Kata Taksonomi diambil dari bahasa Yunani Tassein yang berarti untuk
mengklasifikasidan nomos yang berarti aturan. Taksonomi dapat diartikan
sebagai klasifikasi berhirarki dari sesuatu, atau prinsip yang mendasari
klasifikasi. Hampir semua ( benda bergerak, benda diam, tempat, dan
kejadian ) dapat diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
a. Pengetahuan ( Knowledge ).
b. Pemahaman ( Comprehension ).
c. Aplikasi ( Application ).
d. Analisis ( Analysis ).
e. Sintesis ( Synthesis ).
f. Evaluasi ( Evaluation )
Affective Domain berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan
David Krathwol.
a. Penerimaan ( Receiving/Attending ).
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya.
Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian,
mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b. Tanggapan ( Responding ).
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c. Penghargaan ( Valuing ).
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada
internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke
dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian ( Organization )
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
a. Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam membantu gerakan.
b. Kesiapan (Set).
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan gerakan.
f. Penyesuaian ( Adaptation ).
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat disesuaikan dalam
berbagai situasi.
g. Penciptaan ( Origination ).
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi atau
permasalahan tertentu.
Kecuali sebagai sistem klasifikasi sasaran belajar, Taksonomi Bloom
digunakan sebagai cara untuk mengembangkan dan mengevaluasi petanyaan
yang diajukan guru kepada siswa. Biasanya kebanyakan pertanyaan ada
pada tingkat pengetahuan dan pemahaman, sehingga kurang memberikan
tantangan bagi siswa yang berbakat. Dengan mengembangkan keterampilan
untuk mengajukan pertanyaan pada setiap tingkat dari taksonomi, guru
merangsang siswa untuk lebih menggunkan kemampuan kognitif mereka dan
mengembangkan keterampilan berfikir tinggi. Siswa memerlukan latihan dan
kesempatan untuk belajar berpikir dengan cara yang efektif.Jika guru belajar
untuk nengajukan pertanyaan yang lebih baik, siswa juga akan
mengembangkan kemampuan mereka dibidang ini.Mula – mula guru dapat
menggunakan catatan dengan pertanyaan pada setiap tingkat Taksonomi
Bloom untuk bahan yang di ajarkan.Setelah memperaktekan hal ini untuk
waktu tertentu, akhirnya menjadi kebiasaan dan tingkat sulit lagi bagi guru.
Tetapi jika mau yakin bahwa pertanyaan yang diajukan mencakup keenam
tingkat pemikiran,guru dapat menggunakan tape recorder selama mengajar
untuk kemudian dapat mengklasifikasi pertanyaan sesuai dengan keenam
tingkat taksonomi.
MANFAAT PENGGUNAAN TAKSONOMI BlOOM
Metode Deduktif
Metode berpikir deduktif adalah suatu penalaran yang berpangkal
pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru
yang bersifat lebih khusus.
KOMUNIKASI MATEMATIKA
kemampuan komunikasi matematis dapat diartikan sebagai suatu
kemampuan siswa dalam menyampaikan sesuatu yang diketahuinya
melalui peristiwa dialog atau saling hubungan yang terjadi di lingkungan
kelas, dimana terjadi pengalihan pesan. Pesan yang dialihkan berisi tentang
materi matematika yang dipelajari siswa, misalnya berupa konsep, rumus,
atau strategi penyelesaian suatu masalah. Pihak yang terlibat dalam
peristiwa komunikasi di dalam kelas adalah guru dan siswa. Cara
pengalihan pesannya dapat secara lisan maupun tertulis.
Ada dua tipe umum koneksi matematik menurut NCTM (1989:146) yaitu
modeling connections dan mathematical connections. Modeling
connections merupakan hubungan antara situasi masalah yang muncul di
dalam dunia nyata atau dalam disiplin ilmu lain dengan representasi
matematiknya, sedangkan mathematical connections adalah hubungan
antara dua representasi yang ekuiva len, dan antara proses penyelesaian
dari masing-masing representasi. Siswa hendaknya memiliki kesempatan
untuk mengamati keterkaitan matematika dengan mata pelajaran lain dan
kehidupan sehari- hari. Untuk memenuhinya, guru matematika harus
melibatkan guru mata pelajaran lain untuk berpartisipasi aktif dalam
mengeksplorasi ide-ide/konsep matematik melalui permasalahan yang
muncul dalam pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Koneksi matematik (Mathematical Connections) merupakan
kegiatan yang meliputi: