Anda di halaman 1dari 27

Trauma Kimia

Elyas Aditya Pradana


Pendahuluan

• Kerusakan pada epitel permukaan okular, kornea,


dan segmen anterior
• Kegawatdaruratan mata kerusakan penglihatan
yang permanen, dan mengancam integritas strukral
pata mata
• Prognosis:
1. Jenis bahan kimia
2. Luas kerusakan okular
3. Waktu dan efektivitas terapi yang diberikan
Kornea

Terdiri dari 5 lapisan:

• Epitelium dan basal lamina

• Bowman’s layer

• Stroma

• Membran descemet

• Endotelium
Tersusun dari struktur: COA
1. Schwalbe line
2. Trabekula meshwork & Kanal Schlem
3. Scleral spur
4. Batas anterior badan silier
5. Iris
Epidemiologi

• Alkali >> asam

• Laki-laki >> perempuan

• Tersering pada usia 16 – 25 tahun


Etiologi

• Alkali

• Asam
Alkali (etiologi)

• Tersering: amonia (NH3), lye (NaOH), KOH,


magnesium hidroksida Mg(OH)2, lime ( Ca(OH)2)

• Most serious injuries amonia dan lye (kausatik


soda) pH yang tinggi

• Alkali penyebab ocular injury tersering lime


tidak semerusak alkali lainnya yang memiliki
penetrasi yang lebih cepat
Asam (etiologi)

• Tersering: sulfuric (H2SO4), sulfurous (H2SO3),


hydrofluoric (HF), asetat (CH3COOH), chromic, dan
HCL.
• Most serious HF berat molekul yang rendah dan
ukuran molekul yang kecil dengan mudah
mempenetrasi masuk dan melalui stroma kerusakan
kornea dan segmen anterior
• Tersering asam sulfur bereaksi dgn air pada pre
corneal tear film, menghasilkan panas dan memanaskan
epitel kornea dan konjungtiva
Alkali (patofisiologi)

• Mempenetrasi mata lebih cepat dibandingkan asam


• Ion hidroksil (OH) menyebabkan saponifikasi
membran kerusakan dan kematian sel
• Kation pada alkali bereaksi dengan gugus karboksil
(COOH) pada kolagen stroma dan glikosaminoglikan,
sehingga menyebabkan:
1. Hidrasi glikosaminoglikan hilangnya kejernihan kornea
2. Hidrasi serat-serat kolagen kerusakan trabecular
meshwork dan pelepasan prostaglandin peningkatan
TIO
Asam (patofisiologi)

• Ion H kerusakan jaringan akibat perubahan pH

• Anion presipitasi dan denaturasi protein pada epitel


kornea dan stroma anterior kekeruhan kornea

• Presipitasi protein epitel physical barrier


memproteksi jaringan dari kerusakan lebih lanjut

• Jika asam berhasil mempenetrasi stroma kekeruhan


kornea, kerusakan TM, perubahan pH COA, kerusakan
struktur COA, menurunnya kadar askorbat di akuos
Proses penyembuhan dan
diferensiasi (1)
Permukaan okular
• Terdapat migrasi sentripetal sel-sel yang berasal dari
regio paling proksimal dari epitelium yang masih
hidup
• Kerusakan pada sebagian kornea dan limbus
migrasi epitel berasal dari epitel pada area kornea
dan limbus yang masih sehat
• Kerusakan pada seluruh kornea dan limbus
sumber migrasi epitel sehat hanya dari konjungtiva
Proses penyembuhan dan
diferensiasi (2)
Stroma

• Keratosit memiliki peran penting dalam regenerasi


stroma kornea

• Keratosit bermigrasi ke area stroma yang rusak

• Keratosit berperan dalam sintetis kolagen


produksinya maksimal antara 7-56 hari (puncak hari
ke-21 post injury)
Proses penyembuhan dan
diferensiasi (3)
Inflamasi

• Infiltrasi sel-sel inflamasi ke jaringan yang rusak


merupakan tanda dari wound repair

• Dalam 12-24 jam post trauma kimia (first wave)


infiltrasi kornea perifer oleh PMN dan mononuclear
leukosit aktivitas fagositik dan dreganulasi

• Second wave pada hari ke-7 dan puncaknya pda 2-3


minggu post injury
Treatment flow chart
Tatalaksana di RSCM

• Fase kejadian

• Fase akut (0-7 hari)

• Fase pemulihan dini (7-21 hari)

• Fase pemulihan akhir (>21 hari)


Tatalaksana di RSCM

Fase kejadian :
• Tujuan : menghilangkan penyebab sebersih mungkin
• Tindakan :
• Anestesi topikal + irigasi dengan larutan fisiologis  pH normal
• Buang benda asing yang melekat + jaringan nekrotik
• Bila diduga telah masuk ke BMD  irigasi BMD
Tatalaksana di RSCM
Fase akut (0-7 hari)
• Tujuan : mencegah terjadinya penyulit
• Prinsip :
• mempercepat re-epitelisasi kornea
• mengontrol peradangan
• mencegah infiltrasi sel radang
• mencegah pembentukan enzim kolagenase
• mencegah infeksi sekunder
• mencegah peningkatan TIO
• antioksidan
Gradasi I Gradasi II Gradasi III Gradasi IV

- Bandage lens Bandage lens Bandage lens


Autoserum ED 6x Autoserum ED 6x
AB + steroid ED 4- Steroid ED 6x Dexamethasone/pre Dexamethasone/predni
6x Na-EDTA 1% 6x dnisone ED/jam sone ED/30 menit
EDTA 1% ED 4-6x Na-EDTA 1% /jam Na-EDTA 1% tiap 30
Autoserum ED 6x menit
Autoserum ED/jam

Antibiotik + steroid Tetrasiklin EO 4x Tetrasiklin EO 4x Tetrasiklin EO 4x


4-6x Doksisiklin 2x 100 mg Doksisiklin 2x 100 Doksisiklin 2x 100 mg
mg
- Timol 0.5% ED 2x Timol 0.5% ED 2x Timol 0.5% ED 2x
Acetazolamide 2x500 Acetazolamide 2x500
mg + substitusi mg + substitusi kalium
kalium
SA 1% 3x SA 1% 3x SA 1% 3x SA 1% 3x
Vitamin C 4x500 mg Vitamin C 4x500 mg Vitamin C 4x500 mg Vitamin C 4x500 mg

- - Nekrotomi +graft Nekrotomi +graft


konjungtiva-limbus konjungtiva-limbus
Tatalaksana di RSCM

Fase pemulihan dini (7-21 hari)


• Tujuan : membatasi tingkat penyulit
• Prinsip : sesuai dengan fase akut
• Masalah :
• Hambatan re-epitelisasi kornea
• Gangguan fungsi kelopak
• Hilangnya sel goblet
• Ulserasi stroma  dapat perforasi
Gradasi I Gradasi II Gradasi III Gradasi IV

Re-epitelisasi sempurna Bandage lens diteruskan Bandage lens Bandage lens


Autoserum ED 6x Autoserum ED /jam
AB + steroid ED tappering Steroid ED tapp off - Dexamethasone/prednisone -Dexamethasone/prednisone ED
off Na-EDTA 1% tapp off ED tapp off/dihentikan ganti dihentikan ganti dengan NSAID
dengan NSAID ED 6x ED/jam
- Na-EDTA 1% /jam - Na-EDTA 1% /30 menit
- Autoserum ED 6x - Autoserum ED/jam

Antibiotik + steroid ED Tetrasiklin EO 2x Tetrasiklin EO 2x Tetrasiklin EO 4x


tappering off Doksisiklin 2x 100 mg Doksisiklin 2x 100 mg Doksisiklin 2x 100 mg
- Peningkatan TIO (-) : Timol Peningkatan TIO (-): Timol Timol 0.5% ED 2x
hentikan 0.5% Acetazolamide 2x500 mg +
Acetazolamide+ substitusi substitusi kalium teruskan
kalium hentikan

Uveitis (-) : SA hentikan Uveitis (-) : SA hentikan SA 1% 3x SA 1% 3x


Vitamin C 2x500 mg Vitamin C 4x500 mg Vitamin C 4x500mg
Retinoic acid EO 2x Vitamin A&E

- - Jaringan nekrotik eksisi Jaringan nekrotik eksisi


Ulserasi stroma graft Ulserasi stroma graft mukosa
konjungtiva /mukosa bibir bibir /amnion+stem cell
Fungsi kelopak (-)  limbus/sklera/fasia
tarsoraphy lata/keratoplasti
Fase pemulihan akhir (>21 hari)
• Tujuan : Rehabilitasi fungsi penglihatan
• Prinsip :
• Mempercepat proses re-epitelisasi kornea atau optimalisasi fungsi
epitel permukaan
• Sesuai dengan fase akut
• Masalah :
• hambatan re-epitelisasi kornea
• Disfungsi sel goblet
• Ulserasi stroma (grade III dan IV)
Gradasi I Gradasi II Gradasi III Gradasi IV

Solcoseryl 3x Epiteliopati (+) : Epiteliopati (+) : solcoseryl Reepitelisasi (+) :


solcoseryl 4x 4x Bandage lens teruskan
Retinoic acid 1% : 1x malam

- NSAID ED 4x - NSAID ED 4x -NSAID ED 4-6x


-Medroxyprogesterone 1% 4x -Medroxyprogesterone 1% 4-6x
- Na-EDTA 1% 4-6x
- Autoserum ED 4-6x

- - - Tetrasiklin EO 4x
Doksisiklin 2x 100 mg
- - - Peningkatan TIO (-): Timol
0.5% ED tapp off
Acetazolamide 2x500 mg +
substitusi kalium hentikan

- - - Uveitis (-) SA 1% hentikan


Vitamin C 2x500mg
Vitamin A&E

- - - Graft konjungtiva –
limbus/terapetik
keratoplasti/keratoprosthesis
Sequele yang mungkin terjadi
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai