Anda di halaman 1dari 14

Kelompok 2

 Deni hetranando
 Friskila
 hendra
 Marsela
 Tomi lestari
 Wido tri amigo
Latar Belakang…
Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas
dari gangguan jiwa, tetapi juga merupakan
suatu hal yang dibutuhkan oleh semua orang.
Kesehatan jiwa merupakan perasaan sehat dan
bahagia serta mampu mengatasi masalah
kehidupan, dapat menerima orang lain apa
adanya dan mempunyai sikap dan pikiran
positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
(Hawari, 2006).
Definisi Halusinasi
 Menurut Cook dan Fontaine (1987) perubahan persepsi sensori: halusinasi adalah salah
satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan persepsi sensori, seperti
merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan, atau
penghiduan. Klien meresakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Selain itu, perubahan
persepsi sensori: halusinasi juga diartikan sebagai persepsi sensori tentang suatu objek,
gambaran, dan pikiran yang sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar mliputi
semua sistem penginderaan (pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, atau
pengecapan).
 Halusinasi merupakan suatu gejala gangguan jiwa pada individu yang ditandai dengan
perubahan sensori persepsi; merasakan sensasi palsu atau merasakan stimulus yang
sebenarnya tidak ada (Anna Budi Keliat, 2009: 109)
Etiologi dari Halusinasi

 Faktor predisposisi
 Faktor biologis
 Faktor perkembangan
 Faktor Sosiokultural
 Faktor biokimia
 Faktor psikologis
 Faktor genetik
 Faktor presipitasi
Yaitu stimulus yang dipersepsikan oleh individu sebagai tantangan, ancaman, atau tuntutan yang
memerlukan energi ekstra untuk menghadapinya. Adanya rangsangan dari lingkungan, seperti partisipasi klien
dalam kelompok, terlalu lama tidak diajak komunikasi, objek yang ada di lingkungan dan juga suasana sepi atau
terisolasi sering menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Hal tersebut dapat meningkatkan stress dan kecemasan
yang merangsang tubuh mengeluarkan zat halusinogenik. (Fitria, 2012).
Jenis-jenis Halusinasi
 Halusinasi dengar (akustik, auditorik)
Individu itu mendengar suara yang membicarakan, mengejek, menertawakan, atau mengancam padahal
tidak ada suara disekitarnya.
 Halusinasi lihat (Visual)
Individu itu melihat pemandangan orang, binatang atau sesuatu yang tidak ada.
 Halusinasi bau/hirup (olfaktorik)
Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi kecap. Individu yang mengalami, mengatakan mencium bau-
bauan seperti bau kemenyan, bau bunga, bau mayat yang tidak ada sumbernya.
 Halusinasi kecap (gustatorik)
Biasanya terjadi bersamaan dengan halusinasi bau/hirup. Individu merasa mengecap sesuatu di mulutnya.
 Halusinasi singgung (taktil/ kinaesthetik)
Individu yang bersangkutan merasa ada seseorang yang meraba atau memukul. Bila rabaan ini berupa
rangsangan seksual maka halusinasi ini disebut halusinasi haptik.
 Halusinasi Kirestetik
Klien merasakan badannya bergerak dalam suatu ruangan atau anggota badannya bergerak.
 Halusinasi Visceral
Perasaan tertentu timbul dalam tubuhnya.
Pengkajian pada pasien Ny.P
ALASAN MASUK
 Data Primer
Pasien mengatakan masuk rumah sakit jiwa karena klien sering mendengarkan suara bisikan seperti
suara ular.
 Data Sekunder
Dari status pasien dan keluarga dirumah didapatkan klien sekitar 2 bulan yang lalu dirumah, pasien
bercakap-cakap sendiri, marah-marah, menyendiri susah tidur malam, tidak selera makan, dan
sehari sebelum masuk RSJ pada tanggal 12 Maret 2018 gejala timbul lagi seperti: marah-marah,
berbicara sendiri, suka menyendiri,. Lalu klien dibawa keluargnya ke RSJ dr. Radjimant
Wediodiningrat Lawang
 Keluhan Utama Saat Pengkajian
Klien mengatakan sering mendengar suara-suara bisikan seperti suara ular, klien takut dan bingung
dengan suara – suara tersebut.
 Intervennsi dan implementasi
Terimakasih Atas Perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai