Anda di halaman 1dari 30

RINI RULIANTI

(F1C116084)
Ciri – Ciri Umum
 Eukariotik (memiliki membran inti)
 Tidak memiliki klorofil (heterotrof)
 Uniseluler dan multiseluler
 Beberapa memiliki zat warna
 Mendapatkan nutrisi dengan absorpsi
 Bentuknya bermacam-macam
 Dinding sel tersusun dari zat kitin
Uniseluler, misalnya Saccharomyces

Multiseluler, misalnya Lepiota


Berbentuk Payung

Berbentuk bulat

Berbentuk kuping
(Fungi)

Jamur atau Fungi

Zygomicotina Basidiomycotina

Oomycotina Deuteromycotina

Ascomycotina
Divisi Zygomycotina
Pembiakan zygomycotina terjadi secara aseksual dan secara seksual. Daur
hidup dimulai dari pertumbuhan spora menjadi benang hifa yang
bercabang-cabang membentuk miselium dan tubuh multiseluler

Ciri-ciri:
• Hifa tidak bersekat
• Dinding sel dari zat kitin
• Saprofit dan parasit
• Habitat di darat, di tanah yang lembab atau
sisa organisme mati
• Reproduksi seksual dengan zigosporangium
• Reproduksi aseksual dengan sporangium
Gambar Hifa

*Hifa yang bersekat dan tidak


bersekat
KITIN
Merupakan HOMOPOLIMER dari β‐1,4 N‐acetyl‐D
glukosamin dan merupakan polimer kedua terbanyak di alam
setelah selulosa.
• Khitin berbentuk amorf, tidak berwarna, tidak larut dalam air, asam
encer, alkohol dan semua pelarut organik lainnya, namun dapat larut
dalam fluoroalkohol.
• Khitin pada jamur berbentuk fibril yang memiliki panjang yang
berbeda‐beda. S. Cerevisiae memilki panjang 60 nm dan terdapat
pada sekat primer.
• Khitin merupakan penyusun dinding sel jamur klas Basidiomycetes,
Phycomycetes , Ascomycetes dan Lichenes.
• Biosintesis khitin: terjadi karena pertumbuhan hifa yang merupakan
pemanjangan dinding primer dan kemudian dilanjutkan dg. Sintesis
komponen‐komponen sel.
KITIN
Cara Hidup
Heterotrof
– Saprofit = fungi mendapat makanan dari
bahan organik yang sudah mati dan
dapat menghancurkan (menguraikan)
sampah, kotoran hewan, bangkai hewan,
dan bahan organik lain.
– Parasit = memperoleh zat organik dari
orgnisme hidup yg lain (inang)
Habitat
• Di darat

• Di tempat yang lembap

• Mengandung zat organik

• Lingkungan yang asam, manis


Siklus Reproduksi Zygomicota
Contoh
sporangium

sporangiophore
Rhizopus stolonifer

Mucor sp.
NUTRISI JAMUR DARI LINGKUNGANNYA

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak berklorofil sehingga


tidak dapat melakukan fotosintesis untuk menghasilkan
makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-
zat makanan, seperti selulosa, glukosa, lignin, protein, dan
senyawa pati dari organisme lain. Dengan bantuan enzim
yang diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya
seperti benang halus, panjang, dan kadang bercabang).
Bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang
dapat diserap untuk pertumbuhan. Oleh kerena itu, jamur
digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman
yang kehidupannya tergantung pada organisme lain
LANJUTAN
Jamur mengadakan kontak langsung dengan lingkungan yang
mengandung nutrisi. Molekul yang lebih sederhana (seperti gula
sederhana dan asam amino) melalui lapisan tipis pada hifa dapat
langsung diserap. Polimer yang lebih kompleks seperti selulosa,
pati dan protein harus diproses lebih dahulu sebelum digunakan.
Molekul yang terlalu besar untuk dapat diserap akan dihancurkan
oleh enzim ekstraseluler. Sebagian besar nutrisi memasuki sel
fungi dengan sistem transport khusus. Banyak faktor seperti pH,
temperatur, mineral yang dapat mempengaruhi penyerapan
nutrisi. Fungi bersifat khemoorganotrof dan memperoleh
nutrisinya secara absorpsi dengan bantuan enzim ekstraseluler
untuk memecah biomolekul kompleks seperti karbohidrat,
protein, dan lemak menjadi monomernya yang akan diasimilasi
menjadi sumber karbon dan energi
SUBSTRAT NON GLUKOSA
• FUNGI DAPAT TUMBUH PADA SUBSTRAT NON GLUKOSA:
xylosa, asam asetat, asam amino dan asam lemak.

• PEMANFAATAN SUMBER NON GLUKOSA :


1. XYLOSA : merupakan komponen utama hemiselulosa.
Melalui jalur Pentosa Phosphat dapat dikonversikan
menjadi energi.
2. ASAM ASETAT : melalui reaksi Oksal Asetat dengan
Asetil CoA akan terbentuk Asam Sitrat dan melalui
siklus TCA akan menghasilkan energi 12 ATP dan
berbagai prekursor.
3. ASAM AMINO (GLUTAMAT ) : melalui proses
deaminasi menjadi α‐ ketoglutarat masuk ke siklus TCA
menghasilkan 9 ATP.
4. ASAM LEMAK : dikonversi menjadi Asetyl‐CoA ( β‐
oksidase) masuk ke siklus TCA akan menghasilkan
energi dan beberapa prekursor.
GULA SELALU DIBUTUHKAN DALAM PROSES SINTESIS (ASAM
NUKLEAT).

PROSES REGENERASI GULA DENGAN SUBSTRAT NON GULA DISEBUT


DENGAN
GLUKONEOGENESIS.
 Apabila tumbuh pd.substrat asetat : ASETAT akan dikonversi menjadi
asetil‐Co A. Asetil‐CoA → oksaloasetat (melalui lintasan pendek yang
disebut siklus glioksilat)

 Reaksi pertama yang terjadi adalah pemecahan isositrat (6C) →


suksinat (4C) dan glioksilat (2C).
 Glioksilat bereaksi dengan asetil-CoA → malat yang selanjutnya
terbentuk oksalasetat.
 Oksalaset mengalami dekarboksilasi membentuk Phospho Enol Pyruvat
(PEP).
 PEP secara reversibel akan membentuk gula (selama lintasan EM/HDP
berhenti).
 Pembentukan gula terjadi dengan cara yang sama ,jika menggunakan
substrat seperti : asam lemak, asam organik,asam amino, ethanol dsb.
ZYGOMYCOTA
Metabolisme adalah seluruh proses kimia yang terjadi pada
organisme hidup untuk memperoleh dan menggunakan
energi, yang kemudian akan digunakan organisme tersebut
untuk melaksanakan berbagai fungsi hidup.

Produksi energi pemecahan gula pada jamur terjadi melalui 2


jalur utama, yaitu :
EMBDEN‐MEYERHOF (EM) DAN PHENTOSA
PHOSPHAT (PP).

Kedua jalur tersebut memiliki kesamaan yaitu menghasilkan:


GLISERALDEHID‐3P.
 Jalur EM (Embden-Meyerhof), merupakan jalur utama
untuk menghasilkan energi. Jalur EM dimulai dari gula
berkarbon 6 (C6) misalnya glukosa. Glukosa ini akan
mengalami fosforilasi yang akan berubah menjadi fruktosa -1,
6- difosfat dengan memakai energi sebesar 2 molekul ATP.
Kemudian akan dipecah menjadi dua senyawa berkarbon 3
yang akan berubah menjadi 2 molekul asam piruvat. Proses ini
menghasilkan 4 molekul ATP.

 Jalur PP (Pentosa-Phosphat), jalur ini digunakan untuk


keperluan biosintesis, misalnya menghasilkan intermediet
ribose – 5 – fosfat untuk sintesis asam nukleat, dan eritrose – 4
– fosfat untuk sintesis asam amino aromatik.
Jalur embden‐meyerhoff
(Heksosa Dipospat/HDP)
JALUR PHENTOSA PHOSPHAT (Heksosa Mono
Pospat/HMP)
Respirasi pada fungi

 Respirasi : merupakan proses pembentukan energi


yang menggunakan zat anorganik sebagai aseptor
elektron.
 RESPIRASI PADA FUNGI :
1. RESPIRASI AEROB: jika oksigen sebagai aseptor
elektron, siklus TCA berjalan .
2. FERMENTASI : jika tidak tersedia oksigen sebagai
aseptor elektron sehingga menggunakan ZAT
ORGANIK sebagai aseptor elektron. ENERGI BERSIH
YANG DIHASILKAN SANGAT KECIL HANYA 2 ATP
DARI MASING‐MASING MOLOKUL GULA.
3. RESPIRASI AN AEROB :menggunakan zat anorganik
selain oksigen sebagai aseptor elektron.
FUNGSI PEMBENTUKAN ASAM LAKTAT

Pada fermentasi kedelai menjadi tempe maka asam


laktat secara alami akan terben tujuannya agar diperoleh
keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.
Fermentasi asam laktat ternyata juga bermanfaat untuk
meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-
bakteri beracun.
FERMENTASI ETANOL
Fungsi dihasilkan etanol
Etanol (alkohol) terbentuk dari fermentasi tape yang
terlalu lama sehingga etanol akan menghasilkan asam
asetat sehingga menghasilkan tape yang berasa asam

Anda mungkin juga menyukai