KARSINOMA
REKTUM
OLEH :
D I N DA P U T R I S O F I A N I
SUCI RAMADHANI
M . TO H I B H A B I B
P R E S E P TO R :
D R . H J . R O Z E T T I , S P. R A D
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
tumor ganas terbanyak di antara tumor ganas saluran cerna, lebih 60%
tumor kolorektal berasal dari rectum
penyebab utama ketiga kematian akibat kanker pada pria dan wanita di
Amerika Serikat.
Sebahagian besar
kanker rektum dan
Sekitar 20% dari kanker
kolon terdiri dari
kolon berkembang di
adenokarsinoma (98%),
sekum, 20% di rektum,
dan kanker rektum
dan 10% di
lainnya, termasuk
persimpangan
karsinoid (0,4%),
rektosigmoid.
limfoma (1,3%), dan
sarcoma (0,3%).
LATAR BELAKANG
Di Indonesia setelah kanker prostat
dan kanker payudara dengan
persentase 11,5% dari jumlah seluruh
pasien kanker di Indonesia.
tahun 2005, diperkirakan ada 145.290 kasus baru kanker kolorektal di USA,
104.950 kasus terjadi di kolon dan 40.340 kasus di rektum. Pada 56.300 kasus
dilaporkan berhubungan dengan kematian, 47.700 kasus kanker kolon dan
8.600 kasus kanker rektum.
RSUP Dr. Kariadi Semarang pada tahun 2009 dan 2010 menunjukkan
populasi usia terbanyak berada pada usia 51-60 tahun yaitu sekitar 35%.
Carcinoma Adenocarcinoma
Mucinous adenocarcinoma
Signet-ring cell carcinoma
Small cell carcinoma
Squamous cell carcinoma
Adenosquamous carcinoma
Medullary carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Carcinoid ( well differentiated EC-cell,serotonin-producing neoplasm
endocrine neoplasm )
L-cell, glucagon-like peptide
Mixed carcinoid-adenocarcinoma
Non-epithelial tumours
Lipoma
Leiomyoma
Gastrointestinal stromal tumour
Leiomyosarcoma
Angiosarcoma
Kaporsi sarcoma
Malignant melanoma
Malignant lymphomas Marginal zone B-cell lymphoma of MALT type
N1 c : Tumor deposit pada subserosa, mesenteri, atau perikolik nonperitoneal atau jaringan perirektal tanpa
metastasis kelenjar getah bening regional
Obesitas
Kurang olahraga
Merokok
Konsumsi alcohol
Polip
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Perubahan pada kebiasaan buang air besar atau adanya darah pada feses
Diare, konstipasi atau merasa bahwa isi perut tidak benar benar kosong saat
buang air besar
Ileus rasa tidak enak di perut, nyeri, rasa penuh di perut, kembung, feses
seperti tahi kambing bahkan tidak bisa buang air besar, dan tidak flatus.
Pada anamnesis
perlu ditanyakan
faktor risiko dan
berbagai manifetasi
yang berhubungan
dengan kanker
rektum.
DIAGNOSIS : PEMERIKSAAN
FISIK
mencari kemungkinan metastasis seperti
pembesaran kelenjar getah bening atau
hepatomegali.
Kolonoskopi
Biopsi
CEA
Pencitraan
PEMERIKSA AN
RADIOLOGIS
RADIOGRAFI
Degree of Confidence
• Berium enema kontras ganda : deteksi sekitar 90% tumor rektal.
• Barium enema kontras tunggal : sekitar 80%.
• Hasil positif palsu dapat terjadi, karena sisa kotoran dapat menempel ke
dinding usus dan menyerupai tumor.
• Hasil negatif palsu dapat terjadi akibat persiapan usus tidak adekuat,
terjadi beberapa defek pengisian akibat sisa-sisa kotoran yang
mengaburkan gambaran karsinoma. Maka, perlu pemeriksaan ulang atau
sigmoidoskopi diperlukan.
• Lesi kecil mungkin terlewatkan. Maka, perlu minta pendapat pengamat
lainnya.
COMPUTED TOMOGRAPHY
(CT)
Indikasi :
1. Untuk staging karsinoma rektum sebelum dilakukan pengobatan,
untuk staging pada kasus berulang, dan untuk mendeteksi
adanya metastasis jauh setelah dilakukan operasi.
2. Pada pasien yang lebih tua yang mungkin tidak dapat menjalani
kolonoskopi atau barium enema.
3. Tumor rektum dapat didiagnosis pada CT sebagai sebuah temuan
insidentil.
CT Staging System for Rectal Cancer
Stadium Deskripsi
T3a Penebalan dinding rectum dan invasi ke otot dan organ yang berdekatan.
T3b Penebalan dinding rectum dan invasi ke pelvic atau dinding abdominal
T3 N0 M0 B2 Penyebaran transmural
Kuncinya : pada
tumor rektum T1
dan T2, lapisan
Gambaran tumor di bagian distal rekrum
muskularis dengan lapisan muskularis eksterna yang
eksternal intak masih intak
MAGNETIC RESONANCE
IMAGING
Tumor stage T3 akan
membesar melewati
muskularis eksternal ke
mesorektal sekitarnya.
Pertumbuhan tumor ke
peritoneum viseral
menandakan tumor
telah menyebar ke
rongga peritoneum
Gambar aksial,
Terlihat tumor
meluas ke dinding
posterior vagina
(panah)
MAGNETIC RESONANCE
IMAGING
Invasi vaskular
ekstramural (EMVI)
(dikaitkan dengan tumor T3
dan T4)
Pencitraan
diffusion
weighted
dapat
membantu
dalam
mendeteksi
kelenjar
getah bening
Visualisasi nodul lebih jelas pada DWI
MAGNETIC RESONANCE
IMAGING
Nodul ekstramesorektal
penting untuk
diperhatikan, karena
mereka dapat menjadi
penyebab
kekambuhan
Terapi Terapi
target radiasi
Kemoterapi
PEMBEDAHAN
Jenis :
Setelah dilakukan
• Polypectomy
pembedahan :
• Eksisi local
• Anastomosis
• Reseksi
• Ablasi radiofrekuensi • Membuat stoma
• Cryosurgery • Terapi radiasi dan /
• Eksenterasi panggul atau kemoterapi
TERAPI RADIASI
Terapi antibodi monoklonal adalah jenis terapi yang ditargetkan digunakan untuk
pengobatan kanker rektum. Terapi antibodi monoklonal menggunakan antibodi yang
dibuat di laboratorium dari satu jenis sel sistem kekebalan tubuh. antibodi ini dapat
mengidentifikasi zat pada sel kanker atau zat normal yang dapat membantu sel-sel
kanker tumbuh.
D TxN2M1 V Metastasis 5
BAB 3
PENUTUP
KESIMPULAN
Kanker rektum adalah suatu tumor ganas yang muncul dari jaringan epitelial
rektum