Anda di halaman 1dari 42

Praktikum

Blood Urea Nitrogen (BUN)


&
Serum Creatinine
Trigger:
• Jelaskan tentang BUN, satuan, metode
test, faktor-faktor yang mempengaruhi
kadarnya dan nilai klinis/interpretasinya !
2. Jelaskan tentang metabolisme creatine –
creatinine phosphate, satuan, faktor-
faktor yang mempengaruhi kadarnya dan
nilai klinis/interpretasinya !
3. Jelaskan tentang interpretasi rasio BUN-
Creatinin !
BUN (BERTHELOT)
TES STANDAR
0,1 ml. urease 0,1 ml. urease
0,01 ml. serum 0,01 ml. standar

CAMPUR, INKUBASI PADA SUHU 37O C SELAMA 20 MENIT

2ml. Reagen I 2ml. Reagen I


(phenol + Na. Nitroprussid) (phenol + Na. Nitroprussid)

2 ml. reagen II 2 ml. reagen II


(Na. hipoklorit + NaOH) (Na. hipoklorit + NaOH)

CAMPUR, INKUBASI PADA SUHU 37O C SELAMA 20 MENIT

BUN = Dt/Ds x 20 mg%


l : 546
Normal: 5-20mg/dl
Serum Creatinine (Jaffe)
TES STANDAR
4,5 ml. as.pikrat
4,5 ml. as.pikrat 0,6 ml. standar
0,6 ml. serum

CAMPUR, CENTRIFUGE 10 MENIT

PIPET 3 ml SUPERNATAN + 0.3 ml NaOH 1 mol/L

Campur, Inkubasi pada suhu kamar, selama 25 menit

Creatinine = Dt/Ds x2 mg%


l : 546 Normal: <1.4 mg/dl
SUMBER UREA

Transport of ammonia to the liver for urea synthesis.


Sirkulasi Urea
The Krebs-Henseleit Urea Cycle.
BLOOD UREA NITROGEN (BUN)
Merupakan test untuk mengukur jumlah nitrogen dalam
darah dalam bentuk urea dan juga untuk mengukur fungsi
ginjal.
Urea merupakan bahan yang disekresikan oleh liver dan
diekskresikan keluar dari darah oleh ginjal.

Fisiologi
Liver menghasilkan urea dalam siklus urea sebagai hasil
sisa pencernaan protein.
Pada darah manusia dewasa normal terdapat urea
nitrogen 7 - 21 mg per 100 ml (7–21 mg/dL) darah. Nilai
normal ini dapat bervariasi berdasar prosedur test dan
reagen yang digunakan.
Interpretasi
Pada umumnya penyebab utama peningkatan BUN,
misalnya pada azotemia, adalah fungsi ginjal yang kurang
baik.
Namun serum creatinine dapat melakukan pengukuran
terhadap fungsi ginjal secara lebih spesifik.
Peningkatan BUN yang amat besar (>60 mg/dL) biasanya
mengindikasikan gagal ginjal sedang sampai berat.
Gangguan ekskresi urea dapat disebabkan kondisi
sementara, seperti dehidrasi atau shock, atau oleh
penyakit ginjal akut dan kronik.
Peningkatan BUN yang disertai nilai
creatinine yang normal dapat mengindikasikan
adanya penurunan aliran darah ke ginjal
(misalnya pada gagal jantung atau dehidrasi)
tanpa adanya kelainan pada ginjal.
Namun, kenaikan BUN ini saja juga dapat
mengindikasikan pembentukan urea
berlebihan yang tidak dapat diimbangi oleh
ginjal.
Peningkatan produksi urea dapat terjadi pada:
1. Perdarahan sedang atau berat pada GIT (misal ulkus).
Komponen nitrogen dalam darah direabsorbsi pada GIT
berikutnya dan kemudian dipecah menjadi urea oleh liver.
2. Kenaikan metabolisme protein, misal pada pasien dengan diet
tinggi protein, total parenteral nutrition, pengobatan steroid,
luka bakar atau demam.

Bila rasio BUN-creatinine (BUN:Cr) > 20, pasien tersebut


dicurigai menderita prerenal azotemia, dimana proses
patologisnya tidak berasal dari kerusakan ginjal.
Penurunan BUN biasanya tidak memiliki arti
yg signifikan, tetapi penyebabnya dapat
karena:
- gangguan liver
- malnutrisi (kekurangan protein)
- konsumsi alkohol yang berlebihan.
- overhidrasi karena cairan intravenous
-kehamilan dimana terdapat perubahan aliran
darah ginjal yang normal
BUN
INCREASED of BUN DECREASED of BUN
acute or chronic disease of malnutrition
the kidneys excessive alcohol
dehydration consumption
shock Overhydration from
moderate or heavy bleeding intravenous fluids
in the upper gastrointestinal
pregnancy
tract (e.g. from ulcers).
high protein diets
steroid use
burns
fevers.
BUN merupakan salah satu pertanda bahan
sisa nitrogen, jadi ketika kegagalan ginjal
menyebabkan penumpukan urea dan bahan
sisa nitrogen yang lain (uremia), seseorang
dapat menderita gangguan neurologis seperti
perubahan fungsi kognitif (encephalopathy),
gangguan indra perasa (dysgeusia) atau
kehilangan nafsu makan (anorexia).
• Selain itu juga nausea dan vomiting, atau
perdarahan karena dysfunctional platelets.
• Prolonged uremia yang parah dapat
menyebabkan kulit menjadi berwarna pucat
kekuningan atau bahkan membentuk kristal
urea yang nyata ("uremic frost") pada kulit.
Banyak hal dapat mempengaruhi interpretasi nilai
BUN, GFR dan creatinine clearance merupakan
test yang lebih akurat untuk mengetahui fungsi
ginjal.
Usia, jenis kelamin, berat badan dan ras dapat
merubah nilai normal untuk individu.
Pada gagal ginjal atau chronic kidney disease
(CKD), BUN hanya akan naik dari nilai normal bila >
60% sel-sel ginjal tidak dapat berfungsi.
Satuan
Satuan kadar BUN dapat mg/dL (USA) atau kadar
urea dalam mmol/L.
Untuk mengubah BUN dari mg/dL menjadi mmol/L
urea, bagi dengan angka 2.8 (tiap molekul urea
memiliki 2 nitrogens, masing-masing massa molarnya
14g/mol)
Urea (in mmol/L) = BUN (in mg/dL of nitrogen) / 2.8
Mengubah BUN menjadi urea dalam mg/dL
menggunakan rumus:
Urea= BUN*2.14 MW urea
Metode
Test BUN pada awalnya dilakukan dengan
flame photometry.
Sekarang lebih banyak menggunakan
chemical colorimetric tests dengan 3
metode yang umum dipakai: Diacetyl
Monoxime, Urograph dan Modified
Berthelot Enzymatic methods.
METABOLISME CREATININE
Creatine (N-methylguanidoacetic acid) dan bentuknya
yang terfosforilasi berupa creatine phosphate
berperan sebagai ATP buffer dalam metabolisme
otot.
Creatine phosphate, memiliki fosfat energi tinggi
seperti pada ATP dan karena itu dapat dengan
mudah ditransfer menjadi ADP.
Sebaliknya, ketika terdapat kelebihan ATP, creatine
phosphate dapat terbentuk dari ATP dan creatine.
Kedua reaksi tersebut dikatalisa oleh creatine kinase.
Pada otot yang relaksasi, creatine phosphate
terbentuk karena adanya banyak ATP.
Jika tedapat resiko kekurangan ATP saat
kontraksi, kadar ATP dapat dipertahankan sejenak
oleh sintesis ATP dari creatine phosphate dan
ADP.
Pada suatu reaksi nonenzimatik [6], sejumlah kecil
creatine dan creatine phosphate secara konstan
membentuk creatinine, yang tidak dapat lagi
difosforilasi dan karena itu diekskresikan lewat
urine.
Creatine tidak terbentuk dari otot itu
sendiri, tetapi disintesa dalam 2 tahap
dalam ginjal dan liver (gambar bagian kiri).
Pada mulanya, gugus guanidin dari arginine
ditransfer transferred ke glycine dalam
ginjal, menghasilkan guanidin acetate [3].
Dalam liver, N-methylation dari guanidin
acetate mengarah pada pembentukan
creatine, dengan coenzyme S-
adenosylmethionine[4].
Creatinine dibentuk dalam metabolisme otot
dari creatine phosphate melalui reaksi
dehidrasi irreversible nonenzymatic dan
pelepasan phosphate.
Glycine, arginine dan methionine semua
berperan dalam biosintesis creatine.
Sintesis creatine dilengkapi oleh metilasi
guanidoacetate oleh S-adenosylmethionine.
URINE

Manusia dewasa menghasilkan 0,5 – 2 L urine


per hari, dimana 95% diantaranya adalah air,
sisanya merupakan komponen-komponen
organik dan inorganik larut air yang
diekskresikan melalui urine.
Salah satu komponen organiknya adalah
creatinine.
Nilai klinis
Urine creatinine
Creatinine dalam ekskresi urine 24 jam berbanding
lurus dengan massa otot, karena itu jumlah creatinine
yang diekskresikan setiap hari adalah konstan
sehingga creatinine sebagai bahan organik endogen
dalam urine dapat digunakan untuk mengukur
glomerular filtration rate.

Konsentrasi creatinine juga diukur saat melakukan


urine drug tests.
Kadar creatinine yang tinggi mengindikasikan
test yang bersih atau asli, sedangkan kadar
creatinine yang rendah mengindikasikan test
yang telah dimanipulasi, baik melalui
penambahan air pada sample atau dengan
meminum banyak air.
Plasma creatinine
Mengukur serum creatinine merupakan test
sederhana dan paling sering digunakan sebagai
indikator fungsi ginjal.
Kenaikan kadar creatinine darah hanya terdeteksi
bila terjadi kerusakan berat pada nefron.
Karena itu, test ini tidak cocok untuk mendeteksi
tahap awal penyakit ginjal.
Gambaran tentang fungsi ginjal yang lebih baik
didapatkan dengan creatinine clearance (CrCl) test.
CrCl dapat dikalkulasi dengan akurat
menggunakan konsentrasi serum creatinine
dan beberapa atau semua variabel berikut:
jenis kelamin, usia, berat badan dan ras.
Karena itu harus dicantumkan pada
identifikasi pasien.
Satuan

Satuan yang umum digunakan untuk serum


creatinine adalah mg/dL (USA) atau μmol/litre.
1 mg/dL creatinine = 88.4 μmol/L.

Nilai normal berkisar antara:


wanita = 0.5 - 1.0 mg/dL (± 45-90 μmol/L)
pria = 0.7 - 1.2 mg/dL (± 60-110 μmol/L)
Interpretasi

Kadar serum creatinine 2.0 mg/dL (150


μmol/L) adalah normal pada seorang pria body
builder, namun serum creatinine 1.2 mg/dL
(110 μmol/L) dapat mengindikasikan penyakit
ginjal pan wanita paruh baya.
Yang lebih penting adalah gambaran tren
kadar serum creatinine sepanjang waktu.
Kadar creatinine dapat meningkat ketika
mengkonsumsi obat2an ACE inhibitors (ACEI)
atau angiotensin-II receptor blockers (ARBs).
Pemakaian keduanya dapat meningkatkan kadar
creatinine lebih besar darpada hanya
mengkonsumsi salah satunya (<30%).
Normal serum values

Test SI units US units


BUN (Urea) - 7-20 mg/dL
Urea 2.5-10.7 mmol/L -
Creatinine 62-106 umol/L 0.7-1.2 mg/dL
Serum Ratios

- BUN:Cr = >20:1 Urea:Cr = >100:1


Location: Prerenal (before the kidney)
Mechanism:BUN reabsorption is increased. BUN is
disproportionately elevated relative to creatinine in
serum.
- BUN:Cr = >10-20:1 Urea:Cr = 100-40:1
Location: Normal or Postrenal (after the kidney)
Mechanism: Normal range. Can also be postrenal disease.
BUN reabsorption is within normal limits.
- BUN:Cr = <10:1 Urea:Cr = <40:1
Location: Intrarenal (within kidney)
Mechanism: Renal damage causes reduced
reabsorption of BUN, therefore lowering the
BUN:Cr ratio.
Specific causes of elevation

Acute renal failure

The ratio is predictive of prerenal injury when


BUN:Cr exceeds 20[1] or when urea:Cr exceeds
0.1 and urea is greater than 10.[2] In prerenal
injury, urea increases disproportionately to
creatinine due to enhanced proximal tubular
reabsorption.
Gastrointestinal bleeding
The ratio is useful for the diagnosis of bleeding
from the gastrointestinal (GI) tract in patients
who do not present with overt vomiting of
blood.[3] In children, a BUN:Cr ratio of 30 or
greater has a sensitivity of 68.8% and a specificity
of 98% for upper gastrointestinal bleeding.[4]
BUN level increases in upper GI bleeding because
patients become prerenal, secondary to blood loss
which decreases blood flow to the kidney.
A common misconception is that the ratio is
elevated because of amino acid digestion. Since
blood, which consists largely of the protein
hemoglobin, is broken down by digestive
enzymes of the upper GI tract into amino acids,
which are then reabsorbed in the GI tract and
broken down into urea. However, elevated
BUN:Cr ratios are not observed when other high
protein loads (e.g., steak) are consumed.
Advanced age  Because of decreased muscle
mass, elderly patients may have an elevated BUN:Cr

Anda mungkin juga menyukai