Tenaga kerja adalah daya kerja fisik maupun mental yang merupakan sumbangsih manusia untuk
menghasilkan suatu produk dan jasa tertentu.
Biaya tenaga kerja merupakan pembayaran kepada tenaga kerja sebagai penggunaan jasa untuk
menghasilkan suatu produk atau jasa
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jum’at
Sabtu
Perhitungan Upah :
Upah Reguler = Jam Kerja x Tarif Upah/jam = xx
Upah Lembur = Jam Kerja x Tarif upah lembur/jam = xx
Total Penghasilan = xx
2. Mempersiapkan daftar gaji : menentukan besarnya upah masing-masing karyawan, mengurangi segala
macam potongan yang berkaitan dengan upah :
Jurnal :
Gaji dan Upah xx
Utang Gaji dan Upah xx
Piutang Karyawan xx
Asuransi Tenaga Kerja xx
Pajak penghasilan xx
3. Mengalokasikan Biaya Tenaga Kerja : umumnya tugas ini dilakukan oleh Departemen akuntansi, karena hal
ini menyangkut keseluruhan karyawan baik bagian produksi maupun non produksi.
Jurnal :
Produk dalam proses xx
Pengendali overhead pabrik xx
Beban gaji pemasaran xx
Beban gaji administrasi xx
Gaji dan upah xx
Tujuan rencana upah insentif adalah mendorong produktivitas tenaga kerja untuk menghasilkan produk lebih
banyak, meningkatkan penghasilan lebih besar, bagi perusahaan untuk mendapatkan biaya per-unit yang lebih
rendah. Rencana upah insentif ini berusaha untuk menjamin hasil keluaran yang lebih banyak, pengendalian
biaya tenaga kerja yang lebih cermat, menetapkan dasar tarif upah insentif yang dibayarkan.
Contoh : 1
CV. Citra Lestari, mempekerjakan 20 orang tenaga kerja, setiap tenaga kerja bekerja 8 jam sehari, dimana masing-masing pekerja
menghasilkan 40 unit per-hari atau 5 unit per jam, tarif per-jam yang dibayarkan Rp 5.000,-. Untuk meningkatkan penghasilan
karyawan dan dapat menekan biaya per unit perusahaan akan menerapkan upah insentif, dengan memberikan tarif Rp 6.000,- per-
jam apabila seorang pekerja dapat menghasilkan 50 unit per-hari. Biaya lain yang dikeluarkan perusahaan adalah biaya bahan baku
sebesar Rp 2.000,- per-unit dan biaya overhead pabrik sebesar Rp 1.500,- per-unit.
Upah reguler yaitu upah yang biasa diterima oleh seorang pekerja secara umum, yang didasarkan pada waktu
kerja yang digunakan, unit produksi yang dihasilkan, dikalikan dengan upah standar yang telah ditetapkan.
Waktu kerja yang digunakan didasarkan pada jam kerja langsung, jam mesin dan unit produksi serta satuan
pengukuran lainnya.
Contoh : 2
Seorang pekerja bekerja 8 jam sehari dengan waktu lima hari kerja dalam seminggu, upah dibayar secara
mingguan dengan tarif reguler Rp 7.500,- per-jam, unit yang dihasilkan 40 unit per-hari atau 160 unit per-
minggu. Penghasilan seorang pekerja per-minggu : 40 jam x Rp 7.500,- = Rp 300.000,-
Jurnal :
Produk Dalam proses Rp 300.000,-
Upah Rp 300.000,-
Insentif/Bonus : merupakan upah yang diberikan kepada pekerja, yang bekerja di atas tingkat standar
produktivitas yang telah ditatapkan. Insentif/bonus bisa ditetapkan berdasarkan jam kerja yang dihemat atau
unit produksi yang dihasilkan oleh seorang pekerja.
Contoh : 3
CV. Citra Mitra, mempekerjakan 10 orang karyawan, dengan jam kerja 8 jam sehari atau 40 jam per minggu,
standar hasil yang diharapkan perusahaan 30 unit per-hari untuk masing-masing pekerja atau 150 unit per-
minggu. Tarif upah reguler Rp 6.000,- per-jam. Apabila karyawan dapat menghasilkan melebihi standar yang
ditetapkan akan diberikan upah intensif sebesar Rp2.000,- per-unit. Seandainya masing-masing pekerja dapat
menghasilkan 40 unit per-hari, berapa penghasilan masing-masing pekerja per-minggu ?
Contoh : 4
Standar jam kerja yang ditetapkan perusahaan per-minggu untuk seorang pekerja adalah 40 jam, dengan tarif
reguler Rp 6.000,- per-jam, apabila seorang pekerja diberikan tugas lembur akan dibayar dengan tarif 150% dari
tarif reguler. Seandainya seorang pekerja telah bekerja dengan waktu 45 jam per-minggu, berapa penghasilan
seorang pekerja per-minggu ?
Jurnal :
Produk dalam proses Rp 240.000
Pengendali overhead pabrik Rp 45.000
Premi lembur Rp 45.000
Upah Rp 240.000
Upah Cuti
Upah yang dibayarkan kepada pekerja yang mengambil cuti sesuai ketentuan perusahaan, upah semacam ini
disebut dengan upah non produktif, karena pekerja tidak aktif tetapi menerima upah. Upah ini akan dibebankan
ke biaya overhead pabrik.
Ketentuan pelaksanaan upah cuti, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Ditentukan kebijakan perusahaan, pada seorang pekerja diterima bekerja kebijakan ini sudah diberitahukan.
2. Cuti diambil, umumnya pada waktu pekerjaan tidak banyak, hal ini supaya tidak ada kekosongan pekerja.
3. Cuti harus diambil pada tahun terjadinya cuti, berlaku untuk cuti tahunan.
Contoh : 5
Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu Miranda mempunyai hak cuti
selama dua minggu. Gaji tetap Miranda Rp 750.000 per-minggu.
Perhitungan upah reguler dan upah cuti saat Merinda mengambil cuti :
Upah Reguler mingguan Rp 750.000
Upah cuti = 2 x Rp 750.000 Rp 1.500.000
Jumlah minggu perbedaan upah cuti : 52 minggu – 2 minggu = 50 minggu
Rp 1.500.000
Upah Cuti yang dibebankan setiap minggu : = = Rp 30.000
50 minggu
Jurnal :
Produk dalam proses Rp 750.000
Pengendali overhead pabrik Rp 30.000
Upah cuti terutang Rp 30.000
Upah Rp 750.000
Upah Cuti
Upah yang dibayarkan kepada pekerja yang mengambil cuti sesuai ketentuan perusahaan, upah semacam ini
disebut dengan upah non produktif, karena pekerja tidak aktif tetapi menerima upah. Upah ini akan dibebankan
ke biaya overhead pabrik.
Ketentuan pelaksanaan upah cuti, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan :
1. Ditentukan kebijakan perusahaan, pada seorang pekerja diterima bekerja kebijakan ini sudah diberitahukan.
2. Cuti diambil, umumnya pada waktu pekerjaan tidak banyak, hal ini supaya tidak ada kekosongan pekerja.
3. Cuti harus diambil pada tahun terjadinya cuti, berlaku untuk cuti tahunan.
Contoh : 5
Miranda telah bekerja pada pabrik sandal selama lima tahun, oleh karena itu Miranda mempunyai hak cuti
selama dua minggu. Gaji tetap Miranda Rp 750.000 per-minggu.
Perhitungan upah reguler dan upah cuti saat Merinda mengambil cuti :
Upah Reguler mingguan Rp 750.000
Upah cuti = 2 x Rp 750.000 Rp 1.500.000
Jumlah minggu perbedaan upah cuti : 52 minggu – 2 minggu = 50 minggu
Rp 1.500.000
Upah Cuti yang dibebankan setiap minggu : = = Rp 30.000
50 minggu
Jurnal :
Produk dalam proses Rp 750.000
Pengendali overhead pabrik Rp 30.000
Upah cuti terutang Rp 30.000
Upah Rp 750.000
9.7. DANA PENSIUN
Program dana pensiun, merupakan program yang dibuat sebagian perusahaan untuk
menjamin hari tua seluruh karyawan, sebagai penghargaan bagi karyawan yang telah
menyumbangkan jasa-jasanya kepada perusahaan. Program dana pensiun ini merupakan
program agak rumit bagi perusahaan, karena program ini berkaitan dengan pekerja,
keuangan perusahaan, pertimbangan pajak penghasilan, dan keadaan perekonomian
secara makro dan sesuai dengan peraturan pemerintah berdasarkan undang-undang
dana pensiun.
Untuk mengetahui berapa besar dana yang harus disediakan program dana pensiun,
perlu diperhatikan :
1. Berapa jumlah karyawan yang pensiun setiap tahunnya.
2. Jumlah nominal yang harus dibayar ke-setiap karyawan berdasarkan perhitungan
aktuaris.
3. Berapa lama masanya dana pensiun akan dibayar.
4. Jumlah pendapatan yang akan ditanam dari penyisihan dana pensiun.
5. Santunan yang dibayar kepada karyawan sebelum mencapai usia pensiun.
6. Biaya dana pensiun.
Setelah ditentukan biaya untuk dana pensiun, biaya yang menyangkut pada produksi
dibebankan ke pengendali overhead pabrik.
9.8. METODE UPAH INSENTIF
Rencana upah insentif umumnya dihitung menggunakan kombinasi dari unit yang dihasilkan dan
jam kerja yang dihemat.
Contoh : 6
PT Bangkinang menetapkan standar hasil keluaran untuk produksi yang dilakukan sebesar 24 unit per-jam,
dengan tarif dasar Rp 12.000 per-jam atau Rp 500 per-unit. Apabila seorang dapat menghasilkan di atas standar
unit yang ditetapkan akan diberikan tarif upah per-jam yang berbeda. Biaya overhead pabrik sebesar Rp 15.000,-
per jam. Jika unit yang dihasilkan per-jam; 20 unit, 24 unit, 30 unit, 32 unit dan 35 unit.
Contoh : 7
Tarif Efektif : Rasio Efisiensi x Tarif Dasar Upah = 1,1 x Rp 2.000 = Rp 2.200
Total Penghasilan: Jam Kerja x Tarif Efektif/jam = 40 jam x Rp 2.200 = Rp 88.000
Total Penghasilan Rp 88.000
Biaya Tenaga Kerja per-unit : = = 266,67
Unit Hasil actual 330
Tarif BOP per-jam Rp 1.500
BOP per-unit : = = Rp 181,82/jam
Jam Kerja per unit 8,25 jam
330
Jam Kerja per-unit = = 8,25 jam
40 jam
Biaya Konversi per unit = Biaya tenaga kerja/unit – BOP per unit
= Rp 266,67 + Rp 181,82 = Rp 448,49
Metode Bonus Kelompok
Dalam proses produksi suatu departemen atau keseluruhan pabrik, kerapkali memerlukan pekerja yang bekerja dalam
kelompok atau guna mengoperasikan mesin-mesin besar, karena dalam pengoperasian mesin-mesin besar tidak
mungkin memisahkan seorang, pekerja dari kelompok, tidak mungkin meningkatkan keluarannya sendiri tanpa
kerjasama dari kelompok. Rancangan bonus kelompok pada prinsipnya sama dengan rancangan bonus secara individu,
Yauti untuk mendorong produksi di atas standar. Setiap pekerja dalam kelompok menerima tarif upah yang sama untuk
tingkat produksi standar. Unit yang dihasilkan diatas standar dianggap sebagai penghematan waktu bagi seluruh
kelompok, jadi setiap pekerja akan menerima bonus disamping upah reguler. Bonus ini menjadi hak kelompok, yang
akan dibagi diantara anggota kelompok, sesuai dengan upah pokok masing-masing anggota kelompok.
Metode bonus kelompok ini dapat mengurangi pekerjaan administrasi untuk menghitung biaya tenaga kerja, dan
menghemat waktu pekerjaan supervisi dalam pengelolaan kerjasama diantara pekerja, mengurangi kecelakaan kerja,
mengurangi kerusakan produk, dan memotivasi pekerja yang malas.
Contoh : 8
PT ElektroMAG, adalah perusahaan elektronik yang menggunakan mesin-mesin besar dan canggih, dalam operasi yang
dilakukan perusahaan mempekerjakan karyawannya berdasarkan kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari 10
orang pekerja, masing-masing pekerja dibayar Rp 4.000,- per jam untuk satu shift kerja dengan waktu 8 jam. Produksi
standar 60 unit per jam atau 480 unit setiap shift, biaya overhead pabrik Rp 25.000,- per jam atau Rp 200.000 per shift
kerja. Dibawah data produksi dan jam aktual.
Unit Produksi Jam Kerja Aktual
Diminta :
420 unit 80 jam 1. Upah tetap kelompok
480 unit 80 jam 2. Bonus penghematan
510 unit 80 jam 3. Total Penghasilan Kelompok
4. Biaya Tenaga Kerja per-unit
540 unit 80 jam
5. Biaya Overhead per-unit
525 unit 80 jam 6. Biaya Konversi per-unit
492 unit 80 jam
Unit Produksi
420 unit 480 unit 510 unit 540 unit 525 unit 492 unit
Jam Aktual 80 80 80 80 80 80
Jam Standar 70 80 85 90 87,5 82
Jam dihemat 0 0 5 10 7,5 2
Upah Tetap Rp 32.000 Rp 32.000 Rp 32.000 Rp 32.000 Rp 32.000 Rp 32.000
Bonus Rp 0 Rp 0 Rp 20.000 Rp 40.000 Rp 30.000 Rp 8.000
Total Pengh. Rp 320.000 Rp 320.000 Rp 340.000 Rp 360.000 Rp 350.000 Rp 328.000
Biaya TK/unit Rp 761,90 Rp 666,67 Rp 666,67 Rp 666,67 Rp 666,67 Rp 666,67
BOP/unit Rp 476,19 Rp 416,67 Rp 392,16 Rp 370,37 Rp 380,95 Rp 406,50
B. Konversi Rp 1.238,09 Rp 1.083,34 Rp 058,83 Rp 1.037,04 Rp 1.047,62 Rp 1.073,17
Jam Dihemat :
Jam Aktual - Jam Standar = 80 jam - 85 jam = 5 jam
Upah Tetap :
Jam Aktual x Tarif per jam = 80 jam x Rp 4.000 = Rp 320.000,-
Bonus :
Jam Dihemat x Tarif/jam = 5 jam x Rp 4.000 = Rp 20.000
Total Penghasilan
Upah Tetap + Bonus = Rp 320.000 + Rp 20.000 = Rp 340.000
Contoh : 9
PT Dian Motor memproduksi produk baru yaitu komponen sepeda motor. Para
perancang perekayasaan produk telah memproyeksikan kurva kemahiran 90% yang
akan dicapai apabila pekerja telah mahir dalam teknik pembuatan produk ini. Lima
unit pertama yang dihasilkan dalam proses ini akan memakan waktu selama 4 jam,
sedangkan tarif upah Rp 8.000 per jam.
Hitunglah :
1. Jam yang dibutuhkan serta hasil produksi per-jam sampai pada unit yang ke 40.
2. Biaya tenaga kerja per-unit untuk setiap unit kumulatif dari produksi
Penyelesaian :
Perhitungan :
Waktu rata-rata : Output per-jam : Jam Kerja dibutuhkan :
4,00 x 0,9 = 3,6 5 unit : 20 jam = 0,25 5 x 4 jam = 20 jam
3,60 x 0,9 = 3,24 10 unit : 36 jam = 0,28 10 x 3,60 = 36 jam
3,24 x 0,9 = 2,92 20 unit : 64,8 jam = 0,31 20 x 3,24 = 64,8 jam
40 unit : 116,8 jam = 0,34 40 x 2,92 = 116,8 jam
36 116,8
x Rp 8.000,- = Rp 28.800,- x Rp 8.000,- = Rp 23,360,-
10 40