Anda di halaman 1dari 41

ABORTUS &

TEHNIK KURETASE

dr. I Made Darmayasa, SpOG(K)


Divisi OBGINSOS FK. UNUD/RSUP Sanglah
Denpasar
Tujuan Pembelajaran:
• Memahami aspek-aspek klinis abortus
• Mengetahui dan memahami tehnik
melakukan koretasi.
Abortus (aborsi, abortion)
Definisi :
▫ Berakhirnya kehamilan dengan cara apapun
sebelum janin cukup berkembang untuk
dapat/mampu bertahan hidup diluar kandungan.
▫ AS ~ berakhirnya kehamilan sebelum uk 20
minggu (HPHT)
▫ Keluarnya janin / hasil konsepsi yang beratnya
kurang dari 500 gram
Insiden:
• Bila abortus terjadi secara spontan, orang
awam sering menyebutnya keguguran
• Sulit ditentukan secara pasti,
• 10% dari seluruh kehamilan
• 10-15%;
▫ Abortus dini, lupa haid terakhir
▫ Diagnosis kehamilan(kimiawi, klinis)
▫ Abortus ilegal
• Diperkirakan 30% abortus tidak
dikenali(terjadi secara dini)
Patologi abortus

▫ Perdarahan dalam desidua basalis  diikuti nekrosis


jaringan sekitarnya  hasil konsepsi terlepas sebagian
atau seluruhnya, shg merupakan benda asing dalam
uterus  merangsang kontraksi uterus
▫ Uk < 8 minggu biasanya keluar spontan seluruhnya ok
villi korialis belum menembus desidua ~ abortus
komplit
▫ Uk 8-14 minggu, villi korialis sdh menembus desidua
lebih dalam sehingga plasenta lebih sulit lepas secara
sempurna dan komplit ~ abortus inkomplit
Etiologi
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
 Blighted Ovum
 Kelainan kromosom
 Lingkungan endometrium tidak
sempurna
 Pengaruh luar
2. Kelainan plasenta
 endarteritis  oksigenasi plasenta tgg 
ggn pertumbuhan  kematian
mudigah/janin
Etiologi

3. Penyakit ibu
 Radang paru, tifus, malaria dll
 Laparatomi, keracunan, anemia gravis,
dll
4. Kelainan traktus genitalis
 Mioma uteri, kel bawaan uterus,
serviks inkompeten
Etiologi
1. Perkembangan Zigot yang
abnormal
2. Faktor Maternal
3. Faktor Paternal
Perkembangan Zigot yang abnormal
• >80% terjadi dalam 12 minggu pertama
• Pada abortus dini
• Separuhnya ditemukan anomali
kromosom
• Klasifikasikan:
▫ Perkembangan janin dengan kromosom
abormal(aneuploidi)
▫ Perkembangan dengan komponen kromosom
normal(euploidi)
Faktor Fetal

Abnormal ovum.
A cross-section of a
defective ovum
showing an empty
chorionic sac
embedded within a
polypoid mass of
endometrium
Williams Obstetrics 22st edition
Faktor Maternal
• Infeksi;
 Brucella Abortus
 Listeria Monocytogenes
 Mycoplasma Hominis
 Ureaplasma Urealyticum(utama)
 Sifilis
 Chlamydia Trachomatis
 Herpes Genetalis, dll
• Penykit kronis;
 Tuberkulosis
 Karsinomatosis
 Diabetes Melitus
Faktor Maternal

• Pengaruh Endokrin;
▫ Hipertiroidism
▫ Diabetes Melitus
▫ Defisiensi Progesteron
• Nutrisi;
▫ Malnutrisi berat
Endokrinologi kehamilan
Faktor Maternal
• Obat-obatan dan toksin lingkungan;
▫ Tembakau
▫ Alkohol
▫ Radiasi
▫ Gas Anestesi
▫ Arsen, Timah hitam, senyawa Aldehid
• Gamet yang menua;
▫ Usia sperma maupun ovum
▫ Terbukti juga pada percobaan pada
binatang
Faktor Maternal
• Imunologis;
▫ Mekanisme Autoimun; timbul reaksi seluler
maupun humoral yang ditujukan pada suatu
lokasi spesifik pada tubuh hospes.
▫ Mekanisme Aloimun; janin mrpk cangkokan
alogenik yg diterima dg baik oleh ibu ?:
 Histokompatibilitas
 Faktor penghambat sirkulasi
 Faktor supresor lokal
 Antibodi antileukositotoksik maternal
 Anti paternal
Faktor Maternal
• Laparotomi;
▫ Apendisitis
▫ Kistoma ovarii, dll
• Trauma Fisik dan Emosional;
▫ Kecelakaan, kepribadian belum matang & wanita
bebas yang frustasi
• Kelainan Uterus;
▫ Mioma uteri, perlengketan intra uterin, defek
perkembangan uterus
▫ Pemberian DES(Dietil-stilbestrol)
Faktor Paternal

• Sedikit yang diketahui,


• Translokasi Kromosom
• Kehamilan muda : abortus sering didahului
kematian mudigah  abortus
• Kehamilan yg lebih lanjut : sering janin keluar
dalam keadaan masih hidup
• Blighted ovum
• Missed abortion
• Fetus kompresus  fetus papiraseus
Diagnosis
• Wanita usia reproduktif
• Terlambat haid (dx/ hamil)  perdarahan
pervaginam
• Sering disertai mules-mules, sampai ke
pinggang
• Keluar darah tanpa/disertai jaringan
• Pembukaan serviks
Diagnosis

• DD/
▫ KET
▫ Mola hidatidosa
▫ Hamil dengan kelainan serviks
• Secara klinis dibedakan :
▫ Abortus iminens
▫ Abortus insipiens
▫ Abortus inkomplit
▫ Abortus komplit
▫ Abortus habitualis
▫ Abortus infeksiosus
▫ Abortus septik
Abortus iminens
• Hasil konsepsi masih di dalam cavum uteri
• Tidak ada dilatasi serviks
• Mules ringan / -
• Masih bisa dipertahankan
• Penanganan :
▫ Bed rest  aliran darah ke uterus>> dan
berkurangnya rangsangan mekanik
▫ Hormon progesteron ? (kontroversi)
▫ Evaluasi USG
Abortus insipiens
• Hasil konsepsi masih di dalam uterus tapi
dilatasi serviks (+)
• Mules lebih sering dan kuat
• Penanganan dengan evakuasi hasil konsepsi
(kuretase / digital), pada hamil lebih besar
dilindungi dengan oksitosin
Abortus inkomplit
• Dilatasi serviks (+), sebagian jaringan/hasil
konsepsi sudah keluar
• Perdarahan sering banyak  syok
• Perdarahan tidak akan berhenti kalau sisa
jaringan tidak dikeluarkan
• Penanganan : evakuasi (kuretase), uterotonika,
simptomatis
Abortus komplit
• Semua hasil konsepsi sudah keluar
• Perdarahan sedikit
• Ostium uteri mulai tertutup dan uterus mengecil
• Penanganan : simptomatis
Abortus habitualis
• Abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih
secara berturut-turut
• Penyebab :
▫ imunologis, kegagalan reaksi terhadap antigen
lymphocyte trophoblast cross reactive
▫ Serviks inkompeten
• Diagnosis ~ anamnesis
• Yg terpenting adalah identifikasi faktor
penyebab dan faktor risiko
• Penanganan ~ penyebab
Missed abortion
• Kematian janin/mudigah pada uk < 20 minggu
yang tidak keluar/dikeluarkan selama 8 minggu
atau lebih
• Dulu ~ pengamatan, hilangnya tanda klinis
kehamilan
• Sekarang ~ jarang, sejak USG populer
• Biasanya diawali oleh abortus iminens
• Risiko : > 1 bulan  hipofibrinogenemia (ggn
perdarahan)
• Penanganan : evakuasi dengan pertimbangan
klinis, lab, psikologis penderita
Abortus infeksiosus / septik

• Ab infeksiosus : disertai infeksi genetalia


• Ab septik : ab infeksiosus berat disertai tanda tanda
sepsis
• Sering pada abortus buatan / provokatus yg dilakukan
secara tidak profesional
• Diagnosis : abortus disertai febris, jaringan bau, uterus
lembek & Nyeri, takikardi, leukositosis
• Penanganan: AB triple, evakuasi 6 jam bebas panas
Komplikasi abortus
1. Perdarahan
2. Perforasi uterus
3. Infeksi
4. Syok
5. Kematian
KURETASE
• Salah satu cara untuk evakuasi hasil
konsepsi dari dalam uterus pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu
• Kuretase pada abortus inkomplit dan
infeksiosus, pada rest plasenta
• Kuretase tajam dengan sendok kuret
dan kuretase hisap,
• besar tumpul untuk kuret postpartum
Langkah klinik pada kuretase

• Persetujuan medik
• Persiapan sebelum tindakan
▫ Infus terpasang, bersihkan daerah operasi
▫ Kelengkapan alat resusitasi
▫ Obat-obatan(anestesi)
▫ Antiseptik
▫ Oksigen
▫ Instrumen(set kuret)
▫ APD(Baju tindakan untuk operator, masker,
kacamata pelindung, dll)
▫ Sarung tangan steril
▫ Alas kaki
▫ Lampu sorot,
▫ Tempat jaringan dan darah

• Pencegahan infeksi sebelum tindakan


Tindakan :

 Anestesi
 Kateterisasi (kalau perlu)
 Evaluasi ulang, ukuran dan arah uterus serta lebar dilatasi serviks
 Masukkan spekulum sims bawah, kemudian atas sehingga portio
tampak
 Gunakan abortus tang/pinser, bersihkan jaringan dan darah sisa dalam
vagina
 Jepit serviks dengan tenakulum pada jam 11 atau 1
 Tentukan arah dan kedalaman cavum uterus dengan sonde (penera
uterus)
 Menggunakan kuret dg mata sesuai, bersihkan sisa jaringan dalam
kanalis servikalis
Tindakan: lanjutan

 Bila dilatasi serviks cukup lebar lakukan


pengambilan jaringan dengan klem ovum
 Masukkan sendok kuret dengan ukuran yang
sesuai dengan besarnya dilatasi serviks(sendok
terbesar yang bisa masuk), lalu lakukan kerokan
pelan-pelan searah dengan jarum jam
 Keluarkan semua jaringan/darah yang
menggenangi lumen vagina
Tindakan:
▫ Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks
▫ Kuretasi selesai
▫ Kirim contoh jaringan untuk pemeriksaan
patologi
• Cuci tangan setelah tindakan
• Perawatan pasca tindakan
▫ Observasi vital sign
▫ Dokumentasi tindakan, Instruksi tertulis dalam CM

Anda mungkin juga menyukai