Anda di halaman 1dari 24

Critical Appraisal

Nadya Aulia Rahmandini

Evaluasi dari volume tidal yang rendah selama


anestesi umum pada posisi pronasi dalam fungsi
respiratoris.

S
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

S Operasi diikuti dengan penurunan fungsi paru-paru postoperative, khususnya


pada posisi pronasi. Ada bukti-bukti yang menyatakan bahwa jika
menggunakan volume tidal rendah selama anestesi umum dapat menurunkan
cedera paru-paru post operasi.

S Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari volume tidal rendah pada
fungsi paru-paru dalam ventilasi mekanik untuk anestesi umum pada pasien
dengan posisi pronasi.
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

S Komplikasi paru post-operasi, khususnya gagal paru post-operasi merupakan


salah satu penyebab pentingg dari morbiditas dan mortalitas post-operasi.

S Volume tidal (VT) dinyatakan sebagai salah satu parameter utama dari
pengaturan ventilasi selama anestesi umum (GA).

S Menggunalan volume tidal yang rendah selama ventilasi mekanik penting


untuk menurunkan cedera paru.
I. PENDAHULUAN

1.2 Tujuan Penelitian

S Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek dari volume tidal rendah pada
fungsi paru-paru dalam ventilasi mekanik untuk anestesi umum pada pasien
dengan posisi pronasi.

1.3 Hipotesis Penelitian

volume tidal rendah pada fungsi paru-paru dalam ventilasi mekanik untuk anestesi
umum pada pasien dengan posisi pronasi mengurangi kejadian cedera paru
2. METODE
PENELITIAN
2.1 Populasi Penelitian

Kriteria inklusi adalah paseien dengan usia 18-65 tahun, BMI<30, American
Society of Anesthesiologist (ASA) dibawah sama dengan II dan persetujuam ntu
memenuhi kebutuhan penelitian

Kriteria ekslusi adalah pasien dengan latar belakang sebagai berikut

S (i) gangguan status mental, (ii) kehamilan, (iii) riwayat penyakit kronis
paru-paru, cedera paru akut, asma kardiak berat, penyakit
neuromuscular, (iv) riwayat operasi paru sebelumnya, (v) perokok berat,
(vi) konsumsi obat-obatan imunosupresif (dalam 2 bulan terakhir), atau
(vii) pasien yang sedang dalam medikasi yang mempengaruhi sistem
respiratoris mereka.
2. METODE
PENELITIAN
2.2 Desain Penelitian

prospective randomized controlled


2.3 Besar Sampel

S sedikitnya 41 pasien harus ada dalam tiap kelompok.

S target pasien 147 orang

S Paseien yang memenuhi syarat 98 orang


2. METODE
PENELITIAN

S Pasien dibagi kedalam 2 kelompok yang sama besar

S (ventilasi protektif / kelompok penelitian – kelompok A : VT yang


renda, PEEP yang tinggi dan RM, ventilasi konvensional /

S kelompok control kelompok B : VT yang tinggi, tidak ada PEEP dan


tidak ada RM) menurut jumlah acak dari computer.

S Dari 49 pasien yang dialokasikan ke dalam intervensi tiap kelompok, 6


pasien dieksklusi dari penelitian, dan 4 pasien dari kelompok control,
serta sisanya 43 dan 45 pasien dalam kedua kelompok diinklusi dalam
penelitian.
2. METODE
PENELITIAN
2.4 Pengambilan Data

• Sebelum induksi untuk anestesi umum (general anesthesia / GA) dengan induksi propofol
(1%) dalam dosis 2mg/kg.

• digunakanlah obat-obatan opioid sistemik dalam bentuk dosis berulang


seperti pethidin sebanyak 0.5-1mg/kg.

• . Intubasi trachea dibantu dengan menggunakan rocuronium 0.4-0.8 mg/kg


IV.

• Anestesi dipertahankan dengan sevoflurane dalam 40% oksigen

• infus cairan konservatif dalam 12-15ml/kg/jam selama waktu operasi


2. METODE
PENELITIAN
2.4 Pengambilan Data

S Posisi

S Setelah induksi GA dilakukan dan meyakikan bahwa


monitor dan jalur vena sudah pada tempatnya, pasien
dibalikan ke posisi pronasi. Posisi yang tepat dari kepala,
bahu, dan selang endotrakeal diperiksa setelah membalikkan
tubuh pasien
2. METODE
PENELITIAN
2.4 Pengambilan Data

Protokol ventilasi

menggunakan ventilasi mekanik volume terkontrol (Datex Ohmeda A


7100 GE Healthcare, Finland) pada fraksi oksigen (FiO2) 0.4, rasio
waktu inspirasi banding ekspirasi (I:E ratio) [ada 1:2 dan laju
ernafasan kami atur untuk mempertahankan normokapnia.

kelompok studi: VT diatur pada 507 ml/kg dari perkiraan berat


badan (predicted body weight / PBW) dengan PEEP 10cm H2O dan
RM

kelompok kontrol : VT diatur pada 10-12 ml/kg dengan PBW


tanpa PEEP
S Recruitment Maneuver

S RM dilakukan secara langsung setelah induk anestesi dan sebelum intubasi

S RM dilakukan dengan menaikkan batas dari puncak tekanan inspirasi ke 45 cm


H2O, VT pada 507ml/kg PBW, laju napas pada 6 kali/menit, PEEP pada 10 cm
H2O, dan perbandingan I:E pada 3:1;

S lalu VT dinaikkan bertahap sebesar 4ml/kg PBW sampai tekanan plateu mencapai
30cm H2O dan dilalui 3 napas.

S Lalu laju napas, rasio I:E, inspirasi dihentikan, dan VT diatur kembali pada nilai
sebelum dilakukan RM, dimana PEEP dipertahankan pada 10 cm H2O.
S Analisis Gas Darah Arteri dilakukan sesaat sebelum dan setelah
mencapai RM
S Saturasi oksigen perifer dihitung dalam posisi duduk pada udara
ruangan, setelah 10 menit adaptasi.
S Setelah operasi, jika pasien menggunakan masker oksigen Venturi,
masker akan dilepaskan. Jika saturasi oksigen turun dibawah 88%
dalam 10 menit adaptasi, manuver dihentikandan analysis gas darah
arteri segera dilakukan. Darah kemudian diambil untuk pemeriksaan
analisis gas sesaat setelah perhitungan spirometrik.
S Perhitungan Fungsi Pulmo

S Perhitungan fungsi pulmo atau paru digunakan dengan spirometer (VIASYS,


HEALTH CARE< microlab, England).

S Kami membuat seluruh pengukuran dalam posisi supinasi dengan elevasi tubuh bagian atas
sebanyak 30o. Sebuah klip diletakkan di hidung dan pasien bernafas melalui mulut ke dalam
selang yang terhubung dengan spirometer.

S Setelah operasi, perhitungan dilakukan pada 6, 12, dan 24 jam setelah ekstubasi.

S FVC dan FEV1 dihitung sementara rasio FVC dan FEV 1 (FEV1/FVC %) dihitung dengan
algoritma internal dari spirometer.

S Kami juga melakukan tes perhitungan prediksi nilai fungsi paru (FEV1 Pred. % & FVC
pred. %) menurut Quanjer et al.
S Skor nyeri

S Pasien diminta untuk menilai nyeri mereka pada saat


istirahat dalam posisi supinasi dengan elevasi tubuh bagian
atas sebanyak 30o pada skala sakit numeric dari 0-10 (0:
tidak sakit – 10: nyeri maksimal).
S Radiografi dada

S Dilakukan pemeriksaan radiografi dada preoperatif dan


postoperative (hari ke2). Hasilnya dinilai oleh ahli radiologi
menggunakan nilai atelectasis radiologis: 0, lapang paru bersih; 1,
atelktasis plate like atau infiltrasi ringan; 2, atelectasis parsial; 3,
atelectasis lobar; 4, atelectasis lobar bilateral.
2. METODE
PENELITIAN
2.5 Pengolahan Data

data dimasukkan kedalam program database (Access; Microsoft, USA) dan


dianalisis menggunakan paket statistic (SPSS 15.0, USA).

S perbandingan dasar antar kelompok dibuat dengan


independent student t test. P value kurang dari 0.05 dianggal
signifikan.
3. INTERVENSI

S Tidak ada intervensi yang diberikan dalam studi. Penulis menyatakan


langkah-langkah tatalaksana pasien sepsis, yaitu pengukuran kadar laktat
serum, pengambilan hasil kultur darah, pemberian antibiotik spektrum
luas, pemberian cairan intravena, dan pemberian vasopresor.

S Tidak ada pemisahan sampel, karena studi ini bukan merupakan studi
intervensi.

S Tidak ada pemisahan kelompok pada studi ini.


4. HASIL PENELITIAN
4. HASIL PENELITIAN
5. KESIMPULAN

S Strategi pprotektif paru menggunakan VT yang rendah dengan


H2O 10 cm PEEP dan RM menunjukkan peningkatan tes fungsi
paru pada 24 jam pertama postoperative; tanpa menghilangkan
efek atau tingkat oksigenasi arterial (intraoperative maupun
postoperative); ataupun insiden komplikasi dada postoperative.

Anda mungkin juga menyukai