Anda di halaman 1dari 10

RETINOBLASTOMA

Oleh Kelompok I
 Devinisi
• Retinoblastoma adalah tumor ganas elemen elemen embrional
retina. Gangguan ini merupakan tumor ganas utama intra okuler terjadi
pada anak anak terutama pada umur di bawah 5 tahun dan sebagian
besar diagnosis antara usia 6 bulan dan 2 tahun.
Etiologi
Retinoblastoma terjadi secara familiar atau sporadik. Namun dapat juga
diklasifikasikan menjadi dua subkelompok yag berbeda, yaitu bilateral atau
unilateral dan diturunkan atau tidak diturunkan. Kasus yang tidak
diturunkan selalu unilateral, sedangkan 90 % kasus yang diturunkan adalah
bilateral, dan unilateral sebanyak 10%. Gen retinoblastoma (RBI) diisolasi
dari kromosom 13q14, yang berperan sebagai pengatur pertumbuhan sel
pada sel normal. Penyebabnya adalah tidak terdapatnya gen penekan tumor,
yang sifatnya cenderung diturunkan. Kanker bisa menyerang salah satu mata
yang bersifat somatic maupun kedua mata yang merupakan kelainan yang
diturunkan secara autosom dominant. Kanker bisa menyebar ke kantung
mata dan ke otak (melalu saraf penglihatan/nervus optikus) (Brunner dan
Suddarth, 2007).
klasifikasi
1. Leukocoria, unilateral sporadic retinoblastoma.
2. Bilateral leukocoria, familial retinoblastoma
3. Leukocoria, endophytic retinoblastoma
4. Leukocoria, exophytic retinoblastoma.
 Manifestasi Klinis (Brunner dan Suddarth, 2007).

1. Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering ditemukan.


2. Tanda dini retinoblastoma adalah mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris
yang tidak normal.
3. Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di dalam bilik mata
depan, uveitis, endoftalmitis, ataupun suatu panoftalmitis.
4. Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam bola mata.
5. Bila terjadi nekrosis tumor, akan terjadi gejala pandangan berat.
6. Tajam penglihatan sangat menurun.
7. Nyeri
8. Pada tumor yang besar, maka mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga badan kaca
terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan dengan pembuluh darah di atasnya.
 Pemeriksaan Diagnostic
1. Fundus Okuli : Ditemukan adanya massa yang menonjol dari retina disertai
pembuluh darah pada permukaan atau pun di dalam massa tumor tersebut dan
berbatas kabur
2. X Ray :Hampir 60 - 70 % penderita retinoblastoma menunjukkan kalsifikasi.
Bila tumor mengadakan infiltrasi kesaraf optic foramen :Optikum melebar.
3. USG : Adanya massa intraokuler
4. LDH : Dengan membandingkan LDH aqous humor dan serum darah, bila
ratsio lebih besar dari 1,5 dicurigai kemungkinan adanya retinoblastoma
intaokuler (Normal ratsioKurangdari 1)
5. Ultrasonografi dan tomografi computer
6. dilakukan terutama untuk pasien dengan metastasis keluar, misalnya dengan
gejala proptosis bola mata.
Komplikasi (Corwin, Elizabeth J,  Penatalaksanaan
2008): 1. Pembedahan
1. Ablasio Retina 2. external beam radiotherapy
2. Glaukoma (EBRT)
3. Kebutaan 3. radioterapi plaque
4. kryo atau fotokoagulasi
5. modalitas yang lebih baru
6. kemoterapi
 Pengkajian (Doenges, Marilynn E, 2007)
1. Identitas Data
2. Keluhan Utama
Keluhan dapat berupa perubahan persepsi penglihatan, mata kemerahan, radang pada mata, adanya
leulcocoria (bintik putih), demam, kurang nafsu makan, gelisah, cengeng, nyeri pada luka post operasi,
terjadi infeksi pada luka post operasi, serta perawatan dan pengobatan lanjutan dari tindakan operasi.
3. Riwayat Kesehatan Sekaralng
Gejala awal yang muncul pada anak bisa berupa bintik putih pada mata tepatnya pada retina, terjadi
pembesaran, mata merah dan besar.
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Riwayat kesehatan masa lalu berkaitan dengan Kemungkinan memakan makanan/minuman yang
terkontaminasi, infeksi ditempat lain misal: pernapasan.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Berkaitan erat dengan penyakit keturunan dalam keluarga
misalnya ada anggota keluarga yang pernah menderita penyakit yang sama.
Diagnosa Keperawatan (Nanda Internasional, 2009-2011).
1. Gangguan persepsi sensori penglihatan berhubungan dengan penurunan visus
mata
2. Nyeri akut berhubungan dengan peningkatan ukuran massa tumor
3. Resiko gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan proses sosialisasi
terganggu
4. Ketidakseimbangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan dehidrasi
5. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan rendahnya kadar O 2
yang ditranport
6. Koping keluarga tidak adekuat berhubungan dengan tindakan pre oprasi
7. Resiko infeksi berhubungan dengan kurang pengetahuan perawatan post
operasi
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil (NOC) Intervensi (NIC)

Gangguan Persepsi Sensorikontrol kecemasan Terapi kegiatan


indicator: Intervensi:
Batasan karakteristik: 1. Memantau intensitas kecemasan 1. Bekerjasama dengan tenaga kesehatan, dokter, dan/atau ahli terapis dalam
2. Menghilangkan pencetus kecemasan merencanakan dan memantau kegiatan program sebaimana mestinya
1. Berubahnya ketajaman 3. Mencari informasi untuk mengurangi kecemasan 2. Bantu untuk menemukan makna diri melalui aktivitas yang biasa
pancaindera 4. Merencanakan strategi koping terhadap situasi (misalnya bekerja) dan/atau aktivitas liburan yang disukai
2. Berubahnya respon yang menekan 3. Bantu memilih kegiatan yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi,
yang umum terhadap 5. Menggunakan strategi koping yang efektif dan sosial
rangsangan 6. Menggunakan teknik relaksasi untuk mengurangi 4. Bantu mengidentifikasi dan memperoleh sumber daya yang diperlukan
3. Distorsi pancaindera rasa cemas untuk kegiatan yang dikehendaki
Gambaran Tubuh 5. Instruksikan pasien/keluarga untuk menghormati aturan dalam aktivitas
Indikator: fisik, sosial, spiritual, dan kognitif demi menjaga keberfungsian dan
Faktor- faktor yang 7. Deskripsi pada bagian tubuh yang terkena dampak kesehatan
berkaitan: 8. Menyesuaikan diri dengan berubahnnya status 6. Bantu dengan kegiatan fisik yang biasa (misalnya, berjalan, berpindah,
4. Pengintegrasian kesehatan berbalik, dan perawatan pribadi), sesuai kebutuhan
pancaindera yang Kompensasi Tingkahlaku Penglihatan 7. Bantu pasien/keluarga untuk memantau kemajuan dalam pencapaian
terganggu Indicator: tujuan
5. Penerimaan terhadap 9. Pantau gejala dari semakin buruknya penglihatan 8.
10. Posisikan diri untuk menguntungkan penglihatan 9. Peningkatan komunikasi: deficit penglihatan
pancaindera yang 11. Ingatkan yang lain untuk menggunakan teknik 10. Intervensi:
terganggu yang menguntungkan penglihatan 11. Catat reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan (misal, depresi, menarik
6. Penyebaran gangguan 12. Gunakan pencahayaan yang cukup untuk aktivitas diri, dan menolak kenyataan)
pancaindera yang sedang dilakukan 12. Menerima reaksi pasien terhadap rusaknya penglihatan
13. Menggunakan alat bantu penglihatan yang lemah 13. Bantu pasien dalam menetapkan tujuan yang baru untuk belajar bagaimana
14. Menggunakan layanan pendukung untuk “melihat” dengan indera yang lain
penglihatan yang lemah 14. Andalkan penglihatan pasien yang tersisa sebagaimana mestinya
15. Menggunakan Braille 15. Gambarkan lingkungan kepada pasien
16. Jangan memindahkan benda-benda di kamar
17. pasien tanpa memberitahu pasien
18. Sediakan bahan bacaan Braille, sebagaimana perlunya

Anda mungkin juga menyukai