Anda di halaman 1dari 43

Oleh : Daris Riandi Janurianta

 Perdarahan dari traktus geniltalia pada pertengahan dari


kehamilan. Menurut RCOG, antepartum haemorrhage adalah
perdarahan pada traktus genitalia, yang terjadi pada minggu
ke 24 dari usia kehamilan dan sebelum kelahiran bayi.
 Perdarahan dalam kehamilan menjadi salah satu penybab
tertinggi kematian ibu di beberapa negara berkembang dan
menjadi penyebab hingga 50% dari 500.000 kematian ibu
yang terjadi di dunia setiap tahunnya. Perdarahan pada
kehamilan dapat dibagi menjadi perdarahan antepartum dan
postpartum. Penyebab perdarahan antepartum antara lain :
◦ Plasenta Previa
◦ Vasa Previa
◦ Abrptio Plasenta
 Kondisi dimana plasenta melekat/berimplantasi pada bagian
segmen bawah Rahim, sehingga menutupi sebagian atau
seluruh jalan lahir, biasanya ditandai dengan perdarahan pada
uterus yang keluar melalui vagina tanpa disertai rasa nyeri.
 Plasenta previa banyak terjadi pada kehamilan dengan paritas
tinggi, dan sering terjadi pada usia di atas 30 tahun.
 Pada beberapa Rumah Sakit Umum Pemerintah didapatkan
angka kejadian plasenta previa berkisar 1,7 % sampai dengan
2,9 %.
 Di negara maju angka kejadiannya lebih rendah yaitu kurang
dari 1 % yang mungkin disebabkan oleh berkurangnya wanita
yang hamil dengan paritas tinggi.
 Total plasenta previa
 Parsial plasenta previa
 Marginal plasenta previa
 Plasenta letak rendah
 Perdarahan pervaginam
 Tidak disertai dengan nyeri
 Anamnesis : Warna? Banyaknya? Nyeri?
 Pemeriksaan :
◦ InspeksiLihat perdarahan
◦ Palpasileopold kepala belum masuk PAP
◦ InspekuloCek sumber perdarahan
 USG
 Pemeriksaan dalam
 Riwayat plasenta previa sebelumnya
 Riwayat SC atau operasi uterus
 Multiparitas
 Gravida tua
 Kehamilan multiple
 Merokok
 Perdarahan antepartum yang disebabkan oleh plasenta previa
umumnya terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen
bawah uterus lebih mengalami perubahan berkaitan dengan
semakin tuanya kehamilan, segmen bawah uterus akan
semakin melebar, dan serviks mulai membuka. Perdarahan ini
terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium uteri interna
atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen
bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan
menyebabkan robekan plasenta pada tempat perlekatannya
(Cunningham et al, 2005).
 1. Perdarahan dan syok.
 2. Infeksi.
 3. Laserasi serviks.
 4. Plasenta akreta.
 5. Prematuritas atau lahir mati.
 Konservatif
◦ Syarat :
 Usia kehamilan <37 minggu
 Perdarahan sedikit
 Belum ada tanda-tanda persalinan
 Keadaan umum baik, kadar Hb 8 gr% atau lebih
◦ Tindakan :
 Istirahat baring mutlak
◦ Infus D5% dan elektrolit
◦ Spasmolitik, tokolitik, plasentotrofik, roboransia
◦ Periksa Hb, Hct, COT, Golongan darah
◦ Pemeriksaan USG
◦ Awasi Perdarahan terus menerus, tekanan darah, nadi dan denyut jantung janin
◦ Apabila ada tanda-tanda plasenta previa tergantung keadaan pasien, ditunggu
sampai usia kehamilan 37 minggu selanjutnya penanganan secara aktif
 Terapi aktif
◦ Syarat
 Usia kehamilan >=37 minggu, BB janin >= 2500 gram
 Perdarahan banyak 500 cc atau lebih
 Ada tanda-tanda persalinan
 Keadaan umum pasien tidak baik ibu anemis Hb <8gr%
◦ Tindakan :
 SC/PPS
 Untuk menentukan tindakan selanjutnya SC atau PPS, ada beberapa indikasi :
 Indikasi SC:
◦ Plasenta previa totalis
◦ Plasenta previa pada primi gravida
◦ Plasenta previa janin letak lintang atau letak sungsang
◦ Anak berharga dan fetal distress
◦ Plasenta previa lateralis jika :
◦ Pembukaan masih kecil dan perdarahan banyak
◦ Sebagian besar OUI ditutupi plasenta
◦ Plasenta terletak di sebelah belakang (posterior)
◦ Profause bleeding, perdarahan sangat banyak dan mengalir dengan cepat.
 Indikasi PPS
◦ Dilakukan pada plasenta previa marginalis atau lateralis pada multipara dan anak sudah
meninggal atau premature
◦ Jika pembukaan serviks 4-5, ketuban dipecah, jika his lemah diberikan oksitosin drip
◦ Bila perdarahan masih terus berlangsung, lakukan SC
 Sprematur plasenta dengan implantasi normalnya korpus uteri
sebelum janin lahir
 1. Solusio plasenta totalis, plasenta terlepas seluruhnya.
 2. Solusio plasenta partialis, plasenta terlepas sebagian.
 3. Ruptura sinus marginalis, sebagian kecil pinggir plasenta
yang terlepas.
1. Solusio plasenta ringan
 terdapat pelepasan sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak.
 Apabila terjadi perdarahan pervaginam, warnanya akan kehitam-hitaman dan
sedikit sakit.
 Perut terasa agak sakit, atau terasa agak tegang yang sifatnya terus menerus.
 Bagian janin masih mudah diraba.

2. Solusio plasenta sedang


 plasenta terlepas lebih dari 1/4 bagian, tetapi belum 2/3 luas permukaan
 Tanda dan gejala dapat timbul perlahan-lahan seperti solusio plasenta ringan,
 gejala sakit perut terus menerus, yang tidak lama kemudian disusul dengan
perdarahan pervaginam.
 Ibu mungkin telah jatuh ke dalam syok,
 Dinding uterus teraba tegang terus-menerus dan nyeri tekan sehingga bagian-
bagian janin sukar untuk diraba.
3 Solusio plasenta berat
 Plasenta telah terlepas lebih dari 2/3 permukaannnya.
 Terjadi sangat tiba-tiba.
 Biasanya ibu telah jatuh dalam keadaan syok dan janinnya
telah meninggal.
 Uterus sangat tegang seperti papan dan sangat nyeri.
 Perdarahan pervaginam tampak tidak sesuai dengan keadaan
syok ibu, terkadang perdarahan pervaginam mungkin saja
belum sempat terjadi.
 Anamnesis :
◦ Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut
◦ Perdarahan pervaginam yang sifatnya dapat hebat dan sekonyong-
konyong(non-recurrent) terdiri dari darah segar dan bekuan-bekuan darah
yang berwarna kehitaman
◦ Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti
◦ Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, mata berkunang-kunang.
◦ Kadang ibu dapat menceritakan trauma dan faktor kausal yang lain.
 Pemeriksaan :
◦ Inspeksi
 Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
 Pucat, sianosis dan berkeringat dingin.
 Terlihat darah keluar pervaginam (tidak selalu).
◦ Palpasi
 Tinggi fundus uteri (TFU) tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
 Uterus tegang dan keras seperti papan.
 Nyeri tekan di tempat plasenta terlepas.
 Bagian-bagian janin sulit dikenali, karena perut (uterus) tegang.
 Pemeriksaan dalam
◦ Serviks dapat telah terbuka atau masih tertutup.
◦ Kalau sudah terbuka maka plasenta dapat teraba menonjol dan tegang
◦ Apabila plasenta sudah pecah dan sudah terlepas seluruhnya, plasenta ini
akan turun ke bawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus
placenta
 USGPada pemeriksaan USG yang dapat ditemukan antara lain
:Terlihat daerah terlepasnya plasenta, Janin dan kandung kemih
ibu, Darah, Tepian plasenta
 Riwayat abruption sebelumnya
 Berat lahir rendah
 Trombopfili
 Ruptur membrane preterm
 Preeklamsia
 Kehamilan multifetal
 Hidramnion
 Hipertensi kronik
 Merokok
 Meningkatnya usia dan paritas.
 Leimioma uteri
Faktor resikomenyebabkan implantasi dari plasenta kurang kuatperdarahan dalam desidua
basalisPerdarahan di dalam desidua basalis tersebut kemudian menjadi hematom dalam desidua
yang mengangkat lapisan-lapisan diatasnyamembesarsehingga plasenta akhirnya terdesak dan
terlepas.Perdarahan akan terjadiDarah dapat merembes ke pinggiran membran dan keluar dari
uterus maka terjadilah perdarahan yang keluar (revealed hemorrhage) atau terjadi efusi darah
dibelakang plasenta dengan tepi yang masih utuh (concealed hemorrhage).

Apabila hematom retroplasenta (dibelakang plasenta) terus membesar menyebabkan plasenta


terlepas sebagian ataupun seluruhnyaSebagian dari perdarahan ada yang keluar melalui vagina atau
juga ada yang menembus selaput amnionmenembus kantong amnion atau juga mengadakan
ekstravasasi dintara serabut-serabut uterus. menyebabkan uterus menjadi tegang dan nyeri.
 Syok perdarahan
 Gagal ginjal
 Kelainan pembekuan darah
 Apoplexi uteroplacenta (Uterus couvelaire)

Komplikasi yang dapat terjadi pada janin:


 Fetal distress, Gangguan pertumbuhan/perkembangan,
Hipoksia, anemia, Kematian
◦ Solusio Plasenta Ringan
 Bila usida kehamilan <36 minggu dan perdarahan berhenti, dan tanpa
gejala, diobservasi dan tunggu persalinan spontan
 Bila ada perburukan , akhiri kehamilan, lakukan SC bila janin hidup, bila
janin mati lakukan amniotomi dan disusul oksitosin untuk mempercepat
persalinan
◦ Solusio plasenta sedang-berat
 Terminasi kehamilan
 Kelainan pembuluh janin yang mengalir melalui selaput di
atas os serviks interna dan di bawah bagian presentasi janin,
tidak dilindungi oleh jaringan plasenta atau tali pusar.
Kejadian yang dilaporkan bervariasi antara satu di tahun 2000
dan satu dari 6000 kehamilan.
Tingkat kematian dalam situasi ini sekitar 60%, meskipun
tingkat ketahanan hidup meningkat sampai 97% telah
dilaporkan dimana diagnosis telah dilakukan secara antenatal.
 Belum diketahui secara pasti
 Perdarahan
 Bunyi jantung anak menjadi buruk. Hal ini kadang juga dapat
menyebabkan bayi meninggal.
 Salah satu cara mengidentifikasi adanya vasa previa pada ibu
hamil adalah dengan cara USG.
 Melalui USG
 Plasenta letak rendah
 Plasenta previa
 Kehamilan multiple
 Plasenta multi-lobate dan insersi velamentous [1% dari
tunggal kehamilan
 Kehamilan multifetal
 Fertilisasi in-vitro meningkatkan risiko vasa previa
 Pembuluh darah janintidak dilindungi oleh Wharton jelly
dalam tali pusatPembuluh darah secara kuat menempel
pada membrane khorionik di atasnya, yang pada saat
pecahnya baik spontan atau buatan dapat menyebabkan
robeknya pembuluh yang mendasarinya. perdarahan
intrapartum dan jika banyak harus segera diakhiri.
◦ Sectio Secarea
 Robekan pada rahim di mana terjadi hubungan antara
membran amnion dengan rongga peritoneum
 Anomali yang terjadi sebelum kehamilan
◦ Pembedahan : Riwayat SC
◦ Trauma
 Anomali yang terjadi setelah kehamilan
◦ Sebelum kelahiran: His spontan yang terus menerus
◦ Intraartum : Tekanan kuat pada uterus saat persalinan
◦ Cacat Rahim : Plasenta increta, percreta
 Riwayat pembedahna
 Hiperstimulasi
 Multiparitas
 CPD
 Normal  saat his korpus uteri berkontraksijika terdapat
tahanan/janin tidak dapat turundinding menjadi
tipisterjadi robekan spontan
 Nyeri robekan rahim
 Hemmatoperineum
 Perdarahan pervaginam
 Syok = tensi turun, nadi naik, hb turun
 Palpasi bagian fetus mudah dipalpasi, kontreksi uterus (-)
 Auskultasi DJJ –
 Bagian terbawah janin pindah ke atas
 Preventif
 Bila ruptur
◦ Resusitasi ceiran dengan kristaloid dan tranfusi darah
◦ Antibiotik
◦ Histerektomi
◦ Histerorafia
 Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai