Dokmus 5
Dokmus 5
Kelompok 4:
Naparudin
Laras Respati A
Muflikha Mayazi
Muhammad Arif Rahman
Muhammad Fahreza
Maya Damayanti
Nissa Rizkiani B
Nurul Khafidz S
Puspita Muntiyarso
Samrotul Fuadi
Topik 3: stase forensik-otopsi
Suatu malam di instalasi forensik F, pukul 23.00 WIB. Polisi mengantarkan tersebut
seorang mayat dengan identitas Ny.U (22 tahun). Menurut laporan polisi, mayat
tersebut merupakam korban gantung diri. Pada pukul 17.00 WIB suami menemukan
istri dalam posisi tergantung dengan tali. Suami baru melaporkan kejadian tersebut ke
polisi padaa pukul 19.00 WIB. Setelah dilakukan olah TKP, polisi membawa mayat ke
instalasi forensik untuk dilakukan pemeriksaan luar dan otopsi.
Pemeriksaan luar dan otopsi dilakukan oleh dokter forensik, asisten petugas forensik
dan co-Ass. Dari pemeriksaan luar dan otopsi disimpulkan bahwa penyebab kematian
adalah asfiksia. Setelah otopsi, penjahitan pasca otopsi dilakukan oleh asisten petugas
forensik.
Setelah otopsi, jenazah dimandikan dan dikafani. Saat dimandikan, darah masih keluar
dari bekas jaitan yang dikepala, agar darah tersebut tidak mengenai kain kapan
sehingga petugas forensik menutup bagian kepala dengan kantung plastik. Kemudian
jenazah dikafani dengan kantung plastik masih berada di kepala jenazah.
Saat itu, co-Ass merasa bingung dengan adanya kantung plastik di kepala jenazah dan
akan terbawa saat dimakamkan. Dan dari aspek kedokteran, co-Ass merasa bingung
dengan darah yang terus mengalir dari kepala mayat pasca otopsi.
Learning issues
• Jelaskan maqashid syariah terkait kasus ini?
• Jelaskan indikasi visum?
• Bagaimama hukum islam dan tata cara
mengenai memandikan dan mengkafani
jenazah?
• Bagaimana penjelasan mengenai darah yang
keluar dari kepala setelah wafat secara medis?
• Bagaimana hukum islam mengenai bunuh
diri?
Maqashid Syariah
• Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama)
Pada kasus bunuh diri, seseorang tersebut tidak
menegakkan agamanya. Karena sesungguhnya Allah SWT
melarang seorang manusia membunuh jiwanya sendiri.
(Q.S. An-Nissa (4) : 29
• Autopsi Anatomi
Dilakukan oleh mahasiswa kedokteran terhadap
jenazah yang meninggal secara wajar dalam
rangka belajar mengenai anatomi manusia.
Visum Et Repertum
• Keterangan yang dibuat oleh dokter atas
permintaan penyidik yang berwenang
mengenai hasil pemeriksaan medik terhadap
manusia, baik hidup atau mati ataupun diduga
bagian dari tubuh manusia, berdasarkan
keilmuannya dan di bawah sumpah untuk
kepentingan peradilan.
Peran dan fungsi Visum et Repertum
• Salah satu alat bukti yang sah sebagaimana
tertulis dalam pasal 184 KUHAP. Visum et
repertum berperan dalam proses pembuktian
suatu perkara pidana terhadap kesehatan dan
jiwa manusia.
Dalil mengenai autopsi
• Q.S. Al-Baqarah (2) : 72-73