Morbus Hansen
Morbus Hansen
Morbus Hansen
Sinonim : Kusta, Leprosy
Definisi :
Peny inf kronik
Mycobacterium leprae
Basil tahan asam dan alkohol
Positif gram
Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um
Hidup intraseluler dan mempunyai afinitas yang
besar pada sel saraf (Schwan cell) dan sistem
retikuloendotelial
Tumbuh dengan baik pada jar. yang lebih dingin
PATOGENESIS
Keluhan:
– bercak pada kulit yang mati rasa, rasa tebal, kesemutan, kelemahan
otot-otot dan kulit kering akibat gangguan pengeluaran kelenjar
keringat.
Lesi yang paling sering:
– makula hipopigmentasi (68%)
– plak (26%)
– nodul (6%)
– Lepromatous: multipel lesi,
– IL and TL: satu lesi.
Klasifikasi dan Manifestasi Klinis
N. ulnaris: anestesia pada ujung jari anterior kelingking dan jari manis, clawing
kelingking dan jari manis, atrofi hipotenar dan otot interoseus serta kedua otot
lumbrikalis medial.
N. medianus: anestesia pada ujung jari bagian anterior ibu jari, telunjuk, dan jari
tengah, tidak mampu aduksi ibu jari, clawing ibu jari, telunjuk, dan jari tengah,
ibu jari kontraktur, atrofi otot tenar dan kedua otot lumbrikalis lateral.
N. radialis: anestesia dorsum manus, serta ujumg proksimal jari telunjuk, wrist
drop, tak mampu ekstensi jari-jari atau pergelangan tangan.
N. poplitea lateralis: anestesia tungkai bawah, bagian lateral dan dorsum pedis,
foot drop, kelemahan otot peroneus.
N. tibialis posterior: anestesia telapak kaki, claw toes, paralisis otot intristik kaki
dan kolaps arkus pedis.
N. fasialis: lagoftalmus, kegagalan mengaktupkan bibir
N. trigeminus: anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata.
Kerusakan mata:
– Primer: alopesia pada alis mata dan bulu mata
– Sekunder: paralisis N. orbikularis palpebrarum,
lagoftalmus kebutaan
Infiltrasi granuloma ke dalam adneksa kulit:
– kulit kering dan alopesia
Tipe lepramatosa:
– dapat timbul ginekomastia
Penegakan Diagnosis
Tersangka MH:
– Pada kulit. Bercak kulit yang merah atau putih, bercak
kurang/mati rasa, bercak tidak gatal, kulit mengkilap atau
kering bersisik, adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat
atau tidak berambut, dan luka lepuh tidak nyeri.
– Tanda pada saraf. Nyeri tekan dan atau spontan pada saraf
tepi, rasa kesemutan, tertusuk tusuk, dan nyeri pada anggota
gerak, kelemahan anggota gerak dan atau wajah, adanya
cacat/deformitas, dan luka atau ulkus yang sulit sembuh.
– Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fungsi
Saraf Sensorik
– Tes rasa raba
– Tes rasa nyeri
– Tes rasa suhu
Pemeriksaan Otonom
– Tes Gunawan
– Tes Pilokarpin
Voluntary Muscle Test
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
Membantu menegakkan diagnosis
Pengamatan pengobatan
Kerokan jaringan kulit atau usapan mukosa hidung
yang diwarnai dengan pewarnaan Ziehl Neelson
M. leprae terlihat merah
solid : batang utuh hidup
fragmented : batang terputus
granular : butiran mati
Indeks Bakteri :
- Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu
sediaan
- Nilai 0 – 6+
Indeks Morfologi
- Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah
solid dan non solid
Pemeriksaan Penunjang
2. Pemeriksaan Histopatologik
Untuk memastikan gambaran klinis
Penentuan klasifikasi kusta
Tipe tuberkuloid:
tidak ada basil atau hanya sedikit dan non solid.
Lepromatosa:
Subepidermal clear zone, sel virchow dengan banyak basil.
Pemeriksaan Penunjang
3. Pemeriksaan Serologi
Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)
Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
4. Tes Lepromin
0,1 ml lepromin disuntikkan intradermal
Baca 48 jam/2hari – reaksi Fernandez
3-4 minggu – reaksi Mitsuda
Untuk menunjukkan sistem imun terhadap M. lepare
Diagnosis Banding
Obat Utama
DDS (Diamino Difenil Sulfon)
Rifampisin: 10 mg/kgBB
Klofazimin (Lamprene): 50 mg/kgBB atau
3x100mg/minggu
Protionamid: 5-10 mg/kgBB
Obat Alternatif
Ofloksasin: 400mg/hari
Minoksiklin: 100 mg/hari
Kloritromisin: 500 mg/hari
Pengobatan
Pemberian MDT
Mencegah dan mengobati resistensi
Memperpendek masa pengobatan
Mempercepat pemutusan mata rantai
penularan
Dosis Obat untuk Kusta Tipe MB
Type I Reaction
Reversal
Leprosy Reaction
Type II Reaction
Erythema Nodosum Leprosum (ENL)
Reaksi Kusta
– 11-12 Tipe 2
Reaksi 5 mg
Prednison 15-30 mg/hari, dapat ditambah analgetik-antipiretik dan sedatif
Klofazimin 3 x 100 mg selama 12 minggu tappering 2x100 mg tappering 1x100
mg