Penyakit Akibat Kerja Edit
Penyakit Akibat Kerja Edit
• Nendyah Roestijawati
• Penyakit akibat kerja adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja termasuk penyakit terkait
kerja
• Penyakit terkait kerja adalah penyakit
yang mempunyai beberapa agen
penyebab dengan faktor pekerjaan dan
atau lingkungan kerja memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya
Pengertian
• Golongan fisika : suhu ekstrem, bising, pencahayaan,
vibrasi, radiasi pengion dan non pengion dan tekanan
udara
• Golongan kimia : bahan kimia dalam bentuk debu,
uap, uap logam, gas, larutan, kabut, partikel nano dan
lain-lain
• Golongan biologi : bakteri, virus, jamur, bioaerosol dan
lain-lain
• Golongan ergonomi : angkat angkut berat, posisi kerja
janggal, posisi kerja statis, gerak repetitif,
penerangan, Visual Display Terminal (VDT) dan lain-
lain
• Golongan psikososial Beban kerja kualitatif dan
kuantitatif, organisasi kerja, kerja monoton, hubungan
interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain.
Penyebab
1. Hubungan antara pajanan yang spesifik
dengan penyakit
2. Frekuensi kejadian penyakit pada
populasi pekerja lebih tinggi daripada
pada masyarakat
3. Penyakit dapat dicegah dengan
melakukan tindakan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit
Prinsip PAK
Langkah Diagnosis PAK
• Anamnesa
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Tambahan
Langkah 1
• Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis dan
pajanan yang dialami (pekerjaan terdahulu sampai
saat ini)
• Periode waktu melakukan masing-masing
pekerjaan
• Produk yang dihasilkan
• Bahan yang digunakan
• Cara bekerja
• Proses kerja
• Riwayat kecelakaan kerja (tumpahan bahan kimia)
• Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
• Penyakit yang sama pada pekerja lain
• data objektif : MSDS (Material Safety Data Sheet)
Langkah 2
• Respiratory disease
• Skin disorders
• Hearing impairment
• Back and joint symptoms
• Cancer
• Liver disease
• Neuropsychiatric problems
• Illnesses of unknown cause
When to take a complete occupational
history ?
• Pajanan yang teridentifikasi berdasarkan
evidence based dihubungkan dengan
penyakit yang dialami.
• Hubungan pajanan dengan diagnosis klinis
dipengaruhi oleh
1. waktu timbulnya gejala
2. gejala lebih sering timbul apabila berada di
tempat kerja dan berkurang saat libur atau
cuti.
• Hasil pemeriksaan pra-kerja dan berkala
Langkah 3
1. Kualitatif :
• pengamatan cara, proses dan lingkungan
kerja dengan memperhitungkan lama
kerja dan masa kerja
• pemakaian alat pelindung secara benar
dan konsisten untuk mengurangi besar
pajanan
2. Kuantitatif :
• data pengukuran lingkungan kerja yang
dilakukan secara periodik
• data monitoring biologis.
Langkah 4
1. jenis kelamin
2. usia
3. kebiasaan
4. riwayat penyakit keluarga (genetik)
5. riwayat atopi
6. penyakit penyerta
Langkah 5
• kegiatan yang dilakukan di luar tempat
kerja seperti hobi, pekerjaan rumah dan
pekerjaan sampingan
Langkah 6
• Berdasarkan enam langkah diatas, dibuat
kesimpulan penyakit yang diderita oleh
pekerja adalah penyakit akibat kerja atau
bukan penyakit akibat kerja
Langkah 7
1. Tatalaksana medis standar profesi,
standar pelayanan, standar operasional
prosedur
2. Tatalaksana okupasi individu dan
komunitas
• pelayanan pencegahan penyakit akibat
kerja
• pelayanan penemuan dini penyakit akibat
kerja
• pelayanan kelaikan kerja
• pelayanan kembali bekerja
• pelayanan penentuan kecacatan
Tatalaksana PAK
• fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama dokter dengan tambahan
kompetensi dengan pendidikan formal
atau pelatihan
• fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
tingkat lanjutan dokter SpKO
Pencegahan
Health Promotion
1. Pendidikan dan penerangan
2. Perbaikan gizi
3. Perkembangan kejiwaan yang sehat
4. Perumahan sehat
5. Rekreasi
6. Tempat, cara, lingkungan kerja yang sehat
7. Nasehat perkawinan, KB
8. Faktor keturunan
9. Pre-employment MCU
Pencegahan
Spesific Protection
1. Imunisasi
2. Higene kerja
3. Sanitasi lingkungan kerja
4. Perlindungan thd bahaya
5. Pengendalian bahaya
6. Bahan makanan khusus
7. Perlindungan karsinogen
8. Menghindari penyebab alergi
9. Ergonomi
Cont’d
Early Diagnosis and Prompt Treatment
1. Mencari tenaga kerja untuk
kasus/gangguan tertentu
2. Screening
3. Periodical MCU mengobati dan
mencegah proses penyakit, cegah
penularan, cegah komplikasi/cacat,
perpendek cacat
Cont’d
Disability Limitation
1. Pengobatan yang tepat untuk
menghentikan proses penyakit dan
mencegah komplikasi/cacat
2. Penyediaan fasilitas untuk membatasi
cacat dan mencegah kematian
Cont’d
Rehabilitation
1. Latihan dan pendidikan untuk penggunaan
maksimal kemampuan
2. Pendidikan masyarakat untuk menggunakan
tenaga cacat
3. Bekerja secara penuh
4. Penempatan selektif
5. Terapi kerja di RS
6. Tempat kerja dilindungi (sheltered workshop)
Cont’d
• Kebisingan
• Getaran
• Suhu dan kelembaban
• Radiasi
• Tekanan udara
LINGKUNGAN FISIK
WHOLE BODY VIBRATION (sitting person)
• Visual powers : poor acuity and visual field
become blurred unsteady > 4 Hz, greatest
10-30 Hz
• Skill : impairs visual perception, mental
processing of information, carrying out
skilled movement
• Spinal ailments : disc trouble and arthritic
complaints
Getaran
HAND-ARM VIBRATION SYNDROME
• Arthritis : < 40 Hz
• Atrophy
• Dead finger (Raynaud’s disease) : 40-300
Hz small amplitude of oscillation 0.2-5 mm
cramp-like condition of blood vessels
RECOMMENDATION
1.Driving seat : type suspension 50%
2.Damping hand-operated power tools :
flexible material, thick gloves, avoid cold
conditions
3.Adjust the subject’s work schedule
Nilai Ambang Batas 4 m/det2 atau 0,40 Grav
Cont’d
HEAT CRAMPS
• Hyperventilation
• Respiratory alkalosis
• Tetanic-like convulsion
Suhu Panas
HEAT EXHAUSTION
An inability of the circulation to meet
simultaneously the demands of
thermoregulation and vital organs such as
brain and active skeletal muscle
Aggravated by dehydration
Weakness, frontal headache, anorexia,
nausea, faintness or actual fainting (heat
syncope), breathlessness
Cont’d
HEATSTROKE
Core temperature reach 39ºC
General feeling of listlessness, loss of
performance in spite of every effort, bright
red skin and an increased heart rate with
feeble pulse
Severe headache, giddiness, shortness of
breath, vomiting, muscular cramps
Unconsciousness death
Cont’d
PRICKLY HEAT (MILIARIA)
• Acute inflammatory disease of the skin
• Sweat gland ducts become blocked by a
plug of keratinized cells
1. Excessive wasting away of natural skin
oil
2. Infection
3. Electrolyte imbalance sweat
composition
Cont’d
RECOMMENDATIONS
1. Acclimatized by stages
2. Cooling periods
3. Drink small amounts of fluid at frequent
intervals
4. Lightly sweetened drink
5. The drinks close to the worker
6. Protection device : Google, screen, cloth
Cont’d
Pengaturan waktu ISBB (ºC)
kerja setiap jam
Waktu Waktu Beban kerja
Kerja Istirahat
Ringan Sedang Berat
75% 25% 30,6 28,0 25,9
50% 50% 31,4 29,4 27,9
25% 75% 32,2 31,1 30,0
COLD-INDUCED INJURIES
• Lowering of core body temperature local tissue
cooling tissue anoxia and freezing
• Frostbite : skin turns red bluish red with localized
burning pain ischemia gangrene
• Trench foot (immersion foot) : erythematous skin
pale oedem paraesthesia leg cramps
vesiculation ulceration gangrene
• Chilblain (pernio) : localized erythemia, cyanosis,
plaques and nodule
LOW TEMPERATURE
• Hypothermia : core temperature < 35ºC,
vasoconstriction, pallor, in coordination,
muscular weakness, dulling of cerebration
32-30ºC : slow heart rate, shallow breathing,
shivering diminishes, consciousness
ventricular fibrillation
PREVENTION
• Weatherproof cabin
• Clothing design
• Layered clothing
• Special footwear and gloves
• Comfort : 40-50%
• < 30% unhygienic mucous membranes
• Increased incidence of catarrhal ailments,
chronic irritation of nasal and bronchial
passages
HUMIDITY
• Konsentrasinya di udara
• Sifat fisik
• Sifat kimia : daya larut dalam air
• Port d’entrée
• Faktor tenaga kerja
Pencegahan
• Study of the behavior and activities of
people working with mechanical and
electronic machines and tool
Ergonomics
1. Avoid any kind of bent or unnatural
posture
POSTURAL GUIDELINES
2.Avoid keeping an arm outstretched either
forwards or sideways
Cont’d
3.The working field should be at such a height
that it is at the best distance from the eyes
of the operator
Cont’d
4.Work sitting down as much as possible
5.Arm movements should be either in
opposition to each other or otherwise
symmetrical
6.Hand grips, tools and material should be
arranged around the workplace, the best
position is 25-30 cm from the eyes with the
elbow lowered and bent at right angles
Cont’d
7.hand-work can be raised up by using
supports under the elbows, forearms or
hands
Cont’d
WORKING HEIGHTS
DESIGN OF WORKSTATION
NECK AND HEAD POSTURE
• General term used to describe th pain felt
in muscles, nerves and tendons caused
by repetitive movemnent and overuse
parts of upper body
• Forearms and elbows
• Wrists and hands
• Neck and shoulders
Causes
• Illumination : measure of stream of light
falling on a surface
• Measurement : lux, foot-candle (ft c)
• Lighting systems : direct and indirect
• Sources : electric filament and fluorescent
tubes
LIGHTING
• All those symptoms that arise after excessive stress
on any of the functions of the eye
• Straining the ciliary's muscle of accommodation by
looking too closely at very small objects and the
effects of strong local contrast on the retina
• Painful irritation, double vision, headache, reduce
power accommodation and convergence, reduced
visual acuity, sensitivity to contrast and speed of
perception
VISUAL FATIGUE
• Penyakit kulit akibat kerja, ialah setiap penyakit
kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja yang berupa faktor risiko
mekanik, fisik, kimia, biologik dan psikologik.
• Kelainan yang terjadi dapat berupa :
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak foto
Acne
Infeksi kulit (bakteri, virus, jamur, infestasi
parasit)
Neoplasi kulit
Kelainan pigmentasi kulit.
Kriteria diagnosis
• Penyakit yang mengenai sistem syaraf pusat dan
perifer yang penyebabnya antara lain adalah
trauma, gangguan vaskuler, infeksi, degenerasi,
keganasan, gangguan metabolisme, dan
intoksikasi yang bermanifestasi berupa keluhan-
keluhan subjektif seperti nyeri, rasa berputar,
kehilangan keseimbangan, penglihatan
kabur/double, gangguan kognitif (atensi, bahasa,
kalkulasi, memory) dan gangguan emosi. Dan
keluhan objektif berupa gangguan fungsi sistem
motorik, sistem sensorik, sistem autonom.
PAK Neurologi
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : umum dan neurologi
• Pemeriksaan penunjang : sensitivitas
getaran, EMG, ENG, EEG, psikologis, LP
• Radiologi : foto kepala, CT scan, MRI
• Penilaian cacat : MMT, saraf otonom,
penurunan libido, saraf kranial, GOS,
trauma medulla spinalis, ischalgia,
brachialgia, neuritis, stroke
Kirteria diagnosis
• penyakit yang timbul akibat pemaparan oleh faktor risiko di
tempat kerja yang mengenai organ :
• Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (sistem kardio
vaskuler)
Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih
Penyakit Saluran Cerna dan Hati
Penyakit Sistem Endokrin
Penyakit Darah dan Sistem Pembentuk Darah
(hemopoetik)
Penyakit Otot dan Kerangka
Penyakit Infeksi
• Kelainan yang terjadi dapat berupa kelainan akut, kelainan
kronis dan penyakit keganasan.
• Yang tersering terjadi adalah penyakit otot dan kerangka,
penyakit infeksi dan penyakit darah
Kardiomiopati
• Contoh penyebab :karbon disulfida,
karbon monoksida, metilin klorida
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klaudikasio/ fenomena Raynaud
faktor risiko penyakit pembuluh darah
perifer lain harus disingkirkan
• Tingkat cacat menetap yang timbul adalah
cacat menetap sedang
Cor pulmonale
• Contoh penyebab : Langsung : hidrokarbon halogenated
(karbon tetraklorid), glikol (etilen glikol), pestisida :parathion,
DDT, paraquat), Tak langsung : agen hemolitik (arsen), agen
rabdomiolitik (etilen, glikol, pelarut hidrokarbon, logam berat)
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
gejala timbul dalam waktu kurang dari 1 minggu
gejala gastrointestinal misal mual, muntah
kreatinin serum > 1,5 mg%
asidosis metabolik
hiperkalemi (K>5.5 meq/l)
oliguri atau anuri
• Tingkat cacat menetap penilaiannya dilakukan setelah fase
akut diatasi
Pancreatitis akut
• Contoh penyebab : sama dengan
pankreatitis akut sebagai kelanjutan
pankreatitis akut
• Kriteria diagnostik
klinik : nyeri epigastrium yang menjalar ke
punggung rasa sakit hilang timbul, sindrom
malabsorbsi, berat badan menurun, diare
kronik
laboratorium : dalam keadaan eksaserbasi
didapat kenaikan kadar amilase
Ultrasonograf
• Tingkat cacat menetap : nyeri dan diare
Pankreatitis kronik
• Contoh penyebab :asbestos, akrilonitrile
• Kriteria diagnostik :
klinik : disfagia
endoskopi
biopsi
• Tingkat cacat menetap dipandang cacat
berat
Kanker esofagus
• Contoh penyebab sama dengan kanker
esofagus
• Kriteria diagnostik :
Klinik :Nyeri epigastrium, Nausea,
Anoreksia, Berat badan turun, Anemia
Foto lambung
Gastroskopi
Biopsi
• Tingkat cacat menetap dipandang tingkat
cacat berat
Kanker lambung
• Contoh penyebab : asbestos, akrilonitrile
• Kriteria diagnostik :
klinik : perubahan pola defekasi, diare
atau obstipasi, perdarahan peranum,
mules, feses berlendir, berat badan turun
foto kolon
kolonoskopi
• Tingkat cacat menetap dipandang tingkat
berat.
Kanker kolon
• Contoh penyebab : Anorganik : bahan kimia anorganik misal
tembaga, timah hitam, fosfor, antimon, thallium, krom, brom,
merkuri. Organik : bahan kimia organik misal senyawa hidrokarbon
alifatik dan aromatik dengan ikatan klor maupun lain (dinitro
benzene, hidrazin, eter, alkohol).
• Kriteria diagnostik :
klinik :riwayat adanya pemaparan dengan agen sebelum
timbulnya gejala, rasa lemas, cepat lelah, mual, intoleransi
lemak, urin warna air teh/kopi, ikterus, hepatomegali dan nyeri
tekan, singkirkan penyebab lain (alkohol, obat, infeksi)
laboratorium : hiperbilirubinemia SGOT dan SGPT
meningkat,SGOT < SGPT, Fosfatase lindi dan GGT sedikit
meningkat, HBs Ag negative, IgM anti HAV negative, IgM anti
HCV negatif
• Tingkat cacat menetap : tidak ada.
Sirosis hati
• Contoh penyebab :ikatan logam (arsenik), haloalkil (vinil
klorida), hidrokarbon chlorinated (CCI4, CHCI3, trikloroetilin)
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
eksklusi penyebab lain (virus hepatitis B, aflatoksin)
asites
hepatomegali, keras, berbenjol, kadang terdengar “bruit”
gangguan faal hati
AFP meninggi
Lesifokal (SOL) pada USG
• Tingkat cacat menetap : berat
Hepatoma (karsinoma
hepatoseluler)
• Contoh penyebab :ikatan logam (arsenik),
haloalkil (vinil klorida)
• Kriteria diagnostik :
riwayat adanya paparan dengan agen
hepatomegali, nyeri spontan dan nyeri
tekan
asites
gangguan faal hati
lesi fokal (SOL) pada USG
• Tingkat cacat menetap berat
Angiosarkoma
• Contoh penyebab : ikatan logam (berilium)
• Kriteria diagnostik :
riwayat paparan dengan agen
demam lama, anikterik
fosfatase alkali meningkat, transaminase
dan globulin sedikit meningkat,bilirubin
normal, berilium dalam urin dan kulit (skin
patch)
laparoskopi
biopsi
• Tingkat cacat menetap : SGOT dan SGPT
Sklerosis hepatoportal.
• gangguan fungsi reproduksi.
• Bahan yang sudah diketahui dapat menyebabkan
kemandulan ialah :
- dibromklorpropan
- kepone (klordekon = insektisida organoklor)
- timah hitam(batere)
- timah putih organik (plastik, cat, pestisida)
- dietilstilbestrol (produksi DES)
- radiasi mengion
• Derajat cacat untuk kemandulan sukar ditetapkan.
Anemia hemolitik
• Contoh penyebab : radiasi mengion, benzene,
timah hitam
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis : konstipasi, muntah, lead line (pada gusi),
neuritis perifer,pucat
hematologi :Hb, SDM : basophilic stippling,
normokrom, normositer
Kimia darah : kadar timah dalam darah > 40 Ug/
dl
• Tingkat cacat menetap : dinilai setelah fase akut
diatasi
Anemia hipoplasia
• Contoh penyebab : aniline dyes, aromatic
amine, senyawa nitro substituted benzene,
organic/inorganic nitrit/nitrat
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
Klinis : sianosis
laboratorium: darah warna coklat,
methemoglobin meningkat
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah fase
akut diatasi
Methemoglobinemia
• Contoh penyebab : benzene, pestisida,
radiasi mengion, arsen, TNT
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis: ptekia, purpura, ekimosis,
perdarahan mukosa
laboratorium : trombosit menurun
aspirasi sumsum tulang : hipoplasia
• Tingkat cacat menetap dinilai sesudah
pengobatan
Trombositopenia
disertai depresi sumsum tulang
• Contoh penyebab : oksigen hiperbarik (scuba
divers)
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis : seperti pada trombositopenia yang
disertai depresi sumsum tulang
laboratorium : trombosit menurun
aspirasi sumsum tulang: normal atau
megakariosit meningkat
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah
pengobatan
Trombositopeni
Dengan sumsum tulang normal
• Contoh penyebab : benzene, arsen,
pestisida, TNT, Radiasi
• Kriteria diagnostik :,
ada kontak dengan agen
klinis : kelelahan umum, pucat, sering
infeksi, perdarahan mukosa , ptekia,
purpura, ekimosis
laboratorium : HB turun , Rt naik, Lekosit
turun , Trombosit turun
Aspirasi sumsum tulang : hypoplasia
• Tingkat cacat menetap : HB, L, Tr
Anemia aplasi
• Contoh penyebab : benzene, radiasi
• Kriteria diagnostik :
• ada kontak dengan agen
• klinis :pucat, urin : coklat kehitam-hitaman,
sering nyeri pada abdomen
• laboratorium : Hb turun
• Tingkat cacat menetap : Hb
Paroxysmal nocturnal
hemoglobinuria
• Contoh penyebab : benzene, etilen, pestisida,
arsen, TNT, Radiasi
• Kriteria diagnostik :
• ada kontak dengan agen
• klinis : kelelahan umum, sering infekisi,
perdarahan mukosa, pucat, ptekia, purpura,
ekimosis, hepatosplenomegali
• laboratorium : HB, Leukosit naik, Trombosit, Sel
blas (+)
• Aspirasi sumsum tulang : sel blas > 30%
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah
pengobatan (sedang sampai berat)
Leukemia akut
• Contoh penyebab :benzene, radiasi
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis : kelelahan umum, pucat,
hepatosplenomegali, limphadenopati
laboratorium :HB N /turun, Leukosit
meningka tinggi, Trombosit N / turun, Sel
blas (+)
• Tingkat cacat menetap :HB, trombosit,
limfosit, limfoid, hepatosplenomegali
Fenomena Raynaud
• Contoh penyebab : sering pada macam-macam pekerjaan operator
mesin asembling, yang melakukan pengepakan, pekerjaan tekstil,
pekerja lainnya (vibrasi & fleksi yang kuat pada pergelangan tangan
maupun ekstensi atau deviasi)
• Kriteria diagnostik :
karakteristik parastesia, nyeri, lemah pada jari-jari menurut
distribusi N. medianus distal
gejala khas tadi memburuk malam hari ataupun sesudah fleksi
yang lama misal : pengemudi mobil
hilangnya rasa raba permukaan tangan sebelah medial
kelemahan tenar/atrofi
kesemutan dari pergelangan ke bawah
EMG, hubungan dengan kerja dinilai secara hati-hati,
penggunaan tangan, posisi tangan & sering atau beratnya
kekuatan atau tekanan pada pergelangan tangan atau vibrasi
Gejala berkurang sesudah istirahat kerja
Sindroma pronator
• Contoh penyebab : N. ulnaris dapat rusak
pada siku oleh tekanan langsung atau
oleh fleksi ekstensi yang berulang
• Kriteria diagnostik :
pekerja kantor, supir, operator mesin dan
juru gambar
kesemutan daerah ulnar dari telapak
tangan dan kelemahan-kelemahan otot-
otot tangan yang dipersarafi N. ulnaris
Wrist drop
• Contoh penyebab :mengangkat barang berat
di bahu dan bekerja dengan lengan ke
belakang kepala, penggunaan otot-otot bahu
yang berlebihan menyebabkan hipertropi otot
subclavius.
• Kriteria diagnostik :
riwayat adanya paparan dengan agen
kompresi plexus Brachialis dan arteri
Brachialis
insuffisiensi intermitten neurovasculer
lengan
Ischialgia
• Contoh penyebab : Kompresi saraf
sensoris, Trauma pada pelvis oleh tempat
duduk ataupun oleh sabuk yang
digunakan, Tarikan atau gerakan-gerakan
tubuh maupun tungkai bawah pada posisi
tertentu yang berlebihan.
• Kriteria diagnostik : gejala nyeri yang
terasa seperti terbakar dan parestesia
pada paha lateral
Foot drop
• Contoh penyebab : N. tibialis posterior
yang melalui bagian bawah pergelangan
kaki medial tertekan sepatu yang tidak
tepat dan terlalu sempit sebagai penyebab
utama.
• Kriteria diagnostik : seperti pada
syndrome carpal tunnel menyebabkan
parestesia dan rasa terbakar pada jari-jari
kaki dan telapak bagian distal
Tarsal Tunnel Syndrome
• Contoh penyebab :penggunaan berulang dan pembebanan pada
senditertentu
pergelangan siku & bahu : alat-alat vibrasi (bor, gerinda, gergaji)
kaki & pergelangan kaki : penari
siku : pekerja pengecoran
siku & genu : pekerja tambang
genu : pramu wisma
jari tangan dan pergelangan : pekerja tekstil
jari tangan : pemetik kapas
• Kriteria diagnostik :
Kelainan radiologi yang jelas disertai pemeriksaan fisik :
Lokasi sesuai dengan pekerjaan (hanya beberapa sendi)
Telah melakukannya sedikit-dikitnya 10 th dengan gerakan
berulang
dari sendi yang terkena
Struktur kontralateral tidak kena kecuali pengunaan secara
simetris
Artritis degeneratif (termasuk
pinggang)
• Contoh penyebab : Inflamasi bursa, tendo, ligamen
ataupun jaringan sekitar sendi lainnya, Gerakan yang
berulang atau trauma langsung.
• Kriteria diagnostik :
• Nyeri setempat atau bengkak.
• Nyeri terutama pada gerakan tertentu yang diberi
perlawanan (tahanan) misal : epicondilitis di samping
nyeri setempat juga pronasi yang ditahan
• Radiologi menyingkirkan kelainan pada sendi atau
tulang
• Jelas pekerjaannya mengenai gerakan berulang atau
keras pada sendi tersebut.
• Perlu disingkirkan faktor bukan pekerjaan (Gout, RA,
GO)
Tendinitis
• Contoh penyebab : Adanya proliferasi
noduler jaringan fibrosa pada fascia palmaris
• disangka ada kaitannya dengan trauma
pekerjaan yang berulang
• sekarang diragukan benar tidaknya pengaruh
kerja dan trauma
• Kriteria diagnostik :
Gejala dan tanda jelas
Menimbulkan fleksi jari-jari yang menetap
dan progresif
Singkirkan penyebab lain
Kontraktur Dupuytren's
• Contoh penyebab : Sering menyebabkan cacat
temporer
• Ada kaitannya kerja mengangkat ataupun
mengerjakan & mengepak barang
• Walaupun pekerjaan apapun sering menunjukkan
hampir sama terjadinya kelainan ini.
• Kriteria diagnostik :
• Osteofit maupun penyempitan diskus (radiologi)
• Perlu disingkirkan adanya infeksi atau penyakit
tulang, saraf, vaskuler dan lain-lain.
• Kecenderungan eksaserbasi pada waktu bekerja.
Nyeri pinggang bawah
• Contoh penyebab : Penyelam atau pekerja di
bawah air lainnya mempunyai risiko
meningkat terutama mengenai tulang
panjang tekanan udara tinggi
• Ada kaitannya dengan obstruksi vaskuler
oleh gelembung nitrogen atau oleh karena
dekompresi yang terlalu cepat
mengakibatkan ischemia dan infark tulang
• Kriteria diagnostik :
• Radiografi dan/atau radionuklir
• Genu, coxae, bahu, dengan mulainya pelan-
pelan berbulan-bulan dan berulang-ulang
Skleroderma
• Contoh penyebab : vinyl clorida monomer
Kriteria diagnostik :
• Kontak dengan vynil chlorida monomer
• Waktu laten kurang dari 2 tahun
• Hiperglobulinemia
• Tes fungsi hati terganggu
• Biopsi : kulit dan pembuluh darah
Akroosteolitis
• Contoh penyebab : Timah hitam (Pb),
Berilium
Kriteria diagnostik :
• Pemaparan sedikitnya 10-20 tahun
• Klinis sama seperti Gout Primer
• Gangguan fungsi organ (hati, ginjal, otak)
• Kadar Pb dalam darah tinggi
Gout sekunder
• Penyebab : fluor
Kriteria diagnostik :
• Kontak kronik (beberapa tahun) dengan fluorida
pada tulang dan jaringan
• Mobilitas tulang punggung berkurang
• Radiologis : bentuk tulang berubah, ligamen dan
tendon mengalami
• Kalsifikasi, osteosklerosis dan kalsifikasi pelvis
dan ligamen spinal
• laboratorium :kadar fluor di urine 24 jam, > 1,5
Ng/dl kreatinin, kadar fluor di darah
• biopsi tulang.
Fluorosis
• Contoh penyebab : posfor
Kriteria diagnostik :
• Sakit gigi
• Gigi tanggal secara progresif
• Pyorhea
• Disfungsi rahang
• Radiologik : nekrosis aseptik progresif
pada tulang rahang
Phosphorous (Phossy Jaw)
• Contoh penyebab :Uap logam, Pestisida,
Pelarut kimia
Kriteria diagnostik :
• Nyeri difus akut
• Myalgia difus
Tuberkulosis
• Penyebab : virus HIV
Kriteria diagnostik :
• Adanya kontak dengan cairan tubuh penderita
(petugas kesehatan, laboratorium, kebersihan).
• Gejala sindrom flu, bila sudah menjadi AIDS
• terdapat infeksi oportunistik seperti : TBC,
Pneumonia P. carinii, infeksi jamur, infeksi virus
Citomegalo, virus Epstein Barr, mudah terjadi
infeksi.
• Laboratorium : serologi HIV (+), Western Blot (+)
• Tingkat kecacatan : Berat
Cont’d
• Pemeriksaan klinis : anamnesis, rinoskopi
antrior
• Pemeriksaan laboratorium : skret hidung,
darah tepi (eosinofil, IgE total)
• Pemeriksaan kulit : dengan jenis alegen
yang ada di tempat kerja
OESOFAGITIS KOROSIF
Kelainan akut
• Trauma inhalasi akut akibat gas iritan,
fosgen, asap ; termasuk Reactive Airways
Dysfunction Syndrome(RADS)
• Toxic Pneumonitis
• Edema paru akut, misalnya akibat asap,
nitrogen, SO2, fosgen
• Bronkitis akut
• Hipersensitiviti pneumoniti
Penyakit Paru Akibat Kerja
• Pneumokoniosis
• Penyakit pleura (efusi pleura,
mesotelioma, plak pleura)
• Bronkitis kronik
• Asma kerja
• Bisinosis
• Hipersensitiviti pneumonitis
• Kanker paru
• Penyakit infeksi
Kelainan kronik
Khusus :
• uji alergi pada kulit
• uji provokasi bronkus dengan bahan
spesifik/non spesifik di tempat kerja
• sputum BTA 3x
• Sputum sitologi
• bronkoskopi
• patologi anatomi : biopsi
• radiologi : tomogram, bronkografi, CT scan
• kapasitas difusi terhadap CO (DLCO)
• uji Cardio Pulmonary Exercise (CPX).
Diagnosis
Kelainan jaringan penunjang dan adneksa mata:
• Kelopak mata : laserasi atau ruptur kelopak mata
akibat trauma
• Tulang orbita : fraktur dinding orbita akibat trauma
• Sistem air mata (lakrima): sumbatan sistem
lakrima oleh trauma
• Konjungtiva : radang konjungtiva (konjungtivitis)
akibat kontak iritan atau bahan kimia, benda asing
di konjungtiva
• Otot mata : kelumpuhan otot mata akibat trauma