B
RAHMAD NOPRIADY P.2382.B
PENDAHULUAN
Kecemasan merupakan pengalaman emosional yang berlangsung
singkat dan merupakan respon yang wajar, pada saat individu
menghadapi tekanan atau peristiwa yang mengancam kehidupannya.
3. Teori eksistensial
Biasanya untuk gangguan cemas menyeluruh, seseorang merasa cemas
akan hidupnya dan perasaan takut akan kematian.
• 4. Teori Biologis
1.Sistem Saraf Otonom
2.Neurotransmitter
3.Penelitian Genetika
ETIOLOGI
• Faktor Biologis
Faktor biologik yang berperan pada gangguan ini adalah
‘’neurotransmitter’’.Ada tiga neurotransmitter utama yang berperan pada
gangguan ini yaitu, norepinefrin, serotonin, dan gamma amino butiric acid
atau GABA. Namun neurotransmitter yang memegang peranan utama
pada gangguan cemas adalah serotonin, sedangkan norepinefrin terutama
berperan pada gangguan panik.
• Faktor Psikososial
Dua bidang pikiran utama tentang faktor psikososial yang
menyebabkan perkembangan gangguan cemas menyeluruh adalah bidang
kognitif perilaku dan bidang psikoanalitik.
PATOFISIOLOGI
Pada kecemasan terjadi mekanisme sebagaimana terjadi pada stress.
Terjadi pengaktifan sistem saraf simpatis dan aktivasi hipotalamus-
hipofisis-adrenal. akan meningkatkan kemampuan tubuh untuk
melakukan aktivitas otot yang besar, diantaranya dengan cara :
1.Peningkatan tekanan arteri
2.Peningkatan aliran darah untuk mengaktifkan otot-otot bersamaan
dengan penurunan aliran darah ke organ-organ, seperti traktus
gastrointestinalis dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk aktivitas
motorik cepat
3.Peningkatan kecepatan metabolisme sel di seluruh tubuh
4.Peningkatan konsentrasi glukosa darah
5.Peningkatan proses glikolisis di hati dan otot
6.Peningkatan kekuatan otot
7.Peningkatan aktivitas mental
8.Peningkatan kecepatan koagulasi darah.
Neurotransmitters
Tiga neurotransmitters utama yang berhubungan dengan dasar dari
penelitian binatang dan respon kepada penanganan obat adalah
norepinephrine (MODA), serotonin, dan β-asam aminobutyric (GABA).
Sebagian besar informasi dasar neuroscience tentang eksperimen binatang
membentuk paradigma tingkah laku dan agen psikoaktif.
Norepinephrine
Teori umum tentang peran dari norepinephrine dalam ketidakteraturan dimana
dipengaruhi pasien, mungkin mempunyai satu sistem noradrenergic yang buruk
pengaturannya sehingga terjadi ledakan sekali-kali dari aktivitas ini.
Hypothalamic-Pituitary-Adrenal Axis
Perubahan pada hypothalamic-pituitary-adrenal (HPA) fungsi poros masih
sedang dipelajari dalam kaitannya dengan PTSD. Pada pasien dengan
gangguan panik, adrenocorticoid hormon (ACTH) mempengaruhi pada
faktor corticotropin-releasing (CRF) masih sedang dipelajari dalam
beberapa penelitian.
Aplysia
Aplysia dikondisikan sebagai adanya perubahan yang terukur pada
presynaptic, menghasilkan pelepasan dan peningkatan sejumlah
neurotransmitter.
GEJALA UMUM ANXIETAS
Gejala psikologik:
Ketegangan, kekuatiran, panik, perasaan tak nyata, takut mati,
takut ”gila”,takut kehilangan kontrol dan sebagainya.
Gejala fisik:
Gemetar, berkeringat, jantung berdebar, kepala terasa ringan,
pusing, ketegangan otot, mual, sulit bernafas, baal, diare, gelisah,
rasa gatal, gangguan di lambung dan lain-lain
BENTUK GANGGUAN
ANXIETAS
• Gangguan Panik
• Gangguan Fobik
• Gangguan Obsesif-kompulsif
• Gangguan Stres Pasca Trauma
• Gangguan stres Akut
• Gangguan Anxietas Menyeluruh
GANGGUAN PANIK
Ada dua kriteria Gangguan panik : gangguan panik tanpa
agorafobia dan gangguan panik dengan agorofobia kedua gangguan panik
ini harus ada serangan panik.
PEDOMAN DIAGNOSTIK GANGGUAN PANIK
•Serangan panik rekuren dan tidak diharapkan
•Sekurangnya satu serangan , diikuti satu atau lebih : kekawatiran
menetap akan mengalami serangan tambahan, ketakutan tentang arti
serangan, perubahan perilaku bermakna berhubungan dengan serangan
•Serangan panik bukan karena efek fisiologis langsung atau suatu kondisi
medis umum
•Serangan panik tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan mental lain.
misal gangguan obsesif - kompulsif.
•Gangguan panik bisa dengan agorafobia atau tanpa agorafobia
GANGGUAN FOBIK
Fobia spesifik: takut terhadap binatang, badai, ketinggian, penyakit,
cedera, dsb
Fobia sosial: takut terhadap rasa memalukan di dalam berbagai
lingkungan sosial seperti berbicara di depan umum, dsb
PEDOMAN DIAGNOSTIK
•Rasa takut yang jelas, menetap dan berlebihan atau tidak beralasan
(obyek /situasi)
•Pemaparan dengan stimulus fobik hampir selalu mencetuskan
kecemasan
•Menyadari bahwa rasa takut adalah berlebihan
•Situasi fobik dihindari
GANGGUAN OBSESIF-
KOMPULSIF
OBSESIF adalah pikiran, perasaan, ide yang berulang, tidak bisa
dihilangkan dan tidak dikehendaki.
KOMPULSIF adalah tingkah-laku yang berulang, tidak bisa
dihilangkan dan tidak dikehendaki.
GANGGUAN STRES PASCA-
TRAUMA
PEDOMAN DIAGNOSTIK STRES PASCATRAUMA
A.Telah terpapar dengan peristiwa traumatik, didapati
B.Keadan traumatik secara menetap dialami kembali dalam satu atau lebih
C.Penghindaran stimulus yang persisten yang berhubungan dengan
trauma
D.Gejala menetap, adanya peningkatan kesadaran , seperti dua atau lebih
E. Lama gangguan gejala B,C,D adalah lebih dari satu bulan.
F. Gangguan menyebabkan penderitaan yang bermakna secara klinis
atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan, atau fungsi penting lain.
REAKSI STRES AKUT
Suatu gangguan sementara yang cukup parah yang terjadi pada
seseorang tanpa adanya gangguan jiwa lain yang nyata, sebagai respons
terhadap stres fisik maupun mental yang luar biasa dan biasanya
menghilang dalam beberapa jam atau hari.
GANGGUAN ANXIETAS
MENYELURUH
keluhan tegang yang berkepanjangan, gemetaran, ketegangan otot,
berkeringat, kepala terasa ringan, palpitasi, pusing kepala dan keluhan
epigastnik adalah keluhan¬keluhan yang lazim dijumpai. Ketakutan
bahwa dirinya atau anggota keluarganya akan menderita sakit atau
akan mengalami kecelakaan dalam waktu dekat, merupakan keluhan
yang seringkali diungkapkan
PENATALAKSANAAN
GANGGUAN KECEMASAN
1. Manajemen krisis
2. Farmakoterapi
3. Psikoterapi
Manajemen krisis
•Pengukuran psikososial dari individu, bahwa keluarga ikut didalam
krisis
•Pengembangan rencana dengan individu atau keluarga dalam krisis
•Penerapan rencana dan penggambaran secara personal
•Kelanjutan dari rencana (follow up)
Farmakoterapi
Ada dua golongan obat antiansietas :
1.Benzodiazepin : diazepam, oxazolam, lorazepam, clobazam
2.Non Benzodiazepin : buspiron dan sulpirit
Ada beberapa efek samping obat dari golongan ini adalah :
•Sedasi : mengantuk, kewaspadaan kurang, kinerja psikomotor menurun,
kemampuan kognitif melemah.
•Relaksasi otot : rasa lemah, cepat lelah dll.
Psikoterapi
a.Psikoterapi bentuk sugesti (supportive)
b.Psikoterapi jenis analisa (insight oriented)
c.Psikoterapi jenis prilaku (behaviour therapy)
PROGNOSIS
Sebenarnya dalam beberapa kasus gangguan cemas dapat diatasi
dengan baik bila didapati diagnosis dini serta tatalaksana yang baik,
namun sering kali gangguan ini dianggap sebagai sesuatu hal yang
tidak terlalu mendasar dan penting sehingga seringkali ditangguhkan
oleh pasien untuk mencari pertolongan dalam menghadapi gangguan
yang diderita atau dialaminya.
KESIMPULAN
Keadaan stres, konflik-konflik yang kompleks menjadikan pencetus
stres bagi individu maupun masyarakat sendiri. Secara subyektif
kecemasan itu bagi kebanyakan orang adalah perasaan yang tidak enak,
yang perlu secepat-cepatnya ditangani.
Secara tidak sadar orang dapat menempuh 2 jalan :
a.Dengan menggunakan mekanisme pembelaan, yang kita lihat pada
reaksi fobik dan rekasi obsesi.
b.Dengan menggunakan mekanisme konversi.
Bentuk – bentuk gangguan anxietas sendiri berupa gangguan panik,
gangguan fobik gangguan obsesif-kompulsif, gangguan stres pasca
trauma, gangguan stres akut, gangguan anxietas menyeluruh. Terapi
yang dianjurkan adalah manajemen krisis, farmakoterapi,dan
psikoterapi.