Anda di halaman 1dari 12

Faktor-faktor yang berhubungan dengan

timbulnya gangguan pada mata dan pernapasan


pekerja toko kain di Pasar Raya Kota Padang Tahun
2009
CREATED BY :
ASTRI YULIA
Abstrak
Pekerja dipabrik garment, toko pakaian, dan toko kain berisiko besar mengalami masalah kesehatan yang terkait
dengan polutan, hari demi hari. Pasar Raya merupakan pusat perdagangan dikota Padang. Banyaknya toko kain
dan padatnya aktivitas jual beli dapat memungkinkan terjadinya gangguan pada mata dan pernapasan berasal
dari pengawet kain. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan timbulnya
gangguan pada mata dan pernapasan pekerja toko kain di Pasar Raya Kota Padang Tahun 2009.
Desain penelitian bersifat cross-sectional, populasi semua toko kain sebanyak 270 toko, sampel 73 responden
berdasarkan porposional dari perwakilan masing-masing toko. Pengambilan sampel dengan sistem random
sampling. Gangguan pada mata dan pernapasan dihubungkan dengan karakteristik pekerja. Data diperoleh dari
wawancara, dianalisa secara univariat dan bivariat, dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang dengan
melihat kecenderungan masing-masing variabel dari masing-masing proporsinya.
Hasil penelitian adalah responden sebanyak 64.4% berumur = 30 tahun, 60.3% laki-laki, 79.5% pendidikan
tinggi, 61.6% masa kerja >1 tahun, 97.3% waktu paparan TMS, 45.2% ada riwayat pekerjaan, 78.1% tidak ada
riwayat penyakit, 46.6% perokok dan 76.7% merasakan gangguan tinggi. Setelah dilakukan uji statistik
didapatkan hubungan antara karakteristik pekerja dengan gangguan pada mata dan pernapasan pekerja.
Kesimpulannya adalah ada hubungan antara Umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, masa kerja, waktu
paparan, riwayat pekerjaan, riwayat penyakit, dan riwayat merokok dengan gangguan pada mata dan pernapasan
pekerja. Pengurangan pajanan dilakukan pengendalian terhadap sumber (menggunakan etalase/plastik),
lingkungan kerja (penambahan kipas angin), dan perorangan (penggunaan APD seperti kacamata/masker),
pengurangan jam kerja, kebiasaan merokok, serta meningkatkan imunitas tubuh).

Daftar Pustaka : 27 ( 1981-2009)


Keyword : karakteristik pekerja, gangguan pada mata dan pernapasan
Pendahuluan
• Para pekerja dipabrik garment, toko pakaian, dan toko kain berisiko besar
mengalami masalah kesehatan. (Beatrice, 2006: 49). Masalah kesehatan
tersebut dapat berupa gangguan seperti iritasi mata, hidung dan
tenggorokkan.
• Pasar Raya merupakan pusat perdagangan di kota Padang. Fase I Lantai I,
Fase II lantai I, dan Fase VII lantai I merupakan area yang cukup padat
dengan luas area bangunan 154 x 100.8 m yang terdiri atas pertokoan dan
pedagang kaki lima.
• Pada umumnya area ini merupakan area penjualan kain yang paling banyak
dikunjungi oleh masyarakat. Banyaknya toko kain yang ada dan padatnya
aktivitas jual beli maka dapat memungkinkan terjadinya gangguan
kesehatan pada pekerja. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan oleh
peneliti, dari 5 responden, sebanyak 3 responden mengalami gangguan pada
mata dan pernapasan. Penelitian ini belum pernah dilakukan sebelumnya,
oleh karena itu peneliti berminat untuk melihat faktor-faktor yang
berhubungan dengan timbulnya gangguan pada mata dan pernapasan pada
pekerja toko kain di Pasar Raya Kota Padang tahun 2009”
Tujuan penelitian :
untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan
timbulnya gangguan pada mata dan pernapasan pekerja toko kain
di Pasar Raya Kota Padang Tahun 2009

METODE PENELITIAN
Desain penelitian bersifat cross-sectional, populasi semua toko
kain sebanyak 270 toko, sampel 73 responden berdasarkan
porposional dari perwakilan masing-masing toko. Pengambilan
sampel dengan sistem random sampling. Gangguan pada mata
dan pernapasan dihubungkan dengan karakteristik pekerja. Data
diperoleh dari wawancara, dianalisa secara univariat dan bivariat,
dalam bentuk distribusi frekuensi dan tabel silang dengan melihat
kecenderungan masing-masing variabel dari masing-masing
proporsinya
TINJAUAN TEORITIS
Memotong atau menjahit kain yang telah
Kain yang berlabel ”permanent press”,
Polutan udara diolah
”washdalam akan”jangan
ruang
and wear”, menyebabkan
yang utama
Perlengkapan disetrika”,
tempat
dibebaskannya
tidur yang terbuat
Polusi Udara Dalam Ruang Toko Gejala-gejala akibat pajanan
adalah radon, formaldehida
“durable press”,
dari“bebas
formaldehida, dan
dan
permanent bahan
kerut”,
asap kimia lain ke
danseperti seprai dan
press, udara.
Kainrokok. Beberapa
julukanPara
formaldehida di udara serupa
lain pekerja
dilaporkan
sarung
polutan dipabrik
diolah
bantal,
udara garmen,
dengan toko pakaian,
sangatlah berbahaya,
dalam
Polusiruang
udaralain,
dalam ruang
formaldehida. mungkin
Meskipun
karena dengan
satu
pajanan gejala yang
kali besar
yang pencucian
berkepanjangan
dan toko kain
yang juga berbahaya, berisiko mengalami
menjadi masalahterhadap
yang kain
lebihyang diolah
serius
sepanjang ditimbulkan
seperti
malam dan akan oleh
itudalam waktuberbagai
masalah
seperti karbonmonoksida, kesehatan
nitrogen yang terkait dengan
daripada polusisangat
udara mengurangi
luar lama.
ruang, emisi
Gas udara
polutan udara
formaldehida
karena yang dalam ruang.
pajanan
dioksida, formaldehida,
dan asbestos. formaldehida
(Beatrice,
barang-barang
dikeluarkan serat
berkonsentrasi
seperti
katun gorden
atau serat
tinggi,
secara2006:28)
rata-ratapermanent
kita menghabiskan 75%Yang paling menonjol adalah
haripress
demi hari.
mungkin
sintetis (Beatrice,
yangtidak
telahpernah
diolah2006: 47).
(dengan
dari waktu kitadicuci,
didalamdanruangan.
barang-barang
iritasi
tersebut
mata,
terus
hidung dan
formaldehida) itu akan terhirup akibat
Kemungkinan efek kesehatan
menerus akibat
mengeluarkan
keberadaan tenggorokkan.
gaskita
formaldehida
yang dekat dengan(Beatrice,
dalam jangka
pajanan pada polutan dalam waktu
ruang
seprai lama.
danyang2006:
sarung 49).
(Beatrice, 2006:
bantal. (Beatrice,
46). banyak.
berbahaya sangatlah 2006: 46).
(Beatrice,
2006:27)
2 Jenis Kelamin
5. WAKTU PAPARAN
8. RIWAYAT
Laki-laki dan wanita
Lamanya MEROKOK
berbedabekerja
seseorang dalamsehari
kemampuan
secara fisiknya,
baik padakekuatan
umumnya kerja
6-8
Merokok
ototnya. jam. sertapengalaman
Menurut
Dan bahanuntuk
sisanya kimia dan fisika
ternyata ataudi
siklus
istirahat tempat
biologi
kehidupan padakerja dapat
wanita
dalam berinteraksi
tidak
keluarga dan dan
4masyarakat.
mempengaruhiMasakemampuan
menimbulkan Kerja fisik melainkan
atau meningkatkan efeklebih
yangbanyak bersifat
merugikan sosial, kecuali
kesehatan. Berbagai
pada Lamanya
mereka
produk Memperpanjang
tembakau kerja
yang mengalami seseorang
waktu
dapat haid
kerja
berfungsi menurut
(Suma’mur,
lebih dariILO
sebagai 1996
itu dapat
biasanya
wahana dikaitkan
: 52).bagi bahandengan
Angka-angka
disertai dari
toksik,
luar pengalaman
negeri menunjukkan
menurunnya
mempermudah yang didapatkan
bahwa
efisiensi,
masuknya timbulnya
bahan-bahan di suatu
angka kesakitan
kelelahan, tempat
lebih
tersebut kerja.
tinggi
penyakit,
dalam diatauSemakin
kalangan
tubuh. lama
wanita
Lingkungan
kerjamasa
yang kerja
sudahseseorang,
lebih maka pengalaman diperoleh
terpajansemakin
sedangkan angka kematian
kecelakaan. tinggi di kalangan pria. Hal ini diduga oleh
menyebabkan para pekerjanya pada berbagai
karena faktor keturunan
bertambah. yang
Umumnya
Penelitian-penelitian terkait dengan
pekerja
menunjukkan jenis
yang
bahwa kelamin,
baru atau
belumarsen,
pengurangan perbedaan
terbiasa dengan
jam kerja
bahan-seperti
hormonal kromat,
dan8 faktor nikel, gas batu bara, asbestos, hematit,
dari 3/4 ke lingkungan
lingkungan 8 jam disertai
kerjanya danseperti lebih
meningkatnya
belum banyak
memahami priaresiko
efisiensi mengisap rokok,
pekerjaan,
berilium,
minum minuman tembaga,
keras, dan sebagainya-dapat
candu, kerja berat, menjadi
berhadapan semakin
dengan berbahaya akibat
pekerjaan
hasil perwaktu dengan kenaikan produktivitas 3 sampai 10%.
asap bahkan
berbahayarokok. kurang hati-hati
(Beatrice,
(Notoatmodjo,
Kecendrungan 2006:
2003 :
dan mengabaikan langkah pengamanan
56-57)
16).
ini lebih terlihat pada pekerjaan yang dilakukan
dan
Perokok pencegahan.
mempunyai resiko 40 persen lebih tinggipula
terkena katarak –
dengan tangan. (Sumakmur,1982: 83). Demikian ternyata, bahwa
Efek kronis
buramnya tidakyang
lensa mata dipahami oleh buruh
menghalangi secara jelas,
masuknya cahaya, walaupun
bahkan
pelaksanaan pekerjaan tidak dapat meningkat lagi atau bahkan
pada
menyebabkan berbagai
menurun, jika
keadaaan
kebutaan.
waktunya Semburandi perusahaan
zat kimia
telah melebihi
kadang-kadang
8 jamberacun
terdapat
kerja. dari asap rokok
kesadaran
mengiritasi matatentang
(Sumakmur,1982: kesehatan yang
atau 83).
menghambat aliranmemburuk
oksigen dalamsebagai akibat
darah ke otak.

VARIABEL INDEPENDEN
lamanya bekerja (Suma’mur, 1996 : 5)
(http://cafepojok.com)
Gangguan Pada Mata
• Gejala utama penyakit mata adalah hilangnya penglihatan, nyeri mata, diplopia (penglihatan
ganda), mata berair/kering, mengeluarkan sekret, mata memerah. (Swartz, 1995: 94)
• Nyeri mata dirasakan seperti terbakar, dan menimbulkan rasa gatal. Terlalu banyak air
mata/kekeringan pada mata adalah keluhan yang umum. Air mata yang berlebihan mungkin
disebabkan produksi air mata yang berlebihan atau oleh adanya obstruksi aliran keluar.
Kekeringan terjadi akibat gangguan sekresi kelenjar lakrimal atau tambahan lakrimal.
(Swartz, 1995:94).
• Kemerahan dapat terjadi akibat trauma, infeksi, alergi, atau peningkatan tekanan dalam
mata. (Swartz, 1995:95)
• Menurut dr. Raman R. Saman, iritasi mata terjadi bila indera penglihatan mengalami
rangsangan, baik dari dalam maupun luar tubuh. Bentuk rangsangannya beragam, mulai dari
benda padat, gas, sampai zat kimia. Iritasi itu sesungguhnya usaha tubuh secara alamiah
menolak zat yang mengganggu mata. (Intisari, Maret 2005: 56-57)
• Mata manusia sebenarnya sudah dilengkapi dengan sistem perlindungan yang sangat baik.
Benteng perlindungan pada indra penglihatan ini dibuat berlapis-lapis. Lapisan paling luar
dikoordinasikan oleh bulu mata dan alis mata. Sedangkan pertahanan bagian dalam ada pada
gerak refleks kedip serta air mata yang dilengkapi susunan kimia tertentu yang tiada
tandingannya. Dengan benteng sekuat itu, iritasi pada mata sejatinya bisa hilang secara
alamiah. Kecuali pada orang-orang tertentu yang sangat peka atau perasa, daya sembuhnya
mungkin akan lebih lama, bahkan kadang perlu diobati atau dibawa kedokter mata. (Intisari,
Maret 2005: 60-61)

VARIABEL DEPENDEN
4 Gangguan Pada Pernapasan
• Penyakit pernapasan sangat berpengaruh terhadap masyarakat secara
keseluruhan ( dalam hal fisik, sosial, maupun ekonomi) sehingga pencegahan,
diagnosis, dan pengobatan gangguan pernapasan ini mempunyai makna yang
penting sekali. (Wilson, 2006: 735)
• Pernapasan secara harafiah berarti pergerakan Oksigen (O2) dari atmosfer
menuju ke sel dan keluarnya (CO2) dari sel ke udara bebas (Wilson, 2006:
736).
• Fungsi Utama saluran napas atas (hidung, faring, dan laring) adalah untuk
menyaring, menghangatkan, dan melembabkan udara sebelum mencapai
daerah pertukaran dalam paru. (Wilson, 2006: 751)
• Tanda dan gejala penting pada penyakit pernapasan yaitu batuk. Batuk
merupakan reflek protektif yang disebabkan oleh iritasi percabangan trakeo
bronkial akibat rangsangan mekanik, kimia, dan peradangan. Batuk adalah
mekanisme fisiologis untuk membersihkan sekresi berlebih dan melindungi
saluran pernapasan dari makanan atau benda asing yang masuk ke saluran
pernapasan. Batuk merupakan gejala penyakit pernapasan yang paling sering.
(Wilson, 2006:780)

VARIABEL DEPENDEN
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Variabel f % No Variabel f %
1 Umur 1 Gangguan pada mata dan
≤ 30 tahun 47 64.4 pernapasan
> 30 tahun 26 35.6 Gangguan Agak Berat 56 76.7
2 Jenis kelamin
Gangguan Ringan
Perempuan 28 38.4
Laki-laki 45 61.6
17 23.3
3 Pendidikan 2 Gangguan yang dirasakan:
Rendah 15 20.5 a. Pada Mata
Tinggi 58 79.5 - Mata memerah 55 75.3
4 Masa kerja
≤ 1 tahun 28 38.4
- Panas/ pedih 61 83.6
> 1 tahun 45 61.6 - Kering 49 67.1
5 Waktu Paparan - Gatal-gatal 55 75.3
≤ 8 jam (MS) 2 2.7 - Berair sesaat 53 72.6
> 8 jam (TMS) 71 97.3 - Penglihatan kabur 39 53.4
6 Riwayat pekerjaan b. Pernapasan
Ada 33 45.2 - Merasakan bau tajam 62 84.9
Tidak ada 40 54.8
7 Riwayat Penyakit
- Pedih di tenggorokan 57 78.1
Ada 16 21.9 - batuk 29 39.7
Tidak ada 57 78.1 c. Lainnya
8 Riwayat Merokok - Sakit Kepala 56 76.7
Perokok 34 46.6 - Mual 38 52.1
Bukan Perokok 39 53.4
Hubungan Umur dengan
Gangguan Mata & Pernapasan
Pengendalian Gangguan Pada Mata dan
Pernapasan di Lingkungan Kerja
• Berbagai upaya dapat dilakukan untuk meminimalkan atau jika mungkin meniadakan efek yang merugikan dari
suatu bahan kimia. Untuk mengetahui kemungkinan bahaya - bahaya di lingkungan kerja yang diperkirakan dapat
menimbulkan efek kesehatan pada pekerja, ditempuh 4 langkah utama, yaitu Antisipasi, Recognisi, Evaluasi, dan
Pengendalian. (Naria, 2004)
• Dalam penelitian ini, potensial hazard terhadap pekerja yang timbul ditempat kerja yang ditemukan jika
dibandingkan dengan studi literatur dan kenyataan yang ada, maka dapat disimpulkan gangguan yang
dirasakan pekerja yaitu disebabkan adanya polutan udara dalam ruangan toko. Polutan udara dalam
ruangan toko kain yang paling berpengaruh adalah berupa gas formaldehid yang berasal dari pengawet
kain.
• Cara mengidentifikasi dan mengukur berbagai potensial hazard yang ada dilingkungan kerja yaitu adalah dengan
melakukan observasi terhadap lingkungan kerja hingga pada pekerja tersebut dan melakukan wawancara
terhadap pekerja atau orang yang berhubungan langsung dengan pekerjaan, sehingga diperoleh perkiraan
gambaran potensial hazard yang ada pada lingkungan kerja. Untuk menguatkan perkiraan tersebut maka perlu
dilakukan evaluasi.
• Dalam penelitian ini, diperkirakan potensial hazard disebabkan adanya gas formaldehid di dalam ruangan
toko. Untuk memastikan adanya gas tersebut, maka perlu melakukan pengukuran gas formaldehid dalam
ruangan toko. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan berbagai metoda diantaranya dengan
menggunakan metoda gas detector formaldehid atau dengan penggunaan chromotropic acid. Hasil
pengukuran kemudian dibandingkan dengan Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE-01/MEN/1997
tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja.
• Secara hierarki, pengendalian hazard yang diutamakan adalah pengendalian pada sumbernya, lalu lingkungan
kerjanya, terakhir adalah langsung pada pekerjanya (Naria, 2004).
Bagi pemilik toko Bagi Pekerja
1.Pemilik toko dapat melakukan pengendalian Pekerja yang perokok, diharapkan agar
terhadap sumber berupa penyediaan etalase dapat menghilangkan atau mengurangi
atau plastik transparan (tembus pandang) kebiasaan merokok
2.Untuk pengendalian terhadap lingkungan Pekerja diharapkan dapat meningkatkan
kerja dilakukan penambahan ventilasi buatan imunitas tubuh dengan memakan
seperti kipas angin. makanan yang bergizi, berolah raga, dan
3.Untuk pengendalian perorangan, pemilik perbanyak mengkonsumsi air putih agar
toko dapat menyediakan APD untuk dapat meningkatkan imunitas tubuh
melindungi pekerja agar dapat mengurangi
pajanan dari polutan dalam ruang toko atau
kebijakan lain berupa pengurangan waktu Bagi Dinas Pasar dan Sektoral yang
bekerja dalam sehari yang disesuaikan dengan terkait
kebijakan pemilik toko masing-masing.
Memberikan penyuluhan kepada para
pemilik toko dan para pekerja berupa
penyuluhan kesehatan, kesehatan dan

SARAN keselamatan pekerja, dan hal-hal yang


berkaitan dengan pekerjaan masing-
masing pekerja

Anda mungkin juga menyukai