Anda di halaman 1dari 20

JOURNAL READING

Risk Factors For The Occurrence of


Epistaxis: Prospective Study
Filipa Camacho Chorte, Tiago Orfao, Claudia Camila Dias, Carla Pinto Maura, Margarida Santos

Disusun Oleh:
Faulina Yosia Panjaitan, S. Ked
1665050179
Pembimbing:
dr. Lina Marlina, Sp. THT-KL
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 10 DESEMBER 2018 - 19 JANUARI 2019
JAKARTA
2018
1
2
PENDAHULUAN

3
PENDAHULUAN
■ Epistaksis adalah suatu kondisi klinis umum yang sering terjadi pada
masyarakat dengan persentase insiden 60% pada orang dewasa dan
paling umum terjadi pada kasus emergensi otolaringologi (9.5%-16%)
■ Pencegahan umum epistaksis → mukosa hidung lembab, mencegah
trauma atau iritasi langsung, terapi saline.
■ Jika gagal → kompresi dan/atau vasokonstriktor topikal
■ Faktor pencetus epistaksis → lokal (trauma/iritasi langsung) dan
sistemik (Hereditary Haemorraghic Telangiectasia (HHT)/ Hipertensi)
■ Ketika tidak diketahui penyebabnya → idiopatik
■ Tujuan penelitian  membandingkan karakteristik pasien di IGD THT
karena epistaksis dan gejala lain. Menganalisa faktor dari epistaksis
4
METODE PENELITIAN

5
METODE PENELITIAN

■ Jenis penelitian  Prospektif analitik


■ Lokasi penelitian Pusat rujukan tersier (IGD)
■ Waktu penelitian  25 Januari – 25 Februari 2014
■ Populasi  283 pasien
■ Kriteria inklusi:
– Usia > 18 tahun
– Berobat ke IGD-THT dari jam 8.00 - 20.00

6
METODE PENELITIAN
■ Variabel Penelitian
– Variable terikat:
■ Epistaksis
■ Variabel bebas:
■ Jenis kelamin, usia, tekanan darah, riwayat
penggunaan obat (antiplatelet, antikoagulan,
antihipertensi, , komorbid (HT, DM, dyslipidemia, VCS,
kanker, alcohol), riwayat epistaksis/ trauma hidung,
deviasi septum.
■ Analisis data  IBM SPSS Statistics for Macintosh, version
23 (IBM Corp., Armonk, N.Y., USA).
7
HASIL PENELITIAN

8
9
10
DISKUSI

11
DISKUSI
■ Epistaksis adalah salah satu klinis paling umum
untuk dapat dibawa ke IGD-THT dan dampak penting
dalam biaya perawatan kesehatan
■ Penelitian ini m,embuktikan hubungan antara
pasien epistaksis dengan jenis kelamin laki-laki,
pertambahan usia, penyakit kardiovaskular dan
riwayat epistaksis.
■ Riwayat hipertensi dan tekanan darah tinggi pada
saat observasi bukan merupakan prediktor untuk
masuk ke IGD karena epistaksis.
12
DISKUSI
■ Laki-laki lebih dominan  Penelitian ini sesuai dengan
penelitian lainnya.
■ Antiplatelet dan antikoagulan tidak ada hubungan
■ Hipertensi tidak ada hubungan dengan epistaksis  berbeda
dengan penelitian sebelumnya, hal ini mungkin karena efek
sindrom “white coat”
■ Pentingnya hubungan antara epistaksis dan penyakit
kardiovaskular setelah menyesuaikan untuk faktor risiko
lainnya seperti hipertensi dan obat antiplatelet dan
antikoagulan.
13
DISKUSI
■ Batasan penelitian:
– Di musim dingin jumlah kasus epistaksis meningkat
terutama karena suhu rendah dan pemanfaatan
pemanasan ruangan yang sering  menghasilkan
kelembaban relatif yang rendah  air cenderung
menguap dari permukaan saluran napas dan
hidung,  pengeringan mukosa dan predisposisi
epistaksis.

14
SARAN

15
SARAN
■ Penelitian selanjutnya seharusnya meneliti hubungan
epistaksis dengan ateroskeloris.
■ Mengevaluasi apakah epistaksis dapat mewakili
aterosklerosis
■ Studi tambahan harus dilakukan untuk menyelidiki
apakah epistaksis dapat dianggap sebagai tanda awal
yang dari penyakit aterosklerosis.

16
KESIMPULAN

17
KESIMPULAN
■ Adanya hubungan antara epistaksis dan jenis
kelamin pria, usia yang lebih tua, penyakit pembuluh
darah perifer, penyakit kardiovaskular dan riwayat
epistaksis.
■ Riwayat hipertensi dan adanya tekanan darah tinggi
pada saat observasi tidak merupakan prediktor
epistaksis.
■ Investigasi lebih lanjut dapat mengevaluasi peran
epistaksis sebagai penanda untuk penyakit
aterosklerotik.
18
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai