Anda di halaman 1dari 57

BRONKIOLI

TIS Disusun Oleh:


Istiqomah Maximiliani, S.Ked.
71 2017 011

Pembimbing:
Dr. Hj. Ridhayani, Sp.A
Bab 1 : Pendahuluan
Latar Belakang
ISPA -> penyebab utama kesakitan dan kematian balita di Indone

Bronkiolitis -> salah satu ISPA bagian bawah

• penyakit obstruktif akibat inflamasi akut


pada saluran nafas kecil (bronkioli).

>> anak berusia di bawah 2 tahun

“Tingkat kompetensi dokter umum 3B”


BAB II
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

• Nama Pasien : An. AN


• Jenis Kelamin: Laki-laki
• Tanggal Lahir : 24 Februari
2017
• Usia : 1 Tahun 6 Bulan
• Agama : Islam
• Alamat : Rambang
Identitas ibu Identitas Ayah
Nama Ibu : Ny.E Nama Ayah : Tn. H
Umur : 35 tahun Umur : 41 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah Pekerjaan : Petani
tangga Agama : Islam
Agama : Islam Alamat : Rambang
Alamat : Kuang, Ogan Ilir
Rambang Kuang, Ogan Ilir Sumatera Selatan
Sumatera Selatan
ANAMNESIS
Alloanamnesis dengan ibu pasien tanggal 20 September 2018 pukul. 14:00 WIB

Keluhan Utama
Sesak Napas sejak ± 3 hari
SMRS

Keluhan
Tambahan
Demam dan Batuk Pilek
Riwayat Perjalanan
Penyakit
Os datang ke IGD dengan keluhan sesak nafas sejak ± 3
hari SMRS.
• Sesak nafas dirasakan hilang
timbul.
• Sesak bertambah ketika batuk
• tidak dipengaruhi oleh aktivitas,
suhu dan debu
• Sesak nafas juga tidak
dipegaruhi oleh posisi
• Keluhan sesak baru pertama kali
dialami
Os mengalami batuk berdahak sejak 2 minggu yang lalu. Pilek ada
• Dahak berwarna putih kental
• Tidak terdapat darah.
• Tidak ada bunyi ngik ngik maupun
bunyi seperti orang mengorok.
• riwayat sering bersin-bersin disangkal
Keluhan disertai demam sejak ± 1 minggu yang lalu

• demam hilang timbul, tidak terlalu tinggi


• Tanpa disertai menggigil dan berkeringat
• Gusi berdarah, mimisan, keluar cairan dari
telinga disangkal
• Riwayat Kejang selama demam disangkal.

• Mual, muntah (+) berisi


dahak, setelah batuk
• penurunan berat badan
disangkal.
• Nafsu makan menurun
• BAK dan BAB seperti
biasa.
• Riwayat asma juga
disangkal.
Pasien dirawat dari IGD RSUD Palembang BARI pada
tanggal 18 Sepetember 2018 dengan diagnosis Bronkiolitis
akut dan Sepsis.

Pasien dirawat dengan terapi IVFD D5% 1/2 NS gtt


8x/menit, Oksigen nasal kanul 1-2L/m, Injeksi Ampicilin 3x530
mg, Injeksi Ceftriaxone 1x640 mg, Nebulisasi ventolin 1 fls/8
jam, Paracetamol syr 4x1 cth dan Ambroxol syr 3 x ½ cth.
Riwaya  Alergi (-)
t  Sesak sebelumnya dan nafas berbunyi
Penyak (mengi) disangkal.
it  Bepergian ke daerah endemis malaria (-)
 Tidak pernah sakit batuk lama, tidak ada
Dahulu
riwayat sering berkeringat malam hari,
tidak ada keluhan berat badan turun atau
sulit naik.
 Ruam (-)
 Batuk/bersin saat pagi hari/subuh (-)

• Riwayat Asma pada anggota keluarga Riwaya


disangkal
• Riwayat Alergi disangkal t
• Riwayat Penyakit TB dalam keluarga (+) Penyak
• Nenek penderita menderita TB namun it
telah selesai pengobatan 6 bulan sekitar
6 bulan yang lalu, nenek tinggal serumah Keluar
dengan pasien ga
Riwayat
Pasien tidak pernah berobat sebelumnya
Pengobatan

Riwayat
Imunisasi
Imunisasi
BCG 1 kali, umur 1 bulan, skar
positif.
Polio 4 kali, umur 0,2,4,6
bulan.
Hepatitis 3 kali, umur 2,4,6 bulan.
DPT 3 kali, umur 2,4,6 bulan
Campak 1 kali, umur 9 bulan
Kesan : Imunisasi dasar lengkap.
Riwayat Persalinan

• Pasien lahir dari ibu G1P1A0 hamil aterm,


• lahir spontan
• di klinik bidan dan dibantu oleh bidan.
• Lahir langsung menangis
• BBL 3200 gram dan PBL 50 cm
• Ibu sakit saat mengandung disangkal
• riwayat minum obat-obatan saat hamil disangka
Riwayat Gizi
Asi : 0- 1,5 tahun
Susu Formula : tidak konsumsi
Bubur nasi : 6 bulan- 9 bulan, frekuensi 2-3x/hari
Nasi tim : 9 bulan- 1 tahun, frekuensi 2-3x/hari
Nasi biasa : usia 12 bulan-sekarang, frekuensi 2-3
Sayuran, buah : setiap hari
Ikan : 3x seminggu
Telur : 3x seminggu
Ayam , daging : 1x sebulan
Tahu dan Tempe: 2x seminggu

Kesan: Secara kualitatif, asupan gizi baik,


secara kuantitatif asupan memenuhi gizi seimban
Riwayat Tumbuh
kembang
Gigi Pertama : Usia 6 bulan
Berbalik : Usia 3 bulan
Tengkurap : Usia 4 bulan
Duduk : Usia 8 bulan
Merangkak : Usia 9 bulan
Berdiri : Usia 11 bulan
Berjalan : Usia 12 bulan
Berbicara : Usia 12 bulan

Kesan : Tumbuh kembang normal sesuai usia


PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik dilakukan pada tanggal 20 September 2018 pukul. 14:00 WIB

Status Generalis

• Keadaan Umum : Tampak sakit sedang


• Kesadaran : Compos mentis
• Tanda Vital :
• TD : tidak diperiksa
• Nadi : 148 x/menit, isi : cukup, tegangan :
cukup.
• Pernapasan: 56x/menit, abdominotorakal.
• Suhu : 37,2 0C
• Edema (-), Sianosis (-), dispneu (-), anemia (+),
ikterus (-)
• Kulit : Pucat
• Berat Badan : 8 kg
• Panjang Badan : 73 cm
Statu
s Gizi

BB/U : <-2SD (perawakan Kurus)


TB/U : <-3SD (perawakan sangat pendek)
BB/TB: 0 SD -2SD (Gizi Baik)
Pemeriksaan Spesifik

KEPALA
• Bentuk : Normosefali, simetris
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut
• Mata : Konjungtiva anemis (+) sclera ikterik (-),
palpebra edema (+/+), pupil isokor, refleks cahaya(+/+
Lagoftalmus (-/-)
• Hidung: Dismorfik (-),napas cuping hidung (+), sekret (+/+),
mimisan (-)
• Mulut : Sianosis (-), mukosa mulut dan bibir kering (-)
• Telinga: Dismorfik (-), cairan (-)
• Gigi : Gusi berdarah (-)
• Lidah : atrofi papil (-), hiperemis (-), selaput (-)
Faring : Hiperemis (-), edema (-), selaput (-)
Tonsil : Simetris, ukuran T1-T1, uvula ditengah,
THT hiperemis(-),
edema (-), selaput (-), detritus (-)

Inspeksi : Dismorfik (-), pembesaran KGB (-)


pembesaran tiroid (-)
LEHER
Palpasi : Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat
THORAKS

Inspeksi :
• Efloresensi primer dan sekunder (-)
• simetris kanan = kiri saat statis dan dinamiS
• tipe pernapasan abdominal-thorakal
• retraksi (+/+)minimal intercostal
• iktus kordis tidak terlihat.

Palpasi :
Nyeri tekan (-), thrill tidak teraba, sela iga tidak melebar
Perkusi : Hipersonor pada kedua lapang paru, nyeri
ketok (-)

PARUAuskultasi : Vesikuler (+) normal, ronkhi basah kasar


(+/+),
wheezing (+/+) ekspirasi memanjang.

JANTUNG
Perkusi :
Batas kiri : ICS IV linea midclavicularis sinistra
Batas kanan: ICS IV linea parasternalis dextra
Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Auskultasi :
HR 148x/menit, bunyi jantung I dan II normal,
irama reguler, murmur (-) gallop (-)
ABDOMEN
Inspeksi : Cembung, kencang, massa (-), efloresensi primer dan
sekunder(-)
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Kencang, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba,
lien dan ginjal tidak teraba, turgor kembali lambat (-)
Perkusi : Timpani, nyeri ketok (-), Ascites (-), shiftingdullness (-)
EKSTREMITAS
Akral hangat (+) , pucat (+), CRT < 2”, edema (-)

Kelenjar getah bening tidak membesar, lain-lain(-)


INGUINAL

laki-laki, fimosis (-), testis (+),varikokel (-)


GENITALIAhidrokel (+)
Hasil Laboratorium
Hasil Lab tanggal 18/09/2018

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hb 8,5 g/dl 14 - 16 g/dl
Leukosit 29.900/ uL 5.000-10.000/ ul
Trombosit 772.000/uL 150.000-400.000/ ul
Hematokrit 28% 40 - 48%
Hitung Jenis Basofil: 0 0-1%
Eosinofil : 0 1-3%
Neutrofil B: 2 2-6%
Neutrofil S: 46 50-70%
Limfosit : 50 20-40%
Monosit: 2 2-8%
CRP kualitatif +/post
Tanggal 20 September
Diagnosis Banding 2018

• Bronkiolitis Akut + Sepsis


• Asma Bronkiale + Sepsis
• Bronkopneumonia + Sepsis
• Bronkitis akut + Sepsis

Diagnosis Kerja
Bronkiolitis Akut +
Sepsis
Rencana Terapi

FARMAKOL - IVFD D5% 1/2 NS gtt 8x/menit


- Oksigen nasal kanul 1-2L/m
OGI
- Injeksi Ampicilin 3x530 mg
- Injeksi Ceftriaxone 1x640 mg
- Injeksi Dexametasone 3x2,5 mg
- Nebulisasi ventolin 1 fls/8 jam
- Paracetamol syr 1cth (bila demam)
-Ambroxol syr 3 x ½ cth
NON
FARMAKOLOGI

1. Bedrest (tirah baring).

2. Edukasi
• Penyebab & gejala yang timbul dan cara menghindarinya
• MENJELASKAN kapan harus dibawa ke RS
• prognosis penyakit pasien.
PREVEN PROMOT
TIF IF
• Menjaga hygiene dan • Meningkatkan daya
sanitasi ligkungan tahan tubuh
• Makan bergizi
• Menghindari kontak • Imunisasi
dengan penderita batuk • Membawa ke PelKes
pilek jika sakit
• Mencegah penyebarran • Ciptakan rumah yang
nosokomial sehat

REHABILIT • Pelatihan pengeluaran lendir


• Mobilisasi bertahap
ATIF
Prognosis

Quo ad vitam : dubia at bonam


Quo ad functionam : dubia at bonam
Quo ad sanationam : dubia at bonam
Tanggal Pemeriksaan Fisik Tindakan
21 September S : sesak nafas (+), batuk (+), P:
2018 pilek (+), demam (+),
- IVFD D5% 1/2 NS gtt
O: KU: Tampak sakit sedang 8x/menit (makro)
-Nadi: 118 x/m
- Injeksi Ampicilin 3x530 mg
-RR: 55 x/m
o
-Temp: 37,1 C - Injeksi Ceftriaxone 1x640
Kepala: Conjungtiva anemis (-/-),
mg
sklera ikterik (-/-), napas cuping
hidung (+/+), Edema palpebra (+) - Injeksi Dexametasone 3x2,5
berkurang
mg
Leher : pembesaran KGB (-)
Thorak: Simetris, retraksi minimal - Ambroxol syrp 3 x ½ cth
intercostal (+).
- Nebu ventolin 1 fls/8 jam
Pulmo : vesikuler (+) normal,
rhonki (-), wheezing (+) ekspirasi - Oksigen headbox 8l/m
FOLLOWUP memanjang.
Cor : bunyi jantung 1/ bunyi
- PCT bila demam
jantung 2 (+) normal, murmur (-),
gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, bising
usus (+) normal, turgor normal,
hepar lien tidak teraba, nyeri tekan
(-)
Genitalia: Hidrokel (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <
2 detik, pucat (-)

A: Bronkiolitis Akut + Sepsis

Hasil Lab pemeriksaan fungsi


ginjal (21/09/2018)
Kimia darah

Protein total 6,64 g/dl


Albumin 3,74 g/dl
Kreatinin 0,36 mg/dl
Kolestrol total 94 mg/dl
Ureum 12 mg/dl

Lain-lain
Globulin 2,9 g/dl
Tanggal Pemeriksaan Fisik Tindakan
22 September S : sesak nafas berkurang, batuk P:
2018 (+), pilek (+), demam (-), - IVFD D5% 1/4 NS gtt
20x/menit (mikro)
O: KU: Tampak sakit sedang
-Nadi: 112 x/m - Injeksi Ampicilin 3x530 mg
-RR: 54 x/m
o - Injeksi Ceftriaxone 1x640
-Temp: 37,2 C
Kepala: Conjungtiva anemis (-/-), mg
sklera ikterik (-/-), napas cuping
- Injeksi Dexametasone 3x2,5
hidung (-/-), edema palpebra (-)
Leher : pembesaran KGB (-) mg
Thorak: Simetris, retraksi minimal
- Ambroxol syrp 3 x ½ cth
intercostal (+).
Pulmo : vesikuler (+) normal, - Nebu ventolin 1 fls/8 jam
rhonki (-),wheezing (+) ekspirasi
- Oksigen 1-2 liter/ menit bila
memanjang.
Cor : bunyi jantung 1/ bunyi sesak
jantung 2 (+) normal, murmur (-),
- PCT bila demam
gallop (-)
Abdomen : datar, lemas, bising
usus (+) normal, turgor normal,
hepar lien tidak teraba, nyeri tekan
(-)
Genitalia: Hidrokel (+)
Ekstremitas : akral hangat, CRT <
2 detik, pucat (-)

A: Bronkiolitis Akut + Sepsis


BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

32
BRONKIOLIT
IS
Definisi
• infeksi respiratorius bawah akut yang
ditandai dengan adanya inflamasi pada
bronkiolus

• Sebuah kumpulan gejala-gejala dan


tanda-tanda klinis termasuk prodromal
virus pernafasan atas, diikuti peningkatan
wheezing dan usaha bernafas dari anak-
anak < 2 tahun
Etiolo
gi
• 95% dari kasus disebabkan oleh invasi Respiratory Syncitial Virus (

penyebab lain:
• Adenovirus
• virus influenza
• virus parainfluenza-3
• Rhinovirus,
• mikoplasma
Epidemiolog
i
 penyakit infeksi pernapasan tersering
pada bayi.

• >> Pada Negara berkembang


• >>2 sampai 24 bulan,

• 95% : dibawah 2 tahun


• Laki- laki >> Perempuan
Patofisiolog
i
Infeksi virus pada epitel bersilia bronkiolus

respon inflamasi

• obstruksi bronkiolus akibat


edema
• sekresi mukus
• timbunan debris selular/sel-sel
mati yang terkelupas
• infiltrasi limfoit peribronkial

hambatan aliran udara


mengganggu pertukaran gas normal di paru

ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
(ventilation-perfusion mismatching)

hipoksemia hiperkapnea (work of breathing) akan meningkat


hipoksia jaringan
end-expiratory lung volume meningkat
DIAGNOSIS

ANAMNESIS
• Pilek Ringan Disertai Rinorea
• Batuk
• Demam (38,5oc Sampai 39oc) Atau Subfebris
• Sesak Napas Yang Makin Hebat (Bernapas
Dangkal Dan Cepat
• Wheezing
• Sianosis
• Merintih (Grunting)
• Napas Berbunyi
• Muntah Setelah Batuk
• Rewel, Dan Sulit Makan
PEMERIKSAAN FISIK
• Expiratory effort
• Takipnea
• Takikardia
• Usaha-usaha pernapasan , menimbulkan napas cuping
hidung, retraksi interkostal dan retraksi suprasternal.
• Peningkatan suhu di atas 38,5oc
• Menangis dan makan dapat memperberat tanda ini
• ekpirasi memanjang hingga wheezing
• Selama fase mengi, perkusi dada umumnya hipersonor
• auskultasi ditemukan mengi yang merata dan ronki kasar
selama siklus nafas
• Sianosis
PEMERIKSAAN Penunjang

• Pemeriksaan darah tidak khas


• Pada pemeriksaan laboratorium sering ditemukan
leukositosis ringan 12.000-16.000 sel/
• Analisis gas darah
• Pada foto rontgen
gambaran hiperinflasi paru (emfisema) dengan diameter
anteroposterior membesar, dan infiltrat/bercak konsolidasi
yang tersebar (patchy infiltrate). Namun tidak spesifik
• kultur virus,
DIAGNOSIS BANDING
BRONKOPNEUMONIA BRONKITIS AKUT
• Demam
• Batuk • Rinitis dan faringitis
• Sesak nafas • Batuk biasanya setelah rinitis
• Biru disekitar mulut • Batuk biasanya kering
• Mengigil • Wheezing atau ronki pada auskultasi
• Kejang nyeri dada. • Membaik dalam 2 minggu.

o Dispneu
o Nch
o Retraksi
o Sianosis
o Nafas vesikuler meningkat
o Suara nafas tambahan RBHN
o Foto toraks:
o Infiltrat alveolar maupun interstisial
o Dapat ditemukan apda seluruh lapang paru.
Asma Bronchial
• gejala timbul secara episodik atau
berulang
• timbul akibat faktor pencetus
• riwayat alergi

• Ditemukan keluhan wheezing


• Batuk berulang
• Sesak nafas
• Rasa dada tertekan
• Produksi sputum.
Tatalaksana
Berikut tatalaksana yang dapat diberikan pada pasien bronkiolitis

1. Oksigen 1-2 liter per menit dengan nasal kanul.


Pada kasus gagal napas/apnea, tindakan intubasi dan bantuan mesin
ventilator diperlukan

2. Cairan dan elektrolit dengan dextrose 5% dan NaCl

3. Koreksi asam-basa yang timbul.

4. Antibiotik dapat diberikan


Pada saat sesak dapat diberikan kloramfenikol IV
Bila dapat diberikan peroral langsung diberikan eritromsisin 30-50 mg/kgbb/hari dalam 2-3
dosis
5. Bronkodilator

6. Kortikosteroid

Preventif
EDUKASI Promotif
Rehabilitatif
PROGNOSIS

QUO AD VITAM = BONAM

QUO AD SANAM= BONAM

Namun,
bronkiolitis berkembang menjadi asma
SEPSIS
Sepsis adalah disfungsi organ yang mengancam
kehidupan (life-threatening organ dysfunction)
yang disebabkan oleh disregulasi imun
terhadap infeksi

Diagnosis sepsis ditegakkan berdasarkan adanya:


(1) Infeksi, meliputi
(a) faktor predisposisi infeksi
(b) tanda atau bukti infeksi yang sedang
berlangsung
(c) respon inflamasi; dan

(2) tanda disfungsi/gagal organ.


Terapi kombinasi pada sepsis anak
 Infeksi komunitas (community acquired infection)
Ampisilin-sulbactam
ampisilin-sulbaktam menjadi pilihan pertama extended-spectrum penicil- lin dalam terapi sepsis
dosis: 200 mg/kgbb/hari dalam 4 dosis
sefalosporin generasi III (sefotaxim, seftriaxon)
dosis: 100 mg/kgbb/ hari dalam 1-2 dosis
Bab IV “ANALISIS KASUS’’
• Seorang anak laki laki berusia 1 tahun 6 bulan dibawa ke IGD RSUD
BARI dengan keluhan sesak nafas sejak ± 3 hari SMRS
• Batuk berdahak (+) disertai pilek dan demam.
• Tidak ada riwayat alergi dan asma, belum pernah dilakukan pengobatan
sebelumnya.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum anak yang tampak
sakit sedang dengan frekuensi pernafasan (56x/menit), napas cuping
hidung (+), retraksi minimal intercostal, ronki basah kasar di kedua basal
paru dan wheezing ekspirasi yang memanjang dan pasien tampak
pucat.
• Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin terdapat trombositosis,
leukositosis, anemia dan CRP (+)
• Diagnosis pada pasien ini dapat mengarah ke
penyakit bronkiolitis, bronkopneumonia, bronkitis akut dan a

Diagnosis asma pada kasus ini dapat


disingkirkan

• usia pasien < 2 tahun


• sesak nafas tidak berhubungan dengan DD BP dapat disingkirkan dari keadaan
aktivitas dan cuaca klinis dan laboratorium yang tidak
• sesak napas tidak berulang mendukung ke arah BP
• baru dirasakan untuk pertama kalinya
• riwayat alergi dalam keluarga disangkal.bronkitis akut biasanya membaik setelah 2
minggu timbulnya gejala klinis berupa batuk
dan disertai faringitis dan rhinitis.5

BRONKIOLI
Pemeriksaan laboratorium ditemukan leukositosis dan CRP (+)
+
GEJALA SESAK

SEPSIS
Pada pasien ini diberikan tatalaksana berupa O2 dengan nasal
kanul 1-2 liter/menit, IVFD D5% 1/2 NS gtt 8x/menit, Injeksi
Ampicilin 3x 500 mg, Injeksi Ceftriaxone 1x640 mg, Injeksi
dexametasone 3x2,5 mg, PCT syr 4x1 cth a, Nebulisasi Ventolin 1
fls/8 jam dan ambroxol 3x1/2 cth.

• Pengobatan suportif meliputi pemberian cairan intravena berupa D5


1/2 NS sebagai cairan maintenance

• Nebu Ventolin ½ fls/8 jam untuk mengatasi hipoksemia,


takipnea, mengurangi dispnea.
Anak diatas 18 bulan dapat diberikan 2,5 mg, diberikan sampai 4 kali sehari

• terapi sepsis adalah dengan menggunakan antibiotik berspektrum lua

Terapi kombinasi antibiotik pada infeksi yang terduga


dari komunitas dapat diberikan ampisilin-sulbactam
dan sefalosporin golongan III.
• Ampisilin-sulbactam menjadi pilihan
utama extended-spectrum penicilin.
Dengan dosis 200 mg/kgbb/hari dalam 4
dosis.
Pada kasus diberi 3x530 mg dalam
sehari
• diberikan juga ceftriaxone yang merupakan antibiotika sefalosporin generasi II
Dosis Ceftriaxone pada pasien sepsis adalah 100 mg/kgbb/ hari dalam 1-2 dosis
 diberikan injeksi Ceftriaxone 1x 640 mg atau sekitar 80 mg/kgbb/hari.

*antibiotika sebagai profilaksis pada pasien dengan bronkiolitis akut


: kloramfenikol IV  eritromisin 30-50 mg/kgbb/hari dalam 2-3 dosis.
• kortikosteroid berupa dexametasone pada pasien ini
diberikan untuk mengurangi edema saluran pernafasan.
Dosis dexametason 0,5 mg/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis
selama 2-3 hari.
 Namun pada kasus diberikan 3x2,5 mg

• Ambroksol adalah obat dari golongan mukolitik


Dosis yang dapat diberikan untuk anak kurang dari 2
tahun adalah ½ sendok teh (2,5 mL) sirup yang
dikonsumsi 2-3 kali sehari.
 pada kasus diberikan 3x 1/2 cth atau 3x 2,5 ml.

Pemberian paracetamol

Edukasi
Prognosis pada kasus cukup baik.
Dilihat berdasarkan gambaran klinis
selama perawatan pasien sudah sangat
membaik.

• Keluhan juga telah berkurang secara


berangsur-angsur. Hal ini ditandai
dengan sesak napas sudah menghilang,
retraksi, pernapasan cuping hidung
serta wheezing juga berkurang.
DAFTAR PUSTAKA
1. Zain, S.D. Bronkiolitis. Dalam : Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi pertama. Jakarta:
UKK Respirologi PP Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2008: 333-347
2. Mansjoer, Suprohaita, dkk. Bronkiolitis akut. Dalam : Kapita selekta kedokteran jilid
2 Edisi IV. Jakarta. Media Ausculapius FK UI. 2016.
3. Marcdante KJ, Kliegman RM, Jenson HB, Behrman RE. Nelson Ilmu Kesehatan Anak
Esensial Edisi Keenam. Singapore: Elsevier. 2014.
4. Porth CM, Matfin G. Pathophysiology concepts of altered health states. Eight
edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2009.
5. Yangtjik KH, Sofiah F dan Aruf A. Dalam: Panduan Praktik Klinik RSUP Dr.
Mohammad Hoesin Palembang. 2017.
6. Singh AM, Moore PE, Gern JE, Lemanske RF, Hartert TV. Bronchiolitis to asthma: a
review and call for studies of gene-virus interactions in asthma causation. Am J
Respir Crit Care Med; 2007.
7. Guyton, A.C., dan Hall, J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta:
EGC
8. Hadinegoro, S.R, Chairulfatah A, Latief A. Konsensus Diagnosis dan Tatalaksana
Sepsis Pada Anak. Jakarta: IDAI, 2016.
9. Neil K, N, and A.D.A.M. Editorial team. Bronchiolitis. Washington. Medlineplus.gov.
2018
10. Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI. Panduan Praktik Klinis; Komite Medik
RSUD Palembang BARI. 2014.
11. Tambunan T, Rundjan L dan Sastari HI. Formularium Spesialistik Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta: IDAI: 2012
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai