Anda di halaman 1dari 28

TRAUMA THORAX / DADA

Kelompok IV:

❖ Herlina
❖ Huswatun Hasanah
❖ Nina Yulina
► Trauma adalah trauma tajam atau tembus thorax
yang dapat menyebabkan tampo nada jantung,
perdarahan, pneumothoraks,
hematompneumothoraks.
Di dalam thorax terdapat dua organ yang sangat
vital bagi kehidupan manusia, yaitu paru-paru dan
jantung.
Paru-paru sebagai alat pernapasan dan jantung
sebagai alat pemompa darah.
Jika terjadi benturan atau trauma dada, kedua
organ tersebut bisa mengalami gangguan atau
bahkan kerusakan.
a. Dinding Dada
Dinding dada merupakan bungkus untuk
organ di dalamnya, yang terbesar adalah
jantung dan paru-paru. Tulang-tulang iga
(kosta 1-12) bersama dengan otot
interkostal, serta diafragma pada bagian
caudal membentuk rongga thorax.
Etiologi
► Kontusio paru-cedera tumpul dada akibat
kecelakaan kendaraan atau tertimpa benda
berat.
► Pneumothorak terbuka akibat kekerasan
(tikaman atau luka tembak)
► Fraktur tulang iga
► Tindakan medis (operasi)
► Pukulan daerah torak.
anatomi
a. Dinding Dada
Dinding dada merupakan bungkus untuk
organ di dalamnya, yang terbesar adalah
jantung dan paru-paru. Tulang-tulang iga
(kosta 1-12) bersama dengan otot
interkostal, serta diafragma pada bagian
caudal membentuk rongga thorax.
b. Pleura
c. Paru-Paru
d. Mediasinum
1. Pernapasan
Pernapasan terdiri dari inspirasi (menarik
napas) dan ekspirasi (mengeluarkan napas)
Pernafasan normal umumnya berkisar antara
12¬20 kali/menit. Pernafasan yang lebih dari 24
kali/menit dikenal sebagai tachypnoe. Apabila
pernafasan buatan dibuat lebih dari 24 <ali/menit,
maka dikenal sebagai hiperventilasi.Tachypnoe
dapat sebagai akibat keadaan fisiologi (ketakutan,
kecapaian, dsb) tetapi juga dapat merupakan
indikator bahwa ada yang tidak beres dengan
masalah breathing.
Manifestasi klinis

► Nyeri pada tempat trauma, bertambah pada


saat inspirasi.
► Pembengkakan lokal dan krepitasi yang sangat
palpasi.
► Pasien menahan dadanya dan bernafas pendek.
► Dyspnea, takipnea
► Takikardi
► Tekanan darah menurun.
► Gelisah dan agitasi
► Kemungkinan cyanosis.
► Batuk mengeluarkan sputum bercak darah
Pemeriksaan Diagnostik

► Pemeriksaan foto toraks


► Anamnesa dan pemeriksaan
fisik
► CT Scan
► Ekhokardiografi
► Elektrokardiografi
Asuhan Keperawatan Trauma
Thorax / Dada
A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluruh. Pengkajian pasien dengan
trauma thoraks meliputi :

1. Aktivitas / istirahat
Gejala : dipnea dengan aktivitas ataupun istirahat

2. Sirkulasi
Tanda : Tachikardia ; disritmia ; irama jantunng gallops, nadi
apical berpindah, tanda Homman ; TD : hipotensi/hipertensi.

3. Integritas ego
4. Makanan dan cairan
Tanda : adanya pemasangan IV vena
sentral/infuse tekanan.

5. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : nyeri uni laterl, timbul tiba-tiba
selama batuk atau regangan, tajam dan nyeri,
menusuk- nusuk yang diperberat oleh
napas dalam, kemungkinan menyebar ke leher,
bahu dan abdomen. Tanda : berhati-hati
pada area yang sakit, perilaku distraksi,
mengkerutkan wajah.
6. Pernapasan
Gejala : kesulitan bernapas ; batuk ; riwayat bedah
dada/trauma, penyakit paru kronis, inflamasi,/infeksi
paaru, penyakit interstitial menyebar, keganasan ;
pneumothoraks spontan sebelumnya.

Tanda : Takipnea ; peningkatan kerja napas ; bunyi


napas turun atau tak ada ; fremitus
menurun ; perkusi dada hipersonan
; gerakkkan dada tidak sama ; kulit pucat,
sianosis, berkeringat, krepitasi subkutan
;mental ansietas, bingung, gelisah,
pingsan ; penggunaan ventilasi mekanik tekanan
positif.
7. Keamanan
Geajala : adanya trauma dada ;
radiasi/kemoterapi untuk keganasan.

8. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : riwayat factor risiko keluarga,
TBC, kanker ; adanya bedah
intratorakal/biopsy paru.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola pernapasan
berhubungan dengan ekpansi paru yang tidak
maksimal karena akumulasi udara/cairan.
2. Insfektif bersihan jalan napas berhubungan
dengan peningkatan sekresi sekret dan
penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan.
3. Perubahan kenyamanan : Nyeri akut
berhubungan dengan trauma jaringan dan
reflek spasme otot sekunder.
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan
dengan trauma mekanik terpasang bullow
C. Intervensi Dan Implementasi
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan
keperawatan yang akan dilaksanakan
untuk menanggulangi masalah sesuai
dengan diagnosa keperawatan.

Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan


dari rencana keperawatan yang telah disusun
pada tahap perencanaan.
Intervensi dan implementasi keperawatan yang
muncul pada pasien dengan trauma
thorax meliputi :
1. Ketidakefektifan pola pernapasan berhubungan
dengan ekspansi paru yang tidak maksimal karena
trauma.

Tujuan : Pola pernapasan efektive.


Kriteria : - Memperlihatkan frekuensi
hasil yang efektive.
pernapasan - Mengalami perbaikan pertukaran
gas- gas pada paru.
- Adaptive mengatasi faktor-
faktor penyebab.
ervensi : Berikan posisi yang nyaman,
biasanya dengan peninggian
Balik ke sisi yang sakit :
- Dorong klien untuk duduk sebanyak mungkin.
Meningkatkan inspirasi maksimal, meningkatkan
ekpansi paru dan ventilasi pada sisi yang
tidak sakit.

Obsservasi fungsi pernapasan :


- catat frekuensi pernapasan, dispnea atau
perubahan tanda-tanda vital. Stress pernapasan
dan perubahan pada tanda vital dapat terjadi sebgai
akibat stress fifiologi dan nyeri atau dapat
menunjukkan terjadinya syock sehubungan dengan
hipoksia.
- Jelaskan pada klien bahwa tindakan tersebut
-dilakukan untuk menjamin keamanan.
Pengetahuan apa yang diharapkan dapat
mengurang^nsielas dan mengembangkan
- Jelaskan pada klien tentang
itiologi/faktor pencetus adanya
iesak atau kolaps paru-paru. Pengetahuan
ipa yang diharapkan dapat
mengembangkan kepatuhan klien terhadap
rencana teraupetik. Pertahankan
)erilaku tenang, bantu pasien untuk
ontrol diri dnegan menggunakan
)ernapasan lebih lambat dan dalam.
- Membantu klien mengalami efek
isiologi hipoksia, yang dapat
imanifestasikan sebagai
n/ansietas.
Perha t bullow drainase
- Periksa pengontrol penghisap untuk jumlah
hisapan yang benar. Mempertahankan tekanan
negatif intrapleural sesuai yang diberikan, yang
meningkatkan ekspansi paru optimum/drainase
cairan.
- Periksa batas cairan pada botol penghisap,
pertahankan pada batas yang ditentukan.
Air penampung/botol bertindak sebagai
pelindung yang mencegah udara atmosfir masuk
ke area pleural.
- Observasi gelembung udara botol
penempung. Gelembung udara selama ekspirasi
menunjukkan lubang angin dari
penumotoraks/kerja yang diharapka. Gefemfeung
biasanya menurun seiring
dengans^pansi paru dimana area pleural
- Posisikan sistem drainage slang untuk
fungsi optimal, yakinkan slang tidak terlipat,
atau menggantung di bawah saluran masuknya
ke tempat drainage. Alirkan akumulasi dranase
bela perlu. Posisi tak tepat, terlipat atau
pengumpulan
bekuan/cairan pada selang mengubah
tekanan negative yang diinginkan.
- Catat karakter/jumlah drainage selang
dada. Berguna untuk mengevaluasi
si/terjasinya perdarahan
emerlukan upaya intervensi.
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
1) Dengan dokter, radiologi dan
fisioterapi.
- Pemberian antibiotika.
- Pemberian analgetika.
- Fisioterapi dada.Konsul photo
toraks.

Konsul photo toraks dan —


mengevaluasi perbaikan kondisi klien
tlipPni)eniliMii|tii parunya.
2. Insfektif bersihan jalan napas berhubungan
dengan peningkatan sekresi sekret dan
penurunan batuk sekunder akibat nyeri dan
keletihan.

Tujuan : Jalan napas lancar/normal.


Kriteria hasil : - Menunjukkan batuk yang
efektif.
- Tidak ada lagi penumpukan
sekret di sel
pernapasan.
- Klien nyaman.
Intervensi - Jelaskan klien tentang
kec batuk yang
Pernapasan : -Pengetahuan yang diharapkan akan
membantu mengembangkan
kepatuhan klien terhadap rencana teraupetik.
- Ajarkan klien tentang metode yang
tepat pengontrolan batuk.
- Batuk yang tidak terkontrol adalah
melelahkan dan tidak efektif,
menyebabkan frustasi.
- Napas dalam dan perlahan saat
duduk setegak mungkin.
Memungkinkan ekspansi
paru lebih luas.
- Lakukan pernapasan
diafragma.Pernapasan diafragma
menurunkan frek. napas dan
meningkatkan ventilasi alveolar.
- Tahan napas selama 3 - 5 detik
kemudian secara perlahan-lahan, keluarkan
sebanyak mungkin melalui
mulut.
- Lakukan napas ke dua , tahan dan
batukkan dari dada dengan
melakukan 2 batuk pendek dan kuat.
- Meningkatkan volume udara dalam paru
mempermudah pengeluaran sekresi sekret.
Auskultasi paru sebelum dan sesudah
klie uk.
- Pengkajian ini membantu mengevaluasi
keefektifan upaya batuk klien.
- Ajarkan klien tindakan untuk menurunkan
viskositas sekresi : mempertahankan
hidrasi yang adekuat; meningkatkan
masukan cairan 1000 sampai 1 500
cc/hari bila tidak
kontraindikasi.
- Sekresi kental sulit untuk diencerkan dan
dapat menyebabkan sumbatan mukus,
yang mengarah pada
atelektasis.
- Dorong atau berikan perawatan mulut yang
baik setelah batuk.
Hiegene mulut yang baik meningkatkan
rasa kesejahteraan dan mencegah bau
mulu
Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
- Dengan dokter, radiologi dan fisioterapi.
- Pemberian expectoran.
- Pemberian antibiotika.
- Fisioterapi dada.
- Konsul photo toraks.
- Expextorant untuk memudahkan
mengeluarkan lendir dan menevaluasi
perbaikan kondisi klien atas pengembangan
parunya.
3) Perubahan kenyamanan : Nyeri akut berhubungan
dengan trauma jaringan dan reflek spasme otot
sekunder.
Tujuan : Nyeri berkurang/hilang.
Kriteria hasil : - Nyeri berkurang/ dapat
diadaptasi.
- Dapat mengindentifikasi aktivitas yang
meningkatkan/ menurunkan nyeri.
- Pasien tidak gelisah.
Intervensi : - Jelaskan dan bantu klien dengan
tindakan pereda nyeri
nonfarmakologi dan non invasif.
- Pendekatan dengan menggunakan
relaksasi dan
nonfarmakologi lainnya telah
menunjukkan keefektifan dalam
engurangi nyeri.
1 . Ajarkan Relaksasi : - Tehnik-tehnik untuk
menurunkan ketegangan
otot rangka, yang dapat
menurunkan intensitas nyeri dan
juga tingkatkan relaksasi
masase.
- Akan melancarkan peredaran darah, sehingga
kebutuhan O2 oleh jaringan akan terpenuhi,
sehingga akan mengurangi nyerinya.
2) Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut.
- Mengalihkan perhatian nyerinya ke hal-hal
yang menyenangkan.
3) Berikan kesempatan waktu istirahat bila terasa
nyeri dan berikan posisi yang nyaman ; misal waktu
tidur, belakangnya dipasang bantal kecil.
► - Istirahat akan merelaksasi semua jaringan
akan meningkatkan kenyamanan.

Anda mungkin juga menyukai