Disusun Oleh:
Faulina Yosia Panjaitan, S. Ked
1665050179
Pembimbing:
dr. Lina Marlina, Sp. THT-KL
ILMU PENYAKIT TELINGA HIDUNG DAN TENGGOROKAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
PERIODE 10 DESEMBER 2018 - 19 JANUARI 2019
JAKARTA
2018
1
2
PENDAHULUAN
3
PENDAHULUAN
■ Epistaksis adalah suatu kondisi klinis umum yang sering terjadi pada
masyarakat dengan persentase insiden 60% pada orang dewasa dan
paling umum terjadi pada kasus emergensi otolaringologi (9.5%-16%)
■ Pencegahan umum epistaksis → mukosa hidung lembab, mencegah
trauma atau iritasi langsung, terapi saline.
■ Jika gagal → kompresi dan/atau vasokonstriktor topikal
■ Faktor pencetus epistaksis → lokal (trauma/iritasi langsung) dan
sistemik (Hereditary Haemorraghic Telangiectasia (HHT)/ Hipertensi)
■ Ketika tidak diketahui penyebabnya → idiopatik
■ Tujuan penelitian membandingkan karakteristik pasien di IGD THT
karena epistaksis dan gejala lain. Menganalisa faktor dari epistaksis
4
METODE PENELITIAN
5
METODE PENELITIAN
6
METODE PENELITIAN
■ Variabel Penelitian
– Variable terikat:
■ Epistaksis
■ Variabel bebas:
■ Jenis kelamin, usia, tekanan darah, riwayat
penggunaan obat (antiplatelet, antikoagulan,
antihipertensi, , komorbid (HT, DM, dyslipidemia, VCS,
kanker, alcohol), riwayat epistaksis/ trauma hidung,
deviasi septum.
■ Analisis data IBM SPSS Statistics for Macintosh, version
23 (IBM Corp., Armonk, N.Y., USA).
7
HASIL PENELITIAN
8
9
10
DISKUSI
11
DISKUSI
■ Epistaksis adalah salah satu klinis paling umum
untuk dapat dibawa ke IGD-THT dan dampak penting
dalam biaya perawatan kesehatan
■ Penelitian ini m,embuktikan hubungan antara
pasien epistaksis dengan jenis kelamin laki-laki,
pertambahan usia, penyakit kardiovaskular dan
riwayat epistaksis.
■ Riwayat hipertensi dan tekanan darah tinggi pada
saat observasi bukan merupakan prediktor untuk
masuk ke IGD karena epistaksis.
12
DISKUSI
■ Laki-laki lebih dominan Penelitian ini sesuai dengan
penelitian lainnya.
■ Antiplatelet dan antikoagulan tidak ada hubungan
■ Hipertensi tidak ada hubungan dengan epistaksis berbeda
dengan penelitian sebelumnya, hal ini mungkin karena efek
sindrom “white coat”
■ Pentingnya hubungan antara epistaksis dan penyakit
kardiovaskular setelah menyesuaikan untuk faktor risiko
lainnya seperti hipertensi dan obat antiplatelet dan
antikoagulan.
13
DISKUSI
■ Batasan penelitian:
– Di musim dingin jumlah kasus epistaksis meningkat
terutama karena suhu rendah dan pemanfaatan
pemanasan ruangan yang sering menghasilkan
kelembaban relatif yang rendah air cenderung
menguap dari permukaan saluran napas dan
hidung, pengeringan mukosa dan predisposisi
epistaksis.
14
SARAN
15
SARAN
■ Penelitian selanjutnya seharusnya meneliti hubungan
epistaksis dengan ateroskeloris.
■ Mengevaluasi apakah epistaksis dapat mewakili
aterosklerosis
■ Studi tambahan harus dilakukan untuk menyelidiki
apakah epistaksis dapat dianggap sebagai tanda awal
yang dari penyakit aterosklerosis.
16
KESIMPULAN
17
KESIMPULAN
■ Adanya hubungan antara epistaksis dan jenis
kelamin pria, usia yang lebih tua, penyakit pembuluh
darah perifer, penyakit kardiovaskular dan riwayat
epistaksis.
■ Riwayat hipertensi dan adanya tekanan darah tinggi
pada saat observasi tidak merupakan prediktor
epistaksis.
■ Investigasi lebih lanjut dapat mengevaluasi peran
epistaksis sebagai penanda untuk penyakit
aterosklerotik.
18
TERIMA KASIH