Anda di halaman 1dari 18

SPONDYLOLISTHESIS

SPONDYLOLISTHESIS
Definisi :
spondylolisthesis” berasal dari bahasa yunani “.
Spondylo à vertebra
Listhesis à Pergeseran

Spondilolisthesis : pergeseran vertebra kedepan


terhadap segment yang lebih rendah,yang biasa
terjadi pada lumbal vertebra ke 4 atau ke 5 akibat
kelainan pada pars interartikularis
• Spondylolisthesis menunjukkan suatu pergeseran
kedepan satu korpus vertebra bila dibandingkan
dengan vertebra yang terletak dibawahnya.
• Umumnya terjadi pada pertemuan lumbosacral
(lumbosacral joints) dimana L5 bergeser (slip)
diatas S1, akan tetapi hal tersebut dapat terjadi
pada tingkatan yang lebih tinggi.
• Spondylolisthesis pada cervical sangat jarang
terjadi.
• Defek pada tulang umumnya terjadi pada
masa kanak-kanak lanjut.
• Biasanya akibat stres fraktur yang terjadi
akibat tekanan berlebihan pada arkus laminar
vertebra.
• Tekanan yang berlebihan tersebut umumnya
akibat posisi berdiri keatas atau aktivitas
atletik yang menggunakan penyangga
punggung (misalnya senam, sepakbola, dan
lain sebagainya).
Etiologi :
• Bersifat multifaktorial
• Faktor predisposisinya antara lain gravitasi,
tekanan rotasional dan stress fraktur /
tekanan konsentrasi tinggi pada sumbu tubuh
Epidemiologi :
• Usia
5% pada umur 5-7 tahun dan meningkat
sampai 6-7% pada umur 18 tahun
• Seks
Pria>wanita perbandinagn 2:1
• Suku bangsa
Orang berkulit putih 6,4%, > orang yang
berkulit hitam 2,8%.
Klasifikasi :
Lima tipe utama spondylolisthesis (Wiltse et al,
1976):

A. Tipe I ( Diplastik )
bersifat sekunder akibat kelainan kongenital pada
permukaan sakral superior dan permukaan L5
inferior atau keduanya dengan pergeseran vertebra
L5.
B. Tipe II ( Isthmic atau Spondilolitik )
pergeseren satu vertebra yang lesinya terletak pada bagian isthmus
atau pars interartikularis.
Tipe IIA
Disebut juga lytic atau stress spondilolisthesis akibat mikro fraktiur
rekuren yang disebabkan oleh hipereksetensi.
Sering terjadi pada pria.
Tipe IIB
Terjadi akibat mikro-fraktur pada pars interartikularis
pars interartikularis meregang dimana fraktur mengisinya dengan
tulang baru.
Tipe IIC
Sangat jarang terjadi, dan disebabkan oleh fraktur akut pada bagian
pars interartikularis.
Diperlukan Pencitraan radioisotop diperlukan dalam menegakkan
diagnosis kelainan ini.
C. Tipe III ( degeneratif )
Akibat degenerasi permukaan sendi lumbal.
Perubahan pada permukaan sendi tersebut akan
mengakibatkan pergeseran vertebra ke depan
atau ke belakang.
Tipe spondylolisthesis ini sering dijumpai pada
orang tua.
Tidak terdapatnya defek dan pergeseran
vertebra tidak melebihi 30%.
D. Tipe IV (traumatik )
Berhubungan dengan fraktur akut pada elemen
posterior (pedikel, lamina atau permukaan /
facet) dibandingkan dengan fraktur pada bagian
pars interartikularis

E. Tipe V (patologik )
Terjadi karena kelemahan struktur tulang
sekunder akibat proses penyakit seperti
penyakit Pagets, Giant Cell Tumor, dan tumor
atau penyakit tulang lainnya.
Patofisiologi
• Spondylolisthesis displastik sangat jarang,
akan tetapi cenderung berkembang secara
progresif, dan sering berhubungan dengan
defisit neurologis berat.
• Sangat sulit diterapi karena bagian elemen
posterior dan prosesus transversus cenderung
berkembang kurang baik, meninggalkan area
permukaan kecil untuk fusi pada bagian
posterolateral.
• Spondylolisthesis isthmic (juga disebut dengan
spondylolisthesis spondilolitik) merupakan
kondisi yang paling sering dijumpai dengan angka
prevalensi 5-7%.
• Kebanyakan spondylolisthesis isthmik tidak
bergejala, akan tetapi insidensi timbulnya gejala
tidak diketahui. dengan mempelajari
perkembangan pergeseran tulang vertebra pada
usia pertengahan, mendapatkan banyak yang
mengalami nyeri punggung, akan tetapi
kebanyakan diantaranya tidak mengalami/tanpa
spondylolisthesis isthmik.
Sistem grading Myerding (1932)
• Untuk menilai beratnya pergeseran didasarkan
pada pengukuran jarak dari pinggir posterior dari
korpus vertebra superior hingga pinggir posterior
korpus vertebra inferior yang terletak berdekatan
dengannya pada foto X ray lateral.
• Jarak tersebut kemudian dilaporkan sebagai
panjang korpus vertebra superior total:
- Grade 1 adalah 0-25%
- Grade 2 adalah 26-50%
- Grade 3 adalah 51-75%
- Grade 4 adalah 76-100%
- Grade 5 adalah lebih dari 100%
Manifestasi Klinis
• Terbatasnya pergerakan tulang belakang
• Kekakuan otot hamstring ( otot betis )
• Tidak dapat mengfleksikan panggul dengan lutut
yang berekstensi penuh.
• Hiperlordosis lumbal dan thorakolumbal
• Hiperkifosis lumbosacral junction
• Pemendekan badan jika terjadi pergeseran
komplit (spondiloptosis).
• Kesulitan berjalan
Diagnosis
• Nyeri punggung pada regio yang terkena
merupakan gejala khas
• Spasme otot dan kekakuan dalam pergerakan
tulang belakang merupakan ciri spesifik
• Subluksasio bersifat ringan,Postur normal
Subluksasi berat ,gangguan bentuk postur

Tata Laksana
• Terapi nonsurgical
tirah baring.
obat antiinflamasi untuk mengurangi
edema.
analgesik untuk mengontrol nyeri.
therapy physical serta olahraga untuk
melatih kekuatan dan flexibilitas.
• Terapi pembedahan (surgical)
Indikasi pembedahan :
 Klaudikasio neurogenik.
 Pergeseran berat (high grade slip>50%)
 Pergeseran tipe I dan Tipe II, dengan bukti
adanya instabilitas, progresifitas listesis, dan
kurang berespon dengan terapi konservatif.
 Spondylolisthesis traumatik.
 Spondylolisthesis iatrogenik.
 Listesis tipe III (degeneratif) dengan instabilitas
berat dan nyeri hebat.
 Deformitas postural dan abnormalitas gaya
berjalan (gait abnormality).
Prognosis
☻ Secara umum pasien dengan isthmic spondylolisthesis
grade I dan II à prognosa cukup baik dengan terapi
konservatif
☻ Isthmic spondylolisthesis grade III à lebih mempunyai
prognosis bervariasi dan kadang-kadang disertai dengan
nyeri yang persisten pada tulang belakang. Terapi
pembedahan memberikan perbaikan pada gejala
claudicatio dan radikular
☻ Terapi pembedahan dengan dekompresi memberikan
hasil yang memuaskan untuk mengurangi gejala dari
extremitas bagian bawah.

Anda mungkin juga menyukai