Anda di halaman 1dari 29

Bagian Mata

Fakultas Kedokteran Laporan Kasus


Universitas Muslim Indonesia Maret 2018

Disusun Oleh:
Sri Muliani
111 2016 2043

Pembimbing:
dr. Hj. Suliati P.Amir, Sp.M, M.Med.Ed
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. HA
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Umur : 1 tahun 11 bulan
• Agama : Islam
• Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
• Alamat : Jl. Tamangapa Raya III
• No. Register : 170173
• Tanggal Pemeriksaan : 01/03/2016
• Keluhan Utama : Bintik putih pada mata kanan
• Anamnesis Terpimpin :
Yang disadari sejak 1 bulan lalu. Keluhan ini tidak
disertai air mata yang berlebih, tidak ada kotoran mata, dan
tidak nyeri. Awalnya mata sebelah kanan merah 1 minggu yang
lalu disertai mata berair dan kotoran mata berlebih. Riwayat
keluarga dengan keluhan yang sama yaitu sepupu pasien.
Riwayat berobat sebelumnya tidak ada.
Riwayat Persalinan di RS Pertiwi, P5A0, anak ke lima dari
lima bersaudara, lahir cukup bulan, secara normal, BBL 2900 gr.
Riwayat trauma tidak ada. Riwayat kejang saat umur 11 bulan.
• KU : Sakit Sedang/Gizi Cukup/Composmentis
• Tanda Vital :
TD : Tidak dilakukan
Nadi : 90 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu : 37,4 °C
INSPEKSI
Pemeriksaan OD OS

Palpebra Edema (-) Hiperemis (-), edema (-)

App. Lakrimasi Hiperlakrimasi (-) Hiperlakrimasi (-)

Silia Sekret (-) Sekret (-)

Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)

Bola mata Normal Normal

Kornea Sulit dievaluasi Jernih

Bilik Mata Depan Normal Normal

Iris Coklat, Krypte(+) Coklat, Krypte (+)


Pupil Terdapat bintik putih Bulat, sentral, RC (+)

Lensa Sulit dinilai Jernih


Pemeriksaan OD OS

Tensi Okuler Tn Tn

Nyeri Tekan Tidak ada Tidak Ada

Massa Tumor Tidak ada Tidak Ada

Glandula Preaurikuler Tidak ada pembesaran Tidak ada pembesaran


• Tonometri
TOD: Tidak dilakukan pemeriksaan
TOS : Tidak dilakukan pemeriksaan
• Visus
VOD : light perception (-)
VOS : light perception (+)
• Campus Visual
Tidak dilakukan pemeriksaan
• Color Sense
Tidak dilakukan pemeriksaan
A. Penyinaran Oblik

Pemeriksaan OD OS
Bola Mata Dalam batas normal Dalam batas normal
Konjungtiva Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Kornea Jernih. Jernih
Bilik Mata Depan Normal Normal
Iris Coklat, krypte(+) Coklat, krypte (+)
Pupil Terlihat bintik putih Bulat, sentral, RC (+)
Lensa Sulit dinilai Jernih

B. Slit Lamp
SLOD : Tidak dilakukan pemeriksaan
SLOS : Tidak dilakukan pemeriksaan

C. Funduskopi

Tidak dilakukan pemeriksaan


Kesan: Retinoblastoma bilateral, tidak ada metastasis intra-cranial
Seorang anak perempuan berusia 1 tanun 11 bulan dibawa
oleh keluarga di Poli Mata RS Ibnu Sina dengan keluhan mata sebelah
kanan terdapat bintik putih ang disadari sejak 1 bulan lalu. Keluhan ini
tidak disertai air mata yang berlebih, tidak ada kotoran mata, dan
tidak nyeri. Awalnya mata sebelah kanan merah 1 minggu yang lalu
disertai mata berair, nyeri dan gatal. Riwayat keluarga dengan keluhan
yang sama yaitu sepupu pasien. Riwayat berobat sebelumnya tidak
ada.
Riwayat Persalinan di RS Pertiwi, P5A0, anak ke lima dari lima
bersaudara, lahir cukup bulan, secara normal, BBL 2900 gr. Riwayat
trauma tidak ada. Riwayat kejang saat umur 11 bulan.

Dari pemeriksaan inspeksi dengan penyinaran obliq tampak


bintik putih pada pupil pasien. Hasil CT Scan: Kesan: Retinoblastoma
bilateral, tidak ada metastase intracranial.
• DIAGNOSIS
ODS Retinoblastoma Stadium I

• PENATALAKSANAAN
Rencana Kemoretapi

• PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Dubia
Quo ad Sanationam : Dubia
Quo ad Visam : Malam
Quo ad Comesticam : Dubia et malam
Retinoblastoma adalah suatu neoplasma yang berasal dari
neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat
ganas. Merupakan tumor ganas intraokuler yang ditemukan pada
anak-anak, terutama pada usia dibawah lima tahun. Tumor
berasal dari jaringan retina embrional. Dapat terjadi unilateral
(70%) dan bilateral (30%).
Berdasarkan Gejala Klinis
• Stadium I
Pupil lebar. Dipupil tampak refleks kuning yang disebut
“amaorotic cat’s eye “ hal inilah yang menarik perhatian orang
tuanya untuk kemudian berobat. Pada funduskopi, tampak bercak
yang berwarna kuning mengkilap.
• Stadium II
Oleh karena tumor menjadi besar, menyebabkan tekanan
intraokuler meninggi. Glaulpma sekunder yang disertai rasa
sakit yang hebat. Media refrakta menjadi keruh, sehingga
pada funduskopi sukar menentukan besarnya tumor.
• Stadium III
Tumor menjadi lebih besar, bola mata membesar. Menyebabkan
eksoftalmus, kemudian dapat pecah kedepan sampai keluar dari
rongga orbita, disertai nekrose diatasnya.
• Stadium IV
Stadium ini sangat buruk oleh karena tumor sudah masuk
ke kelenjar lymfe pre aurikuler atau sub mandibula.Penanganan
pada stadium ini hanyalah bersifat paliatif saja.
Tumor intraretina kecil, terletak jauh dari
fovea dan diskus optikus.

Seluruh tumor lainnya yang berukuran kecil


dan terbatas pada
retina

Tumor local dengan penyebaran minimal


pada sub retina
atau vitreus.
Mata dengan ukuran tumor besar dengan
penyebaran yang luas pada vitrous dan
subretinal yang juga secara primer.

Mata dengan resiko tinggi seperti tumor


yang telah mencapai lensa, neovaskularisasi,
glaukoma, selulitis orbita, segmen anterior,
bilik mata depan, keterlibatan iris dan
siliaris dalam berkerja.
ANAMNESIS

PEMERIKSAAN
FISIS

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Penyakit PHPV
Coats

Catarac ROP
Kongenital
• Pada retinoblastoma grup A-C, unilateral atau bilateral, diberikan terapi
kemoreduksi, dilanjutkan terapi fokal, dan/atau brakhiterapi / radiasi
eksterna.
• Pada retinoblastoma grup D, pilihan terapi hampir sama dengan grup A-C,
Retinoblastoma • Pada pasien dengan retinoblastoma intraokular lanjut/Grup E, unilateral
ataupun bilateral pilihan terapi enukleasi primer, dengan kemudian
dilakukan evaluasi faktor risiko histopatologi.
Intraocular

• Belum terdapat standar terapi yang jelas untuk penyakit ekstraokular, pada
umumnya meliputi kemoterapi dan/atau radiasi.
Retinoblastoma
Ekstraocular
• Glaukoma
• Osteosarcoma
• Kebutaan
• kematian
• Suhardjono Setiowati, dr. SPM, Diagnosis Dan Penatalaksanaan
Reinoblastoma Di Rumah Sakit dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta in
Update in Retinoblastoma and Pediatric Ophthalmology, Vumc.
• Ilyas Sidarta, Prof. dr. H. SpM, Ilmu Penyakit Mata , edisi ke-5, FKUI,
Jakarta, 2017
• Jon Langmans & Langmans. Medical embryology. EGC, 2014
• Guyton& Hall, buku ajar fisiologi kedokteran. EGC. Jakarta, 2014
• Panduan Nasional Penanganan Kanker Retinoblastoma Kemenkes
2015
• Nelson Waldo E, Nelson textbook of pediatrics vol. 3 edisi 6 Jakarta
: EGC.
• Chantada GL, Dunker IJ, Abramson DH, Management of high risk
retinoblastoma. Expert Rev. Opthalmol. 2012 ; 7 : 61-67
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai