Anda di halaman 1dari 135

Penyakit Akibat Kerja

• Nendyah Roestijawati
• Penyakit akibat kerja adalah penyakit
yang disebabkan oleh pekerjaan dan atau
lingkungan kerja termasuk penyakit terkait
kerja
• Penyakit terkait kerja adalah penyakit
yang mempunyai beberapa agen
penyebab dengan faktor pekerjaan dan
atau lingkungan kerja memegang peranan
bersama dengan faktor risiko lainnya

Pengertian
• Golongan fisika : suhu ekstrem, bising, pencahayaan,
vibrasi, radiasi pengion dan non pengion dan tekanan
udara
• Golongan kimia : bahan kimia dalam bentuk debu,
uap, uap logam, gas, larutan, kabut, partikel nano dan
lain-lain
• Golongan biologi : bakteri, virus, jamur, bioaerosol dan
lain-lain
• Golongan ergonomi : angkat angkut berat, posisi kerja
janggal, posisi kerja statis, gerak repetitif,
penerangan, Visual Display Terminal (VDT) dan lain-
lain
• Golongan psikososial Beban kerja kualitatif dan
kuantitatif, organisasi kerja, kerja monoton, hubungan
interpersonal, kerja shift, lokasi kerja dan lain-lain.
Penyebab
1. Hubungan antara pajanan yang spesifik
dengan penyakit
2. Frekuensi kejadian penyakit pada
populasi pekerja lebih tinggi daripada
pada masyarakat
3. Penyakit dapat dicegah dengan
melakukan tindakan promosi kesehatan
dan pencegahan penyakit

Prinsip PAK
Langkah Diagnosis PAK
• Anamnesa
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Tambahan

Langkah 1
• Deskripsi semua pekerjaan secara kronologis dan
pajanan yang dialami (pekerjaan terdahulu sampai
saat ini)
• Periode waktu melakukan masing-masing
pekerjaan
• Produk yang dihasilkan
• Bahan yang digunakan
• Cara bekerja
• Proses kerja
• Riwayat kecelakaan kerja (tumpahan bahan kimia)
• Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan
• Penyakit yang sama pada pekerja lain
• data objektif : MSDS (Material Safety Data Sheet)

Langkah 2
• Respiratory disease
• Skin disorders
• Hearing impairment
• Back and joint symptoms
• Cancer
• Liver disease
• Neuropsychiatric problems
• Illnesses of unknown cause
When to take a complete occupational
history ?
• Pajanan yang teridentifikasi berdasarkan
evidence based dihubungkan dengan
penyakit yang dialami.
• Hubungan pajanan dengan diagnosis klinis
dipengaruhi oleh
1. waktu timbulnya gejala
2. gejala lebih sering timbul apabila berada di
tempat kerja dan berkurang saat libur atau
cuti.
• Hasil pemeriksaan pra-kerja dan berkala
Langkah 3
1. Kualitatif :
• pengamatan cara, proses dan lingkungan
kerja dengan memperhitungkan lama
kerja dan masa kerja
• pemakaian alat pelindung secara benar
dan konsisten untuk mengurangi besar
pajanan
2. Kuantitatif :
• data pengukuran lingkungan kerja yang
dilakukan secara periodik
• data monitoring biologis.

Langkah 4
1. jenis kelamin
2. usia
3. kebiasaan
4. riwayat penyakit keluarga (genetik)
5. riwayat atopi
6. penyakit penyerta

Langkah 5
• kegiatan yang dilakukan di luar tempat
kerja seperti hobi, pekerjaan rumah dan
pekerjaan sampingan

Langkah 6
• Berdasarkan enam langkah diatas, dibuat
kesimpulan penyakit yang diderita oleh
pekerja adalah penyakit akibat kerja atau
bukan penyakit akibat kerja

Langkah 7
1. Tatalaksana medis  standar profesi,
standar pelayanan, standar operasional
prosedur
2. Tatalaksana okupasi  individu dan
komunitas
• pelayanan pencegahan penyakit akibat
kerja
• pelayanan penemuan dini penyakit akibat
kerja
• pelayanan kelaikan kerja
• pelayanan kembali bekerja
• pelayanan penentuan kecacatan
Tatalaksana PAK
• fasilitas pelayanan kesehatan tingkat
pertama  dokter dengan tambahan
kompetensi dengan pendidikan formal
atau pelatihan
• fasilitas pelayanan kesehatan rujukan
tingkat lanjutan  dokter SpKO

Penyelenggaraan pelayanan PAK


• Eliminasi
• Substitusi
• Pengendalian tehnik
• Pengendalian administrasi
• Alat Pelindung Diri

Pencegahan
Health Promotion
1. Pendidikan dan penerangan
2. Perbaikan gizi
3. Perkembangan kejiwaan yang sehat
4. Perumahan sehat
5. Rekreasi
6. Tempat, cara, lingkungan kerja yang sehat
7. Nasehat perkawinan, KB
8. Faktor keturunan
9. Pre-employment MCU
Pencegahan
Spesific Protection
1. Imunisasi
2. Higene kerja
3. Sanitasi lingkungan kerja
4. Perlindungan thd bahaya
5. Pengendalian bahaya
6. Bahan makanan khusus
7. Perlindungan karsinogen
8. Menghindari penyebab alergi
9. Ergonomi
Cont’d
Early Diagnosis and Prompt Treatment
1. Mencari tenaga kerja untuk
kasus/gangguan tertentu
2. Screening
3. Periodical MCU  mengobati dan
mencegah proses penyakit, cegah
penularan, cegah komplikasi/cacat,
perpendek cacat

Cont’d
Disability Limitation
1. Pengobatan yang tepat untuk
menghentikan proses penyakit dan
mencegah komplikasi/cacat
2. Penyediaan fasilitas untuk membatasi
cacat dan mencegah kematian

Cont’d
Rehabilitation
1. Latihan dan pendidikan untuk penggunaan
maksimal kemampuan
2. Pendidikan masyarakat untuk menggunakan
tenaga cacat
3. Bekerja secara penuh
4. Penempatan selektif
5. Terapi kerja di RS
6. Tempat kerja dilindungi (sheltered workshop)

Cont’d
• Kebisingan
• Getaran
• Suhu dan kelembaban
• Radiasi
• Tekanan udara

LINGKUNGAN FISIK
WHOLE BODY VIBRATION (sitting person)
• Visual powers : poor acuity and visual field
become blurred unsteady > 4 Hz, greatest
10-30 Hz
• Skill : impairs visual perception, mental
processing of information, carrying out
skilled movement
• Spinal ailments : disc trouble and arthritic
complaints
Getaran
HAND-ARM VIBRATION SYNDROME
• Arthritis : < 40 Hz
• Atrophy
• Dead finger (Raynaud’s disease) : 40-300
Hz small amplitude of oscillation 0.2-5 mm
 cramp-like condition of blood vessels
RECOMMENDATION
1.Driving seat : type suspension  50%
2.Damping hand-operated power tools :
flexible material, thick gloves, avoid cold
conditions
3.Adjust the subject’s work schedule
Nilai Ambang Batas 4 m/det2 atau 0,40 Grav

Cont’d
HEAT CRAMPS
• Hyperventilation
• Respiratory alkalosis
• Tetanic-like convulsion

Suhu Panas
HEAT EXHAUSTION
An inability of the circulation to meet
simultaneously the demands of
thermoregulation and vital organs such as
brain and active skeletal muscle
Aggravated by dehydration
Weakness, frontal headache, anorexia,
nausea, faintness or actual fainting (heat
syncope), breathlessness

Cont’d
HEATSTROKE
Core temperature reach 39ºC
General feeling of listlessness, loss of
performance in spite of every effort, bright
red skin and an increased heart rate with
feeble pulse
Severe headache, giddiness, shortness of
breath, vomiting, muscular cramps
Unconsciousness  death

Cont’d
PRICKLY HEAT (MILIARIA)
• Acute inflammatory disease of the skin
• Sweat gland ducts become blocked by a
plug of keratinized cells
1. Excessive wasting away of natural skin
oil
2. Infection
3. Electrolyte imbalance  sweat
composition
Cont’d
RECOMMENDATIONS
1. Acclimatized by stages
2. Cooling periods
3. Drink small amounts of fluid at frequent
intervals
4. Lightly sweetened drink
5. The drinks close to the worker
6. Protection device : Google, screen, cloth

Cont’d
Pengaturan waktu ISBB (ºC)
kerja setiap jam
Waktu Waktu Beban kerja
Kerja Istirahat
Ringan Sedang Berat
75% 25% 30,6 28,0 25,9
50% 50% 31,4 29,4 27,9
25% 75% 32,2 31,1 30,0
COLD-INDUCED INJURIES
• Lowering of core body temperature  local tissue
cooling  tissue anoxia and freezing
• Frostbite : skin turns red  bluish red with localized
burning pain  ischemia  gangrene
• Trench foot (immersion foot) : erythematous skin 
pale  oedem  paraesthesia  leg cramps 
vesiculation  ulceration  gangrene
• Chilblain (pernio) : localized erythemia, cyanosis,
plaques and nodule

LOW TEMPERATURE
• Hypothermia : core temperature < 35ºC,
vasoconstriction, pallor, in coordination,
muscular weakness, dulling of cerebration
32-30ºC : slow heart rate, shallow breathing,
shivering diminishes, consciousness 
ventricular fibrillation
PREVENTION
• Weatherproof cabin
• Clothing design
• Layered clothing
• Special footwear and gloves
• Comfort : 40-50%
• < 30% unhygienic  mucous membranes
• Increased incidence of catarrhal ailments,
chronic irritation of nasal and bronchial
passages

HUMIDITY
• Konsentrasinya di udara
• Sifat fisik
• Sifat kimia : daya larut dalam air
• Port d’entrée
• Faktor tenaga kerja

Efek Medik Kimia


• Perangsang : kapas, sabun, bubuk
• Toksik : Pb, As, Mn
• Penyebab fibrosis : debu asbes
• Penyebab alergi : tepung sari, kapas
• Penimbul demam : fume, ZnO

Efek Medik Partikel


• Asfiksants : methan, helium
• Perangsang : ammoniak, HCl, H2S
• Racun organik dan anorganik :
nikelcarbonyl
• Berefek anestesi : trichloretilen
• Merusak organ dalam : CCl4, benzen,
parathion

Efek Medik Non Partikel


Substitusi : mengganti bahan kimia
Pengendalian teknik : Pelajari kontrol lingkungan (ventilasi, dll)
Administratif :
• Simpan bahan kimia pada wadah tertutup
• Pelajari dengan baik seluruh MSDS (Material Safety Data Sheet),
kenali bahaya potensial
• Cuci tangan
• Hindari kontak kulit
• Jika terjadi kontak kulit, gunakan petunjuk sesuai MSDS
• Mengikuti pelatihan kesehatan, training dan program monitoring
• Cegah kontaminasi tempat tinggal
• Tanggung jawab pengusaha dan tenaga kerja
Gunakan APD

Pencegahan
• Study of the behavior and activities of
people working with mechanical and
electronic machines and tool

Ergonomics
1. Avoid any kind of bent or unnatural
posture

POSTURAL GUIDELINES
2.Avoid keeping an arm outstretched either
forwards or sideways

Cont’d
3.The working field should be at such a height
that it is at the best distance from the eyes
of the operator

Cont’d
4.Work sitting down as much as possible
5.Arm movements should be either in
opposition to each other or otherwise
symmetrical
6.Hand grips, tools and material should be
arranged around the workplace, the best
position is 25-30 cm from the eyes with the
elbow lowered and bent at right angles
Cont’d
7.hand-work can be raised up by using
supports under the elbows, forearms or
hands

Cont’d
WORKING HEIGHTS

DESIGN OF WORKSTATION
NECK AND HEAD POSTURE
• General term used to describe th pain felt
in muscles, nerves and tendons caused
by repetitive movemnent and overuse
parts of upper body
• Forearms and elbows
• Wrists and hands
• Neck and shoulders

Repetitive Strain Injury


Repetitive activities
High-intensity activity for a long time
without rest
Poor posture or activities
Risk factors :
Cold temperatures
Vibrating equipment

Causes
• Illumination : measure of stream of light
falling on a surface
• Measurement : lux, foot-candle (ft c)
• Lighting systems : direct and indirect
• Sources : electric filament and fluorescent
tubes
LIGHTING
• All those symptoms that arise after excessive stress
on any of the functions of the eye
• Straining the ciliary's muscle of accommodation by
looking too closely at very small objects and the
effects of strong local contrast on the retina
• Painful irritation, double vision, headache, reduce
power accommodation and convergence, reduced
visual acuity, sensitivity to contrast and speed of
perception

VISUAL FATIGUE
• Penyakit kulit akibat kerja, ialah setiap penyakit
kulit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja yang berupa faktor risiko
mekanik, fisik, kimia, biologik dan psikologik.
• Kelainan yang terjadi dapat berupa :
 Dermatitis kontak
 Dermatitis kontak foto
 Acne
 Infeksi kulit (bakteri, virus, jamur, infestasi
parasit)
 Neoplasi kulit
 Kelainan pigmentasi kulit.

Penyakit kulit akibat kerja


• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan lab : KOH, VDRL > ¼,
western blot/elisa, lampu wood,
histopatologi, uji temple
• Penilaian cacat : sulit

Kriteria diagnosis
• Penyakit yang mengenai sistem syaraf pusat dan
perifer yang penyebabnya antara lain adalah
trauma, gangguan vaskuler, infeksi, degenerasi,
keganasan, gangguan metabolisme, dan
intoksikasi yang bermanifestasi berupa keluhan-
keluhan subjektif seperti nyeri, rasa berputar,
kehilangan keseimbangan, penglihatan
kabur/double, gangguan kognitif (atensi, bahasa,
kalkulasi, memory) dan gangguan emosi. Dan
keluhan objektif berupa gangguan fungsi sistem
motorik, sistem sensorik, sistem autonom.

PAK Neurologi
• Anamnesis
• Pemeriksaan fisik : umum dan neurologi
• Pemeriksaan penunjang : sensitivitas
getaran, EMG, ENG, EEG, psikologis, LP
• Radiologi : foto kepala, CT scan, MRI
• Penilaian cacat : MMT, saraf otonom,
penurunan libido, saraf kranial, GOS,
trauma medulla spinalis, ischalgia,
brachialgia, neuritis, stroke

Kirteria diagnosis
• penyakit yang timbul akibat pemaparan oleh faktor risiko di
tempat kerja yang mengenai organ :
• Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah (sistem kardio
vaskuler)
 Penyakit Ginjal dan Saluran Kemih
 Penyakit Saluran Cerna dan Hati
 Penyakit Sistem Endokrin
 Penyakit Darah dan Sistem Pembentuk Darah
(hemopoetik)
 Penyakit Otot dan Kerangka
 Penyakit Infeksi
• Kelainan yang terjadi dapat berupa kelainan akut, kelainan
kronis dan penyakit keganasan.
• Yang tersering terjadi adalah penyakit otot dan kerangka,
penyakit infeksi dan penyakit darah

PAK Penyakit Dalam


• Contoh penyebab : karbon disulfida, karbon
monoksida, metilin klorida, debu fibrogenik, nitrat,
arsen
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 angina pektoris
 faktor risiko PJK lainnya harus disingkirkan
terlebih dahulu
 EKG : perubahan ST-T
 Exercise stress test
• Penilaian kecacatan : Canadian Cardiovascular
Sosial Function Classification

Iskemia dengan menyebabkan


penyakit koroner (PJK)
• Contoh penyebab : karbon monoksida,
metilin klorida, nitrat
• Kriteria diagnostik
 ada kontak dengan agen
 angina pektoris
 faktor risiko dapat disingkirkan
 EKG : perubahan ST-T
 Exercise stress test
• Tingkat cacat : tidak menimbulkan cacat
menetap

Iskemia tanpa menyebabkan PJK


• Contoh penyebab : fluorocarbon, chlorinated
hydrocarbon, nitrat, semua faktor risiko penyebab
iskemia
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 palpitasi
 sinkope
 EKG : disritmia atrium atau ventrikel yang
patologis
• Tingkat cacat yang menetap : Disritmia yang
menetap sesudah melalui pemeriksaan yang
berulang baik yang berhubungan iskemia maupun
tidak
Disritmia
• Contoh penyebab : cobalt, antimon
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
sesak nafas
tekanan darah yang rendah, tekanan nadi
kecil
gallop
kardiomegali
• Tingkat cacat menetap yang timbul adalah
cacat menetap sedang

Kardiomiopati
• Contoh penyebab :karbon disulfida,
karbon monoksida, metilin klorida
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 klaudikasio/ fenomena Raynaud
 faktor risiko penyakit pembuluh darah
perifer lain harus disingkirkan
• Tingkat cacat menetap yang timbul adalah
cacat menetap sedang

Penyakit pembuluh darah perifer


• Contoh penyebab : debu fibrogenik
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 gagal jantung kanan
 insufisiensi pernapasan
• Tingkat cacat menetap sesuai dengan penilaian
tingkat cacat bidang paru :
 ringan : tanpa gejala atau dalam stadium
kompensasi (sesuai Class I NYHA)
 sedang : dengan gagal jantung ringan sedang
(sesuai Class II-III NYHA)
 berat : dengan gagal jantung berat (sesuai Class IV
NYHA)

Cor pulmonale
• Contoh penyebab : Langsung : hidrokarbon halogenated
(karbon tetraklorid), glikol (etilen glikol), pestisida :parathion,
DDT, paraquat), Tak langsung : agen hemolitik (arsen), agen
rabdomiolitik (etilen, glikol, pelarut hidrokarbon, logam berat)
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 gejala timbul dalam waktu kurang dari 1 minggu
 gejala gastrointestinal misal mual, muntah
 kreatinin serum > 1,5 mg%
 asidosis metabolik
 hiperkalemi (K>5.5 meq/l)
 oliguri atau anuri
• Tingkat cacat menetap penilaiannya dilakukan setelah fase
akut diatasi

Gagal ginjal Akut


• Contoh penyebab : logam berat (cadmium, timah hitam,
berilium), fisik (radiasi mengion)
• Kriteria diagnostik
 ada kontak dengan agen
 gangguan gastrointestinal misal mual, muntah
 oliguria dan anuria
 hipertensi
 edema
 kreatinin serum > 1,5 mg%
 asam urat > 7 mg%
 asidosis metabolik
 hiperkalemia (K > 5,5 meq/l)
• Tingkat cacat menetap : tes kliren kreatinin, kreatinin serum,
asidosis metabolic, hiperkalemia

Gagal ginjal kronik


• Contoh penyebab : beta naftilamin, benzidin, 4-
aminodifenil, 4-nitrodifenil, auramin, magenta
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 gangguan miksi misal sakit, berdarah dan
susah pada waktu kencing
 sistoskopi ada massa di kandung kemih
 biopsi kandung kemih ditemukan tanda ganas
• Tingkat cacat menetap tergantung pada jenis
keganasan dan stadium pada waktu ditemukan

Neoplasma pada kandung kemih


• Contoh penyebab : paparan asbes, coke-oven
workers
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
gangguan miksi misal berdarah
benjolan pada daerah ginjal
pielografi intravena ditemukan gangguan fungsi
dan ginjal yang membesar
USG ginjal ditemukan ginjal membesar
Gambaran histopatologi keganasan ginjal
• Tingkat cacat menetap tergantung kepada jenis
keganasan dan stadium pada waktu ditemukan
Neoplasma pada ginjal
• Contoh penyebab adalah zat korosif asam/basa yang tertelan
• Kriteria diagnostik :
 Klinik : Odinofagia (nyeri waktu menelan), Heart burn (nyeri
di bawah tulang dada), Disfagia,
 Esofagografi
 Esofagoskopi
• Tingkat cacat menetap :
 ringan : odinofagia, heart burn
 sedang :odinofagia, heart burn, disfagia makanan padat,
makanan halus masih bisa ditelan
 berat :odinofagia, heart burn, disfagia terhadap makanan
cair ataupun halus,
 berat sekali : disfagia total

Esofagitis erosif korosif


• Contoh penyebab adalah metanol, seng, cobalt,
merkuri klorid, cadmium, cresol
• Kriteria diagnostik :
Klinik : panas, nyeri epigastrium yang
berat/hebat, muntah, nyeri tekan pada
epigastrium bisa di seluruh abdomen
laboratorium : lekositosis, amilase meningkat,
lipase meningkat, kalsium menurun, gula darah
meningkat
ultrasonografi
• Tingkat cacat menetap dinilai sesudah perawatan
fase akut teratasi

Pancreatitis akut
• Contoh penyebab : sama dengan
pankreatitis akut sebagai kelanjutan
pankreatitis akut
• Kriteria diagnostik
klinik : nyeri epigastrium yang menjalar ke
punggung rasa sakit hilang timbul, sindrom
malabsorbsi, berat badan menurun, diare
kronik
laboratorium : dalam keadaan eksaserbasi
didapat kenaikan kadar amilase
Ultrasonograf
• Tingkat cacat menetap : nyeri dan diare

Pankreatitis kronik
• Contoh penyebab :asbestos, akrilonitrile
• Kriteria diagnostik :
 klinik : disfagia
 endoskopi
 biopsi
• Tingkat cacat menetap dipandang cacat
berat

Kanker esofagus
• Contoh penyebab sama dengan kanker
esofagus
• Kriteria diagnostik :
Klinik :Nyeri epigastrium, Nausea,
Anoreksia, Berat badan turun, Anemia
Foto lambung
Gastroskopi
Biopsi
• Tingkat cacat menetap dipandang tingkat
cacat berat
Kanker lambung
• Contoh penyebab : asbestos, akrilonitrile
• Kriteria diagnostik :
klinik : perubahan pola defekasi, diare
atau obstipasi, perdarahan peranum,
mules, feses berlendir, berat badan turun
foto kolon
kolonoskopi
• Tingkat cacat menetap dipandang tingkat
berat.
Kanker kolon
• Contoh penyebab : Anorganik : bahan kimia anorganik misal
tembaga, timah hitam, fosfor, antimon, thallium, krom, brom,
merkuri. Organik : bahan kimia organik misal senyawa hidrokarbon
alifatik dan aromatik dengan ikatan klor maupun lain (dinitro
benzene, hidrazin, eter, alkohol).
• Kriteria diagnostik :
 klinik :riwayat adanya pemaparan dengan agen sebelum
timbulnya gejala, rasa lemas, cepat lelah, mual, intoleransi
lemak, urin warna air teh/kopi, ikterus, hepatomegali dan nyeri
tekan, singkirkan penyebab lain (alkohol, obat, infeksi)
 laboratorium : hiperbilirubinemia SGOT dan SGPT
meningkat,SGOT < SGPT, Fosfatase lindi dan GGT sedikit
meningkat, HBs Ag negative, IgM anti HAV negative, IgM anti
HCV negatif
• Tingkat cacat menetap : tidak ada.

Penyakit hepatitis akut


• Contoh penyebab : resin
• Kriteria diagnostik : sama dengan penyakit
hepatitis akut yang sering disertai keluhan
gatal
• Tingkat cacat menetap : sama dengan
penyakit hepatitis akut

Hepatitis akut kolestatik


• Contoh penyebab : aromatik “chlorinated”
(bifenil poliklorida, benzen heksaklorida,
dioksin, pestisida)
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
gangguan faal hati hilang timbul (bilirubin,
SGOT, SGPT)
sering disertai kelainan kulit (porfiria tarda)
singkirkan penyakit hati kronik lain
(histopatologik tidak khas)
Tingkat cacat menetap : ringan
Disfungsi hepatoseluler kronik
persisten
• Contoh penyebab : ikatan logam (arsenik),
haloalkil (vinil klorida), hidrokarbon “chlorinated”
(CCI4), aromatik “chlorinated” (PCB, benzen
heksaklorida, dioksin, pestisida)
• Kriteria diagnostik :
 riwayat adanya penyakit yang disebut di atas
(pernah alami penyakit hepatitis akut dan
disfungsi hepatoseluler kronik persisiten)
 tanda/ stigmata sirosis hati
 USG untuk usus yang stigmatanya minimal
• Tingkat cacat menetap :berat

Sirosis hati
• Contoh penyebab :ikatan logam (arsenik), haloalkil (vinil
klorida), hidrokarbon chlorinated (CCI4, CHCI3, trikloroetilin)
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 eksklusi penyebab lain (virus hepatitis B, aflatoksin)
 asites
 hepatomegali, keras, berbenjol, kadang terdengar “bruit”
 gangguan faal hati
 AFP meninggi
 Lesifokal (SOL) pada USG
• Tingkat cacat menetap : berat

Hepatoma (karsinoma
hepatoseluler)
• Contoh penyebab :ikatan logam (arsenik),
haloalkil (vinil klorida)
• Kriteria diagnostik :
riwayat adanya paparan dengan agen
hepatomegali, nyeri spontan dan nyeri
tekan
asites
gangguan faal hati
lesi fokal (SOL) pada USG
• Tingkat cacat menetap berat

Angiosarkoma
• Contoh penyebab : ikatan logam (berilium)
• Kriteria diagnostik :
riwayat paparan dengan agen
demam lama, anikterik
fosfatase alkali meningkat, transaminase
dan globulin sedikit meningkat,bilirubin
normal, berilium dalam urin dan kulit (skin
patch)
laparoskopi
biopsi
• Tingkat cacat menetap : SGOT dan SGPT

Hepatitis granulomatosa (beriliosis)


• Contoh penyebab : ikatan logam (arsenik, torium
dioksida), haloalken (vinil klorida)
• Kriteria diagnostik :
 adanya kontak dengan agen
 kelainan fisik tidak jelas, dapat timbul manifestasi
hipertensi portal (asistes, edema)
 kelainan histologik khas perlu untuk diagnosis
pasti
 gangguan faal hati ringan, tidak khas
• Tingkat cacat menetap : tes faal hati, tanda
hipertensi portal

Sklerosis hepatoportal.
• gangguan fungsi reproduksi.
• Bahan yang sudah diketahui dapat menyebabkan
kemandulan ialah :
- dibromklorpropan
- kepone (klordekon = insektisida organoklor)
- timah hitam(batere)
- timah putih organik (plastik, cat, pestisida)
- dietilstilbestrol (produksi DES)
- radiasi mengion
• Derajat cacat untuk kemandulan sukar ditetapkan.

Penyakit Endokrin Akibat Kerja


• Contoh penyebab : arsen, stibine, trinitrotoluen (TNT),
naftalen, timah hitam, oksigen hiperbarik (pada G6PD)
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 klinis : kelelahan umum, sakit kepala difus, mata :
konjunctiva pucat, sklera ikterik +/
 laboratorium : Hb, Rt, SDM : sferosit, fragmented,
basophilic stippling (timah hitam dan arsen),
Hein’bodies (naftalen dan TNT)
 Kimia darah : bilirubin indirek
 Urin : hemosiderin (+) meningkat
• Tingkat cacat menetap dinilai sesudah fase akut
diatasi.

Anemia hemolitik
• Contoh penyebab : radiasi mengion, benzene,
timah hitam
• Kriteria diagnostik :
 ada kontak dengan agen
 klinis : konstipasi, muntah, lead line (pada gusi),
neuritis perifer,pucat
 hematologi :Hb, SDM : basophilic stippling,
normokrom, normositer
 Kimia darah : kadar timah dalam darah > 40 Ug/
dl
• Tingkat cacat menetap : dinilai setelah fase akut
diatasi

Anemia hipoplasia
• Contoh penyebab : aniline dyes, aromatic
amine, senyawa nitro substituted benzene,
organic/inorganic nitrit/nitrat
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
Klinis : sianosis
laboratorium: darah warna coklat,
methemoglobin meningkat
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah fase
akut diatasi
Methemoglobinemia
• Contoh penyebab : benzene, pestisida,
radiasi mengion, arsen, TNT
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis: ptekia, purpura, ekimosis,
perdarahan mukosa
laboratorium : trombosit menurun
aspirasi sumsum tulang : hipoplasia
• Tingkat cacat menetap dinilai sesudah
pengobatan
Trombositopenia
disertai depresi sumsum tulang
• Contoh penyebab : oksigen hiperbarik (scuba
divers)
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis : seperti pada trombositopenia yang
disertai depresi sumsum tulang
laboratorium : trombosit menurun
aspirasi sumsum tulang: normal atau
megakariosit meningkat
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah
pengobatan
Trombositopeni
Dengan sumsum tulang normal
• Contoh penyebab : benzene, arsen,
pestisida, TNT, Radiasi
• Kriteria diagnostik :,
ada kontak dengan agen
klinis : kelelahan umum, pucat, sering
infeksi, perdarahan mukosa , ptekia,
purpura, ekimosis
laboratorium : HB turun , Rt naik, Lekosit
turun , Trombosit turun
Aspirasi sumsum tulang : hypoplasia
• Tingkat cacat menetap : HB, L, Tr

Anemia aplasi
• Contoh penyebab : benzene, radiasi
• Kriteria diagnostik :
• ada kontak dengan agen
• klinis :pucat, urin : coklat kehitam-hitaman,
sering nyeri pada abdomen
• laboratorium : Hb turun
• Tingkat cacat menetap : Hb

Paroxysmal nocturnal
hemoglobinuria
• Contoh penyebab : benzene, etilen, pestisida,
arsen, TNT, Radiasi
• Kriteria diagnostik :
• ada kontak dengan agen
• klinis : kelelahan umum, sering infekisi,
perdarahan mukosa, pucat, ptekia, purpura,
ekimosis, hepatosplenomegali
• laboratorium : HB, Leukosit naik, Trombosit, Sel
blas (+)
• Aspirasi sumsum tulang : sel blas > 30%
• Tingkat cacat menetap : dinilai sesudah
pengobatan (sedang sampai berat)

Leukemia akut
• Contoh penyebab :benzene, radiasi
• Kriteria diagnostik :
ada kontak dengan agen
klinis : kelelahan umum, pucat,
hepatosplenomegali, limphadenopati
laboratorium :HB N /turun, Leukosit
meningka tinggi, Trombosit N / turun, Sel
blas (+)
• Tingkat cacat menetap :HB, trombosit,
limfosit, limfoid, hepatosplenomegali

Leukemia limfositik kronik


• Contoh penyebab :benzene, radiasi
• Kriteria diagnosis :
ada kontak dengan agen
klinis :kelelahan umum, pucat,
hepatosplenomegali
laboratorium :Hb turun, Leukosit naik,
Trombosit N / turun
Aspirasi sumsum tulang : sel blas (+)
• Tingkat cacat menetap : HB, leukosit,
trombosit, sel blas

Leukemia mielositik kronik


• vibration white finger
• akroosteolisis
• Contoh penyebab : trauma vibrasi, vinil klorida
• Kriteria diagnostik :
 pemaparan terhadap pekerjaan atau alat tersebut,
beberapa bulan hingga lebih dari 20 tahun
 gejala prodromal : parastesia, anestesia, ujung
jari pucat
 radiologi : adanya ostreoporis falang distal/
perubahan-perubahan kistik kecil

Fenomena Raynaud
• Contoh penyebab : sering pada macam-macam pekerjaan operator
mesin asembling, yang melakukan pengepakan, pekerjaan tekstil,
pekerja lainnya (vibrasi & fleksi yang kuat pada pergelangan tangan
maupun ekstensi atau deviasi)
• Kriteria diagnostik :
 karakteristik parastesia, nyeri, lemah pada jari-jari menurut
distribusi N. medianus distal
 gejala khas tadi memburuk malam hari ataupun sesudah fleksi
yang lama misal : pengemudi mobil
 hilangnya rasa raba permukaan tangan sebelah medial
 kelemahan tenar/atrofi
 kesemutan dari pergelangan ke bawah
 EMG, hubungan dengan kerja dinilai secara hati-hati,
penggunaan tangan, posisi tangan & sering atau beratnya
kekuatan atau tekanan pada pergelangan tangan atau vibrasi
 Gejala berkurang sesudah istirahat kerja

Carpal tunnel syndrome


Carpal tunnel syndrome
• Contoh penyebab: pronasi yang kuat
berlangsung lama menjepit N. medianus
di lengan bawah
• tugas kerja memutar tuas atau roda.
• Kriteria diagnostik : mirip carpal tunnel
syndrome, tetapi kesemutan meluas ke
lengan bawah

Sindroma pronator
• Contoh penyebab : N. ulnaris dapat rusak
pada siku oleh tekanan langsung atau
oleh fleksi ekstensi yang berulang
• Kriteria diagnostik :
pekerja kantor, supir, operator mesin dan
juru gambar
kesemutan daerah ulnar dari telapak
tangan dan kelemahan-kelemahan otot-
otot tangan yang dipersarafi N. ulnaris

Cubital tunnel syndrome


• Contoh penyebab : N. radialis oleh
tekanan langsung pada humerus posterior
• Mengangkat barang berat yang terus
menerus atau menggunakan ban
kompresif yang dipakai terus menerus
• Kriteria diagnostik : kelemahan pada
pergelangan dan gejala Wirst Drop

Wrist drop
• Contoh penyebab :mengangkat barang berat
di bahu dan bekerja dengan lengan ke
belakang kepala, penggunaan otot-otot bahu
yang berlebihan menyebabkan hipertropi otot
subclavius.
• Kriteria diagnostik :
 riwayat adanya paparan dengan agen
 kompresi plexus Brachialis dan arteri
Brachialis
 insuffisiensi intermitten neurovasculer
lengan

Obstruksi mulut rongga dada


• Contoh penyebab : kompresi eksternal
saraf ischiadicus oleh karena duduk yang
lama atau duduk pada tempat yang
sempit
• Kriteria diagnostik : gejala sama dengan
akibat penyakit discus intervertebrata
lumbalis

Ischialgia
• Contoh penyebab : Kompresi saraf
sensoris, Trauma pada pelvis oleh tempat
duduk ataupun oleh sabuk yang
digunakan, Tarikan atau gerakan-gerakan
tubuh maupun tungkai bawah pada posisi
tertentu yang berlebihan.
• Kriteria diagnostik : gejala nyeri yang
terasa seperti terbakar dan parestesia
pada paha lateral

Sindroma N. cutaneous femoralis


lateralis
• Contoh penyebab : N. Peroneous
mengalami kompresi langsung atau akibat
posisi bungkuk atau melipat badan,
jongkok, berlutut
• Kriteria diagnostik : kelemahan dorsofleksi
kaki, bisa juga kehilangan sensoris pada
punggung kaki dan tungkai bawah lateral

Foot drop
• Contoh penyebab : N. tibialis posterior
yang melalui bagian bawah pergelangan
kaki medial tertekan sepatu yang tidak
tepat dan terlalu sempit sebagai penyebab
utama.
• Kriteria diagnostik : seperti pada
syndrome carpal tunnel menyebabkan
parestesia dan rasa terbakar pada jari-jari
kaki dan telapak bagian distal
Tarsal Tunnel Syndrome
• Contoh penyebab :penggunaan berulang dan pembebanan pada
senditertentu
 pergelangan siku & bahu : alat-alat vibrasi (bor, gerinda, gergaji)
 kaki & pergelangan kaki : penari
 siku : pekerja pengecoran
 siku & genu : pekerja tambang
 genu : pramu wisma
 jari tangan dan pergelangan : pekerja tekstil
 jari tangan : pemetik kapas
• Kriteria diagnostik :
 Kelainan radiologi yang jelas disertai pemeriksaan fisik :
 Lokasi sesuai dengan pekerjaan (hanya beberapa sendi)
 Telah melakukannya sedikit-dikitnya 10 th dengan gerakan
berulang
 dari sendi yang terkena
 Struktur kontralateral tidak kena kecuali pengunaan secara
simetris
Artritis degeneratif (termasuk
pinggang)
• Contoh penyebab : Inflamasi bursa, tendo, ligamen
ataupun jaringan sekitar sendi lainnya, Gerakan yang
berulang atau trauma langsung.
• Kriteria diagnostik :
• Nyeri setempat atau bengkak.
• Nyeri terutama pada gerakan tertentu yang diberi
perlawanan (tahanan) misal : epicondilitis di samping
nyeri setempat juga pronasi yang ditahan
• Radiologi menyingkirkan kelainan pada sendi atau
tulang
• Jelas pekerjaannya mengenai gerakan berulang atau
keras pada sendi tersebut.
• Perlu disingkirkan faktor bukan pekerjaan (Gout, RA,
GO)
Tendinitis
• Contoh penyebab : Adanya proliferasi
noduler jaringan fibrosa pada fascia palmaris
• disangka ada kaitannya dengan trauma
pekerjaan yang berulang
• sekarang diragukan benar tidaknya pengaruh
kerja dan trauma
• Kriteria diagnostik :
Gejala dan tanda jelas
Menimbulkan fleksi jari-jari yang menetap
dan progresif
Singkirkan penyebab lain
Kontraktur Dupuytren's
• Contoh penyebab : Sering menyebabkan cacat
temporer
• Ada kaitannya kerja mengangkat ataupun
mengerjakan & mengepak barang
• Walaupun pekerjaan apapun sering menunjukkan
hampir sama terjadinya kelainan ini.
• Kriteria diagnostik :
• Osteofit maupun penyempitan diskus (radiologi)
• Perlu disingkirkan adanya infeksi atau penyakit
tulang, saraf, vaskuler dan lain-lain.
• Kecenderungan eksaserbasi pada waktu bekerja.
Nyeri pinggang bawah
• Contoh penyebab : Penyelam atau pekerja di
bawah air lainnya mempunyai risiko
meningkat terutama mengenai tulang
panjang  tekanan udara tinggi
• Ada kaitannya dengan obstruksi vaskuler
oleh gelembung nitrogen atau oleh karena
dekompresi yang terlalu cepat
mengakibatkan ischemia dan infark tulang
• Kriteria diagnostik :
• Radiografi dan/atau radionuklir
• Genu, coxae, bahu, dengan mulainya pelan-
pelan berbulan-bulan dan berulang-ulang

Nekrosis tulang yang aseptik


• Contoh penyebab : Pelarut hidrokarbon
aromatic, Debu silica, Debu karbon (batu
bara)
Kriteria diagnostik :
• Kecenderungan pada penderita
pneumokoniosis dan silikosis
• Kriteria diagnostik sama dengan
skleroderma sebab lain

Skleroderma
• Contoh penyebab : vinyl clorida monomer
Kriteria diagnostik :
• Kontak dengan vynil chlorida monomer
• Waktu laten kurang dari 2 tahun
• Hiperglobulinemia
• Tes fungsi hati terganggu
• Biopsi : kulit dan pembuluh darah

Akroosteolitis
• Contoh penyebab : Timah hitam (Pb),
Berilium
Kriteria diagnostik :
• Pemaparan sedikitnya 10-20 tahun
• Klinis sama seperti Gout Primer
• Gangguan fungsi organ (hati, ginjal, otak)
• Kadar Pb dalam darah tinggi

Gout sekunder
• Penyebab : fluor
Kriteria diagnostik :
• Kontak kronik (beberapa tahun) dengan fluorida
pada tulang dan jaringan
• Mobilitas tulang punggung berkurang
• Radiologis : bentuk tulang berubah, ligamen dan
tendon mengalami
• Kalsifikasi, osteosklerosis dan kalsifikasi pelvis
dan ligamen spinal
• laboratorium :kadar fluor di urine 24 jam, > 1,5
Ng/dl kreatinin, kadar fluor di darah
• biopsi tulang.

Fluorosis
• Contoh penyebab : posfor
Kriteria diagnostik :
• Sakit gigi
• Gigi tanggal secara progresif
• Pyorhea
• Disfungsi rahang
• Radiologik : nekrosis aseptik progresif
pada tulang rahang
Phosphorous (Phossy Jaw)
• Contoh penyebab :Uap logam, Pestisida,
Pelarut kimia
Kriteria diagnostik :
• Nyeri difus akut
• Myalgia difus

Artralgia & myalgia akut difus


Artralgia Pb
• Penyebab : timah hitam inorganik
• Kriteria diagnostik :
– Kontak kronik
– Myalgia difus kronik
– Terkena sendi besar
– Gejala tidak khas, ada gejala umum keracunan Pb
– Kadar timah hitam > 40 Ug/dl
Fluorosis sistemik
• Penyebab : fluor
• Kriteria diagnostik :
– Biopsi tulang
– Kadar fluor dalam darah

Artralgia & myalgia kronik difus


• Penyebab : virus hepatitis B/C
Kriteria diagnostik :
• Adanya riwayat kontak dengan cairan tubuh
penderita (petugas kesehatan, laboratorium,
kebersihan), demam/sindroma flu (tak
selalu), rasa kelemahan umum, cepat lelah,
mual, intoleransi lemak, urin berwarna coklat
tua (teh), konjungtiva ikterik, hepatomegali
• Laboratorium: SGOT/SGPT meningkat,
Bilirubin meningkat (direk > indirek), Fosfat
alkali meningkat, Hbs Ag (+), lg M Anti HCV
(+)
Hepatitis B/C
• Penyebab : Mycobacterium tuberculosis
Kriteria diagnostik :
• Ada kontak dengan droplet (petugas kesehatan,
laboratorium), batuk-batuk, demam tak tinggi,
hemoptoe, berat badan turun
• Paru: ronchi basah, efusi pleura,
• CNS : meningitis dll
• Laboratorium : ditemukan kuman Mycobacterium
tubercolusis
• Pemeriksaan Radiologis
• Tingkat kecacatan : dinilai setelah terapi.

Tuberkulosis
• Penyebab : virus HIV
Kriteria diagnostik :
• Adanya kontak dengan cairan tubuh penderita
(petugas kesehatan, laboratorium, kebersihan).
• Gejala sindrom flu, bila sudah menjadi AIDS
• terdapat infeksi oportunistik seperti : TBC,
Pneumonia P. carinii, infeksi jamur, infeksi virus
Citomegalo, virus Epstein Barr, mudah terjadi
infeksi.
• Laboratorium : serologi HIV (+), Western Blot (+)
• Tingkat kecacatan : Berat

HIV (Human Immunodeficiency


Virus)
• Pasien telah bekerja selama minimal 6
(enam) bulan. Hal ini untuk menghindari
kemungkinan bahwa gangguan psikiatrik
diakibatkan oleh stress atau kausa sebelum
bekerja.
• Didapatkan faktor pencetus yang objektif
pada tempat kerja yang dinyatakan tidak
hanya oleh pasien tersebut
• Apabila ditemukan beberapa faktor pencetus,
harus dapat ditentukan bahwa kondisi kerja
merupakan faktor yang paling dominan.

PAK bidang psikiatri


• Anamnesis
• PF : telinga, pendengaran, keseimbangan
• Penunjang : audiometri (16-36 bebas pajanan)
Diagnosis Tuli akibat Bising NIHL
• Keadaan sebelum kerja : umur, penyakit telinga,
pemeriksaan THT, Audiometri.
• Keadaan bising lingkungan kerja
• Pekerja : lama pajanan/hari, alat pelindung telinga,
pemeriksaan pendengaran tiap 6 bulan.
• Pemeriksaan pendengaran : tes berbisik dalam jarak 6
meter, audiometri nada murni dengan waktu 16 –36 jam
bebas pajanan bising, dan perhatikan malingering

PAK bidang THT


Protection :
1. Reduction of noise at source  20-30
dB
2. Insulation against reflection and
scattering  5-10 dB
3. Personal sound protection :
ear plug  >30dB, ear muff  40-50 dB
Nilai Ambang Batas kebisingan: 85 dB(A)

Cont’d
• Pemeriksaan klinis : anamnesis, rinoskopi
antrior
• Pemeriksaan laboratorium : skret hidung,
darah tepi (eosinofil, IgE total)
• Pemeriksaan kulit : dengan jenis alegen
yang ada di tempat kerja

Rinitis Alergi akibat kerja


• Pemeriksaan klinis : anamnesis, rinoskopi
anterior
• Pemerikaan radiologi : posisi waters,
lateral
• pemeriksaan histopatologi : jaringan
abnormal pada industri nikel, krom,
sepatu, kayu (diplasia epitel mukosa ,
merupakan tanda pre kanker)
• pemeriksaan penghidu : rinitis kronis
(hiposmia, anosmia)
Rinitis Kronis dan Rinosinusitis
Akibat Kerja
• Anamnesis : rasa terbakar di mulut dan tenggorok
setelah meminum zat korosif. Keluhan ini dapat
lebih berat sampai sama sekali tidak dapat
menelan.
• Pemeriksaan fisik : dapat berbagai tingkat, dari
keadaan umum masih baik, sampai syok.
• Pemeriksaan radiologik : dilakukan setelah
seminggu kejadian, untuk melihat apakah ada
penyempitan esofagus
• Esofagoskopi : untuk diagnostik dan terapi
dengan melakukan businasi pada penyempitan
esofagus

OESOFAGITIS KOROSIF
Kelainan akut
• Trauma inhalasi akut akibat gas iritan,
fosgen, asap ; termasuk Reactive Airways
Dysfunction Syndrome(RADS)
• Toxic Pneumonitis
• Edema paru akut, misalnya akibat asap,
nitrogen, SO2, fosgen
• Bronkitis akut
• Hipersensitiviti pneumoniti
Penyakit Paru Akibat Kerja
• Pneumokoniosis
• Penyakit pleura (efusi pleura,
mesotelioma, plak pleura)
• Bronkitis kronik
• Asma kerja
• Bisinosis
• Hipersensitiviti pneumonitis
• Kanker paru
• Penyakit infeksi
Kelainan kronik
Khusus :
• uji alergi pada kulit
• uji provokasi bronkus dengan bahan
spesifik/non spesifik di tempat kerja
• sputum BTA 3x
• Sputum sitologi
• bronkoskopi
• patologi anatomi : biopsi
• radiologi : tomogram, bronkografi, CT scan
• kapasitas difusi terhadap CO (DLCO)
• uji Cardio Pulmonary Exercise (CPX).
Diagnosis
Kelainan jaringan penunjang dan adneksa mata:
• Kelopak mata : laserasi atau ruptur kelopak mata
akibat trauma
• Tulang orbita : fraktur dinding orbita akibat trauma
• Sistem air mata (lakrima): sumbatan sistem
lakrima oleh trauma
• Konjungtiva : radang konjungtiva (konjungtivitis)
akibat kontak iritan atau bahan kimia, benda asing
di konjungtiva
• Otot mata : kelumpuhan otot mata akibat trauma

Penyakit mata akibat kerja


• Kornea : ruptur kornea akibat trauma, trauma kimia asam dan
basa, trauma termal (panas atau dingin), trauma radiasi
(misalnya akibat lampu ultraviolet, ledakan nuklir, sinar-X
atau radio-isotop), trauma akibat kontak dengan
serangga/tumbuhan, benda asing kornea,
• dan erosi / abrasi kornea, dry eye syndrome
• Sklera : ruptur sklera akibat trauma
• Lensa : katarak traumatik, luksasi/subluksasi lensa
• Bilik mata depan : hifema akibat trauma
• Iris : iridodialisis, siklodialisis, ruptur iris akibat trauma,
midriasis atau miosis traumatik
• Badan kaca (vitreus) : perdarahan vitreus akibat trauma,
benda asing dalam vitreus, endoftalmitis pasca trauma
• Koroid : ruptur koroid akibat trauma

Kelainan bola mata


• Retina : edema makula, komosio retina,
perdarahan retina dan/atau robekan retina akibat
trauma, retinopati toksik (terutama kloroquin),
retinopati radiasi (misalnya pada radioterapi), atau
retinopati akibat cahaya (efek mekanik, termal
atau fotokimia, contohnya solar retinopathy pada
pekerja las)
• Saraf optik : neuropati optik akibat kontak, inhalasi
atau ingesti zat toksik atau nutrisional, neuropati
optik akibat trauma, neuropati akibat radiasi (>
3000 rad), dan avulsi papil n.optik

Kelainan saraf mata

Anda mungkin juga menyukai