung
jawab atas identifikasi pasien yang tepat.
 a.Check secara verbal
 b.Check pada gelang identitas pasien
 c.Pada berkas rekam medik pasien
 d.Jika anda tidak yakin – jangan memberikan transfusi
darah sampai pasien mendapatkan kepastian yang benar.
Jika anda mempunyai keraguan, jangan memberikan
transfusi darah.
12/17/2018
PASIEN YANG TIDAK TERPASANG /MENOLAK/TIDAK
MAU MENGGUNAKAN GELANG IDENTITAS
Beberapa situasi dimana pasien mungkin tidak menggunakan gelang identitas
antara lain:
 a.pasien menolak menggunakan gelang identitas
 b.gelang identitas menyebabkan iritasi
 c.Pasien sendiri memindahkan atau melepaskan gelang identitas
 d.Pasien yang tidak dapat dipasang gelang pada ke 4 ekstremitasnya
Apabila hal ini terjadi, maka pasien dan keluarga harus dijelaskan mengenai
risiko yang akan terjadi apabila tidak menggunakan gelang identitas. Hasil
diskusi dan alasan tidak menggunakan gelang identitas harus ditulis pada
formulir “Edukasi dan penjelasan kondisi/keaadan pasien kepada
keluarga/pasien” . Hal ini merupakan alternatif terakhir yang diambil apabila
pasien benar-benar tidak dapat/menolak dipasang gelang identitas.

12/17/2018
 Pada saat terdapat keadaan ini maka akan
dilaksanakan prosedur:
 1.Gelang identitas diletakan pada alat invasive yang
menempel dengan pasien (misal : selang infus, selang
dialisa)
 2.Dokter, perawat, dan petugas kesehatan lain harus
lebih peduli mengenai hal ini dan berhati-hati pada
saat melakukan prosedur, pemeriksaan, tindakan atau
pemberian obat dan memastikan tidak salah pasien.

12/17/2018
2. Meningkatkan Efektivitas Komunikasi
Verbal
•Komunikasi Verbal
Komunikasi via telepon maupun secara langsung
Ruang Lingkup
1.Pelaporan pasien dengan kondisi kritis
2.Pelaporan pasien yang memiliki hasil nilai kritis pemeriksaan
penunjang
3.Pelaporan pasien dalam pengobatan yang memerlukan
pengawasan khusus
4.Kondisi yang memerlukan monitoring ketat

12/17/2018
 5. Komunikasi dalam memberikan instruksi (baik terapi,
prosedur/tindakan, diit, dll) dan informasi kesehatan
pasien melalui pesan verbal
 6.Komunikasi dalam serah terima pasien
a. Antara petugas kesehatan pada pergantian shift
b. Antar tingkat pelayanan
c. Unit rawat inap ke unit diagnostik
 Dilakukan oleh perawat, dokter jaga, dokter spesialis,
dan tenaga kesehatan lain.

12/17/2018
Teknik komunikasi
 Pada saat menerima instruksi verbal/pesan verbal,
penerima instruksi/informasi menerapkan sistem
TBaK (Tulis Baca Konfirmasi) write down/tulis, read
back/baca, confirmation/konfirmasi. Read Back
 Repeat Back -->kondisi emergency
 Komunikasi pada serah terima pasien

12/17/2018
handover
 a)Diantara petugas medis misal dokter dengan dokter, dokter dengan petugas
medis lainnya, dan antar petugas medis saat pergantian shift.
 b)Operan dilakukan antar tingkatan pelayanan yang berbeda di dalam rumah
sakit misal pasien pindah ke ruang rawat lain contoh pasien pindah dari unit
perawatan intensif ke unit perawatan biasa atau pasien pindah dari unit gawat
darurat ke unit kamar bedah,dll.
 c)Operan juga dilakukan saat pasien dari unit rawat inap ke unit diagnostik
atau melakukan pelayanan medis di unit rehabilitasi medik.
 d)Operan dilakukan saat pasien alih rawat permanen ke dokter yang berbeda,
pasien alih rawat sementara ke dokter yang berbeda (dokter utama cuti),
pasien dibawa/diantar ke area rumah sakit lain untuk pemeriksaan/tindakan,
pasien dirujuk/pindah ke fasilitas kesehatan lain atau pasien dirujuk dari
rumah sakit lain.

12/17/2018
Dokumentasi antar dokter dan petugas medis dicatat di
catatan terintegrasi. Komunikasi hand over pasien
(pelaporan jaga) serah terima pasien dengan teknik
SBAR (Situation/Situasi, Background/Latar Belakang,
Assesment/Penilaian, Recommendation/Rekomendasi)
digunakan untuk peralihan tugas/jaga antar tenaga
kesehatan.
Dokumentasi proses hand over pasien bagi perawat di
catat di formulir catatan perkembangan pasien
terintegrasi, bagi dokter jaga didokumentasikan pada
laporan serah terima pasien, dalam format SOAP.

12/17/2018
•Repeat Back
Pengulangan instruksi dalam keadaan emergency

12/17/2018
Selama operan berlangsung, sedapat mungkin
dihindari adanya gangguan/interupsi, suara bising,
atau gangguan lainnya karena aktivitas unit agar
tidak mengganggu konsentrasi, dan menghambat
jalannya komunikasi dalam mentransfer informasi
pasien yang penting.

12/17/2018
Proses TBaK untuk istilah yang sulit atau obat-obat
kategori LASA (Look Alike Sound Alike) diminta
penerima pesan mengeja kata-kata tersebut per huruf,
misalnya : L A S I K. Standarisasi pengejaan
menggunakan ejaan standar internasional (contoh : a
= alpha, dst)

12/17/2018
•Komunikasi dalam melaporkan hasil
pemeriksaan klinis yang kritis

Penyampaian hasil pemeriksaan


laboratorium/radiologi dengan nilai kritis dilakukan
kepada dokter penanggung jawab pasien atau perawat
di unit rawat inap oleh petugas laboratorium/radiologi
dalam waktu ≤ 30 menit

12/17/2018
 Proses penyampaian pesan saat hasil kritis keluar 10 menit
pertama petugas melapor ke Dokter Jaga di Unit Rawat
Inap/UGD atau DPJP untuk pasien rawat jalan
 Bila Dokter Jaga tidak bisa dihubungi, 10 menit
selanjutnya petugas melapor ke unit perawatan inap/jalan
(perawat ruangan/poliklinik)
 Selanjutnya dokter jaga ruangan atau perawat 10 menit
berikutnya melapor ke DPJP untuk dikomunikasikan lebih
lanjut.

12/17/2018
3. Meningkatkan Keamanan Obat-Obat
Yang Memerlukan Kewaspadaan Yang
Tinggi
•Adalah obat yang sering menyebabkan terjadi kesalahan, beresiko tinggi
menyebabkan dampak yang tidak diinginkan

a.Elektrolit pekat
b.Obat LASA
c.Obat Lainnya seperti :
1)Insulin
2)Narkotika potensi tinggi
3)Antiaritmia IV
4)Antikoagulan
5)Neuromuskuler Blocking Agent
6)Agonis adrenergik intravena
7)Obat anestetik dan sedasi
8)Obat inotropik
9)Dan lainnya sesuai daftar high-alert medications

12/17/2018
Elektrolit pekat hanya disimpan di Unit Farmasi dan
tidak boleh disimpan sebagai stok di ruang perawatan
dan depo farmasi , kecuali sodium bicarbonate 8,4%
boleh disimpan di trolley emergency .

12/17/2018
•Elektrolit terkonsentrasi adalah Kalium Klorida
(KCl)>2 mEq/mL , Natrium Klorida >0,9%,
Natrium Bicarbonat.

12/17/2018
Disimpan di Unit Farmasi kec UGD ,
tidak bercampur dengan obat-obatan lain , kunci
dipegang oleh penanggung jawab /shift
Label warna merah dan tulisan
“Elektrolit terkonsentrasi harus di encerkan“.

12/17/2018
•Obat high-alert hanya boleh diberikan dengan
resep dari dokter
•Pemberian harus disertai double-check
•Obat-obat LASA harus diberi tanda khusus
“LASA” berwarna KUNING penyimpanannya
tidak berdekatan

12/17/2018
12/17/2018
LASA LASA

LOOK ALIKE
HIGH ALERT

12/17/2018
4. Tepat Lokasi , Tepat Prosedur, Tepat
Pasien pada Pembedahan
•Proses verifikasi diperlukan untuk memastikan

saat pasien
Time Out setelah operasi.
datang ke Ruang saat pasien
Operasi sudah dalam
anestesi dan
sebelum insisi, Sign
sign-in
Out

12/17/2018
•Proses ini berlaku di Kamar Operasi, Cathlab,
VK, Endoskopi, UGD, Ruang Tindakan Bedah
Rawat Jalan, dan Poliklinik Gigi.

12/17/2018
•Penandaan lokasi pembedahan

Oleh dokter operator DENGAN


MELIBATKAN PASIEN

Berupa titik tebal yang diberi tanda panah

MUTLAK HARUS dilakukan :


1.Organ Bilateral (Ada kanan / kiri)
2.Ekstremitas
3.Jari tangan dan kaki
4.Level multipel (tulang belakang)

12/17/2018
5. Mengurangi Resiko Infeksi
Terkait Pelayanan Kesehatan
•Cuci tangan adalah salah satu prosedur
terpenting untuk mencegah penyebaran infeksi
•Cuci tangan dilakukan oleh seluruh petugas di
RS. Awal Bros Tangerang

12/17/2018
•Teknik cuci tangan ketentuan dari WHO
Guidelines on Hand Hygiene in Health Care:
2009

12/17/2018
5 Moments for hand hygiene :

12/17/2018
12/17/2018
6. Mengurangi Resiko Pasien
Jatuh
•Tindakan pencegahan dan menghindarkan
cedera pada pasien.
•Seluruh pasien mendapatkan pengkajian resiko
jatuh ketika datang ke UGD, Poliklinik,
Laboratorium , Radiologi dan saat masuk ke
ruang perawatan (baik intensif maupun biasa )

12/17/2018
•Faktor yang berperan dalam risiko jatuh :

Faktor pasien :
Intrinsik & Ekstrinsik

Faktor situasional :
saat transfer pasien atau saat pindah posisi
Faktor lokasi pasien :
Lokasi yang spesifik dikarenakan pelayanan
medis yang diberikan

12/17/2018
•Pengkajian resiko jatuh akan diulang bila:
Pasien jatuh
Pasien menerima obat yang
meningkatkan resiko jatuh (termasuk pasien
post operatif maupun tindakan lainnya)

12/17/2018
Pasien mengeluh pusing atau tanda
gangguan keseimbangan lain

Perubahan Status Klinis

Pasien pindahan dari unit intensif


atau sebaliknya

12/17/2018
12/17/2018
•Pengkajian resiko jatuh menggunakan Skala
“MORSE” untuk Dewasa dan “HUMPTY
DUMPTY” untuk anak
•Resiko tinggi dilakukan pemantauan tiap dua
jam, pasangkan gelang kuning
•Resiko rendah dilakukan pemantauan tiap shift
•Tidak beresiko Pengkajian ulang secara rutin
tiap 24 jam

12/17/2018
MANAJEMEN RISIKO

. . . ADALAH PENDEKATAN PROAKTIF UNTUK


MENGIDENTIFIKASI,MENILAI DAN MENYUSUN PRIORITAS
RISIKO,
DENGAN TUJUAN UNTUK MENGHILANGKAN ATAU
MEMINIMALKAN DAMPAKNYA.

PELAPORAN INSIDENT REPORT ADALAH SALAH SATU DARI


UPAYA MANAJEMEN RESIKO

12/17/2018
MENGEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT

12/17/2018
DASAR
UU. No 44 th 2009 Tentang Rumah Sakit

 Pasal 43 :

1. RS wajib menerapkan Standar Keselamatan Pasien


2. Standar Keselamatan Pasien dilaksanakan melalui
pelaporan insiden, menganalisa & menetapkan pemecahan
masalah dlm rangka menurunkan angka KTD
3. RS melaporkan kegiatan ayat 2 kepada komite yang
membidangi keselamatan pasien yang ditetapkan Menteri
4. Pelaporan IKP pd ayat 2 dibuat secara anonim & ditujukan
utk mengkoreksi sistem dlm rangka meningkatkan
keselamatan pasien
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai keselamatan pasien ayat 1
& ayat 2  Peraturan Menteri
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 1691/MENKES/PER/VIII/2011 TENTANG KESELAMATAN
PASIEN RUMAH SAKIT,
 Pasal 6 :

(1). Setiap rumah sakit wajib membentuk Tim Keselamatan


Pasien Rumah Sakit (TKPRS) yang ditetapkan oleh kepala
rumah sakit sebagai pelaksana kegiatan keselamatan pasien.

(2). TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggung


jawab kepada kepala rumah sakit.

(3). Keanggotaan TKPRS sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


terdiri dari manajemen rumah sakit dan unsur dari profesi
kesehatan di rumah sakit
 (4) TKPRS melaksanakan tugas:
a. mengembangkan program keselamatan pasien di rumah sakit sesuai dengan
kekhususan rumah sakit tersebut;

b. menyusun kebijakan dan prosedur terkait dengan program keselamatan


pasien rumah sakit;

c. menjalankan peran untuk melakukan motivasi, edukasi, konsultasi,


pemantauan (monitoring) dan penilaian (evaluasi) tentang terapan
(implementasi) program keselamatan pasien rumah sakit;

d. bekerja sama dengan bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit untuk
melakukan pelatihan internal keselamatan pasien rumah sakit;

e. melakukan pencatatan, pelaporan insiden, analisa insiden serta


mengembangkan solusi untuk pembelajaran;

f. memberikan masukan dan pertimbangan kepada kepala rumah sakit dalam


rangka pengambilan kebijakan Keselamatan Pasien Rumah Sakit; dan

g. membuat laporan kegiatan kepada kepala rumah sakit.


TUJUAN PELAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN

a.Tujuan Umum :

1) Menurunnya Insiden Keselamatan Pasien (KTD, KNC,


KTC dan KPC)
2)Meningkatnya mutu pelayanan dan keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus :
1)Rumah Sakit (Internal)
a) Terlaksananya sistem pelaporan dan pencatatan insiden
keselamatan pasien di rumah sakit .
b) Diketahui penyebab insiden keselamatan pasien sampai pada
akar masalah
c) Didapatkannya pembelajaran untuk perbaikan asuhan kepada
pasien agar dapat mencegah kejadian yang sama dikemudian
hari.

2)KKP-RS (Eksternal)
a) Diperolehnya data / peta nasional angka insiden keselamatan
pasien (KTD, KNC, KTC)
b) Diperolehnya pembelajaran untuk meningkatkan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien bagi rumah sakit lain.
c) Ditetapkannya langkah-langkah praktis Keselamatan Pasien
untuk rumah sakit di Indonesia.
1. Keselamatan Pasien / Patient Safety
PENGERTIAN
 Pasien bebas dari harm /cedera yang tidak seharusnya terjadi atau
bebas dari harm yang potensial akan terjadi (penyakit, cedera fisik
/ sosial / psikologis, cacat, kematian dll), terkait dengan pelayanan
kesehatan.

 Yang dimaksud dengan keselamatan pasien (patient safety) adalah


proses dalam suatu Rumah Sakit yang memberikan pelayanan
pasien yang lebih aman.
Termasuk di dalamnya asesmen risiko, identifikasi, dan
manajemen risiko terhadap pasien, pelaporan dan analisis insiden,
kemampuan untuk belajar dan menindaklanjuti insiden, dan
menerapkan solusi untuk mengurangi serta meminimalisir
timbulnya risiko.
(Penjelasan UU 44/2009 ttg RS pasal 43)
2. Keselamatan Pasien RS / Hospital Patient Safety

 Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih


aman.

 Hal ini termasuk: asesmen risiko; identifikasi dan pengelolaan hal


yang berhubungan dengan risiko pasien; pelaporan dan analisis
insiden; kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta
implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Sistem
ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
(KKPRS-PERSI Tahun 2005)
3. HARM / CEDERA
Dampak yang terjadi akibat gangguan struktur atau penurunan fungsi
tubuh dapat berupa fisik, sosial dan psikologis. Yang termasuk harm
adalah : "Penyakit, Cedera, Penderitaan, Cacat, dan Kematian".
a.Penyakit / Disease
Disfungsi fisik atau psikis
b.Cedera / Injury
Kerusakan jaringan yang diakibatkan agent / keadaan
c.Penderitaan / Suffering
Pengalaman / gejala yang tidak menyenangkan termasuk nyeri, mal-
aise, mual, muntah, depresi, agitasi,dan ketakutan
d.Cacat / Disability
Segala bentuk kerusakan struktur atau fungsi tubuh, keterbatasan
aktifitas dan atau restriksi dalam pergaulan sosial yang berhubungan
dengan harm yang terjadi sebelumnya atau saat ini.
4. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) / Patient Safety Incident
Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan harm / cedera yang tidak seharusnya terjadi.

JENIS IKP : KPC,KNC,KTC,KTD


5. Kondisi Potensial Cedera (KPC) / “reportable circumstance” kondisi yang
sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum terjadi insiden

6. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) / Near Miss


Suatu Insiden yang belum sampai terpapar ke pasien sehingga tidak
menyebabkan cedera pada pasien.

7. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang sudah terpapar ke pasien,
tetapi tidak timbul menimbulkan cedera, dapat terjadi karena
"keberuntungan" (misal ; pasien terima suatu obat kontra indikasi
tetapi tidak timbul reaksi obat), atau "peringanan" (suatu obat dengan
reaksi alergi diberikan, diketahui secara dini lalu diberikan
antidotumnya).

8. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) / Adverse Event


Suatu Insiden yang mengakibatkan harm / cedera pada pasien akibat
melaksanakan suatu tindakan (“Commission”) atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil (“Omission”), dan bukan karena penyakit
dasarnya (“Underlying disease”) atau kondisi pasien. Cedera dapat
diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis yang tidak
dapat dicegah.
JENIS IKP
1- “KONDISI POTENSIAL CIDERA – KPC “ (A reportable circumstance / SITUASI ATAU KONDISI
YANG PERLU DILAPORKAN ) :
ADALAH SUATU SITUASI / KONDISI YANG SANGAT BERPOTENSI UNTUK MENIMBULKAN CIDERA,
TETAPI BELUM TERJADI INSIDEN
CONTOH :
- ICU YANG SANGAT SIBUK TETAPI JUMLAH PERSONIL SELALU KURANG / UNDERSTAFFED
- PENEMPATAN DEFIBRILLATOR DI IGD TERNYATA DIKETAHUI BAHWA ALAT TERSEBUT RUSAK,
WALAUPUN BELUM DIPERLUKAN.

2 – “KEJADIAN NYARIS CIDERA – KNC“ ( A near miss ) :


ADALAH TERJADINYA INSIDEN YANG BELUM SAMPAI TERPAPAR / TERKENA PASIEN.
CONTOH :
- UNIT TRANSFUSI DARAH SUDAH TERPASANG PADA PASIEN YANG SALAH, TETAPI KESALAHAN
TERSEBUT SEGERA DIKETAHUI SEBELUM TRANSFUSI DIMULAI.

3 – “KEJADIAN TIDAK CIDERA – KTC” (A no harm incident ) :


ADALAH SUATU INSIDEN YANG SUDAH TERPAPAR KE PASIEN TETAPI TIDAK TIMBUL CIDERA.
CONTOH :
- DARAH TRANSFUSI YANG SALAH SUDAH DIALIRKAN TETAPI TIDAK TIMBUL GEJALA
INKOMPATIBILITAS.

4 – “KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN” ( A harmful incident / adverse event) :


ADALAH INSIDEN YANG MENGAKIBATKAN CIDERA PADA PASIEN.
CONTOH :
TRANSFUSI YANG SALAH MENGAKIBATKAN PASIEN MENINGGAL KARENA REAKSI HEMOLYSIS.
Pasien
tidak terpapar Near Miss (NM)
(KNC=Kejadian NYARIS CIDERA)
- ERROR, diket, dibatalkan (prevention)

Proses of Care
Error
Tidak
cidera No Harm Event
-Kesalahan proses
-Dpt dicegah
-Pelaks Plan action (KTC=Kejadian TIDAK CIDERA)
tdk komplit Pasien - Dpt obat “c.i.”, tdk timbul (chance)
-Pakai Plan action yg - Dpt obat “c.i.”, diket, beri anti-nya
terpapar (mitigation)
salah
-Krn berbuat :
commission Pasien
-Krn tidak berbuat : Adverse Event (AE)
cidera
omission

(KTD=Kejadian TIDAK DIHARAPKAN)


significant
potential for harm Tidak reportable
situation cidera circumstance

(KPC=KONDISI POTENSIAL CIDERA)

Proses of Care
Non Error

Pasien Pasien Adverse Event


terpapar cidera

(KTD=Kejadian Tdk Diharapkan)


-TIDAK Dpt dicegah
9.Kejadian Sentinel (Sentinel Event) :
Suatu KTD yg mengakibatkan kematian atau cedera yg serius;
biasanya dipakai utk kejadian yg sangat tdk diharapkan atau
tidak dapat diterima seperti : operasi pada bagian tubuh yg
salah.

Pemilihan kata “sentinel” terkait dgn keseriusan cedera yg


terjadi (mis. Amputasi pd kaki yg salah, dsb) shg pecarian fakta
terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah yg
serious pd kebijakan & prosedur yg berlaku.(KKP-RS)
10.Laporan insiden keselamatan pasien RS (Internal)
Pelaporan secara tertulis setiap kejadian nyaris cedera (KNC) atau kejadian
tidak diharapkan (KTD) atau kejadian tidak cedera (KTC) atau kondisi
potensial cedera (KPC) yang menimpa pasien.

11.Laporan insiden keselamatan pasien ke KKP-RS (Eksternal) :


Pelaporan secara anonim dan tertulis maupun secara elektronik ke KKP-RS
setiap kejadian tidak diharapkan (KTD) atau kejadian nyaris cedera (KNC)
atau kejadian tidak cedera (KTC) atau Sentinel Event yang terjadi pada
pasien, setelah dilakukan analisa penyebab, rekomendasi dan solusinya.
12.Faktor Kontributor
Adalah keadaan, tindakan, atau faktor yang mempengaruhi dan
berperan dalam mengembangkan dan atau meningkatkan risiko suatu
kejadian (misalnya pembagian tugas yang tidak sesuai kebutuhan).

Contoh :
a. Faktor kontributor di luar organisasi (eksternal)
b. Faktor kontributor dalam organisasi (internal) misal tidak adanya
prosedur
c. Faktor kontributor yang berhubungan dengan petugas (kognitif
atau perilaku petugas yang kurang, lemahnya supervisi,
kurangnya team work atau komunikasi)
d. Faktor kontributor yang berhubungan dengan keadaan pasien.
13. Analisis Akar Masalah/ Root Cause Analysis (RCA)
Adalah suatu proses berulang yang sistematik dimana faktor-faktor
yang berkontribusi dalam suatu insiden diidentifikasi dengan
merekonstruksi kronologis kejadian menggunakan pertanyaan
‘mengapa' yang diulang hingga menemukan akar penyebabnya dan
penjelasannya. Pertanyaan ‘mengapa' harus ditanyakan hingga tim
investigator mendapatkan fakta, bukan hasil spekulasi.
PELAPORAN INSIDEN
 Mengapa pelaporan insiden penting?
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk
mencegah kejadian yang sama terulang kembali.

 Bagaimana memulainya ?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi
kebijakan, alur pelaporan, formulir pelaporan dan prosedur pelaporan
yang harus disosialisasikan pada seluruh karyawan.

 Apa yang harus dilaporkan ?


Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi, potensial
terjadi ataupun yang nyaris terjadi.
 Siapa yang membuat Laporan Insiden ?
Siapa saja atau semua staf RS yang pertama menemukan
kejadian/insiden
Siapa saja atau semua staf yang terlibat dalam kejadian/insiden

 Bagaimana cara membuat Laporan Insiden (Incident Report) ?


Karyawan diberikan pelatihan mengenai sistem pelaporan insiden mulai
dari maksud, tujuan dan manfaat laporan, alur pelaporan, bagaimana
cara mengisi formulir laporan insiden, kapan harus melaporkan,
pengertian-pengertian yang digunakan dalam sistem pelaporan dan cara
menganalisa laporan.
 Masalah yang sering menghambat dalam Laporan Insiden

 Laporan dipersepsikan sebagai "pekerjaan perawat"


 Laporan sering disembunyikan / underreport, karena takut
disalahkan.
 Laporan sering terlambat
 Bentuk laporan miskin data karena adanya budaya
menyalahkan (blame culture)
ALUR PELAPORAN
1. ALUR PELAPORAN INSIDEN KE TIM KP di RS (Internal)

1. Apabila terjadi suatu insiden (baik IKP maupun insiden lainnya) di


rumah sakit, wajib segera ditindaklanjuti (ditangani) untuk
mengurangi dampak / akibat yang tidak diharapkan.
2. Setelah ditindaklanjuti, segera dilaporkan kepada Atasan langsung
pada kesempatan pertama.
(Paling lambat dalam 1 jam); jangan menunda laporan.
3. Atasan langsung pelapor akan menentukan apakah
insiden/kecelakaan yang dilaporkan termasuk IKP.kecelakaan
K3,masalah keamanan atau insiden yang lainnya. (Atasan langsung
disepakati sesuai keputusan Manajemen : Super- visor / Kepala
Bagian / Instalasi/ Departemen / Unit).
4. Apabila insiden yang dilaporkan termasuk IKP, Atasan langsung akan
menganalisa laporan dengan melakukan grading risiko terhadap
insiden yang dilaporkan tsb.

5. Hasil grading akan menentukan bentuk investigasi dan analisa yang


akan dilakukan sebagai berikut :
Grade biru: Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 1 minggu.
Grade hijau: Investigasi sederhana oleh Atasan langsung, waktu
maksimal 2 minggu
Grade kuning : Investigasi komprehensif / Analisis akar masalah /
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari
Grade merah : Investigasi komprehensif / Analisis akar masalah /
RCA oleh Tim KP di RS, waktu maksimal 45 hari.

6. Setelah selesai melakukan investigasi sederhana, laporan hasil


investigasi dan laporan insiden dilaporkan ke Tim KP di RS .
7. Tim KP di RS akan menganalisa kembali hasil
Investigasi dan Laporan insiden untuk menentukan
apakah perlu dilakukan investigasi lanjutan (RCA)
dengan melakukan Regrading.

8. Untuk grade Kuning / Merah, Tim KP di RS akan


melakukan Analisis akar masalah / Root Cause
Analysis (RCA)

9. Setelah melakukan RCA, Tim KP di RS akan membuat


laporan dan Rekomendasi untuk perbaikan serta
"Pembelajaran" berupa : Petunjuk / "Safety alert"
untuk mencegah kejadian yang sama terulang
kembali.
10. Hasil RCA, rekomendasi dan rencana kerja
dilaporkan kepada Direksi

11. Rekomendasi untuk "Perbaikan dan Pembelajaran"


diberikan umpan balik kepada unit kerja terkait serta
sosialisasi kepada seluruh unit di Rumah Sakit

12. Unit Kerja membuat analisa dan trend kejadian di


satuan kerjanya masing – masing

13. Monitoring dan Evaluasi Perbaikan oleh Tim KP di


RS.
2. ALUR PELAPORAN INSIDEN KE KKP-RS - KOMITE
KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT (Eksternal)
a. Laporan hasil investigasi sederhana / analisis akar masalah / RCA
yang terjadi pada pasien dilaporkan oleh Tim KP RS (internal) ke
Pimpinan RS untuk selanjutnya dilaporkan ke KKP-RS dengan
mengisi Formulir Laporan Eksternal Insiden Keselamatan Pasien.
Laporan dikirim ke KKP-RS lewat POS atau KURIR ke alamat :

Sekretariat KKP-RS
SUBDIT. RS PENDIDIKAN DIT. BUKR
d/a Jl. H.R. Rasuna Said Blok X5 Kavling 9, Lantai 5 Ruang 507, Kotak
Pos 3097, 1196 Jakarta 12950
Telepon / fax : (021) 5274915

b.Laporan insiden secara elektronik (e-reporting) ke KKP-RS dapat


dilakukan melalui website resmi KKP-RS : www.buk.depkes.go.id
1 : Lengkapi laporan ditempat Kejadian
ALUR
INVESTIGASI Reporting
INSIDEN 2 : Ka Bgn membuat Grading Awal

3a Low 3b Moderate 3c High 3d Extreme


Ka Bgn / Unit
4a 4b Tim
Investigasi Investigasi 4c
Sederhana Sederhana Investigasi Investigasi
1 minggu 2 minggu Komprehensif / AAM & Analisa
(RCA)
Max : 45 hari (1,5 bln)
5 Tim Keselamatan Pasien RS
•Menganalisa Grading / Regrading REDESIGN
SYSTEM

6 Membuat Materi Lap Berkala Feedback bulanan ke Unit


untuk Ke Komite terkait
Pembelajaran Medik (Insiden yg sdh diupdate untuk
membuat Trend Analisis

Semua unit pelayanan / Instalasi


ALUR PELAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
YANG PERTAMA DIREKTUR
MENGETAHUI
KEJADIAN /
KEPALA UNIT TKPRS RS KKPRS KEMKES
PELAPOR

LAPORAN
KEJADIAN KEJADIAN

ANALISA LAPORAN
KEJADIAN
IKPRS
LAPORAN LAPORAN
IKPRS IKPRS
IKPRS
TINDAKAN
BANTUAN ANALISA /
GRADING
REGRADING

BIRU / MERAH
HIJAU / KEBIJAKAN
KUNING 1.PETA IINSIDEN
2.SOLUSI UMUM KESEHATAN
RCA
INVESTIGASI
SEDERHANA

REKOMENDAS REKOMENDAS KEBIJAKAN


I I

PEMBELAJARAN / REDESAIN SISTEM


ANALISIS
MATRIKS GRADING RISIKO
 Penilaian matriks risiko adalah suatu metode analisa
kualitatif untuk menentukan derajat risiko suatu insiden
berdasarkan Dampak dan Probabilitasnya.

a.Dampak (Consequences)
Penilaian dampak / akibat suatu insiden adalah seberapa
berat akibat yang dialami pasien mulai dari tidak ada
cedera sampai meninggal

b.Probabilitas / Frekuensi / /Likelihood


Penilaian tingkat probabilitas / frekuensi risiko adalah
seberapa seringnya insiden tersebut terjadi
Penilaian Dampak Klinis / Konsekuensi / Severity

Tingkat
Deskripsi Dampak
Risiko
1 Tidak signifikan Tidak ada cedera
 Cedera ringan mis. Luka lecet
2 Minor
 Dapat diatasi dengan pertolongan pertama,
 Cedera sedang mis. Luka robek
 Berkurangnya fungsi motorik/sensorik/ psikologis
3 Moderat atau intelektual (reversibel), tidak berhubungan
dengan penyakit.
 Setiap kasus yang memperpanjang perawatan

 Cedera luas / berat mis. Cacad, lumpuh

4 Mayor  Kehilangan fungsi motorik/sensorik/psikologis atau


intelektual (irreversibel), tidak berhubungan dengan
penyakit.

Kematian yang tidak berhubungan dengan perjalanan


5 Katastropik penyakit
Penilaian Probabilitas / Frekuensi

TINGKAT
RISIKO DESKRIPSI

1 Sangat jarang / Rare (>5 thn/kali)

2 Jarang / Unlikely (>2-5 thn/kali)

3 Mungkin / Possible (1-2 thn/kali)

4 Sering / Likely (Bebrp kali /thn)

5 Sangat sering / Almost certain (Tiap minggu /bulan)


MATRIX ASSESSMENT
Potencial Concequences / Impact
Likelihood /
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
Probability
1 2 3 4 5

Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Tiap mgg /bln)
5
Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme
4
Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme
3
Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme
2
Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme
1

ACTION :
Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
by procedure Clinician should assess urgent treatment & action required
the consequences should be undertaken at Board level.
againts cost of treating by senior Director must be
the risk management informed
Tindakan sesuai Tingkat dan bands risiko

Level / Bands Tindakan

Risiko ekstrim, dilakukan RCA paling lama 45 hari membutuhkan tindakan


Extreme (sangat tinggi)
segera, perhatian sampai ke Direktur,

Risiko tinggi, dilakukan RCA paling lama 45 hari Kaji dengan detil & perlu
High (tinggi)
tindakan segera serta membutuhkan perhatian top manajemen,

Risiko sedang, dilakukan investigasi sederhana paling lama 2 minggu.


Moderate (sedang) Manajer / Pimpinan Klinis sebaiknya menilai dampak terhadap biaya dan kelola
risiko

Risiko rendah, dilakukan investigasi sederhana paling lama 1 minggu


Low (rendah)
diselesaikan dengan prosedur rutin
Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit
Mengapa
Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit
(Sifat : Nasional)

 Belajar dari dunia Aviation dan Occupational Health & Safety, “KTD”
berupa kecelakaan penerbangan, kecelakaan kerja menurun, karena
dilakukan SENTRALISASI dalam hal : kebijakan, penanganan
pelaporan, kajian / analisis. Contoh : badan FAA (Federal Aviation
Agency), OHSA (Occupational Health & Safety Administration)

 Pada Keselamatan Pasien, contoh badan berperan sentral : di


Inggris NPSA (National Patient Safety Agency), Amerika : peran
sentral pada AHRQ (Agency for Healthcare Research & Quality),
Australia : Australian Council for Safety & Quality in Health Care,
Kanada : NSCPS (National Steering Committee on Patient Safety),
Malaysia : Patient Safety Council, dsb.

 Di Indonesia : Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit, dibentuk


oleh PERSI melalui keputusan Raker di Surabaya Maret 2005, SK
Pembentukan tgl 1 Juni 2005 & KP-RS dicanangkan Menteri
Kesehatan pd tgl 21 Agustus 2005 pada Seminar Nasional PERSI di
Jakarta.
KEBERHASILAN PELAPORAN
IKP
Siapa yang bertanggung Jawab dalam Incident
Report ?

 Staf RS yang pertama menemukan kejadian atau


supervisornya
 Staf RS yang terlibat dgn kejadian atau supervisornya

Masalah yang dihadapi dalam Incident Report


 Laporan dipersepsikan sbg “pekerjaan perawat”
 Laporan sering underreport, karena takut
disalahkan.
 Laporan terlambat
 Bentuk laporan miskin data
BARIER “PELAPORAN”
 Sense of Failure
 Fear of Blame
 Report being used out of the contex
 Fear of increase medico legal risk
 Benefits of reporting are unclear
 Lack of resources
 Not my job
 Lack of clear definitions
 Difficulty in reporting
DO & DON’T

 JANGAN melaporkan incident lebih dari 48 jam


 JANGAN menunda incident report dengan alasan di follow
up atau ditanda tangani
 JANGAN menambah catatan medis pasien bila telah
tercatat dalam incident report
 JANGAN meletakkan incident report sebagai bagian dari
rekam medik pasien
 JANGAN membuat copy incident report untuk alasan
apapun
 CATATLAH keadaan yang tidak diantisipasi
PELAPORAN INSIDEN

Keberhasilan tergantung pada “perubahan


budaya”
 Para staf perlu menyadari pentingnya
Keselamatan pasien
 Budaya saling menyalahkan perlu dihilangkan
 Diperlukan manajemen strategi yaitu
Manajemen risiko
 Sistem pelaporan harus sesuai waktu &
informatif
PENGISIAN LAPORAN
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN / IKP
(Internal dan Eksternal)
 Formulir Laporan Insiden terdiri dari dua macam :

a. Formulir Laporan Internal Insiden Keselamatan Pasien


Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke Tim KP di RS dalam
waktu maksimal 2 x 24 jam / akhir jam kerja / shift. Laporan berisi :
data pasien, rincian kejadian, tindakan yang dilakukan saat terjadi
insiden, akibat insiden, pelapor dan penilaian grading.

b. Formulir Laporan Eksternal iInsiden Keselamatan Pasien


Adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke KKP-RS setelah dilakukan
analisis dan investigasi.
PENGISIAN FORMULIR LAPORAN EKSTERNAL IKP
KODE RS
 Kode RS bersifat unik dan rahasia. Setiap RS akan diberikan kode
khusus untuk pengiriman laporan insiden ke KKP-RS.

 Cara mendapatkan Kode RS :


Rumah Sakit harus mengisi terlebih dahulu Form data RS yang dapat
diakses lewat http://www.yankes.kemkeskes.go.id dan Kode RS akan
dikirimkan secara online .
Kode RS ini juga berfungsi sebagai username dalam e-reporting.
Form Laporan
I. DATA RS (Form Laporan Eksternal IKP)

1. Kepemilikan RS
Dipilih salah satu sesuai Kepemilikan RS : (jelas)

2. Jenis RS
Dipilih salah satu sesuai Tipe RS :
Umum atau Khusus, Bila Khusus pilih lagi : mis. RSIA, RS khusus THT, RS
khusus Ortopedi.
3. Kelas RS
Dipilih salah satu sesuai Kelas RS : A, B, C, atau D

4. Kapasitas tempat tidur


Diisi jumlah tempat tidur dengan box bayi

5. Propinsi (lokasi RS)


Diisi nama propinsi dimana lokasi RS berada.

6. Tanggal Laporan dikirim ke KKP-RS


Diisi tanggal saat laporan dikirim via pos / kurir / e-report ke KKP-RS
II. DATA PASIEN
Data Pasien : Nama, No Medical Record dan No Ruangan, hanya diisi di
Formulir Laporan Internal :
Nama Pasien : (bisa diisi initial mis : Tn AR, atau NY SY) No MR: (jelas)
Ruangan: diisi nama ruangan dan nomor kamar misal : Ruangan Melati kamar
301

Data Pasien : Umur, Jenis Kelamin, Penanggung biaya, Tgl masuk RS dan jam
diisi di Formulir Laporan Internal dan Eksternal (lihat = Lampiran Formulir
Laporan IKP)
Umur: Pilih salah satu (jelas)
Jenis Kelamin: Pilih salah satu (jelas)
Penanggung biaya pasien : Pilih salah satu (jelas)
Tanggal masuk RS dan jam: (jelas)
III.RINCIAN KEJADIAN
1.Tanggal dan waktu insiden
Diisi tanggal dan waktu saat insiden (KTD / KNC / KTC) terjadi. Buat
prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak lupa : insiden
harus dilaporkan paling lambat 2 x 24 jam atau pada akhir jam kerja /
shift.

2.Insiden
Diisi insiden misal :
Pasien jatuh , salah identifikasi pasien , salah pemberian obat, salah dosis obat,
salah bagian yang dioperasi, dll.

3.Kronologis insiden
Diisi ringkasan insiden mulai saat sebelum kejadian sampai terjadinya insiden.
Kronologis harus sesuai kejadian yang sebenarnya, bukan pendapat / asumsi
pelapor.

4.Jenis insiden
Pilih salah satu Insiden Keselamatan Pasien (IKP) : KTD / KNC / KTC
5. Orang pertama yang melaporkan Insiden
Pilih salah satu pelapor yang paling pertama melaporkan terjadinya insiden
Misal : petugas / keluarga pasien dll

6. Insiden menyangkut pasien :


Pilih salah satu : Pasien rawat inap / Pasien rawat jalan / Pasien UGD

7. Tempat / Lokasi
Tempat pasien berada, misal ruang rawat inap, ruang rawat jalan, UGD

8. Insiden sesuai kasus penyakit / spesialisasi


Pasien dirawat oleh Spesialisasi ? (Pilih salah satu)
Bila kasus penyakit / spesialisasi lebih dari satu, pilih salah satu yang
menyebabkan insiden.
Misal : Pasien dengan gastritis kronis dirawat oleh Dokter Spesialis Penyakit
Dalam, dikonsulkan ke Dokter Spesialis Bedah dengan suspect Appendicitis.
Saat appendectomy terjadi insiden, tertinggal kassa, maka penanggung jawab
kasus adalah : Dokter Spesialis Bedah.
Bila dirawat oleh dokter umum : isi Lain-lain : umum
9. Unit / Departemen yang menyebabkan insiden
Adalah unit / Departemen yang menjadi penyebab terjadinya insiden Misalnya :
a.Pasien DHF ke UGD, diperiksa laboratorium, ternyata hasilnya salah interpretasi.
Insiden: salah hasil lab. pada pasien DHF
Jenis Insiden: KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat / Lokasi: UGD
Spesialisasi: Kasus Penyakit Dalam
Unit penyebab : Laboratorium

b.Pasien anak berobat ke poliklinik, diberikan resep, ternyata terjadi kesalahan pemberian
obat oleh petugas farmasi. Hal ini diketahui setelah pasien pulang. Ibu pasien datang
kembali ke Farmasi untuk menanyakan obat tersebut.
Insiden: Salah pemberian obat untuk pasien anak
Jenis Insiden: KNC (tidak terjadi cedera)
Tempat / Lokasi : Farmasi
Spesialisasi: Kasus Anak
Unit penyebab: Farmasi

c.Pasien THT akan dioperasi telinga kiri tapi ternyata yang dioperasi telinga kanan. Hal ini
terjadi karena tidak dilakukan pengecekan ulang bagian yang akan dioperasi oleh petugas
kamar operasi
Insiden: Salah bagian yang dioperasi : telinga kiri, seharusnya kanan
Jenis Insiden: KTD (terjadi cedera)
Tempat / Lokasi : kamar operasi
Spesialisasi: Kasus THT
Unit penyebab: Instalasi Bedah
10. Akibat insiden
Pilih salah satu : (lihat tabel matriks grading risiko)
Kematian : jelas
Cedera irreversible / cedera berat :
kehilangan fungsi motorik, sensorik atau psikologis secara permanen
misal lumpuh, cacat.
Cedera reversible / cedera sedang :
kehilangan fungsi motorik, sensorik atau psikologis tidak permanen misal
luka robek
Cedera ringan :
cedera / luka yang dapat diatasi dengan pertolongan pertama tanpa harus di
rawat misal luka lecet.
Tidak ada cedera, tidak ada luka
11. Tindakan yang dilakukan segera setelah insiden

Ceritakan penanganan / tindakan yang saat itu dilakukan agar insiden yang
sama tidak terulang lagi.

12. Tindakan dilakukan oleh


Pilihlah salah satu :
- Bila dilakukan Tim : sebutkan timnya terdiri dari siapa saja
misal ; dokter, perawat.
- Bila dilakukan petugas lain : sebutkan misal ; analis, asisten apoteker,
radiografer, bidan.

13. Apakah Insiden yang sama pernah terjadi di unit kerja lain?
Jika Ya, lanjutkan dengan mengisi pertanyaan dibawahnya yaitu :
- Waktu kejadian : isi dalam bulan / tahun.
- Tindakan yang telah dilakukan pada unit kerja tersebut untuk mencegah
terulangnya kejadian yang sama. Jelaskan.
IV.TIPE INSIDEN

Untuk mengisi tipe insiden, harus melakukan analisis


dan investigasi terlebih dahulu. Insiden terdiri dari : tipe
insiden dan subtipe insiden yang dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tipe Insiden
1. Administrasi Klinis
2. Proses / Prosedur klinis
3. Dokumentasi
4. Infeksi Nosokomial
5. Proses Medikasi / Cairan Infus
6. Darah / Produk darah
7. Gizi / Nutrisi
8. Oxigen / Gas medis
9. Alat Medis
10. Perilaku pasien
11. Pasien jatuh
12. Pasien Kecelakaan
13. Infrastruktur / Sarana / Bangunan
14. Sumber daya / Manajemen
15. Laboratorium
Pasien
Contoh :

Insiden: Pasien jatuh dari tempat tidur


Tipe Insiden: Jatuh
Subtipe insiden : Tipe jatuh : slip / terpeleset,
Keterlibatan saat jatuh : toilet

Insiden: Tertukar hasil pemeriksaan laboratorium


Tipe Insiden: Laboratorium
Subtipe insiden : Hasil
V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN DAN REKOMENDASI

Penyebab insiden dapat diketahui setelah melakukan investigasi dan


analisa baik investigasi sederhana (simple investigation) maupun
investigasi komprehensif (root cause analyisis).
Penyebab insiden terbagi dua yaitu :
1.Penyebab langsung (immediate / direct cause)
Penyebab yang langsung berhubungan dengan insiden / dampak terhadap
pasien
2.Akar masalah (root cause).
Penyebab yang melatarbelakangi penyebab langsung (underlying cause)
FAKTOR KONTRIBUTOR, KOMPONEN & SUBKOMPONEN

 Faktor kontributor adalah faktor yang melatarbelakangi


terjadinya insiden. Penyebab insiden dapat digolongkan
berdasarkan penggolongan faktor Kontributor seperti
terlihat pada tabel dibawah ini. Faktor kontributor dapat
dipilih lebih dari satu.
1. FAKTOR KONTRIBUTOR EKSTERNAL / DI LUAR RS

Komponen

 Regulator dan Ekonomi


 Peraturan & Kebijakan Depkes
 Peraturan Nasional
 Hubungan dengan Organisasi lain
2. FAKTOR KONTRIBUTOR ORGANISASI & MANAJEMEN
Komponen SubKomponen
Organisasi & Manajemen a. Struktur Organisasi

b. Pengawasan

c. Jenjang Pengambilan Keputusan


Kebijakan, Standar & Tujuan a. Tujuan & Misi

b. Penyusunan Fungsi Manajemen

c. Kontrak Service

d. Sumber Keuangan

e. Pelayanan Informasi

f. Kebijakan diklat

g. Prosedur & Kebijakan

h. Fasilitas & Perlengkapan

i. Manajemen Risiko

j. Manajemen K3

k. Quality Improvement
Administrasi Sistim Administrasi

Budaya Keselamatan a. Attitude kerja

b. Dukungan manajemen oleh seluruh staf

SDM a. Ketersediaan

Diklat b. Tingkat Pendidikan & Keterampilan Staf yang berbeda

c. Beban Kerja yang optimal

Manajemen Training Pelatihan / Refreshing


Komponen SubKomponen
3. FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
Desain dan Bangunan a. Manajemen Pemeliharaan

b. Penilaian Ergonomik

c. Fungsionalitas

Lingkungan a. Housekeeping

b. Pengawasan Lingkungan Fisik

c. Perpindahan Pasien antar Ruangan

Peralatan / sarana / prasarana a. Malfungsi Alat

b. Ketidaktersediaan

c. Manajemen Pemeliharaan

d. Fungsionalitas

e. Desain, Penggunaan & Pemeliharaan Peralatan


4. FAKTOR KONTRIBUTOR : TIM
Komponen SubKomponen

Supervisi & Konsultasi a. Adanya kemauan staf junior berkomunikasi

b. Cepat Tanggap

Konsistensi a. Kesamaan tugas antar profesi

b. Kesamaan tugas antar staf yang setingkat

Kepemimpinan & Tanggung Jawab a. Kepemimpinan Efektif

b. Job Desc Jelas

Respon terhadap Insiden Dukungan peers setelah insiden


5. FAKTOR KONTRIBUTOR
Komponen : PETUGASSubKomponen
Kompetensi a. Verifikasi Kualifikasi
b. Verifikasi Pengetahuan & Keterampilan

Stressor Fisik dan Mental a. Motivasi


b. Stresor Mental: efek beban kerja beban mental
c. Stresor Fisik: Efek beban kerja = Gangguan Fisik
6. FAKTOR KONTRIBUTOR : TUGAS
Komponen SubKomponen

Ketersediaan SOP a. Prosedur Peninjauan & Revisi SPO

b. Ketersediaan SPO

c. Kualitas Informasi

d. Prosedur Investigasi

Ketersediaan & akurasi hasil test a. Test Tidak Dilakukan

b. Ketidaksesuaian antara interpretasi hasil test

Faktor Penunjang dalam validasi alat medis a. Ketersediaan, penggunaan, reliabilitas

b. Kalibrasi

Desain Tugas Penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai SPO


7. FAKTOR KONTRIBUTOR : PASIEN
Komponen SubKomponen

Kondisi Penyakit yang kompleks, berat, multikomplikasi

Personal a. Kepribadian

b. Bahasa

c. Kondisi Sosial

d. Keluarga

Pengobatan Mengetahui risiko yang berhubungan dengan pengobatan

Riwayat a. Riwayat Medis

b. Riwayat Kepribadian

c. Riwayat Emosi

Hubungan Staf dan Pasien Hubungan yang baik


8. FAKTOR KONTRIBUTOR KOMUNIKASI
Komunikasi Verbal a. Komunikasi antar staf junior dan senior

b. Komunikasi antar Profesi

c. Komunikasi antar Staf dan Pasien

d. Komunikasi antar Unit Departemen

Komunikasi Tertulis Ketidaklengkapan Informasi


V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN
Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab dapat
menggunakan Faktor kontributor (bisa pilih lebih dari 1, petunjuk pengisian
lihat buku pedoman).

a.Faktor Eksternal / di luar RS


b.Faktor Organisasi dan Manajemen
c.Faktor Lingkungan kerja
d.Faktor Tim
e.Faktor Petugas & Kinerja
f.Faktor Tugas
g.Faktor Pasien
h.Faktor Komunikasi

1. Faktor penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)


..................................................................................................................................................................

2. Faktor akar penyebab masalah (underlying  root cause)


..................................................................................................................................................................
..................................................................................................................................................................
3. Rekomendasi / Solusi

No Akar masalah Rekomendasi / Solusi


1
2
3
4

NB. * = pilih satu jawaban, kecuali bila berpendapat lain.


Saran : baca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
Contoh :
Pasien mengalami luka bakar saat dilakukan fisioterapi. Petugas fisioterapi
adalah petugas yang baru bekerja tiga bulan di RS X. Hasil investigasi
ditemukan :
1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)
Peralatan / sarana / prasarana : intensitas berlebihan pada alat tranducer
Petugas : fisioterapis kurang memahami prosedur penggunaan alat

2. Akar penyebab masalah (underlying root cause)


Peralatan/sarana/prasarana : Manajemen pemeliharaan / maintenance
alat tidak ada
Manajemen (Diklat) : tidak pernah diberikan training dan orientasi

3. Rekomendasi / Solusi Bisa dibagi atas :


Jangka pendek
Jangka menengah
Jangka panjang
Formulir Laporan
RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAKSIMAL 2 x 24 JAM
Rumah Sakit ...................................

LAPORAN INSIDEN KESELAMATAN PASIEN


(INTERNAL)

I. DATA PASIEN
Nama:.....................................................................................................................
No MR:.................................................Ruangan : .............................................
Umur : …. Bulan …. Tahun
Kelompok Umusr*:
 0-1 bulan
 > 1 bulan - 1 tahun
 > 1 tahun - 5 tahun
 > 5 tahun - 15 tahun
 > 15 tahun - 30 tahun
 > 30 tahun - 65 tahun
 > 65 tahun
Jenis kelamin: Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
 Pribadi Asuransi Swasta
 Pemerintah Perusahaan*
 BPJS Lain-lain
Tanggal Masuk RS: ......................................................... Jam ......................................
II. RINCIAN KEJADIAN

1.Tanggal dan Waktu Insiden


Tanggal :.............................................................Jam ......................................
2.Insiden :................................................................................................................
3.Kronologis Insiden
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
4.Jenis Insiden* :
 Kejadian Nyaris Cedera / KNC(Near miss)
Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
 Kejadian Tidak Cedera / KTC

5.Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*


 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain..................................................................................................(sebutkan)
6. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien rawat inap
 Pasien rawat jalan
 Pasien UGD
 Lain-lain .............................................................................................. (sebutkan)
7. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ...................................................................................... (sebutkan)
(Tempat pasien berada)
8. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)
 Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
 Anak dan Subspesialisasinya
 Bedah dan Subspesialisasinya
 Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
 THT dan Subspesialisasinya
 Mata dan Subspesialisasinya
 Saraf dan Subspesialisasinya
 Anastesi dan Subspesialisasinya
 Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
 Jantung dan Subspesialisasinya
 Paru dan Subspesialisasinya
 Jiwa dan Subspesialisasinya
 Lain-lain .............................................................................................. (sebutkan)
9. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden
Unit kerja penyebab ................................................................................. (sebutkan)
10. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
 Kematian
 Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera
11. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :
..............................................................................................................................................................................
...........................................................................................
.....................................................................................................................................
12. Tindakan dilakukan oleh* :
 Tim : terdiri dari : ....................................................................................................
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ......................................................................................................
13. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
 Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut untuk
mencegah terulangnya kejadian yang sama?
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :
BIRU HIJAU KUNING MERAH
NB. * = pilih satu jawaban.

Pembuat Laporan : ................................... Penerima Laporan : ...................................

Paraf : ................................... Paraf : ...................................

Tgl Terima : ................................... Tgl Lapor : ...................................

Grading Risiko Kejadian* (Diisi oleh atasan pelapor) :


BIRU HIJAU KUNING MERAH
NB. * = pilih satu jawaban.
Formulir Laporan KPC ke Tim KP di RS
Rumah Sakit ...................................
RAHASIA, TIDAK BOLEH DIFOTOCOPY, DILAPORKAN MAXIMAL 2 x 24 JAM

LAPORAN Kondisi Potensial Cedera (KPC)


(INTERNAL)

1. Tanggal dan Waktu ditemukan Kondisi Potensi Cedera (KPC)


Tanggal : ........................................................................................ Jam ......................................

2. KPC : ..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*
Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain ...........................................................................................(sebutkan)

4. Lokasi diketahui KPC ...................................................................................................... (sebutkan)

5. Unit / Departemen terkait KPC ...................................................................................... (sebutkan)


6. Tindakan apa yang dilakukan untuk mengatasi kondisi potensi cedera selama ini ?
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

7. Tindakan dilakukan oleh* :


Tim : terdiri dari : ...........................................................................................................................
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya .....................................................................................................................

8. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*


□ Ya □ Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut
untuk mencegah terulangnya kondisi yang sama?
......................................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Pembuat Laporan : ................................... Penerima Laporan : ...................................

Paraf : ................................... Paraf : ...................................


Formulir Laporan eksternal insiden keselamatan pasien ke KKP-RS melalui pos
KODE RS: ................................. (lewat : http://www.buk.depkes.go.id)
I. DATA RUMAH SAKIT
1. Kepemilikan Rumah Sakit :
− Pemerintah Pusat
− Pemerintah Daerah
− TNI / POLRI
− Swasta
− BUMN
2. Jenis Rumah Sakit :
− Rumah Sakit Umum
− Rumah Sakit Khusus : RSIA
RS. Paru
RS. Mata
RS. Orthopedi
RS. Jantung
RS. Jiwa
RS. Kusta
RS. Khusus lainnya : ……………………. (sebutkan)
3. Kelas Rumah Sakit
A, B, C, atau D
4. Kapasitas tempat tidur : ……………….. TT
5. Propinsi (lokasi RS) : ………………………..
6. Tanggal Laporan dikirim ke KKP-RS : ………………………..

II. DATA PASIEN


Umur : …. Bulan …. Tahun
Kelompok umur:  0-1 bulan > 1 bulan - 1 tahun
 > 1 tahun - 5 tahun > 5 tahun - 15 tahun
 > 15 tahun - 30 tahun  > 30 tahun - 65 tahun
 > 65 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
Penanggung biaya pasien :
 Pribadi Asuransi Swasta
 BPJS Lain – lain (sebutkan)
Tanggal Masuk RS: ........................................................ Jam ......................................

III. RINCIAN KEJADIAN


1. Tanggal dan Waktu Insiden
Tanggal : ................................................................... Jam ......................................
2. Insiden : ....................................................................................................................
3. Kronologis Insiden ................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
...............................................................................................................................................................................
4. Jenis Insiden* :
 Kejadian Nyaris Cedera / KNC (Near miss)
 Kejadian Tidak diharapkan / KTD (Adverse Event) / Kejadian Sentinel (Sentinel Event)
 Kejadian Tidak Cedera / KTC

5. Orang Pertama Yang Melaporkan Insiden*


 Karyawan : Dokter / Perawat / Petugas lainnya
 Pasien
 Keluarga / Pendamping pasien
 Pengunjung
 Lain-lain ................................................................................................ (sebutkan)
6. Insiden menyangkut pasien :
 Pasien rawat inap D Pasien rawat jalan D Pasien UGD
 Lain-lain ................................................................................................ (sebutkan)

7. Tempat Insiden
Lokasi kejadian ........................................................................................ (sebutkan)
(Tempat pasien berada)

8. Insiden terjadi pada pasien : (sesuai kasus penyakit / spesialisasi)


 Penyakit Dalam dan Subspesialisasinya
 Anak dan Subspesialisasinya
 Bedah dan Subspesialisasinya
 Obstetri Gynekologi dan Subspesialisasinya
 THT dan Subspesialisasinya
 Mata dan Subspesialisasinya
 Saraf dan Subspesialisasinya
 Anastesi dan Subspesialisasinya
 Kulit & Kelamin dan Subspesialisasinya
 Jantung dan Subspesialisasinya
 Paru dan Subspesialisasinya
 Jiwa dan Subspesialisasinya
 Lain-lain ................................................................................................ (sebutkan)

9. Unit / Departemen terkait yang menyebabkan insiden


Unit kerja penyebab ................................................................................. (sebutkan)
10. Akibat Insiden Terhadap Pasien* :
 Kematian
 Cedera Irreversibel / Cedera Berat
 Cedera Reversibel / Cedera Sedang
 Cedera Ringan
 Tidak ada cedera

11. Tindakan yang dilakukan segera setelah kejadian, dan hasilnya :


................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
12. Tindakan dilakukan oleh* :
 Tim : terdiri dari : ....................................................................................................
 Dokter
 Perawat
 Petugas lainnya ......................................................................................................

13. Apakah kejadian yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain?*
 Ya Tidak
Apabila ya, isi bagian dibawah ini.
Kapan ? dan Langkah / tindakan apa yang telah diambil pada Unit kerja tersebut untuk mencegah terulangnya
kejadian yang sama?
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
IV. TIPE INSIDEN
Insiden: ..............................................................................................................
Tipe Insiden: ..............................................................................................................
Subtipe Insiden : ........................................................................................................

V. ANALISA PENYEBAB INSIDEN


Dalam pengisian penyebab langsung atau akar penyebab masalah dapat menggunakan Faktor kontributor (bisa pilih
lebih dari 1)
a. Faktor Eksternal / di luar RS
b. Faktor Organisasi dan Manajemen
c. Faktor Lingkungan kerja
d. Faktor Tim
e. Faktor Petugas / Staf
f. Faktor Tugas
g. Faktor Pasien
h. Faktor Komunikasi

1. Penyebab langsung (Direct / Proximate/ Immediate Cause)


.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
2. Akar penyebab masalah (underlying - root cause)
.....................................................................................................................................
No Akar Masalah Rekomendasi/Solusi

NB. * : pilih satu jawaban, kecuali bila berpendapat lain.


Saran : baca Pedoman Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
“E-REPORTING”
INSIDEN KESELAMATAN PASIEN
( IKP )
PANDUAN “E-REPORTING” IKP

 Cara untuk mendapatkan password e-reporting Insiden Keselamatan


Pasien di Rumah Sakit (IKP RS) melalui situs Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan yaitu www.yankes.kemkes.go.id

1. Rumah Sakit yang telah memiliki nomor Registrasi Rumah Sakit

A. Membuat surat permintaan password (format terlampir) ditujukan


kepada Kementerian Kesehatan, sedangkan Rumah Sakit yang telah
teregistrasi tetapi belum mengetahui nomor Registrasinya dapat
melihat di situs www.yankes.kemkes.go.id
a. Buka situs Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
www.yankes.kemkes.go.id
b. Klik kotak Data Rumah Sakit / RS ONLINE
c.Klik Rincian Data Saat Ini
B. Surat permintaan password dapat di-scan dan dikirim
via email kepada Sekretariat KPPRS dengan alamat
subdit.rspendidikan@gmail.com
C. Password akan dikirim oleh Sekretariat KKPRS melalui
email resmi Rumah Sakit dan harus segera diganti oleh tim
Keselamatan Pasien Rumah Sakit untuk keamanan dan
kerahasiaan.

2. Rumah Sakit yang belum memiliki nomor Registrasi


silahkan menghubungi Dinas Kesehatan Propinsi
Format surat permintaan password pelaporan IKP di RS
kode RS

password
Thank You

Anda mungkin juga menyukai