Anda di halaman 1dari 15

PEMANTAPAN MUTU PEMERIKSAAN

FILARIASIS
Al Hidayani
G4C018013
Pendahuluan
 Filariasis limfatik, umumnya dikenal sebagai elephantiasis,
adalah penyakit yang menyakitkan dan sangat merusak.
Penyakit ini disebabkan oleh tiga spesies cacing nematoda, yang dikenal
sebagai filariae - Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia timori. Cacing
menyerang didalam sistem limfatik manusia, jaringan kelenjar dan pembuluh
antara darah dan jaringan tubuh. Sistem limfatik merupakan komponen
penting dari sistem kekebalan tubuh.
TUJUAN

Sampai saat ini filariasis masih merupakan masalah kesehatan di


Indonesia. Oleh karena itu, filariasis merupakan salah satu
penyakit yang ditargetkan oleh World Health Organization (WHO)
untuk di eliminasi pada tahun 2020.
Pemeriksaan/diagnosis filariasis yaitu untuk mendeteksi parasit filaria
dengan menemukan mikrofilaria didalam darah

Pemeriksaan untuk diagnosis Semakin berkembang nya teknologi, maka


filariasis biasa digunakan berbagai metode baru dikembangkan untuk
adalah dengan pemeriksaan mendiagnosis filariasis, metode baru tersebut
darah tebal dititik beratkan untuk mendiferensiasi spesies
filaria dengan Uji PCR (Polymerase Chain
Reaction).
Pra-analitik analitik Post-anlitik
Penanganan Sampel
Alat dan bahan yang perlu diperispakan untuk
pengambilan sampel yaitu lanset steril, pipet kapiler
yang baru tidak boleh bekas pakai dan kertas saring
harus kering.

Pra-analitik

Pengumpulan spesimen
Hal yang perlu diperhatikan :
-Data pasien dan kesiapan pasien
-Pengambilan spesimen
-Penyimpanan spesimen selama transfortasi
menggunakan kertas saring , eritrosit masih
utuh/bertahan maka genom yg ada tetap utuh.
Isolasi DNA

Analitik Running PCR

Elektoforesis
 Hasil isolasi DNA terhidari dari kontaminan, karena DNA seluler dapat
terdegradasi oleh DNAse berasal dari kontaminasi bakteri dari sampel,
jika sampel sudah terkontaminasi maka penggunaan tabung steril tidak
ada gunanya. Penyimpanan pada suhu -20ºC
 Running PCR, yang perlu diperhatikan adalah primer dari DNA spesifik
yang akan ditandai, desain primer harus tepat. Memperhatikan suhu yang
akan digunakan, karena setiap primer dari genom spesies yang berbeda
maka suhu yang digunakan juga berbeda tergantung dari kuatnya ikatan
basa nitrogen.
 Elektroforesis, tahap ini yang perlu diperhatikan pertama kali pada
pembuatan gel harus sesuai takaran yang dibutuhkan, karena semakin
padatnya gel maka akan sulit ditembus oleh molekul DNA. Memasukkan
sampel pada sumuran jangan sampai meluber keluar dari sumuran.
Pastikan posisi sumuran berada pada kutub negatif, karena proses
elekroforesis DNA berjalan dari kutub negatif ke kutub positif.
Quality Control PCR

Kesalahan dalam PCR

1). Kualitas dari Taq Polimerase sangat


Ini termasuk internal dan eksternal penting diperhatikan, karena jika terjadi
kontrol kualitas : kesalahan dapat memberikan hasil positif
palsu.
-pengumpulan sampel (terbebas dari 2) Primer, terutama pada saat mendesain
kontaminan) primer jika terjadi kesalahan dalam desain
-transportasi (suhu dan suasana harus tepat) maka dapat berpengaruh pada gen spesifik
-ekstraksi asam nukleat DNA (DNA yang yang akan digunakan serta penentu yang
rusak tidak baik untuk PCR dan ini adalah paling penting dalam spesifisitas PCR.
alasan penting untuk hasil kualitas positif 3) Konsentrasi DNA dalam PCR juga
palsu atau negatif) penting..
-inhibitor PCR juga dapat mempengaruhi, 4) Kualitas tabung PCR sering diabaikan.
misalnya larutan buffer lisis tidak akan Tabung harus dari dinding yang sangat tipis
bekerja baik jika volume sampel melebihi yang memungkinkan transfer cepat panas,
ketentuan hindari adanya udara karena dapat
mempengaruhi perpindahan panas
Pembacaan hasil dari
elektroforesis

Post-analitik

sekuensing untuk menentukan


spesies microfilaria
 Pembacaan hasil dari elektroforesis, untuk pedoman/acuan dalam
pembacaan hasil dengan melihat marker. Marker digunakan untuk
mengetahui hasil dari PCR DNA, marker yang terdapat pada
elektroforesis berfungsi sebagai penanda pasang basa/base pair(bp)
dari molekul DNA yang bermigrasi.
 Pada pemeriksaan filaria pembacaan dan analisa hasil positif apabila
terbentuk band/pita pada 322 bp, 644 bp atau 966 bp. Jika pada
pemeriksaan didapat hasil dibawah 322 bp maka hasil isolasi DNA
dapat dikatakan tidak berhasil mendapatkan genom spesifik atau
DNA yang terambil bukan DNA spesifik dari filaria.
 Sekuensing dapat dilakukan jika didalam laboratorium tersebut
terdapat tenaga ahli atau terlatih dan dapat juga dikerjakan oleh
petugas laboratorium di lembaga yang melakukan molekular
 Penelitian yang dilakukan oleh Santoso & Nungky (2015)
Hasil isolasi DNA setelah ditemukan adanya sampel positif
hasil PCR selanjutnya dilakukan sekuensing untuk mengetahui
spesies mikrofilaria. Hasil sekuensing terhadap 8 sampel
DNA positif mikrofilaria mendapatkan 6 sampel positif
B.malayi dan 2 sampel positif B.timori
Untuk memperoleh hasil evaluasi pemeriksaan PCR yang akurat, dengan
dibutuhkannya 3 aspek kendali mutu yaitu : Pra-analitik, analitik dan
Post-analitik. Dalam pelaksanaannya diperlukan kerjasama antara personil,
baik tenaga terlatih dalam bidangnya maupun asisten yang terlatiih.

Anda mungkin juga menyukai