STRIPPING
Proses Pemisahan 1
Departemen Teknik Kimia
USU
Pengenalan
Absorpsi disebut juga gas absorption, gas scrubbing,
dan gas washing
Pada absorpsi, suatu campuran gas (inert dan solut)
dikontakkan dengan suatu cairan (absorbent atau
solvent) untuk melarutkan secara selektif satu atau lebih
komponen melalui transfer massa dari gas ke cairan.
Komponen yang berpindah ke cairan disebut solute atau
absorbate.
Cairan biasanya tidak larut dalam fasa gas
penguapannya ke dalam fasa gas relatif sedikit.
Absorpsi digunakan untuk memisahkan campuran gas,
memindahkan pengotor, kontaminan, polutan, atau
racun katalis dari suatu gas; atau mengambil kembali
bahan-bahan kimia yang berbahaya.
Solute di-recovery dari larutan menggunakan distilasi.
2
Pengenalan…
Kebalikan dari absorpsi adalah stripping (disebut juga
desorption), yang mana suatu campuran zat cair
dikontakkan dengan suatu gas untuk memindahkan
secara selektif komponen-komponen melalui transfer
massa dari zat cair ke fasa gas.
Absorber sering digabung dengan stripper untuk
meregenerasi dan mendaur ulang absorbent. Tetapi jika
air yang digunakan sebagai absorbent maka untuk
memisahkan absorbent dari solute lebih sering dengan
distilasi daripada stripping.
3
Jenis Absorpsi
Absorpsi fisika: tidak ada reaksi kimia, contoh
absorben: air, minyak hidrokarbon.
Absorpsi kimia, misal: larutan NaOH digunakan
untuk melarutkan gas asam reaksi netralisasi
yang irreversible.
Reaksi kimia:
Dapat meningkatkan laju absorpsi
Dapat meningkatkan kapasitas absorpsi pelarut
Dapat meningkatkan selektivitas terhadap komponen gas
tertentu.
Mengubah bahan-bahan kimia yang berbahaya menjadi
bahan yang aman.
5
Peralatan Absorpsi dan Stripping
Absorpsi dan stripping dilangsungkan dalam berbagai
jenis rancangan diantaranya: (a) trayed tower (plate-
column), (b) packed column, (c) spray tower, dan (d)
bubble column
http://encyclopedia.che.engin.umich.edu/Pages/SeparationsChemical
/Absorbers/Absorbers.html 6
Tray Column
ADVANTAGES DISADVANTAGES
•The liquid/vapor contact in the cross •Higher pressure drops than packed
flow of plate columns is more columns.
effective than the countercurrent •Slow reaction rate processes.
flow in packed columns. •Plugging and fouling may occur.
•Can handle high or low liquid flow
rates cost effectively.
•Can handle solids.
•Easily customized to specific
requirements such as operations
requiring much heat.
Bubble Cap
Tray
Valve tray 7
Sieve tray
Packed Bed Absorber
9
Spray Absorber
The liquid stream enters the column
through spray nozzle.
Nozzles can be placed at different heights
in the column. The droplets that form
provide a large surface area for exposure to
the gas stream; smaller droplets result in a
greater exchange area.
Contoh aplikasi:
absorpsi sulfur dioksida dari gas buangan yang dihasilkan
coal-fired boiler
11
Bubble-column Absorber
Bubble columns are a type of sparged tank. In a
sparged tank, the gas stream is introduced in the
form of small bubbles and acts as the agitator.
Gas enters at the bottom through a gas
distributor or sparger and is dispersed in the
form of bubbles through the liquid stream.
The liquid can be introduced at the top or the
bottom, resulting in either counter-flow or co-
current flow, respectively. The bubbles rise at a
velocity determined by the bubble size: the larger
the bubbles, the faster they rise.
Spargers are designed to produce consistent
bubble sizes, so that all the bubbles rise at the
same velocity. The bubbles may contain
entrained liquid, which may result in more hold up
at high velocities.
12
Bubble-column Absorber
ADVANTAGES DISADVANTAGES
•High thermal stability. •Low contact efficiency.
•Uniform distribution because of high •Backmixing.
liquid circulation. •Short gas residence time.
•Low energy input requirements. •High gas pressure drop.
•Two gases that form an explosive
mixture may be used.
•Long liquid residence time.
•Low investment cost.
•Large mass transfer area.
•Can handle radioactive materials
because there are no moving parts.
14
Sparger
Porous Sparger
15
Rancangan Menara Absorpsi Plat
V 1 , y1 Lo, xo
Solut A dalam gas B berdifusi
1
2
masuk ke cairan (solven)
L= kmol inert solven/s atau kmol inert
solven/s.m2.
n V = kmol gas inert/s
Vn+1 yn+1 Ln xn
x = fraksi mol A di dalam cairan.
y = fraksi mol A di dalam gas.
Ln = mol total cairan/s
Vn+1 = mol total uap/s
N-1 Nilai inert (L dan V) konstan sedangkan
N total aliran gas dan cairan beruah-ubah
Contoh: Absorpsi aseton (A) dari udara (B)
VN+1 yN+1 L N xN
menggunakan air.
Rancangan Menara Absorpsi Plat…
xo yn1 xn y1
L' V ' L' V '
1 xo 1 yn1 1 xn 1 y1
Neraca bahan atau garis operasi untuk
menara absorpsi
Penyelesaian dilakukan secara grafis menghasilkan sebuah kurva.
Jika x dan y sangat encer, garis yang dihasilkan mendekati linier
dengan slope L/V.
17
Contoh: Absorpsi SO2 di dalam Tray-Tower
18
Penyelesaian:
150
V ' 5,18 kmol udara inert/jam. m 2
29
6000
L' 333 kmol udara inert/jam. m 2
18
yN+1 = 0,2 x0 = 0
y1 = 0,02
xo y N 1 xN y1
L' V ' L' V '
1 xo 1 y N 1 1 xN 1 y1
0 0,2 xN 0,02
333 5,18 333 5,18
1 0 1 0,2 1 xN 1 0,02
xN 0,00355
Dengan menggunakan persamaan garis operasi ini:
0 yn1 xn 0,02
333
5,18
333
5,18
1 0 1 yn1 1 xn 1 0,02
Neraca komponen A
x2 y1 x1 y2
L'
V '
L'
V '
1 x2 1 y1 1 x1 1 y2
Neraca sekitar kotak
x y1 x1 y
L' V ' L' V ' (10.6-5)
1 x 1 y1 1 x1 1 y
23
….Menara Absorpsi Isian
24
….Menara Absorpsi Isian
Pers (10.6-5) dapat juga ditulis dalam bentuk tekanan parsial dengan:
y1 p1
p1= tekanan parsial A
1 y1 P p1
Rasio L’/V’ yang optimum pada rancangan tergantung pada neraca
ekonomi.
• Pada absorpsi, rasio yang besar memerlukan laju alir cairan
yang besar diameter menara yang besar. Biaya untuk
memulihkan solut dari cairan dengan distilasi akan tinggi.
• Laju alir yang rendah menyebabkan menara yang tinggi yang
mana juga memerlukan biaya besar.
Nilai optimum: L’ optimum = 1,2 – 1,5 x L’min (absorpsi)
V’ optimum = 1,5 x V’min (stripping)
25
….Menara Absorpsi Isian
absorpsi stripping
26
Persamaan Analitik untuk Jumlah Tray
Teoritis
Absorpsi
y1 mx2
ln
1 1
A
1
A
(10.6-7)
2
y mx2
N
ln A
y1
2
x
Stripping ln
y
m
1 A A
(10.6-8)
x
1 1
m
N
ln 1
A
A = L/mV
Jika garis kesetimbangan dan/atau garis operasi agak
melengkung, m dan A akan berubah-ubah.
27
Persamaan Analitik …
Untuk absorpsi, m1 (pada titik x1) A1= L1/m1V1
m2 (pada titik y2) A2= L2/m2V2
A A1 A2
Untuk stripping, sama dengan absorpsi.
28
Persamaan Analitik …
slope = m1
slope = m2
29
Contoh:
30
Contoh: V2
y2
L2
x2
31
Contoh:
1. Gambar garis
kesetimbangan.
2. Tentukan titik y2, x2
dan y1.
3. Tarik garis operasi
dari (x2, y2) ke titik
P menyentuh garis
kesetimbangan,
x1 maks = y1/m =
0,022/0,68 =
0,03235
32
Contoh:…
Pers. garis operasi
x y x y
L' 2 V ' 1 L' 1 V ' 2
1 x2 1 y1 1 x1 1 y2
0 0,022 0,03235 0,002244
L'min 97,8 L'min 97,8
1 0 1 0,022 1 0,03235 1 0,002244
33
Contoh: …
34
Contoh:
Menghitung jumlah tray dengan pers analitik:
A1 = L1/mV1 = 90,84/[(0,68)(100)] = 1,336
A2 = L2/mV2 = 88,86/[(0,68)(98,02)] = 1,333
A A1 A2 1,335
N
1
ln
ln A y2 mx2
y1 mx2
1 1A
1
A
1 0,022 0
ln 1 1,335 1,335
1 1
ln 1,335 0,002244 0
4,04
35
Metoda disain menara isian dengan
koefisien perpindahan massa
Neraca massa untuk menara isian dengan ketinggian
dz:
d(Vy) = d(Lx) (10.6-10)
V = kmol gas total/s
L = kmol cairan total/s
Jumlah mol A/s yang berpindah pada pers (10.6-10)
harus sama dengan mol A yang berpindah menurut
pers perpindahan massa untuk NA
k y' k x'
NA y AG y Ai x Ai x AL
(1 y A )iM (1 x A )iM
36
… koefisien perpindahan massa
yAi yAG
xAi
xAL NA
(1 y A )iM
1 y Ai (1 y AG )
ln 1 y Ai (1 y AG )
(1 x A )iM
1 x AL (1 x Ai )
ln 1 x AL (1 x Ai )
k’y = koef film-gas
k’x = koef film-cairan
37
… koefisien perpindahan massa
k y' a
N AdA y AG y Ai Sdz (10.6-11)
(1 y A )iM
dA = aSdz
a = luas antar muka, m2/m3 volum isian
NAdA = kmol A yang dipindahkan/s setinggi dz, m
38
… koefisien perpindahan massa
atau
39
… koefisien perpindahan massa
Persamaan akhir:
(10.6-17)
(10.6-18)
40
… koefisien perpindahan massa
Bila menggunakan koefisien menyeluruh:
(10.6-19)
(10.6-20)
41
Absorpsi Campuran Gas yang Encer dalam
Menara Isian
Konsentrasi rendah: < 0,1 atau x, y < 10% V, L dan
koefisien-koefisien perpindahan massa konstan sehingga
Pers. (10.6-17) s/d (10.6-20) menjadi:
(10.6-21)
(10.6-22)
(10.6-23)
(10.6-24)
42
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
dimana: (10.6-27)
43
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
(10.6-29)
(10.6-30)
kg-mol yang
terserap /s.m2
berdasarkan (10.6-31)
neraca massa
(10.6-32)
V = (V1+V2)/2; L = (L1+L2)/2
44
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
45
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
4
4
46
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
47
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
10.6-33
48
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
10.6-27
49
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
10.6-29
10.6-27
50
Absorpsi Campuran Gas yang Encer ….
Contoh 10.6-4:
10.6-28
10.6-31
51
Merancang Menara Isian dengan Unit Transfer
(perancangan untuk larutan kental)
Untuk kasus umum, A berdifusi melalui B yang stagnan dan
tidak berdifusi:
(10.6-35)
(10.6-36)
(10.6-37)
(10.6-38)
dimana: (10.6-39)
52
… dengan Unit Transfer
(10.6-40)
(10.6-41)
(10.6-42)
tinggi menara:
z = HGNG = HLNL = HOGNOG = HOLNOL (10.6-43)
53
Merancang Menara Isian dengan Unit Transfer
(perancangan untuk larutan encer)
Jika larutan encer, konsentrasi < 10%
(10.6-44)
(10.6-45)
(10.6-46)
(10.6-47)
54
… dengan Unit Transfer
(perancangan untuk larutan encer)
jika garis kesetimbangan dan operasi lurus dan encer:
Jika tahanan utama di fasa gas (mis. Absorpsi aseton dengan air
dari udara), gunakan NG atau NOG. Sebaliknya jika tahanan utama di
fasa cair (mis. Absorpsi oksigen oleh air) gunakan NOL atau NL.
y = mx; A = L/mV
55
Absorpsi Campuran Pekat dalam Menara Isian
y1
f ( y)dy
y2
Prosedurnya:
1. Plot garis operasi dan garis kesetimbangan
x y1 x1 y
L'
V '
L'
V '
1 x 1 y1 1 x1 1 y
2. Hitung harga k’ya dan k’xa
3. Tentukan titik P1 (x1,y1) kemudian tentukan komposisi
antarmuka yi1, xi1 dengan menarik garis P1M1 yang mana
k x' a /(1 x)iM k a
slope ' x (10.6-33)
k y a /(1 y )iM kya
garis ini akan memotong garis kesetimbangan pada
konsentrasi antarmuka pada titik M1.
56
Absorpsi Campuran Pekat dalam Menara Isian
dimana:
(1 y A )iM
1 y Ai (1 y AG )
ln 1 y Ai (1 y AG )
(1 x A )iM
1 x AL (1 x Ai )
ln 1 x AL (1 x Ai )
57
Absorpsi Campuran Pekat dalam Menara Isian
Contoh 10.7-1:
Suatu menara yang diisi dengan ceramic rings, dirancang
untuk menyerap SO2 dari udara dengan menggunakan air
murni pada 293 K dan tekanan 1,013x105Pa. Gas yang masuk
mengandung 20% mol SO2 dan yang keluar 2% mol. Aliran
udara inert 6,53x10-4 kmol udara/s dan aliran air 4,2x10-2
kmol/s. Luas penampang menara 0,0929 m2. Untuk SO2 encer,
koef perpindahan massa film pada 293 K untuk cincin 25,4 mm:
58
k’ya = 0,0594Gy0,7Gx0,25 k’xa = 0,152Gx0,82
dengan k’ya, k’xa [kmol/(s.m3fr.mol)], Gx, Gy kg cairan total atau
gas total/(s.m2 luas penampang menara). Hitung tinggi menara.
Peny.: V2 L2
V’ = 6,53x10-4kmol udara/s y2 x2
L’ = 4,2x10-2kmol/s
y1 = 0,2; y2 = 0,02; x2 = 0
x y1 x1 y
L'
V '
L'
V '
1 x 1 y1 1 x1 1 y
V1 L1
0 4 0,2 2 x1
4,2 x10 2 6,53 x10 4, 2 x10 y1 x1
1 0 1 0,2 1 x1
4
0,02
6,53 x10 x1 = 0,00355
1 0,02
59
x 4 0,2 0,00355
4,2 x10 2 6,53x10 4,2 x10 2
1 x 1 0,2 1 0,00355
y
6,53x10 4
1 y
y = 0,04 x = 0,000332
dstnya garis operasi
V = V’/(1-y) =
y = 0,2 V = 6,53x10-4/(1-0,2) = 8,16x10-4 kmol/s
y = 0,2
60
Analog dengan cara di atas:
61
62
Menentukan komposisi ‘interface” yi dan xi
Pada y1 = 0,2 x1 = 0,00355, estimasi awal (Trial I)
(1-y)iM 1- y 1 – 0,2 = 0,8;
(1-x)iM 1- x 1- 0,00355 = 0,996
Slope P1M1
k x' a /(1 x)iM 0,857 /( 0,996)
slope ' 15,3
k y a /(1 y )iM 0,04496 /( 0,8)
Slope baru =
63
Tarik garis P1M1 baru dengan slope = -15,6 M1 = (0,00565, 0,1685)
Perhitungan ini dilanjutkan hingga mencapai y2, x2
V 8,16 x104
f ( y) k y' aS
0,04496(0,0929) 6,33
(1 y )iM
(1 y)( y yi ) 0,816
(0,8)(0,0315)
64
Integrasi secara numerik
= 1,588 m
f ( x)dx h
3
f 0 4 f1 2 f 2 4 f3 f 4
x0
x4 x0 0,2 0,02
h 0,045
4 4
z 0,045
3
(19,25 4 x12,77 2 x9,29 4 x7,16 6,33) 1,858m
65
y f(y) Dy f(y)rata Dy f(y)rata
0,02 19,25 0,02 16,010 0,320
0,04 12,77 0,03 11,030 0,331
0,07 9,29 0,06 8,225 0,494
0,13 7,16 0,07 6,745 0,472
0,20 6,33
S 1,617
66
Pressure Drop dan Flooding pada Menara Isian
67
Pressure Drop dan Flooding …
68
Pressure Drop dan Flooding …
69
Pressure Drop dan Flooding …
70
Pressure Drop dan Flooding …
vG = kecepatan gas superfisial, ft/s
G, L = densitas gas, densitas cairan, lbm/ft3
Fp = faktor packing, 1/ft
= viskositas kinematik, cst
L = viskositas cairan, cp
GL, GG = kecepatan massa cairan, gas, lbm/s.ft2
71
Pressure Drop dan Flooding …
Prosedur berikut dapat digunakan untuk menentukan laju alir batas
dan diameter menara:
1. Pilih packing yang sesuai (random atau structured packing),
didapat harga Fp.
2. Pilih rasio GL/GG dan laju alir gas total yang sesuai.
3. Hitung pressure drop dari Pers (10.6-1) atau jika Fp 60, DPflood
diambil 2 in/ft packing.
4. Hitung parameter aliran dan dengan menggunakan DPflood dan
Gbr. 10.6-5 atau 10.6-6 tentukan parameter kapasitas.
5. Dengan menggunakan parameter kapasitas (capacity para-
meter) diperoleh GG yaitu harga maksimum pada flooding.
6. Dengan menggunakan % GG flooding yang sesuai, diperoleh
harga baru GG dan GL, DP juga diperoleh dari Gbr 10.6-5 atau
10.6-6.
7. Dengan mengetahui laju alir gas total GG, luas penampang dan
diameter dalam menara dapat dihitung.
72
Approximate Design Factors to Use
Dalam menggunakan random packing, rasio diameter
menara/ukuran packing 10/1 untuk memastikan distribusi
gas dan cairan yang baik.
Setiap 3 m (10 ft) tinggi packing, harus digunakan liquid
redistributtion untuk mencegah channeling cairan.
Random-packed tower biasanya digunakan hanya untuk
diameter 1 m.
Tray towers yang diameternya < 0,6 m biasanya tidak digunakan
karena masalah pembersihan dan akses.
Menara harus dirancang menggunakan 50-70% dari flooding
velocity, dengan nilai yang tinggi pada flow parameter yang
tinggi.
73
Contoh 10.6-1:
74
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
Aliran gas dan cairan di dasar menara adalah yang
terbesar, jadi menara akan dirancang untuk aliran-aliran ini.
Asumsi seluruh NH3 terserap
Berat molekul rata-rata gas = 28,97(0,97) + 17,0(0,03) =
28,61.
Fraksi berat NH3= 0,03(17)/28,61 = 0,01783
75
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
= / = 0,8937/0,99708 = 0,8963 cSt
Dari Tabel 10.6-1, untuk pall rings 1 in, Fp = 56/ft.
Dengan menggunakan Pers 10.6-1,
H2O/tinggi packing
76
Pressure Drop dan Flooding …
1,7
77
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
78
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
DP menara pada 50% flooding, GG = 0,2435 dan GL = 0,487
Capacity parameter yang baru = 0,5 (1,7) = 0,85.
Dengan ordinat = 0,85 dan absis = 0,06853 pada Fig 10.6-5 didapat
DP = 0,18 in air/ft.
Luas penampang menara = (1.440/3.600 lbm/s)(1/0,2435 lbm/s.ft2) =
1,6427 ft2 = /4.D2 D = 1,446 ft.
Diasumsikan seluruh NH3 terserap = 0,01783 (1.440) = 25,68 lbm/jam.
Karena cairan 2x laju alir gas, maka total aliran air = 2 (1.440) =
2.880 lb/jam.
Laju alir air masuk = 2.880 – 25,68 = 2.858,3 lbm/jam.
79
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
(b) Mellapack 250Y, Fp = 20 (Tabel 10.6-1)
DP = 0,115 (20)0,7 = 0,936 in air/ft
dengan menggunakan flow parameter = 0,06853 dan DP = 0,936
didapat capacity parameter = 1,38 dari Fig 10.6-6
80
Contoh 10.6-1:
Penyelesaian
Dengan 50% dari flooding, GG = 0,5 (0,6615) = 0,3308 lbm/s.ft2
GL = 2 (0,3308) = 0,6616 lbm/s.ft2
Capacity parameter baru 0,5 (1,38) = 0,69
Dari Fig 10.6-6 didapat DP = 0,11 in air/ft
Luas penampang menara = (1.440/3.600 lbm/s)(1/0,3308 lbm/s.ft2) =
1,209 ft2 = /4.D2 D = 1,241 ft.
Menara dengan structured packing memerlukan luas penampang
sekitar 25% lebih kecil dibandingkan dengan random packing.
81
Problem: 10.6-12 (Geankoplis)
82
Data kesetimbangan sistem NH3 – air
pada 1 atm dan 30oC
Fraksi mol NH3 Fraksi mol NH3 Fraksi mol NH3 Fraksi mol NH3
dalam cairan dalam uap dalam cairan dalam uap
0 0 0.0405 0,0527
0,0126 0,0151 0.0503 0,0671
0,0167 0,0201 0,0703 0,1050
0,0208 0,0254 0,0960 0,1450
0,0258 0,0321 0,1370 0,2350
0,0309 0,0390 0,1750 0,3420
83