Anda di halaman 1dari 71

Chapter 3

Vektor pada Ruang-2 dan Ruang-3

Meeting 5-6
1. Pendahuluan Vektor
2. Norm Vektor
3. Perkalian titik dan Proyeksi
4. Hasil Kali Silang
5. Garis dan Bidang pada Ruang-3
Definisi
 Vektor ialah besaran yang memiliki arah.
 Kecepatan, gaya dan pergeseran merupakan contoh
– contoh dari vektor karena semuanya memiliki
besar dan arah walaupun untuk kecepatan arahnya
hanya positif dan negatif.
 Vektor dikatakan berada di ruang – n ( Rn ) jika
vektor tersebut mengandung n komponen. Jika
vektor berada di R2 maka dikatakan vektor berada
di bidang, sedangkan jika vektor berada di R3
maka dikatakan vektor berada di ruang.
Secara geometris, di bidang dan di ruang vektor merupakan segmen
garis berarah yang memiliki titik awal dan titik akhir. Vektor biasa
dinotasikan dengan huruf kecil tebal atau huruf kecil dengan ruas
garis. Contoh :

Dari gambar diatas terlihat beberapa segmen garis berarah (


vektor ) seperti 𝐴𝐵, 𝐴𝐶 dan 𝐴𝐷 dengan A disebut sebagai titik
awal , sedangkan titik B, C dan D disebut titik akhir. Vektor posisi
didefinisikan sebagai vektor yang memiliki titik awal O ( untuk
vektor di bidang, titik O adalah ( 0,0 )).
Definisi
Jika v dan w adalah dua vektor , maka v + w adalah vektor yang
ditentukan sebagai berikut :
 Letakkan vektor w sedemikian sehingga titik pangkalnya bertautan
dengan titik ujung v
 Vektor v + w disajikan oleh panah dari titik pangkal v ke titik
ujung w

v+w=w+v
 Vektor yang panjangnya nol disebut vektor nol dan dinyatakan
dengan 0.
 Jika v adalah sebarang vektor tak nol, maka –v, negatif dari v,
didefinisikan sebagai vektor yang besarnya sama dengan v, tetapi
arahnya terbalik.

v + (-v) = 0
Jika v dan w adalah dua vektor sebarang,
maka selisih w dari v didefinisikan sebagai :
v – w = v + (-w)
 Jika v adalah suatu vektor tak nol dan k adalah suatu
bilangan real tak nol (skalar), maka hasil kali kv
didefinisikan sebagai vektor yang panjangnya k kali panjang
v dan arahnya sama dengan arah v jika k > 0 dan berlawanan
arah dengan v jika k < 0. Kita definisikan kv = 0 jika k = 0
atau v = 0.

 Suatu vektor dengan bentuk kv disebut perkalian skalar.


Vector-vektor dalam sistem koordinat
 Vektor - Vektor dalam Ruang Berdimensi 2 (Bidang)
Koordinat v1 dan v2 dari titik ujung v disebut komponen v, dan kita
tuliskan : v = (v1, v2)
Vector-vektor dalam sistem koordinat
Contoh
Sketsa kan vektor-vektor berikut ini
dengan titik pangkal pada titik asal :
(a) v1 = (3,6)
(b) v2 = (-4, -8)
(c) v3 = (5,-4)

Hitunglah !
(i) v1+v2 dan v2+v3
(ii) v1 -v2 dan v3 -v2
(iii) k.v1 , k.v2 , dan k.v3 jika k = 3
Vektor-vektor dalam ruang berdimensi 3

v dan w ekivalen jika dan hanya jika


v1= w1, v2 = w2, v3 = w3
Vektor
jika vektor P1 P2 mempunyai titik pangkal P1 x1 , y1 , z1
dan titik akhir P2 x2 , y2 , z2 , maka

x
Translasi Sumbu
 Diketahui pada gambar sumbu xy ditranslasi
menghasilkan sumbu 𝑥 ′ 𝑦 ′ sehingga titik
O(x, y) = (k,l)
 Titik P pada ruang-2 memiliki koordinat (x, y)
dan 𝑘𝑜𝑜𝑟𝑑𝑖𝑛𝑎𝑡 (𝑥 ′ , 𝑦′)
 Karena 𝑂’𝑃= (𝑥 − 𝑘, 𝑦 − 𝑙) sehingga
𝒙′ = 𝒙 − 𝒌, 𝒚′ = 𝒚 − 𝒍 (persamaan translasi)
 Pada ruang-3 persamaan translasinya ialah
𝒙′ = 𝒙 − 𝒌, 𝒚′ = 𝒚 − 𝒍, 𝒛′ = 𝒛 − 𝒎
dimana menghasilkan sumbu 𝑥 ′ 𝑦 ′ 𝑧′ sehingga titik
O(x, y, z) = (k, l, m)
Example
Misalkan koordinat sistem xy di translasi sehingga didapat
sistem koordinat x’y’ dimana titik origin yang baru
(k, l) = (4, 1)
1. Carilah koordinat xy dimana P(2,0)
x’ = x – 4, y’ = y – 1.
koordinat x’y’ dari P adalah (-2,-1)
2. Carilah koordinat x’y’ Q(-1,5)
x = x’+4, y = y’+1
Koordinat xy dari Q adalah (3, 6)
1. Pendahuluan Vektor
2. Norm of a vector
3. Perkalian Titik dan Proyeksi
4. Hasil Kali Silang
5. Garis dan Bidang pada Ruang-3
Teorema (Sifat-sifat Vektor)
Jika u, v dan w adalah vektor pada ruang-2 atau ruang-3
dan k dan l merupakan skalar, maka hubungannya ialah
a. u + v = v + u

b. (u + v) + w = u + (v + w)

c. u + 0 = 0 + u = u

d. u + (-u) = 0

e. k(lu) = (kl)u

f. k(u + v) = ku + kv
g. (k + l)u = ku + lu

h. 1u = u
Proof of part (b) (analytic)

Jika u = (u1, u2, u3), v = (v1, v2, v3), w = (w1, w2, w3) maka ;

(u + v) + w = [(u1, u2, u3) + (v1, v2, v3)] + (w1, w2, w3)


= (u1 + v1, u2 + v2, u3 + v3) + (w1, w2, w3)
= ([u1 + v1] + w1, [u2 + v2] + w2, [u3 + v3] + w3)
= (u1 + [v1 + w1], (u2 + [v2 + w2], (u3 + [v3 + w3])
= (u1, u2, u3) + (v1 + w1, v2 + w2, v3 + w3)
= u + (v + w)
Proof of part (b) (geometric)
Q
R

P u, v, dan w sebagai 𝑃𝑄, 𝑄𝑅, 𝑑𝑎𝑛 𝑅𝑆 ,


maka
S v + w = 𝑄𝑆 dan u + (v + w) = 𝑃𝑆
dan
u + v = 𝑃𝑅 dan (u + v) + w = 𝑃𝑆
sehingga
u + (v + w) = (u + v) + w
NormVektor

 Panjang vektor u disebut norm u dan dinotasikan sebagai ||u||.


 Mengikuti Teorema Pythagoras ; the norm vektor u =
(u1,u2,u3) pada ruang – 3 adalah

||u|| = u12  u22  u32

 Vektor yang panjangnya 1 satuan disebut vektor satuan.


 Panjang vektor ku = ||ku|| = |k| ||u||.

2008/10/
8
Jarak
Jika P1(x1, y1, z1) dan P2(x2, y2, z2) adalah dua titik pada
Ruang-3 maka jarak d antara titik tersebut adalah norm
dari vector 𝑃1 𝑃2
Contoh

Norm dari vektor u = (-3, 2, 1) adalah


𝑢 = (−3)2 +(2)2 +(1)2 = 14

Jarak antar titik 𝑃1 (2, -1, -5) dan 𝑃2 (4, -3, 1)


𝑑= (4 − 2)2 +(−3 + 1)2 +(1 + 5)2 = 44 = 2 11
1. Pendahuluan Vektor
2. Norm of a vector
3. Perkalian Titik dan Proyeksi
4. Hasil Kali Silang
5. Garis dan Bidang pada Ruang-3
Hasil kali titik (dot product)

 Hasil kali titik merupakan


operasi antara dua buah vektor
pada ruang yang sama yang
menghasilkan skalar
Definisi

Jika u dan v adalah vektor pada Ruang-2 dan Ruang-3 dan 𝜃


adalah sudut antara u dan v, maka perkalian titik 𝑢 ∙ 𝑣
didefinisikan

𝑢 𝑣 cos 𝜃 Jika u ≠ 0 dan v ≠ 0 (1)


𝑢∙𝑣 =ቊ Jika u = 0 atau v = 0
0
𝑢∙𝑣
cos 𝜃 = Jika u ≠ 0 dan v ≠ 0
𝑢 𝑣
Perkalian Titik
Pada gambar, 𝜃 adalah sudut antara u dan v, maka dari aturan kosinus menghasilkan
2
2 2 (2)
𝑃𝑄 = 𝑢 + 𝑣 −2 𝑢 𝑣 cos 𝜃
𝑃𝑄 = v – u, sehingga (2) menjadi
1 2 2 2)
𝑢 𝑣 cos 𝜃 = ( 𝑢 + 𝑣 − 𝑣−𝑢
2
atau
1 2 2 2)
𝑢∙𝑣 = ( 𝑢 + 𝑣 − 𝑣−𝑢
2
subsitusi
𝑢 2
= u12  u22  u32 𝑣 2
= u12  u22  u32
dan
𝑣−𝑢 2 = (𝑣1 − 𝑢1 )2 +(𝑣2 − 𝑢2 )2 +(𝑣3 − 𝑢3 )2
didapatlah

𝒖 ∙ 𝒗 = 𝒖𝟏 𝒗𝟏 + 𝒖𝟐 𝒗𝟐 + 𝒖𝟑 𝒗𝟑
Contoh

Diketahui vektor u = (2, -1, 1) dan v = (1, 1, 2). Carilah 𝑢 ∙ 𝑣 dan


tentukan besar 𝜃 antara u dan v.
Solusi :

𝑢 ∙ 𝑣 = 𝑢1 𝑣1 + 𝑢2 𝑣2 + 𝑢3 𝑣3
= 2 1 + −1 1 + (1)(2)
=3

Dari vektor yang diberikan 𝑢 = 𝑣 = 6 , maka


𝑢∙𝑣 3 1
cos 𝜃 = = =
𝑢 𝑣 6 6 2
Jadi, 𝜃 = 60°
Teorema

Diketahui u dan v adalah vektor pada Ruang-2 dan Ruang-3’


2 1Τ
a) 𝑣 ∙ 𝑣 = 𝑣 ; sehingga 𝑣 = (𝑣 ∙ 𝑣) 2
b) Jika vektor u,v ≠ 0 dan 𝜃 adalah sudut diantara u dan v,
maka
𝜃 adalah sudut lancip jika dan hanya jika 𝑢 ∙ 𝑣 > 0
𝜃 adalah sudut tumpul jika dan hanya jika 𝑢 ∙ 𝑣 < 0
𝜋
𝜃 = jika dan hanya jika 𝑢 ∙ 𝑣 = 0
2
Contoh

Tentukan sudut yang terbentuk antar vektor dari u = (1, -2, 3), v = (-3, 4, 2),
dan w = (3, 6, 3)
Solusi :

𝑢 ∙ 𝑣 = 1 −3 + −2 4 + 3 2 = −5
𝑣 ∙ 𝑤 = −3 3 + 4 6 + 2 3 = 21
𝑢 ∙ 𝑤 = 1 3 + −2 6 + 3 3 = 0

Sehingga, sudut antara u dan v adalah sudut tumpul, antara v dan w adalah
sudut lancip, dan antara u dan w saling tegak lurus.
Vektor Orthogonal

Dua vektor, misalkan u dan v, adalah orthogonal


(𝑢 ⊥ 𝑣) jika dan hanya jika 𝑢 ∙ 𝑣 = 0 (hasil
perkalian titik nya nol)
Sifat Perkalian Titik (Dot Product)

Jika u, v, dan w adalah vektor pada ruang-2 dan ruang-3 and k adalah
skalar, maka
a) u ∙ v = v ∙ u
b) u ∙ (v + w) = u ∙ v + u ∙ w
c) k(u ∙ v) = (ku) ∙ v = u ∙ (kv)
d) v ∙ v > 0 jika v ≠ 0, dan v ∙ v = 0 jika v = 0
Proyeksi Orthogonal
Kita dapat menguraikan vektor u : jatuhkan tegak lurus u melalui a,
dan buat vektor w1 dari Q tegak lurus terhadap w1.
𝑤2 = 𝑢 − 𝑤1
Vektor w1 sejajar dengan a, vektor w2 tegak lurus terhadap a, dan
𝑤1 + 𝑤2 = 𝑤1 + 𝑢 − 𝑤1 = 𝑢

Vektor w1 disebut proyeksi orthogonal u terhadap a. dinotasikan sebagai projau


Vektor w2 disebut komponen vektor u orthogonal terhadap a. karena w2 = u – w1
maka w2 = u - projau
Teorema

Jika u dan a adalah vektor pada ruang-2 dan ruang-3 dan jika a ≠ 0, maka

𝒖∙𝒂 proyeksi orthogonal u


projau = 2 𝒂 terhadap a
𝒂

𝒖∙𝒂 komponen vektor u orthogonal


u - projau = u - 2 𝒂
𝒂 terhadap a
Contoh
Diketahui u = (2, -1, 3) dan v = (4, -1, 2). Carilah vektor proyeksi u
terhadap a dan komponen vektor u yang orthogonal terhadap a.
Solusi :

𝒖 ∙ 𝒂 = 2 4 + −1 −1 + 3 2 = 15
2
𝒂 = 42 + (−1)2 +22 = 21
Sehingga vektor proyeksi orthogonal u terhadap a,
𝒖∙𝒂 𝟏𝟓 𝟐𝟎 𝟓 𝟏𝟎
projau = 𝒂 = 𝟒, −𝟏, 𝟐 = ( ,− , )
𝒂 2 𝟐𝟏 𝟕 𝟕 𝟕

Sehingga komponen vektor u orthogonal terhadap a,

𝟐𝟎 𝟓 𝟏𝟎 𝟔 𝟐 𝟏𝟏
u - projau = (2, -1, 3) − ,− , = − ,− ,
𝟕 𝟕 𝟕 𝟕 𝟕 𝟕
Jarak titik ke garis
Jarak D suatu titik P0(x0, y0) ke garis ax + by + c = 0 ialah
𝑎𝑥0 + 𝑏𝑦0 + 𝑐
𝐷=
𝑎2 + 𝑏 2
Contoh :

Jarak titk (1, -2) ke garis 3x + 4y – 6 = 0 adalah

𝑎𝑥0 + 𝑏𝑦0 + 𝑐 3 1 + 4 −2 + (−6) −11 11


𝐷= = = =
𝑎2 + 𝑏 2 32 + 42 5 5
1. Pendahuluan Vektor
2. Norm of a vector
3. Perkalian Titik dan Proyeksi
4. Hasil Kali Silang
5. Garis dan Bidang pada Ruang-3
Ilustrasi Cross Product (hasilkali silang)

C  A xB
Contoh :
Tentukan w  u  v,
dimana u  1, 2,  2 v  (3, 0, 1)
Jawab :
iˆ ˆj kˆ
w  u1 u2 u3
v1 v2 v3

iˆ ˆj kˆ
 1 2 2
3 0 1

 2.1  0(2)  iˆ  3(2)  1.1 ĵ  1.0  3.2 k̂


 2 iˆ  7 ˆj  6 kˆ
Beberapa sifat Cross Product :

a. u   u x v   0

b. v   u x v   0

u v  u  u  v 
2 2 2 2
c. v
Dari sifat ke-3 diperoleh

u v  u  u  v 
2 2 2 2
v

 u  v   u  v  cos  
2 2 2

 u
2
 v
2

 u
2
 v
2
 cos 2  
 u
2
 v
2
1  cos  
2

 u  v  sin 
2 2 2

Jadi, u x v  u  v  sin 
Perhatikan ilustrasi berikut :
v

v sin 

u u

Luas Jajaran Genjang  u x v  u  v  sin 

Luas segitiga yang dibentuk oleh kedua vektor tersebut


adalah
1
Luas segitiga  u v
2
Contoh :
Diketahui titik-titik diruang ( di R³ ) adalah :
A = (1, –1, –2)
B = (4, 1, 0)
C = (2, 3, 3)
Dengan menggunakan hasilkali silang, tentukan luas
segitiga ABC !
Jawab :
Tulis
AB= B – A= (4, 1, 0) – (1, –1, –2)
= (3, 2, 2)
AC = C – A= (2, 3, 3) – (1, –1, –2)
= (1, 4, 5)
iˆ ˆ
j ˆ
k
AB  AC  3 2 2
1 4 5

 2iˆ  13 ˆj  10kˆ
Luas segitiga ABC yang berimpit di A adalah
1
Luas  4  169  100
2
1
 273
2
Orientasi pada titik B

BA  a  b = (1,-1,-2) – (4,1,0) = (-3,-2,-2)

BC  c  b = (2,3,3) – (4,1,0) = (-2,2,3)

iˆ ˆj kˆ
BA  BC  3 2 2  2iˆ  13kˆ  10 ˆj
2 2 3

Sehingga luas segitiga ABC yang berimpit di B adalah :


1
 BA x BC  1
4  169  100
2 2

1
 273
2

=
Latihan Bab 4
1. Tentukan cos sudut yang terbentuk oleh
pasangan vektor berikut :
1  6 
a. u    dan v   
 2   8
 1   8 
   
b. u    3 dan v    2
 7    2
   

2. Tentukan proyeksi ortogonal vektor terhadap vektor


dan tentukan panjang vektor proyeksi tersebut:
 2   3
a. a   1  dan b  
  
   2 

 2  1
   
b. a    1 dan b   2
 3   2
   
3. Tentukan dua buah vektor satuan di bidang
yang tegak lurus terhadap
 3 
u   
  2
4. Tentukan vektor yang tegak lurus terhadap vektor
 7  2
   
u   3  dan v   0
 1   4
   
5. Tentukan luas segitiga yang mempunyai titik sudut
P (2, 0, –3), Q (1, 4, 5), dan R (7, 2, 9)
Definisi
Jika u = (u1, u2, u3) dan v = (v1, v2, v3) adalah vektor pada Ruang-3,
maka hasil kali silangnya 𝑢 × 𝑣 adalah

𝑢 × 𝑣 = (𝑢2 𝑣3 − 𝑢3 𝑣2 , 𝑢3 𝑣1 − 𝑢1 𝑣3 , 𝑢1 𝑣2 − 𝑢2 𝑣1 )
Pada notasi determinan nya adalah

𝑢2 𝑢3 𝑢3 𝑢1 𝑢1 𝑢2
𝑢×𝑣 = 𝑣2 𝑣3 , − 𝑣3 𝑣1 , 𝑣1 𝑣2
atau dengan cara lain
𝑢1 𝑢2 𝑢3 Untuk mencari komponen pertama dari 𝑢 × 𝑣
𝑣1 𝑣2 𝑣3 tutup kolom pertama dan cari determinannya,
komponen kedua, tutup kolom kedua dan cari
negatif determinannya, dan komponen ketiga,
tutup kolom ketiga dan cari determinannya.
Contoh

Diketahui u = (1, 2, -2) dan v = (3, 0, 1). Carilah 𝑢 × 𝑣

Solusi :

2 −2 1 −2 1 2
𝑢×𝑣 = ,− ,
0 1 3 1 3 0

= (2, −7, −6)


CROSS PRODUCT
Jika a = <1, 3, 4> dan b = <2, 7, –5>, maka

i j k
ab  1 3 4
2 7 5
3 4 1 4 1 3
 i j k
7 5 2 5 2 7
 (15  28)i  (5  8) j  (7  6)k
 43i  13 j  k
Teorema
Hubungan Perkalian titik dan perkalian silang

Jika u, v, dan w adalah vektor pada Ruang-3, maka


a) u ∙ (u × v) = 0 (u × v orthogonal terhadap u)
b) v ∙ (u × v) = 0 (u × v orthogonal terhadap v)
c) . u × v 2 = u 2 v 2 − u ∙ v 2
d) u × (v × w) = (u ∙ w)v - (u ∙ v)w
e) (u × v) × w = (u ∙ w)v - (v ∙ w)u
Sifat Perkalian Silang

Jika u, v, dan w adalah vektor pada Ruang-3 dan k adalah sembarang


skalar , maka
a) u × v = - (v × u)
b) u × (v + w) = (u × v) + (u × w)
c) (u + v) × w = (u × v) + (u × w)
d) .k(u × v) = (ku) × v = u × (kv)
e) u × 0 = 0 × u = 0
f) u × u = 0
Vektor Basis/Satuan Standar (Standard
Unit Vektor)
Vektor yang mempunyai panjang 1 dan terletak di sepanjang sumbu-
sumbu koordinat dinamakan Vektor basis. Sehingga dapat ditulis
(untuk R3) :

𝑣 = 𝑣1 , 𝑣2 , 𝑣3 = 𝑣1 1,0,0 + 𝑣2 0,1,0 + 𝑣3 0,0,1 = 𝑣1 𝑖 + 𝑣2 𝑗 + 𝑣3 𝑘


Contoh

Nyatakan v = (2,-3,4) dalam vektor baris!

Solusi

V =( 2,-3,4) = 2 (1,0,0) + -3 (0,1,0) + 4 (0,0,1)

= 2i -3j + 4k
Perkalian Silang

Teorema

The vector a x b is orthogonal


to both a and b.
The Cross Product of Two Vectors in ℜ3
• The cross product of two vectors u = (u1,u2,u3) and v =
(v1,v2,v3), u x v, in ℜ3 is a vector in ℜ3 .

• The direction of the cross product, u x v, is always


perpendicular to the two vectors u and v and the plane
determined by u and v that is parallel to both u and v.
r r r
• The norm of the cross product is u  v  u v sin( ).
uxv

u v
The Cross Product of Two Vectors in ℜ3 (Cont.)
The cross product can be represented symbolically in
the form of a 3 x 3 determinant:
i j k
uxv= u2 u3 u1 u3 u1 u2
u1 u2 u3  i j k
v2 v3 v1 v3 v1 v2
v1 v2 v3

 u u3 u1 u3 u1 u2 
2
 , , 
 v2 v3 v1 v3 v1 v2 

where i = (1,0,0), j = (0,1,0), k = (0,0,1) are standard


unit vectors. 3
Note: Every vector in ℜ is expressible in terms of the standard unit vectors.
v = (v1,v2,v3) = v1(1,0,0) + v2 (0,1,0) + v3 (0,0,1) = v1i + v2 j + v3 k
The Cross Product of Two Vectors in ℜ3 (Cont.)
Example: Find the cross product of u = (0,2,-3) and
v = (2,6,7).
Solution:
The cross product can be obtained as follows:
i j k
2 3 0 3 0 2
uxv= 0 2 3  i j k
6 7 2 7 2 6
2 6 7
 32i  6 j  4k
 (32, 6, 4)

To check the orthogonality:


u · (u x v) = (0,2,-3) · (32, -6,-4)=(0)(32)+(2)(-6)+(-3)(-4)=0
v · (u x v) = (2,6,7) · (32, -6,-4)=(2)(32)+(6)(-6)+(7)(-4)=0
Definisi
Jika u, v, dan w adalah vektor pada Ruang-3, maka

𝑢 ∙ (𝑣 × 𝑤)
ialah perkalian rangkap tiga skalar u, v, dan w.

Jika u, v, dan w adalah vektor pada Ruang-3, maka


1. Pendahuluan Vektor
2. Norm of a vector
3. Perkalian Titik dan Proyeksi
4. Hasil Kali Silang
5. Garis dan Bidang pada Ruang-3
Untuk membentuk suatu persamaan garis dibutuhkan 2 titik,
sedangkan untuk membentuk persamaan bidang dibutuhkan 3 titik
atau satu titik dan vektor normal dari bidang tersebut. Vektor normal
sendiri merupakan vektor yang tegak lurus ke bidang tersebut.

Jika terdapat satu bidang yang melalui titik P (x0,y0,z0) dan memiliki
vektor normal n = (a,b,c), maka bila ingin mencari persamaan dari
bidang tersebut diperlukan suatu titik sembarang Q(x,y,z) yang
terletak pada bidang tersebut.
𝒏 ∙ 𝑃𝑄 = 0
𝑃𝑄 = (𝑥 − 𝑥0 , 𝑦 − 𝑦0 , 𝑧 − 𝑧0 )
Sehingga ;
a(𝑥 − 𝑥0 ) + 𝑏(𝑦 − 𝑦0 ) + 𝑐(𝑧 − 𝑧0 )
=0
Dinamakan ini bentuk normal titik dari
persamaan bidang.
Selanjutnya dari persamaan tersebut,dengan mengkalikan dan mengumpulkan
suku-sukunya,maka :
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 + (−𝑎𝑥0 – 𝑏𝑦0 – 𝑐𝑧0) = 0
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 + 𝑑 = 0
dimana a, b, c, dan d adalah kostanta, dan a,b,c tidak semuanya nol.
Mencari titik
Teorema

Jika a, b, c, dan d adalah konstanta, , dan a,b, serta c tidak semuanya


nol maka grafik persamaan

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 + 𝑑 = 0

adalah sebuah bidang yang mempunyai vektor n = (a, b, c) sebagai


normal
Menurut hipotesis, maka koefisien a, b, c tidak
semuanya nol. Untuk sementara anggaplah bahwa a
≠ 0. Maka persamaan ax+by+cz+d = 0 dapat
dituliskan sebagai :
𝑎(𝑥 + 𝑑 𝑎 + 𝑏𝑦 + 𝑐𝑧 = 0 tetapi ini merupakan
bentuk normal titik dari bidang yang melewati titik
(−𝑑|𝑎, 0,0) dan merupakan n = (a,b,c) sebagai
normal.
Jika a = 0, maka b ≠ 0 atau c ≠ 0. Moditifikasi
langsung dari argumen di atas akan menangani
kasus lain ini
Persamaan ax+by+cz+d=0 adalah persamaan linear
di x,y, dan z, persamaan ini disebut bentuk umum
persamaan bidang.
Seperti halnya pemecahan sistem persamaan
linear.
ax + by = k1
cx + dy = k 2
Bersesuaian dengan titik perpotongan garis ax +
by = k1 dan cx + dy = k 2 di bidang xy, maka
demikian juga pemecahan sistem
ax + by + cz = k1
dx + ey + fz = k 2
gx + hy + iz = k 3
Bersesuaian dengan titik potong bidang ax + by +
cz = k1 , dx + ey + fz = k 2 , dan gx + hy + iz =
k3.
Beberapa kemungkinan geometrik yang terjadi
pada persamaan ax + by + cz = k1 , dx + ey +
fz = k 2 , dan gx + hy + iz = k 3
• Yang tidak memiliki solusi: (a), (b), (c).
• Yang memiliki banyak solusi: (d), (e).
• Yang memiliki solusi tunggal: (f).
Jarak titik terhadap bidang

Vektor normal n pada bidang ax + by + cz+ d = 0 dapat ditulis


sebagai (a,b,c). Titik A(xA, yA, zA) berada di luar bidang, sedangkan
sembarang titik P(x,y,z) pada bidang, sehingga :

a𝑥𝐴 + 𝑏𝑦𝐴 + 𝑐𝑧𝐴


𝐷=
𝑎2 + 𝑏 2 + 𝑐 2

Persamaan tersebut digunakan untuk mencari jarak suatu titik ke


bidang yang telah diketahui persamaannya.
Contoh

Carilah jarak D antara titik (1, −4, −3) and the plane
2𝑥 − 3𝑦 − −1.
Solution
To apply (9), we first rewrite the equation of
the plane in the form
2𝑥 − 3𝑦 + 6𝑧 + 1 = 0
Then,
2 1 + −3 −4 +6 −3 +1 −3 3
𝐷= = =
22 +(−3)2 +62 7 7

Anda mungkin juga menyukai