Anda di halaman 1dari 38

Dr. Ir.

Arqam Laya, MT
Pekerjaan perkerasan berbutir atau lapis pondasi
agregat adalah sebagian perkerasan jalan yang
terletak diantara badan jalan dan lapis permukaan

Terbuat dari material agregat bergradasi baik dan


punya sifat-sifat sesuai spec

Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul


beban lalu lintas, lapis pondasi agregat harus benar-benar
kokoh dan memiliki stabilitas tinggi
• Harus dipilih • Kelas A • Agregat • Agregat halus
dari sumber adalah mutu kasar yang yang lolos
yang disetujui ayakan 4.75 mm
LPA untuk tertahan harus terdiri
sesuai dengan suatu lapisan pada ayakan dari partikel
Bahan dan di bawah 4.75 mm pasir alami atau
Penyimpanan lapisan harus terdiri batu pecah
dari beraspal dari partikel halus
Spesifikasi ini atau pecahan • Fraksi agregat
• Kelas B
batu atau yang lolos
adalah untuk ayakan No. 200
LPB kerikil yang tidak boleh
keras dan lebih besar dua
awet per tiga dari
fraksi agregat
lolos ayakan
No. 40

2. Kelas 3. Fraksi 4.Fraksi Agregat


1. Sumber Agregat Agregat Kasar Halus
1. Penyiapan Formasi

a. Jika dihampar pada jalan lama, maka semua kerusakan jalan


lama harus diperbaiki dahulu sesuai Spesifikasi

b. Jika dihampar pada perkerasan lama, tanah dasar baru atau lapis
pondasi yang disiapkan, maka lapisan ini harus diselesaikan sepenuhnya

c. Lokasi untuk pekerjaan Lapisan Pondasi Agregat, harus


disediakan dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan minimal 100m

d. Jika dihampar langsung diatas permukaan perkerasan aspal lama kondisi


tidak rusak, diperlukan penggaruan agar diperoleh tahanan geser yang
lebih baik
2. Penghamparan

a. Campurannya merata dan kadar air sesuai


persyaratan

b. Setiap lapis takarannya merata untuk


menghasilkan tebal padat

c. Pelaksanaan sesuai metode kerja dan bahan yang


bersegregasi diperbaiki

d. Tebal padat minimum pelaksanaan setiap


lapisan harus dua kali ukuran terbesar agregat, <=
20 cm (max)
3. Pemadatan

a. Kepadatan Kering Max Modifikasi

b. Dapat digunakan mesin gilas beroda karet untuk


pemadatan akhir

c. Pemadatan harus dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada
dalam rentang 3% di bawah kadar air optimum sampai 1% di atas kadar air
optimum

d. Operasi penggilasan harus diraulai dari sepanjang tepi dan bergerak


sedikitdemi sedikit ke arah sumbu jalan, dalam arah memanjang

e. Bahan sepanjang kerb, tembok, dan tempat-tempat yang tak terjangkau


mesin gilas harus dipadatkan dengan timbris mekanis atau alat pemadat
lainnya yang disetuju
4. Pengujian
a. Jumlah data pendukung pengujian bahan harus mencakup
seluruh jenis pengujian, min pada 3 contoh yang mewakili
sumber bahan

b. Seluruh jenis pengujian bahan akan diulangi lagi bila


menurut Direksi Pekerjaan terdapat perubahan mutu atau
metode produksinya

c. Program pengujian turin pengendalian mutu bahan harus


dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan
yang dibawa ke lokasi

d. Kepadatan dan kadar air bahan yang dipadatkan harus


secara rutin diperiksa menggunakan SNI 03-2827-1992
A. Data umum survei lapangan 10. Quarry / borrow area:
Proyek Irigasi 11. Survei harga bahan lokal
1. Nama proyek : 12. Disposal area
.................................................... 13. Penggunaan alat berat
2. Keadaan site 14. Mobilisasi
3. Jalan masuk ke site 15. Lokasi penempatan alat
4. Lapangan kerja 16. Kondisi sosial lingkungan
5. Sumber air kerja proyek
6. Listrik 17. Pemotretan perlu dilakukan
7. Tenaga kerja untuk bagian site yang
8. Keadaan cuaca di site penting termasuk
9. Data penyelidikan 18. Sarana kesehatan
perkerasan berbutir (sondir,
boring log dsb)
B. Data umum survei C. Data umum survei
lapangan Proyek lapangan Proyek Jalan
Jembatan 1.Keadaan site
1. Jembatan 2. Fasilitas alat
sementara/lama 3. Lokasi alat-alat berat
2. Kondisi sungai 4. Lokasi keet
3. Data geologi 5. Data geologi
4. Metode pelaksanaan 6. Sub kontraktor
5. Galian abutment/pier
6. Pekerjaan beton
Lengkap dan jelas Aman untuk
dilaksanakan
memenuhi Bisa dilaksanakan
terhadap bangunan,
informasi yang dan efektif pekerja, dan
dibutuhkan lingkungan

Memenuhi standar
tertentu yang Memenuhi
Biaya murah,
ditetapkan atau pertimbangan non
disetujui tenaga teknik wajar dan efisien
teknis lainya
yang berkompeten

Merupakan alternatif Manfaat positif


terbaik yang telah
diperhitungkan dan construction
dipertimbangkan method
Site plan, kebutuhan
alat dan tenaga kerja
Method serta material, urutan
tahapan pekerjaan,
sketsa penjelasan

Unit Price :
Analisa
Ekonomis,
Harga Satuan
wajar, efisin
Timbunan Tanah

Lapisan Agregrat B, tebal


25 cm, CBR 50 %

Lapisan Agregat A, tebal 15


cm, CBR 70 %
Lapisan Asphalt Treatment
Base (ATB), tebal 5 cm 6.
Lapisan HRS, tebal 3 cm
a) Lapisan Base B adalah merupakan lapisan pondasi.
b) Material batu pecah (batu gunung/ batu kali) dengan gradasi yang
ditentukan.
c) Dilakukan penyusunan batu-batu pecah sesuai elevasi rencana.
d) Pekerjaan ini meliputi pengadaan, penghamparan dan pemadatan
material sub base course diatas tanah timbunan yang telah selesai.
e) Material sub base course : pecahan batu atau pecahan batu kerikil yang
telah lolos dalam pengujian gradasi
f) Setelah persiapan permukaan tanah selesai, marking untuk pekerjaan
subbase course harus dipasang dengan acuan center line pada timbunan
tanggul yang sudah ada.
g) Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta
dilevelling
h) Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / vibro roller yang mana sebelumnya
telahdilaksanakan trial compaction.
i) Ketika dibutuhkan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan harus dibentuk
dandipadatkan sebelum lapisan berikutnya dikerjakan.
a) Lapisan Base A adalah merupakan lapisan pondasi.
b) Dilakukan penghamparan batu-batu pecah sesuai elevasi
rencana.
c) Setelah Lapisan Base B dipasang sesui elevasi dan ketebalan
yang direncanakan kemudian dihampar Lapisan Base A.
Lapisan Base B bergradasi lebih kasar dibanding gradasi
Lapisan Base A, Lapisan Base A merupakan material pengunci
Lapisan Base B.
d) Setelah Lapisan Base B dan Lapisan Base A terpasang
dilanjutkan dengan pekerjaan pemadatan. e) Base course
dihamparkan dan dipadatkan diantara sub base course dan
lapis permukaan aspal, tebalnya = 15cm setelah dipadatkan,
dengan tingkat kepadatan 70 % CBR.
f) Material Base course terdiri dari pecahan batu atau pecahan batu
kerikil yang telah lolos dalam pengujian gradasi dengan ayakan
yang telah ditentukan
g) Setelah persiapan permukaan sub base course selesai , maka
marking untukpekerjaan Base course harus dipasang dengan
acuan center line pada lapisan sub base yang sudah ada.
h) Material disupply dengan memakai dump truck dan didrop serta
dilevelling
i) Penempatan material harus dimulai dari titik yang disetujui Direksi
j) Setelah dilevelling dan dicek elevasi, kemudian dipadatkan dengan
menggunakan compactor / vibro roller yang mana sebelumnya
telah dilaksanakan trial compaction. Sewaktu pemadatan
dilaksanakan, kadar air harus dijaga dalam kondisi optimum.
Pemadatan oleh vibro roller dibuat dengan metode makadam,
yaitu dengan membagi menjadi 2 (dua) lapisan, dengan ketebalan
masing-masing 7.5 cm setelah dipadatkan. Ketebalam maksimum
setelah dipadatkan 15 cm. Pemadatan oleh vibro roller harus
overlapping selebar 20 cm antar area pemadatan.
k) Ketika dibutuhkan lebih dari satu lapisan, setiap lapisan harus
dibentuk dan dipadatkan sebelum lapisan berikutnya dikerjakan.
Pemasangan Metode
patok-patok garis Pelaksanaan Spesifikasi
ketinggian Sebagai Pedoman
pekerjaan Penting dan Instruksi
perkerasan Pelaksanaan Kerja
berbutir. Pekerjaan.

Perkerasan Sub Base


Jadwal Kerja sirtu (gravel Course Dan
pavement) Base Course
Pelaksanaan
Pengecekan Pengukuran pengukuran awal
benchmark patok (Gambar kerja
(BM) sementara dipelajari. Disiapkan
dimulai dan diikat data untuk pengukuran
dari cek pada BM, situasi (staking out)
fisik BM, selanjutnya berupa jarak, sudut dan
cek nilai memasang elevasi. Dipasang
koordinat BM baru identifikasi titik detail
BM dengan dengan dan titik utama sesuai
ikatan BM jarak sesuai gambar. Dipasang titik
kebutuhan BM sementara untuk
yang lain
mengontrol pekerjaan.
Supplier
Leveling Penghamparan
material sirtu
timbunan dan leveling
dengan dump
tanah dengan sirtu dengan
truk ke grader
grader
lapangan

Testing
Pemadatan Curing
pemadatan
dengan dengan water
sesuai
tandem roller tank truk
spesifikasi
Finishing Levelling Of Existing Embankment

Transported material to site by dump truck

Spreading by grader

Compacting by tandem roller

Curing by water tank truck

Compacting by tandem roller Re-compacting based


on check list of detect
Inspection & test (CBR)
Check list of detect
Continued above sequence until top layer (together)

finished
Sub base course setebal + 35 cm dan Base course setebal
+ 15 cm dengan gradasi sesuai standar spesifikasi Bina
Marga yaitu campuran batu pecah dan sirtu
atausemuanya batu pecah

Material dihampar dan Water tank truk digunakan


dipadatkan lapis demi lapis, untuk menambah air guna
max15 cm setelah pencapaian optimum
pemadatan. moisture content

Material tersebut dibawa


dump truk dari Quarry dan
Pemadatan dilakukan oleh
dihampar dilokasi dengan
Tandem roller / vibraroller
motor grader lapis demi
lapis
Marking untuk
Marking tiap 50 m
elevasi rencana jalan
di center line
di center line harus
rencana jalan
dicek secara periodik

U-Ditch, drain dan outlet


untuk drainase di sisi kiri
Pemadatan sub atau kanan sepanjang
grade dilakukakan konstruksi sub grade harus
sesuai dengan dibuat dan dijaga untuk
spesifikas melindungi sub grade dari
kerusakan karena air
permukaan / air hujan
Marking pekerjaan Material di
lapis pondasi Pengadaan atau
supply dengan
aggregat ini harus penyediaan
memakai dump
dipasang dengan material
acuan centre line truck dan
Aggregat kelas
pada jalan lama didrop serta
B
yang sudah ada dilevelling

Dipadatkan dgn
Lapis Pondasi
compactor /
Aggregat kelas B
vibro roller
digunakan
dimana
sebagai lapis
sebelumnya telah
pondasi bawah
dilaksanakan
pada badan Jalan
trial compaction
a) Pengendalian Biaya,
produktivitas dan waste

b) Pengendalian Mutu

c) Pengendalian Waktu
 Agregat kotor oleh tanah dan debu dapat
menyebabkan aspal kurang baik menempel pada
batu, mudah keropos, lepas terburai.
 Batu asam (granite, dan Iain-Iain) tidak mau
lengket dengan aspal karena aspal bermuatan asam
 Gradasi agregat tidak sesuai dengan persyaratan
karena hasil crusher sulit diubah atau bisa diubah
tapi nenimbulkan harga naik
 Bentuk batu banyak yang pipih sulit dipadatkan,
batu pecah bentuk jagung (cubical) masih mahal
 Batu pecah tangan cenderung tidak punya butir
halus, sulit mencapai gradasi yang disyaratkan.
 Hasil dan Stone crusher minimal dipisahkan 2 ukuran yaitu
ukuran diatas saringan no 4 disebut sebagai butir kasar (Coarse
Agregat atau CA) dan dibawah no 4 disebut butir halus (FA atau
Fine Agregat)
 Pencapaian gradasi dilakukan dengan mengatur bukaan pada
Cold Bin di AMP (lebih cepat lagi kalau ada 3 jenis ukuran
yaitu 10 s/d 18 mm, 4 s/d 10 mm dan dibawah 4 mm)
 Pembersihan batu bisa dilakukan sebelum masuk Cold Bin
yaitu dengan menyemprotkan batu yang sedang dimuat ke Cold
Bin, penyemprotan air ke stok batuan hanya membersihkan
permukaan timbunan, bagian dalam masih kotor.
 Bila sulit mencapai gradasi yang disyaratkan bisa dicoba
dengan mengganti screening (saringan) di Stone Crusher
 Bila banyak batu pipih bisa diperbaiki dengan cara hasil
Crusher dimasukkan lagi ke One Crusher, biasanya diperlukan
2 buah One Crusher agar mencapai kapasitas yang diinginkan

Anda mungkin juga menyukai